Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

DEMAM BERDARAH DENGUE

DIBAWAKAN OLEH :
Waian Maryati (111 2015 0122)

SUPERVISOR :
Dr.dr. A. M. Luthfi Parewangi, Sp.PD., KGEH

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2016
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Nn. S
 Umur : 20 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 No. Rekam medik : 19-47-64
 Alamat : Jln. Sultan Hasanuddin, Turikale,
Maros
 Tanggal masuk RS : 18 Mei 2016
 Tanggal Pemeriksaan : 20 Mei 2016
 Ruangan : VIP Melati kamar 01
ANAMNESIS
 Anamnesis : Autoanamnesis

 Keluhan utama : Demam


 Anamnesis terpimpin :
Demam dialami sejak 3 hari SMRS, demam dirasakan terus menerus, membaik
setelah minum obat penurun panas dan beberapa jam kemudian pasien kembali
demam. Menggigil tidak ada, keringat malam tidak ada. Sakit kepala ada, pusing
tidak ada, Sesak tidak ada, batuk tidak ada, Nyeri dada tidak ada, nyeri ulu hati ada
disertai mual, muntah tidak ada. Perdarahan hidung ada. BAB lunak warna kuning
frekuensi satu kali, BAK lancar warna kekuningan. Riwayat penderita demam
berdarah di sekitar rumah tidak ada, riwayat berpergian ke luar daerah tidak ada.
STATUS PRESENT
 Sakit sedang
 Status Gizi : Baik (BB : 46 kg, TB :153, IMT : 19,6
kg/m2)
 Compos mentis

TANDA VITAL
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 88 x/menit, regular, kuat angkat
 Pernapaasn : 22 x/menit
 Suhu Axilla : 36,8oC
PEMERIKSAAN FISIS
 Kepala
Ekspresi : Tenang
Simetris muka : Simetris ki= ka
Deformitas : Tidak Ada
Rambut : Hitam, Lurus, Sukar dicabut

 Mata
Eksopthalmus / Enopthalmus : (-)
Gerakan : Dalam batas normal
Tekanan bola mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kelopak mata : Edema -/-
Konjungtiva : Anemis -/-
Sklera : Ikterus -/-
Kornea : Jernih, Reflex +/+
Pupil : Bulat, Isokor Ɵ 2,5 , reflex cahaya (+)
 Telinga Leher
Tophi : (-) KGB : tidak ada pembesaran
Nyeri tekan processus mastoideus : (-) Kelenjar gondok : tidak ada pembesara
Pendengaran : tinnitus (-), otore (-) Kaku kuduk : (-)
Tumor : (-)
 Hidung  Thorax
Perdarahan : (-) Inspeksi : Simetris kiri = kanan
Sekret : (-) Bentuk : Simetris kiri = kanan
Buah dada : Tidak ada kelainan
 Mulut Sela iga : Tidak ada kelainan

Bibir : kering (-), sianosis (-) Lain – lain : tidak ada

Gigi geligi : tdk dilakukan


Gusi : perdarahan (-)
Tonsil : T1-T1, hiperemis (-)
Farings : hiperemis (-)
Lidah : kotor (-)
 Paru Jantung :
Palpasi : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Fremitus raba: kiri = kanan Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Nyeri tekan : Tidak ada
Perkusi : Pekak
Perkusi :
Auskultasi : Bj I/II Murni regular
Paru Kiri : Sonor
Bunyi tambahan : bising sistolik (-)
Paru Kanan : Sonor
Batas paru hepar : ICS VI kanan  Perut :
Batas paru belakang kanan : ICS IX Inspeksi : Cembung, ikut gerakan nafas
Batas paru belakang kiri : ICS X Palpasi : Nyeri tekan (-), massa tekan (-)

Auskultasi : Hati : tidak teraba

Bunyi pernapasan : Vesikuler Limpa : tidak teraba


Lain – lain : tidak ada
Bunyi tambahan : tidak ada
Perkusi : tympani
Auskultasi : peristaltic (+), kesan normal
 Alat kelamin : tidak dilakukan pemeriksaan

 Anus dan rectum : tidak dilakukan pemeriksaan

 Punggung :
Palpasi : nyeri tekan (-) massa tekan (-)
Nyeri ketok : (-)

Auskultasi : Vesikuler

Gerakan : Simetris kiri – kanan

Lain – lain : tidak ada

 Extremitas

Deformitas lengan kiri (riwayat fraktur os. Ulna)


Follow Up
TANGGAL PERJALANAN PENYAKIT INSTRUKSI DOKTER
18/5/2016 Perawatan hari 1 R/
S: - Banyak minum
T : 110/80 mmHg
 Demam (+) hari ke 4 Terus-menerus, - IVFD RL 28 tpm
N : 86 x/i menggigil (-) - Paracetamol inj/8jam /iv
P : 24x/i  Sakit kepala (+), Pusing (-) - Domperidn 10mg/8jam/oral
 Batuk (-) , sesak (-), nyeri dada (-) - Ranitidin 125mg/12jam/oral
S : 38,4 oC
 Mual (+), muntah (-), nyeri ulu hati (+)
Planning
WBC : 3.4 x 10 /ul3
 Perdarahan spontan (+) epiktaksis
 Cek darah rutin
HGB : 11,8 g/dl  Nyeri otot (+)
 Awasi tanda vital dan
RBC : 4,24x106/ul BAB :lunak warna kuning frek. 1X
perdarahan
HCT : 35,5% BAK : Lancar, kuning
PLT : 113 x 10 /l
3
O: SS/GC/CM
 Anemis -/-, ikterus -/-
 BP : Vesikuler
 BT: Ronkhi-/-
Wheezing -/-
 Abd : peristaltik (+) kesan normal
 Rumple leede (+)
A:
- Dengue Hemoragic Fever grade 1
19/5/2016 Perawatan hari 2 R/
S: - Banyak minum
T : 110/80 mmHg
- Demam (+) hari ke 5  IVFD RL 30 tpm
N : 86 x/i
- Nyeri ulu hati (-)  Paracetamol 500mg/8 jam /
P : 20x/i - Mual (-) oral

S : 37,5 oC - Epiktaksis (-) - Domperidn 10mg/8jam/oral


O: - Ranitidin 125mg/12jam/oral
WBC : 8,8 x 103/ul
HGB : 12,2 g/dl  Anemis (-), ikterus (-)  Methylprednisolon
RBC : 4,31x106/ul  Thorax : Ronkhi-/- 1amp/8jam/iv
HCT : 36,2% Wheezing -/-  Imox tab /12jam/oral
PLT : 76x 103/l  BJ I/II murni regular Planning
 Abd : peristaltik (+) kesan  Cek darah rutin/hari
normal  Awasi tanda vital dan
perdarahan
A:
- Dengue Hemoragic Fever
grade 2
20/5/2016 Perawatan hari 3 R/
S: - Banyak minum
T : 110/70 mmHg
- Demam (-), bebas demam H1  IVFD IVFD RL 30 tpm
N : 88 x/i
O:  Paracetamol
P : 24x/i 500mg/8jam/oral
- Anemis -/-, ikterus -/-
S : 36,8 oC - Domperidn 10mg/8jam/oral
- BT: Rk-/- Wh -/-
- Ranitidin 125mg/12jam/oral
Lab: - BJ I/II murni regular

WBC : 8,4 x 103/ul - Abd : peristaltik (+) kesan  Methylprednisolon


HGB : 12,0 g/dl normal 1amp/8jam/iv
RBC : 4,41 x106/ul  Imox tab /12jam/oral
HCT: 36,9% A: Planning
PLT : 67 x 109/l - Dengue Hemoragic Fever grade  Cek darah rutin/hari
2  Awasi tanda vital dan
perdarahan
21/5/2016 Perawatan hari 4 R/

T : 110/80 mmHg S:  IVFD RL 30 tpm


- Demam (-) bebeas demam H2  Paracetamol
N : 80 x/i
500mg/8jam/oral
P : 20x/i O: - Domperidn 10mg/8jam/oral
S : 36,5 oC - Anemis -/-, ikterus -/- - Ranitidin 125mg/12jam/oral

Lab: - BT: Rk-/- Wh -/-  Methylprednisolon


WBC : 9,8 x 103/ul - Nyeri tekan ulu hati (+) 1amp/8jam/iv
HGB : 12,0 g/dl - Edema ekstremitas -/-  Imox tab /12jam/oral
RBC : 4,70 x106/ul - Petekie ekstremitas(+) Planning
HCT: 39,6% A:  Pasien boleh pulang
PLT : 94 x 109/l - Dengue Hemoragic Fever grade
2
RESUME
Perempuan 20 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan
febris dialami sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit,
bersifat kontinue. Pasien juga mengeluh cephalgia,
dyspepsia, nausea dan epiktaksis. Pada pemeriksaan
tanda vital ditemukan TD :110/80, Nadi : 88 x/menit,
pernapasan : 22 x/menit. Suhu 38.4oC. Pemeriksaan fisik
didapatkan dalam batas normal. Dari hasil laboratorium
ditemukan WBC : 3.4 x 103/ul, HGB : 11,8 g/dl, RBC :
4,24x106/ul, HCT : 35,5% dan PLT : 113 x 103/l. Rumple
leede test(+).
 DIAGNOSIS
Dengue Hemorrhagic fever grade 2
 PENATALAKSANAAN  RENCANA
AWAL PEMERIKSAAN
• Banyak minum air putih • Awasi tanda vital dan
• IVFD RL 28 tpm perdarahan

• Paracetamol vial/8 jam /drips • Control darah rutin per hari

- Domperidn 10mg/8jam/oral
- Ranitidin 125mg/12jam/oral
 PROGNOSIS
• Ad Functionam : Dubia ad bonam
• Ad Sanationam : Dubia ad bonam
• Ad Vitam : Dubia ad bonam
Pembahasan
 Definisi
Demam berdarah dengue/DBD (Dengue Haemorraghic
Fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan
penyakit yang banyak ditemukan di sebagian besar
wilayah tropis dan subtropics. Host alami DBD adalah
manusia, agentnya adalah virus dengue yang ditularkan
ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi,
khususnya nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
yang terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia.
Etiologi
 Penyebab penyakit adalah virus dengue. Sampai saat ini dikenal ada
4 serotype virus yaitu :

 Dengue 1 (DEN-1) diisolasi oleh sabin pada tahun 1944

 Dengue 2 (DEN-2) diisolasi oleh sabin pada tahun 1944

 Dengue 3 (DEN-3) diisolasi oleh sather

 Dengue 4 (DEN-4) diisolasi oleh Sather

 Keempat tipe virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di


Indonesia dan yang terbanyak adalah type 2 dan type 3. Penelitian
di Indonesia menunjukkan Dengue type 3 merupakan serotype virus
yang dominan menyebabkan kasus berat
Patogenesis
Perjalanan Penyakit
Diagnosis
 Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus selama 2 –7
hari.
 Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan :
• Uji tourniquet positif
• Petekia, ekomosis, epitaksis, perdarahan gusi
• Hemetamesis dan atau melena.
 Trombositopenia (<100.000 sel/ mm3)
 Terdapat minimal tanda-tanda kebocoran plasma sebagai berikut:
• Peningkatan hematocrit > 20%
• Penurunan hematocrit >20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan
dengan nilai hematocrit sebelumnya.
• Tanda kebocoran plasma seperti: efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.
DD/DBD Derajat Gejala Laboratorium
DD Demam disertai 2 atau lebih tanda: sakit Leukopenia, serologi
kepala, nyeri retro orbital, mialgia, dengue positif
artralgia
DBD I Gejala di atas ditambah uji bendung positif Trombositopenia
(<100.000/ul), bukti
ada kebocoran plasma

DBD II Gejala di atas ditambah perdarahan Trombositopenia


spontan (<100.000/ul), bukti
ada kebocoran plasma

DBD III Gejala di atas ditambah kegagalan sirkulasi Trombositopenia


(kulit dingin dan lembab serta gelisah) (<100.000/ul), bukti
ada kebocoran plasma

DBD IV Syok berat disertai dengan tekanan darah Trombositopenia


dan nadi tidak terukur (<100.000/ul), bukti
ada kebocoran plasma
Penatalaksanaan
 Tidak ada terapi yang spesifik untuk demam dengue, prinsip utama
adalah terapi suportif. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan
tindakan yang paling penting dalam penanganan kasus DBD. Asupan
cairan pasien harus tetap dijaga terutama cairan oral. Jika asupan cairan
oral pasien tidak mampu dipertahankan, maka dibutuhkan suplemen
cairan melalui intravena untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi
secara bermakna
Penatalaksanaan pada suspek DBD
dewasa di ruang rawat
Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan
hematocrit> 20%
Penatalaksanaan sindrom syok dengue pada
dewasa
Pencegahan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai