Peran Dan Fungsi Perawat Dalam Advokasi
Peran Dan Fungsi Perawat Dalam Advokasi
(Hardicre, 2013)
Visible dan Mediator komunikasi
High skilled nursing care & expertise, deteksi dini
perubahan, minimalisir komplikasi penyakit akibat
kondisi kritis
Praktik CCN : pengkajian kompleks, terapi dan
intervensi intensitas tinggi, monitoring khusus, lingkungan
yang kondusif dan manusiawi
Old = tradisional & ritual
Now=evidence based, efisien dan cost efektif
kepuasan, keselamatan, kualitas hidup
Advokat pasien : edukasi dan komunikasi
Fasilitator & translator informasi dari klinisi ke
pasien/keluarga atau sebaliknya (Slatore et al, 2012)
Keluarga pasien di ICU= takut ; syok krisis psikologis
Keluarga pasien kritis merupakan komponen penting peran
perawat
ICU Syndrome/delirium= respon stres di ICU, rentang dari
disorientasi waktu dan tempat sampai konfusi identitas
Sindrom ICU berat =halusinasi visual dan suara, paranoid,
delusi.
Sindrom ICU distres keluarga: tidak dikenali,
berbahaya
Perubahan signifikan sehari-hari dan ke depannya
Keluarga merupakan sumber informasi sangat rentan
stress, peran perawat & tim kes lain: dukungan
psikologis dan arahan jelas
Stress keluargaakan membutuhkan waktu banyak di RS,
abaikan kepentingan pribadi, situasi menegangkan
Disfungsi keluargamenunjukan adanya konflik
Konflik jangka lama berkaitan dengan beban dan
stres keluarga sehingga perawat sulit mengatasi
Rasio perawat:pasien ICU=1:1
Hubungan dekat perawat, pasien, dan
keluargamerupakan hubungan interpersonal dekat
dalam waktu singkat akibat krisis yang dihadapi
keluarga
Krisis terjadi karena anggota keluarga kehilangan
kendali atas kejadian pada keluarga dan takdir
diperburuk dengan kurang pengetahuan masa depan
Keluarga mencari jawaban namun perawat ICU tidak
bisa memberi jawaban pasti
Perawat ICU harus memberikan perhatian, dukungan,
informasi, assessment untuk membantu keluarga
melalui waktu yang menegangkan dan
ketidakpastian
Elemen pengkajian keluarga :
1. Kehadiran keluarga, caring
2. Menerima multipel persepsi
3. Menghargai masing-masing anggota dalam keluarga
4. Menghargai keberagaman
Clinical Judgement
Advocacy & Moral Agency
Caring Practices
Collaboration
Systems thinking
Response to diversity
Facilitation of learning
Clinical inquiry
1 2 3
Resiliency
Vulnerability
Stability
Complexity
Resource availability
Participation in care
Participation in decision making
predictability
Advokasi pasien
Kolaborasi dan komunikasi
Edukasi pasien
Pengkajian dan perkembangan rencana asuhan
interdisipliner
Pencegahan nosokomial
End of life
Manajemen kontinu pasen kritis
Tujuan dan hasil realistis yaitu perkembangan pasien
sesuai dengan best practices dan keinginan pasien
Kondisi mengancam jiwa dan urgensi merupakan kondisi
krisis pasien dan keluarga sehingga perlupendekatan
holistik CCN terintegrasi dengan outcome
AACN= advokasi adalah menghormati dan mendukung
nilai dasar, hak, kepercayaan pasien yang sakit
Skills: pengkajian cepat dan antisipasi respon pasien
terhadap perubahan fisik dan psikologis
Perawat menggunakan pengetahuan berbasis bukti dan
pengalaman utk hadapi stresor internal dan eksternal.
Tujuannya: lingkungan kondusif, peaceful & dignified
death.
Dalam kondisi klinis yang tidak bisa diprediksi, pasien
dan keluarga perlu terus didampingi agar dapat
memahami dan menginterpretasikan gambaran klinis
yang ada
Hubungan saling percaya dan menguntungkan antara
perawat dan pasien/keluarga disebut sebagai fungsi
advokat
Pasien rentan sehingga proteksi perawat otonomi dan
hak individu dalam menerima dan menolak perawatan
perawat advokat = Lingkungan yang aman, kondusif,
pendekatan holistik
“Air traffic controllers” perawatan pasien = konsultan
dalam perawatan multidisiplin menuju keselamatan
pasien & komunikasi ke keluarga
Informasi yang akurat dan dapat dipahami dan
penggunaan bahasa yang tepat untuk pencapaian
tercapai informed consent
Buka jam kunjungan bentuk dari family centered care
Kunjungan keluarga dapat memberikan efek positif
pada pasien, perasaan senang, tenang dan merasa
tidak sendirian
Peningkatan waktu kunjungan dapat meningkatkan
koping pasien hubungan keluarga dan perawat erat
Ronde harian = share informasi, kaji status pasien,
evaluasi kondisi klinis, dan formulasi rencana asuhan
multidisplin
Peran sebagai advocate pasien penting
Privasi pasien dijaga = direct care dengan cara
pemebrian informasi saat interaksi dengan perawat
Pasien = bingung, lupa, terintimidasi,
Stres keluarga= tertutup dan bisa menolak
Mitigasi dilakukan dengan pemberdayaan keluarga
melalui edukasi dan terinformasi
Edukasi keluarga : Peralatan yang digunakan, rasional
terapi yang diberikan, terapi tertentu dapat
membantu penyesuaian terhadap kondisi.
Perawat dianggap sebagai “safe person”
Caring the patients = caring the families (Family center
Care)
Pasien dan keluarga “kaget” lingkngan perawatan kritis
yang kompleks & canggih.
Respons takut & bingung
Orientasi terhadap alat & rasional, staf & peran, nama
ruang & staf tertulis.
Penjelasan singkat dan berdasar tentang proses
penyakit, rencana pengobatan
Teknik edukasipendidikan & komunikasi
Masalah belajar
Edukasi dan belajar
Proses edukasi orang dewasa
Standar edukasi pasien dan keluarga
1. Stres dan penyakit kritis
2. Stres dan penyakit yang berlangsung lama
3. Stres lingkungan baru dapat berupa suara telepon,
lampu terang, alarm, pengumuman, diskusi para staf,
buka tutup pintu otomatis, suara alat
4. Masalah budaya dan bahasa membutuhkan
pemahaman budaya, interpreter bahasa
5. Masalah sensori disebabkan disabilitas & masalah
pendengaran
Ada tiga domain belajar: Kognitif, Afektif , Psikomotor
Prinsip pembelajaran orang dewasa :
1. Need to know
2. Konsep diri
3. Pengalaman belajar
4. Kesiapan belajar
5. Orientasi belajar
6. Motivasi belajar
1. Mengkaji kebutuhan belajar saat krisis
2. Intervensi: strategi belajar efektif di situasi kritis
a. Kesempatan belajar
b. Hubungan keluarga
3. Evaluasi proses belajar
1. Penjelasan tentang rencana perawatan
2. Dasar keselamatan dan praktik kesehatan
3. Medikasi yang aman dan efektif
4. Intervensi nutrisi
5. Manajemen nyeri
6. Peralatam yang efektif dan aman
7. Teknik yang digunakan untuk membantu pasien tidak
tergantung peralatan
8. Strategi mengurangi risiko jatuh
1. Peserta
2. Isi
3. Tanggal dan waktu
4. Status pasien
5. Evaluasi pembelajaran
6. Metode pembelajaran
7. Rencana tindak lanjut dan evaluasi pembelajaran
1. Menentukan masalah
2. Mengidentifikasi dukungan yang ada
3. Memberikan fokus pada perasaan
4. Mengidentifikasi langkah penyelesaian
Hickey & Lewandowski (1988)
77% capek emosional 86% tetap mau terlibat dengan
keluarga; 37% tidak percaya punya pengetahuan utk
atasi kebutuhan keluarga secara psikologis dan emosi,
38% tidak percaya itu tugas perawat
Interaksi nyaman adalah saat menjelaskan peralatan dan
prosesur
O’Malley et al (1991) perawat mengidentifikasi
kebutuhan pasien:
Psikologis
Kognitif
Kenyamanan fisik dan pribadi
Terdapat lima tema yang menjadi hambatan
komunikasi efektif perawat dengan keluarga pasien
dalam perspektif perawat di Intensive Care Unit Rumah
Sakit Umum Al Islam Bandung yaitu:
konflik peran,
faktor demografi keluarga,
kesalahpahaman,
lingkungan dan situasi di ICU,
kondisi psikologis keluarga.
(Arumsari, Emaliyawati, Sriati, 2017)
Perawat yang bekerja di ruangan kritis berisiko
“burnout” lebih besar dibandingkan perawat yang ada
di ruangan lain.
perawat juga manusia dan juga akan mengalami stress
dalam menghadapi pasien dan keluarga yang trauma
secara psikologis.
The study found high level of burnout among 61.7% of
the participants under study. High workload and
intention (P<0.05).
Burnout was measured by high Emotional Exhaustion (EE)
29 (48.3%), high Depersonalization (DP) 15 (25%) and
low Personal Accomplishment (PA) 30 (50%) to leave
were associated with burnout (P
The prevalence of burnout in ICU professionals in the included
studies ranged from 6% to 47%.
The following factors were reported to be associated with
burnout: age, sex, marital status, personality traits, work
experience in an ICU, work environment, workload and shift work,
ethical issues, and end-of-life decision-making.
Conclusions: The impact of the identified factors on burnout
remains poorly understood. Nevertheless, this review presents
important information, suggesting that ICU professionals may
suffer from a high level of burnout, potentially threatening
patient care. Future work should address the effective
management of the factors negatively affecting ICU
professionals
Morton, PG., Fontaine, DK (2013) Critical Care Nursing: A Holistic
Approach. 10th ed, Wolters Kluwer Health: Philadelphia
Martin, BM., Koesel, N (2010) Nurses’ Role in Clarifying Goals in
the Intensive Care Unit. Critical Care Nurse, Vol.30, No.3. diakses
tgl 15 April 2019 http://ccn.aacnjournals.org/
Vance G., Koczen-Doyle D., Mcgee-Mccullough D., Kuzma A.M.,
Butler-Lebair M. (2010) Nursing Care in the Intensive Care Unit
Setting: The Role of the Nurse in the ICU. In: Criner G., Barnette R.,
D'Alonzo G. (eds) Critical Care Study Guide. Springer, New York,
NY
Hardicre, J. (2003) Meeting the needs of families of patients
in intensive care units. Nursing Times; 99: 27, 26–27.
G., Hansen, L., Ganzini, L., Press, N., Osborne, ML., Chestnutt, MS.,
Mularski, RA (2012) Communication by Nurses in The Intensive
Care Unit: Qualitative Analysis of Domains of Patient-Centeres
Care, American Journal of Critical Care, Vol 21: 6. diakses tgl 15
April 2019 , http://ccn.aacnjournals.org/