Widayat
Raehani Ajeng P. N.
Pembimbing : dr. Arie Zainul Fatoni, Sp.An
Latar Belakang
■ Nyeri merupakan suatu pengalaman sensoris dan emosional tidak
menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan aktual atau
potensial pada jaringan.
■ Tidak semua pasien dapat melaporkan nyeri yang dialaminya. Contoh
khususnya adalah pada pasien kritis yang menjalani perawatan di
Intensive Care Unit (ICU).
■ Pasien yang sakit kritis di ICU mendapatkan tindakan resusitasi
jangka panjang untuk dukungan hidup bagi fungsi-fungsi vital seperti
Airway, Breathing, Circulation, Brain, dan fungsi organ lain,
(Barr, et al.,2013)
■ Jika pasien tidak dapat berkomunikasi secara verbal,
digunakan BPS atau CPOT.
Hydromorphone 0,5–3 mg/jam Depresi respirasi tanpa alat resusitasi, Pilihan terapi pada pasien yang toleransi
0,2–0,6 mg IV peningkatan TIK, cedera kepala, penyakit morfin atau fentanil
Nyeri sedang-berat
setiap 1–2 hr dengan konvulsi, ileus paralitik, menyusui, Akumulasi pada kelainan hepar dan ginjal
kelainan hepar berat
Morphine 2–30 mg/jam Depresi respirasi, obstruksi jalan napas, Akumulasi pada kelainan hepar dan ginjal
2–4 mg IV
Nyeri sedang-berat pengosongan lambung lambat, ileus Bisa menyebabkan pelepasan histamin
setiap 1–2 jam
paralitik, feokromositoma
Methadone IV/PO: Tidak Dapat digunakan untuk memperlambat
10–40 mg direkomendasikan terjadinya toleransi jika dibutuhkan
Depresi respirasi akut, asam akut, peningkatan dosis opioid lainnya.
setiap 6–12 jam Nyeri sedang-berat
alkoholism, ileus paralitik, peningkatan Farmakokinetik dan farmakdinamik tidak
IV: Nyeri neuropatik
TIK, cedera kepala dapat diprediksi
2.5–10 mg
setiap 8–12 jam
Remifentanil N/A Loading dose: Tidak terakumulasi pada kelainan hepar atau
1,5 μg/kg IV Analgesia untuk renal
Maintenance pasien dengan Hipersensitivitas terhadap analog fentanyl Gunakan IBW untuk penghitungan dosis jika
dose: 0,5–15 ventilasi berat badan > 130% IBW
μg/kg/jam IV
Tramadol 100 mg bolus Akumulasi pada gangguan hepar dan ginjal
dan 50 mg tiap
30 menit hingga Nyeri sedang-berat Epilepsi, pasien dalam terapi MAOI
250 mg
Analgesik Non-opioid
Ketorolac
30 mg IM/IV, dilanjutkan
15–30 mg IM/IV setiap 6
jam selama
Nyeri pasca operasi
5 hari; Hindari pada:
max dose = 120 mg/hari Gangguan fungsi renal; perdarahan
selama 5 hari gastrointestinal; abnormalitas platelet;
terapi concomitant angiotensin converting
Ibuprofen enzyme inhibitor, congestive heart failure,
IV: sirosis, asma.
400–800 mg setiap 6 jam
diinfuskan selama > 30 Kontraindikasi untuk terapi nyeri
menit; perioperatif pada coronary artery bypass
Nyeri ringan-sedang
max dose = 3,2 g/hari graft surgery.
PO:
400 mg setiap 4 jam;
max dose = 2,4 g/hari
Ketamine IV: loading dose 0,1-0,5 Hipertensi, eklampsia, preeklampsia, Menyebabkan toleransi akut terhadap opioid
0.5-2
mg/kg diikuti 0,05-0,4 Induksi anestesia penyakit koroner atau miokard berat, CVA, Bisa menyebabkan halusinasi dan gangguan
mg/kg/jam
mg/kg/jam trauma otak psikologis
Anestesia Lokal
Bupivacaine 0,25%
konsentrasi Penyakit CNS yang aktif (meningitis,
Anestesia regional
(maksimal 175 perdarahan intrakranial)
mg)
Lidocaine 4 mg/kg (IV
regional Aritmia, CHF, CAD, Adams-Stokes, blok
Anestesia regional
anesthesia); 4.5 jantung
mg/kg (infiltrasi)
Antikonvulsan
Gabapentin Starting dose = Menyebabkan sedasi, kebingungan, pusing,
100 mg PO tiga ataxia.
kali sehari; Sesuaikan dosis pada gagal ginjal
maintenance Jika dihentikan tiba-tiba, akan
Hipersensitivitas menyebabkan withdrawal syndrome dan
dose = 900–
3600 mg/hari kejang
dalam 3 dosis
terbagi
Nyeri neuropatik
Carbamazepine Starting dose = Menyebabkan nystagmus, pusing, diplopia,
immediate 50–100 mg PO rasa melayang, letargi, anemia aplastik,
release dua kali sehari; agranulositosis, SJS, TEN.
maintenance A/V blok, riwayat depresi sumsum tulang, Menginduksi enzim hepar.
dose = 100–200 riwayat porfiria hepatik
mg setiap 4–6
jam; max dose =
1200 mg/hari