Anda di halaman 1dari 99

Presentasi Kasus

Nur Annisya Taufiq

Dosen Pembimbing :
dr. Rizki Safaat Nurahim, Sp.OG

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

RSUD DR. SLAMET GARUT

2019
Pasien
 Nama : Ny. E
 Usia : 27 tahun SUAMI
 Pendidikan terakhir : SMA
Nama : Tn. D
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Usia : 22 Tahun
Alamat : Kp. Jelekong
 Alamat : Kp. Jelekong
Pendidikan : SMP
 Agama : Islam Pekerjaan : Wiraswasta
 Marital status : Menikah ( 22 tahun) Agama : Islam
Usia menikah : 22 Tahun
 Tanggal MRS : 24 Juni 2019
jam 10.00
 Ruang : Jade
Anamnesis
 Dikirim oleh : Klinik kebidanan bunda
alya
 Sifat : Rujukan
 Keterangan : Panggul Sempit Relatif
dan Letak Sungsang
 Keluhan Utama :-
 Anamnesa Khusus :
G3P1A1 merasa hamil 9 bulan datang ke
Poliklinik Obstetri RSUD dr.Slamet Garut, mengetahui
bahwa letak anak yang dikandungnya sungsang
berdasarkan dari hasil USG oleh dr. Dadan, Sp.OG di
Klinik Bunda Alya pada tanggal 20 Juni 2019 dan
panggul sempit. Mulas tidak dirasakan oleh pasien.
Pasien menyangkal keluar air-air dari jalan lahir.
Pasien juga menyangkal adanya lendir bercampur
darah yang keluar dari jalan lahir. Pasien merasakan
gerakan janin aktif saat usia kehamilan 4 bulan dan
sampai sekarang masih dirasakan gerakannya.
Riwayat Obstetri
Kehamilan Tempat Penolong Cara Cara BB JK Usia Hidup/ma
kehami persalinan
ke- lan ti

1 Abortus pada tahun 2014 usia 11 minggu


2 RS Bidan Aterm Spontan 2900 Pr 0 Mati
bulan (IUFD)
gr

3 Kehamilan saat ini

Keterangan tambahan
Menikah : Pertama kali
: ♀ 22 tahun, SMA , Ibu Rumah Tangga
: ♂ 22 tahun, SMP, Wiraswasta
 Siklus haid : Teratur
 Lama haid : 7 hari
 Banyaknya darah : 2 kali ganti pembalut
 Nyeri haid : tidak nyeri
 Menarche usia : 14 tahun
 HPHT : 26 – 09 – 2018
 TP : 03 – 07 – 2019
 Jenis : tidak pasang kontrasepsi
 Rencana KB : bersedia dipasang IUD
 Pasien melakukan prenatal care ke bidan sebanyak 6 kali dan
dr. SpOG sebanyak 3 kali. Terakhir pasien prenatal care ke
dr.SpOG tanggal 20-06-2019 yang lalu.
Keluhan Selama Kehamilan Riwayat Penyakit Dahulu

 Mual muntah (-)  Penyakit jantung (-)


 Pusing (-)  Penyakit paru-paru (-)
 Nyeri perut kanan bawah (-)  penyakit Diabetes militus (-)
 Perdarahan dari jalan lahir (-)  penyakit epilepsi (-)
 riwayat asma bronchial (-)
 riwayat hipertensi sebelum
kehamilan (-)
 Kesadaran : Compos Mentis  Leher : Tiroid tidak ada kelainan,
KGB tidak ada kelainan, JVP dalam batas normal
 Keadaan Umum : Baik
 cor : bunyi jantung s1,s2 normal
 Tekanan darah : 120/80 mmhg
regular, Gallop (-), mur-mur (-)
 Nadi : 86 x/menit  Pulmo : Vesikuler (+)/(+), Ronchi (-
 Respirasi : 20 x/menit )/(-), wheezing (-)/(-)
 Abdomen : Cembung lembut, NT (-)
 Suhu : 36,8 0C
 Hepar dan Lien : Sulit dinilai
 Kepala : konjungtiva anemis: -/-,
Sklera ikterik: -/-, pupil: bulat/isokor, Refleks :  Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2,tidak
+/+ ada edema pada ekstremitas, Varieses tidak ada
Pemeriksaan Luar
 TFU/LP : 33/110 cm
 Letak anak : Bokong, 5/5, puka
 HIS : Tidak ada
 DJJ : 136 x/mnt, regular
 TBBA : 3.000 gr
Inspekulo :-
Perabaan Fornises : -
 Vulva / vagina : tidak ada kelainan
 Porsio : tebal lunak
 Pembukaan : tertutup
 Ketuban : tidak dapat dinilai
 Bagian terendah : tidak dapat dinilai
Pemeriksaan konjugata vera 9 cm dan
konjugata diagonal 10.5 cm.
Promotorium Teraba
Linea innominata Teraba seluruhnya
Sacrum Konkaf
Spina Ischiadica Tidak menonjol
Arcus Pubis <900
Os Coccygeus Teraba
Dinding simfisis Konvergen
Kesan panggul Sempit
Pemeriksaan Osborn test : teraba kepala 3 jari diatas simpisis pubis
Pemeriksaan Muller test : kepala anak tidak teraba
Hematologi rutin:
 Hemoglobin :13,9g/dl (12.0 – 16.0)
 Hematokrit : 43% (35 – 47)
 Leukosit : 18.780 /mm3 (3.800-10.600)
 Trombosit : 168.000 /mm3 (150.000-440.000)
 Eritrosit : 4.70 juta/mm3 (3.3 – 6.8)
G3P1A1 gravida 38-39 minggu
dengan panggul sempit relative +
letak sungsang
 R/Terminasi perabdominal (SC)
 Informed Consent
 Pemasangan kateter
 Infus RL 500 CC/20gtt/menit
 Cek darah rutin
 Puasa 6 jam sebelum operasi
 Pasang direct catheter
 Observasi KU, TTV, HIS, DJJ
 Motivasi KB  IUD atau MOW
Nama : Ny. E No CM : 01-18-27 Jam operasi mulai : 08; 40
Umur : 27 tahun Ruang : Jade Kamar Jam operasi selesai : 09.40
:2 Lama operasi : 60 menit
Tanggal : 25/06/2019
Operator : Asisten I : Perawat instrument : Neneng
Elis
dr. Arif Satria Probowo, Sp.OG
Ahli anestesi : Asisten Jenis anestesi : Regional anastesi
anestesi :
Dr. Ibnu, Sp.An Eryan

Diagnosa Pre-Operative : Indikasi operasi :


G3P1A1 Gravida 38-39 minggu Panggul sempit relatif + letak sungsang
dengan Panggul Sempit Relatif +
letak sungsang
Diagnosa pasca bedah : Jenis operasi :
P2A1 partus maturus dengan SC a.i SCTP + Insersi IUD
panggul sempit relatif + letak
sungsang
Kategori operasi : Besar
Desinfeksi kulit dengan : Povidone iodine
LAPORAN OPERASI LENGKAP :
Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik di daerah abdomen dan sekitarnya.
Dilakukan insisi fenenstyle ± 10cm
Setelah peritoneum dibuka, tampak dinding depan uterus
SBR disayat konkaf, bagian tengahnya ditembus jari penolong, diperlebar kekiri dan kekanan
Jam 08.48 : - lahir bayi laki-laki
- BB : 2890 gr - PB : 48 cm
- Apgar 1’=5 5’=7
- Disuntikkan oksitosin 10 IU intramural, kontraksi baik
Jam 08.50 : - lahir plasenta dengan tarikan ringan pada tali pusat
- B : 500 gr - ukuran : 14x9x10 cm
SBR dijahit secara jelujur interlocking dengan benang chromic 2
Dilakukan pemasangan IUD
Perdarahan dirawat
Dilakukan reperitonealisasi dengan peritoneum kandung kemih
Fascia dijahir dengan PGA no I
Kulit dijahit subkutikular dengan benang PGA 3.0
Perdarahan selama operasi ± 200 cc
Diuresis selama operasi ± 100 cc
 Observasi keadaan umum, tensi, nadi,
respirasi, suhu pendarahan tiap 15 menit
sampai pulih
 Infus : RL 500 cc 20 gtt/menit
 Antibiotik
: cefotaxime 2 x 1 gr iv,
Metronidazole 3 x 500 mg iv.
 Analgetik : Kaltrofen 2x100 mg supp
 Puasa : tidak puasa
 Lain-lain: bedrest 12 jam post op, bila
mual dan muntah berikan ondancentron
4mg.
P2A1 partus maturus
dengan seksio sesaria atas
indikasi panggul sempit
relatif + letak sungsang.
Tanggal 25/06/19; Jam: 06.00 WIB
S Mulas (-), keluar air-air dan lender perdarahan dari jalan lahir (-), gerakan janin (+)

Status Generalis
O KU : Baik TFU/LP : 33/110
Kes : CM LA : Bokong 5/5 puka
T : 120/80mmHg His : (-)
N : 88 x / menit BJA : 136 x/menit
R : 20 x / menit
S : 36,7o C

A G3P1A1 gravida 38-39 minggu d/ PSR + Letak sungsang


P Rencana SC hari ini
Infus RL 500 CC/20gtt/menit
Cek darah rutin
Puasa 6 jam sebelum OP
Pasang DC
Tanggal 26/06/2019; Jam: 06.00 – POD I
S Nyeri Luka Operasi (+)
Status Generalis
O KU : Baik Mata: Ca -/-, Si -/-
Kes : CM ASI : (-)
T : 120/70mmHg Abd : Datar lembut
N : 82 x / menit TFU : 2 jari di bawah umbilikus
R : 24 x / menit Kontraksi : Kuat
S : 36,7o C Lo : Tertutup verban
Lokhia : Rubra
BAB/BAK Spontan : Terpasang DC

A P2A1 Partus Maturus dengan Sectio Caesarea atas indikasi panggul sempit relatif + letak sungsang
P Cefotaxime 2 x 1 gr Observasi KU, TTV, Luka bekas operasi
Metronidazole 3 x 500 mg Aff DC
Ketorolac 3 x 30 mg
Tanggal 27/06/2019; Jam: 06.00 – POD II
S Nyeri Luka Operasi (-)
Status Generalis
O KU : Baik Mata: Ca -/-, Si -/-
Kes : CM ASI : (+)
T : 120/80mmHg Abd : Datar lembut
N : 80 x / menit TFU : 2 jari di bawah umbilikus
R : 22 x / menit Kontraksi : Kuat
S : 36,7o C Lo : Kering terawat
Lokhia : Rubra
BAB/BAK Spontan : Terpasang DC

A P2A1 Partus Maturus dengan Sectio Caesarea atas indikasi panggul sempit relatif
P Cefadroxil 2 x 500 mg
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
Sulfas Ferrosus 1 x 300 mg
Tgl Lahir: 25/06/19
Jam: 08.48 WIB
Jenis Kelamin: Laki-laki
BB: 2.890 gr
PB: 48 cm
• Saat ini pasien sedang
hamil kehamilan yang
G3P1A1 gravida 38-39
ketiga dan memiliki
minggu dengan Panggul
riwayat keguguran 1x.
Sempit Relatif + Letak
• Panggul sempiit relative
sungsang.
berdasarkan rujukan dan
dibuktikan dengan
pemeriksaan palvimetri
• Letak sungsang :
pemeriksaan obstertri
Pemeriksaan konjugata vera 9 cm dan konjugata
diagonal 10.5 cm.

Promotorium Teraba
Linea innominata Teraba seluruhnya

Sacrum Konkaf

Spina Ischiadica Tidak menonjol


Pemeriksaan Osborn test : teraba
Arcus Pubis <900 kepala 3 jari diatas simpisis
pubis
Os Coccygeus Teraba Pemeriksaan Muller test : kepala
anak tidak teraba
Dinding simfisis Konvergen

Kesan panggul Sempit


Panggul sempit adalah panggul dengan ukuran (diameter) yang
lebih kecil (perbedaan > 1 cm) dari ukuran normal atau setiap
kelainan pada diameter yang mengurangi kapasitas panggul,
sehingga dapat menimbulkan distosia pada persalinan dengan
kriteria diagnosis sebagai berikut:
1.Kesempitan pintu atas panggul a. Perasat Muller (-)
b. Perasat Osborne
• Panggul sempit relative : jika konjugata vera >8,5 – 10 cm (+)
• Panggul sempit absolut : jika konjugata vera > 8 cm

1.Kesempitan panggul tengah

• Diagnosis dapat ditegakan atas dasar pemeriksaan radiologis. Panggul tengah mungkin
sempit kalua jumlah diameter interspinarium dan diameter sagitalis posterior pelvis
(normalnya 10,5 cm + 5 cm = 15,5 cm) mencapai <13,5 cm. bila diameter interspinarium
<10 cm, atau dinding panggul konvergen, sacrum lurus atau konveks.

1.Bila arkus pubis <900 atau sudut lancip

(Panduan Praktik Klinik Obstetri & Ginekologi, 2018)


Pemeriksaan Luar Pemeriksaan Dalam

 TFU/LP : 33/110 cm • Vulva / vagina: tidak ada


 Letak anak : Bokong, 5/5, kelainan
puka • Porsio : tebal lunak
 HIS : Tidak ada • Pembukaan : tertutup
 DJJ : 136 x/mnt, • Ketuban : tidak dapat
regular dinilai
 TBBA : 3.000 gr • Bagian terendah : tidak
 Inspekulo :- dapat dinilai
 Perabaan Fornises :-
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.
Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni:

Ilmu Bedah Kebidanan, 2007


Pada kasus ini, pasien diputuskan untuk dilakukan
terminasi kehamilan perabdominan yang didahului
dengan pemeriksaan darah rutin, pemberian cairan
infus ringer lactat 500 cc 20 tpm, pemasangan DC, puasa
6 jam sebelum operasi.

Tindakan SCTP (sectio caesaria trans peritonial profunda) yang


dilakukan sudah tepat karena telah memenuhi indikasi untuk
dilakuannya persalinan perabdominal yaitu panggul sempit relatif
dengan letak sungsang.
Panggul Sempit Relatif Letak Sungsang

• Pada kesempitan • Seksio sesaria dilakukan


panggul tengah dan pada keadaan :
pintu bawah dilakukan • Anak mahal
seksio sesaria • Panggul sempit
• Pada panggul sempit • Primi tua
relatif dilakukan partus
• TBBJ >3500
percobaan
• Usia kehamilan kurang
• Pada panggul sempit
dari >37 minggu
absolut dilakukan seksio
sesaria

(Panduan Praktik Klinik Obstetri & Ginekologi, 2018)


Quo ad vitam
• Dubia ad bonam karena setelah pasien partus
keadaan pasien
Quo ad functionam
• Quo ad functionam pasien ini untuk fungsi
reproduksi ad bonam.
Quo ad sanationam
• Pasien ini ad malam karena sudah pasti untuk
kehamilan selanjutnya harus dengan operasi seksio
sesarea.
Pelvis (panggul) tersusun atas empat tulang: sakrum, koksigeus, dan
dua tulang inominata yang terbentuk oleh fusi ilium, iskium, dan
pubis. Tulang-tulang inominata bersendi dengan sakrum pada
sinkondrosis sakroiliaka dan bersendi dengan tulang inominata
sebelahnya di simfisis pubis.
Iskiadia yang terdapat insisura iskiadika mayor dan dibawahnya spina iskiadika
minor. Os pubis terdiri dari pubis kanan dan kiri yang terdapat tulang rawan
disebut simpisis pubis. Seara fungsional panggul terdiri atas 2 bagian yang
disebut elvis mayor dan pelvis minor
Pelvis mayor dadalah bagian pelvis yang terletak di atas linea terminalis, disebut juga false
pelvic. Bagian yang terletak di bawah linea terminalis disebut pelvis minor atau true pelvic.
Bidang pintu atas panggul
a.

(pelvic inlet, apertura pelvis


superior).

Bidang panggul tengah


a.

(midpelvic, dimensi panggul


terkecil).

Bidang pintu bawah panggul


a.

(pelvic outlet, apertura pelvis


inferior).
Panggul dikatakan sempit (Pelvic Contracture) apabila
ukurannya 1-2 cm kurang dari ukuran yang normal.
Kesempitan panggul bisa pada inlet (pintu atas panggul),
midpelvis (ruang tengah panggul), outlet (pintu bawah
panggul), atau kombinasi dari inlet, midpelvis, atau
outlet. Ukuran pelvis normal (untuk janin rata-rata)
termasuk conjugata diagonalis >12,5 cm, conjugata
obstetrik (anteroposterior dari inlet) >10 cm, dan
tranversal dari midpelvis >9,5 cm.
Pembagian tingkat panggul
Pembagian menurut tindakan
sempit

• Tingkat I : CV = 9-10 cm = borderline


• Tingkat II : CV = 8-9 cm = relatif • CV = 11 cm  partus biasa
• Tingkat III : CV = 6-8 cm = ekstrim • CV = 8-10 cm  partus percobaan
• Tingkat IV : CV = 6 cm = absolut • CV = 6-8 cm  SC primer
(mutlak)

Inlet dianggap sempit bila CV kurang dari 10 cm atau diameter


transversalis kurang dari 12 cm. Karena biasanya yang diukur
adalah conjugata diagonalis (CD), maka inlet dianggap sempit
bila CD kurang dari 11,5 cm.
Terjadi bila : Dengan pelvimetri klinik, hanya
dapat dipikirkan kemungkinan
• Diameter intraspinarum 9,5 cm,
atau kesempitan midpelvis, jika :
• Kalau diameter transversa • Diameter interspinarum 9,5 cm, atau
ditambahkan dengan diameter • Kalau diameter transversa ditambahkan
sagitalis posterior kurang dari dengan diameter sagitalis posterior
13,5 cm kurang dari 13,5 cm
Hal ini sangat jarang dijumpai, ditemukan
apabila diameter intertuberous tidak > 8
cm atau bila jumlah diameter transversa
dan diameter sagittalis posterior kurang
dari 15 cm.
Anamnesis
Pemeriksaan
panggul luar
Pemeriksaan Pelvimetri
Fisik Klinis Pemeriksaan
panggul
Pemeriksaan Rontgen dalam
Penunjang Pelvimetri
Cara ini dapat ditentukan secara garis besar
jenis, bentuk, dan ukuran-ukuran panggul
apabila dilakukan dengan pemeriksaan dalam.
Alat-alat yang dipakai antara lain : jangkar-
jangkar panggul Martin, Oseander, Collin,
Boudeloque dan sebagainya.
Distansia spinarum (±24-26 cm), jarak anatara kedua spina iliaka
anterior superior sinistra dan dekstra.

Distansia kristarum (±28-30 cm), jarak yang terpanjang antara dua


tempat yang simetris pada krisna iliaka sinistra dan dekstra.

Distansia oblikua eksterna (ukuran miring luar), jarak antara spina iliaka
posterior sinistra dan spina iliaka anterior superior dekstra dan dari
spina iliaka posterior dekstra dan spina iliaka anterior superior sinistra.
Distansia intertrokanterika, jarak antara kedua
trokanter mayor.

Konjugata eksterna (Boudeloque) ± 18 cm, jarak


antara bagian atas simfisis ke prosesus spinosus
lumbal 5.

Distansia tubernum (± 10,5 cm), jarak antara tuber


iskii kanan dan kiri.
Pemeriksaan panggul dalam (VT) ,yang dievaluasi antara lain :

 Promotorium, linea innominata, spina ischiadika, dinding samping, kurvatura sakrum,

Ujung sakrum, dan arkus pubis.

 Pada pemeriksaan ini dicoba memperkirakan ukuran :

 Konjugata Diagonalis dan konjungata vera

 Distansia Inter Spinarum ( diameter dispinarum )

 Diameter antero – posterior pintu bawah panggul.

 ‘’Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan antara kehamilan pada minggu ke 34 – 35’’


Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui ketidakproporsinal antara
kepala dan pintu panggul.prosedur pemeriksaan adalah sebagai berikut :

1.Dilakukan pada kehamilan 36 minggu

2.Tangan kiri mendorong kepala janin masuk pintu anggul atas

3.Dua jari lainnya di atas simfisis, pembukaan jari berada pada permukaan
anterior dari simfisis

4.Temukan derajat tumpang tindih ketika kepala janin ditekan ke bawah dan ke
belakang.
Kepala dapat ditekan ke dalam pintu panggul dan tidak
terdapat tumpang tindih, berarti hasilnya negatif

Kepala dapat ditekan sedikit, terdapat sedikit tumpang tindih


dari tulang biparietal, sekitar 0,5 cm maka hasilnya PSR
(panggul sempit relatif) dan dilanjutkan dengan tes muller.

Kepala tidak dapt dimasukan kedalam pintu atas panggul


berarti PSA (panggul sempit absolut) positif
Tujan dari pemeriksaan ini adalah untuk
mengetahui adanya ketidakproporsional anatara
kepala dengan pintu panggul dengan melakukan
pemeriksaan dalam. Prosedur sebagai berikut :

• Pasien terlentang,tungaki sedikt fleksi


• Satu tangan memegang kepala dari luar di atas simfisis
• Dua jari tnagan yang lain masuk ke dalam vagina sampai
pintu panggul
• Tangan luar mendorong kepala janin ke arah simfisis
Kepala anak teraba oleh kedua
jari berarti CPD negatif
Kepala anak tidaak teraba oleh
kedua jari berarti CPD positif
Dari foto dapat kita tentukan ukuran-ukuran CV, CO
(Conjugata Obstetrique) = apakah kurang dari normal, CT
(Conjugata Tranversalis), serta imbang kepala panggul.

Indikasi pemeriksaan Rontgen pada kehamilan bila ada


kecurigaan fetopelvik disproporsic atau kecurigaan panggul
sempit, riwayat operasi seksio sesaria atau riwayat forcep serta
riwayat kematian janin dalam persalinan.
Seksio Sesaria
Saat ini ada 2 cara yang
merupakan tindakan utama untuk
menangani persalinan pada
disproporsi sefalopelvik:

Persalinan
Percobaan
Pada ibu : Pada janin

• Persalinan akan berlangsung lama. • Kematian Janin Intrapartal.


• Sering dijumpai ketuban pecah dini. • Prolapsus funikuli.
• Karena kepala tidak mau turun dan • Perdarahan intrakranial.
ketuban sudah pecah, sering terjadi • Kaput suksadaneum dan
tali pusat menumbung. sefalohematoma yang besar.
• Moulage kepala berlangsung lama. • Robekan pada tentorium serebri
• Inersia uteri. karena moulage yang hebat dan
• Ruptur uteri. lama.
• Simfisiolisis. • Fraktur pada tulang kepala oleh
• Infeksi intrapartal. karena tekanan yang hebat dari his.
• Karena partus lama, terjadi
penekanan pada jalan lahir
sehingga terjadilah jaringan
nekrotik dan menjadi fistula.
Letak sungsang merupakan keadaan dimana
janin terletak memanjang dengan kepala di
fundus uteri dan bokong berada di bagian
bawah kavum uteri.
Premat
uritas
Obstruk Multipari
si pelvis
tas

Letak
Sungsang
Kelainan Overdist
uterus ensi
uterus

Panggul Hidrosef
Sempit alus
Anamnesis

• Seringkali wanita menyatakan lebih terasa penuh di bagian atas dan


gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah.

Pemeriksaan Fisik

• Palpasi abdomen :
• Leopold I teraba kepala (keras dan bulat) pada fundus uteri.
• Leopold II teraba punggung pada salah satu sisi abdomen dan
bagian-bagian kecil janin pada sisi yang lain.
• Leopold III–IV teraba bokong dibagian bawah uterus, menunjukkan
tidak terjadinya engagement.
• Denyut jantung umumnya terdapat setinggi atau sedikit lebih tinggi
daripada umbilikus.
Pemeriksaan luar
• Di bagian bawah uterus tidak dapat diraba kepala janin, kepala
teraba di fundus uteri. Kadang – kadang bokong janin teraba bulat
dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak
dapat digerakkan semudah kepala.
Pemeriksaan dalam
• Setelah ketuban pecah dapat lebih jelas adanya bokong yang
ditandai dengan adanya sacrum, kedua tuberositas iskii dan jika
janin telah turun dan memasuki rongga pelvis kemungkinan alat
kelamin janin dapat diraba.
• Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba
di samping bokong
• Presentasi bokong tidak sempurna hanya teraba satu kaki
disamping bokong.
Ultrasonografik
• Presentasi janin
• Sikap
• Ukuran kepala
• Diameter biparietal
• Derajat fleksi janin
• Adanya anomali janin
• Jumlah air ketuban
• Letak plasenta
• Adanya kehamilan ganda atau jumlah kehamilan
• Malformasi jaringan lunak atau tulang janin
• Abnormalitas uterus
• Berat janin dan usia gestasi.
• USG juga dapat untuk mencari kemungkinan adanya lilitan tali pusat
pada leher janin.
• Tentukan penyebab terjadinya letak
sungsang (28-30 mgg)
• Versi luar dilakukan pada usia kehamilan
Dalam 34-38 minggu (jika memenuhi syarat dan
tidak ada kontraindikasi)
Kehamilan
Indikasi versi luar
Letak lintang pada usia
Suatu tindakan untuk kehamilan >34 minggu
mengubah letak janin
Letak sungsang pad
dalam rahim yang usia kehamilan >34
dikerjakan dari luar minggu
Bekas Dugaan Kepala janin
disproporsi Kehamilan defleksi Pasca
seksio kepala
Hipertensi
kembar pada letak miomektomi
sesaria panggul sungsang

Insersi
Hidrosefalus Hidram plasenta Kelainan Panggul
Perdarahan
dan pada bentuk sempit
anensefalus nion dinding uterus absolut
antepartum
anterior
Pada letak sungsang,
bagian terendah janin Bunyi jantung janin
Umur kehamilan
masih dapat baik
dimobilisasi

Pada persalinan Pemeriksaan USG


Ketuban belum pecah
pembukaan >4 cm janin tunggal hidup
Keberhasilan versi luar 35-86 % (rata-rata 58 %). Peningkatan
keberhasilan terjadi pada multiparitas, usia kehamilan, frank
breech, letak lintang. Newman membuat prediksi keberhasilan
versi luar berdasarkan penilaian seperti Bhisop skor (Bhisop-like
score).
• Persalinan pervaginam
• Spontaneous breech (Bracht)
• Fase lambat
• Fase cepat
• Fase lambat

Dalam
• Partial breech extraction: manual
aid, assisted breech delivery
• Total breech extraction
persalinan • Persalinan perabdominam: SC
• Seksio sesaria dilakukan pada keadaan:
• Anak mahal
• Panggul sempit
• Primi tua
• TBBJ >3500 gr

Dalam
• Usia kehamilan <37 minggu (menghubungi bag
perinatalogi untuk persalinan preterm)
• Persalinan direncanakan pervaginam dengan
persalinan memperhatikan hal-hal sbg :
• Awasi kemungkinan tali pusat menumbung pada
ketuban yang sudah pecah
• Dilakukan penilaian skor zatuchini
• Persalinan harus lancer
• Tetes oksitosis dibatasi hanya 1 labu
Arti nilai:
≤ 3 : persalinan perabdominam
4 : evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat
badan janin, bila nilai tetap dapat dilahirkan pervaginam.
>5 : dilahirkan pervaginam.
Mekanisme persalinan letak sungsang yang terbagi atas 3
tahap yaitu persalinan bokong, persalinan bahu dan
persalinan kepala.

Tipe dari presentasi bokong:


a)Presentasi bokong (frank
breech)
b)Presentasi bokong kaki
sempurna (complete breech)
c)Presentasi bokong kaki tidak
sempurna dan presentasi kaki
(incomplete or footling)
Prosedur Melahirkan Bokong & Kaki secara spontan (BRACHT)
• Biarkan persalinan berlangsung tanpa intervensi apapun hingga bokong
tampak pada vulva
• Pastikan pembukaan benar-benar lengkap sebelum memperkenankan ibu
mengejan.
• Perhatikan hingga bokong membuka vulva
• Lakukan episiotomi bila perlu.
• Biarkan bokong lahir, bila tali pusat sudah tampak, kendorkan. Perhatikan
hingga scapula janin mulai tampak divulva. Jangan lakukan tarikan atau
tindakan pada tahap ini.
• Pegang bokong dgn kedua ibu jari sejajar sumbu panggul dan jari lainnya
memegang belakang pinggul janin.
• Tanpa melakukan tarikan angkat kaki, bokong, dan badan janin sehingga
lahir berturut-turut perut, dada, bahu, lengan, dagu, mulut, dan seluruh
kepala.
Prosedur Melahirkan Bokong & Kaki secara spontan (BRACHT)

• 8. Bila pada langkah no. 7 tidak ada kemajuan dan atau tungkai tidak lahir
secara spontan, makan lahirkan kaki satu persatu dengan cara:
• Jari telunjuk dan jari tengah diletakan di belakang paha sebagai bidai
dan lakukan eksorotasi paha sampai tungkai lahir
• 9. Jika bahu dan lengan tidak lahir spontan, maka kita dapat melakukan
maneuver klasik, muller atau lovset
Manuver Klasik

• Dilakukan jika dengan cara BRACHT, bahu dan tangan tidak bisa lahir
• Prosedur:
• Segara setalah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga bokong
dan kaki lahir
• Tali pusat dikendorkan
• Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke atas
• Dengan tangan kiri dan menariknya kearah kanan atas ibu, untuk melahirkan bahu
kiri bayi
• Dengan tangan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu, untuk melahirkan
bahu kanan bayi yang berada dibelakang
• Masukan dua jari tangan kanan/kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar dengan
lengan bayi, untuk melahirkan lengan belakang bayi.
• Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke arah bawah
kontralateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi
depan dengan cara yang sama
Manuver Muller

• Dilakukan jika dengan cara BRACHT,


bahu dan tangan tidak bisa lahir
• Prosedur:
• Melahirkan bahu depan terlebih
dahulu dengan menarik kedua kaki
dengan cara yang sama seperti
klasik, ke arah belakang
kontralateral dari letak bahu depan.
• Setelah bahu dan lengan depan lahir
dilanjutkan langkah yang sama
untuk melahirkan bahu dan lengan
belakang.
Manuver Louvset

• Dilakukan bila ada lengan bayi yang


terjungkit keluar di belakang
kepala/nuchal arm.
• Prosedur:
• Setelah bokong dan kaki lahir,
memegang bayi dengan kedua tangan
• Memeutar bayi 180 derajat dengan
lengan bayi yang terjungkit ke arah
penunjuk jari tangan yang nuchal
• Memutar kembali 180 derajat ke arah
yang berlawanan ke kiri/ke kanan,
beberapa kali hingga kedua bahu dan
lengan dilahirkan secara klasik dan
muller.
Manuver Mauriceau-Smellie-Veit

• Letakan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan


bayi seolah-olah menunggang kuda
• Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut. Jari telunjuk dan
jari ke empat mencengkeram fossa kanina (maksila)
• Tangan kanan memegang/mencengkram bahu tengkuk
bayi.
• Minta seorang asisten menekan fundus uteri
• Bersamaan dengan adanya his, asisten menekan fundus
uteri, penolong persalinan melakukan tarikan ke bawah
sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing jari yang
dimasukkan untuk menekan dagu atau mulut.
Manuver Naujoks

• Teknik ini dilakukan apabila kepala masih tinggi


sehingga jari penolong tidak dimasukkan ke
dalam mulut janin. Kedua tangan penolong yang
mencengkram leher janin menarik bahu curam
ke bawah dan bersamaan dengan itu seorang
asisten mendorong kepala janin ke arah bawah
• Cara ini tidak dianjurkan lagi karena
menimbulkan trauma yang berat
Manuver Prague Terbalik

• Teknik ini dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun kecil


berada di belakang dekat sacrum dan muka janin
menghadap simpisis.
• Satu tangan penolong mencengkram leher dari bawah
dan punggung janin diletakan pada telapak tangan
penolong
• Tangan penolong yang lain memegang kedua
pergelangan kaki, kemudian ditarik keatas bersama
dengan tarikan pada bahu janin sehingga perut janin
mendekati perut ibu
Manuver Cunam Piper

• Asisten memegang badan janin pada kedua kaki dan kedua


lengan janin diletakkan dipunggung janin.
• Badan janin dielevasi ke atas sehingga punggung janin
mendekati punggung ibu
• Pemasangan cunam piper sama prinsipnya dengan
pemasangan pada letak belakang kepala. Hanya saja
cunam dimasukkan dari arah bawah sejajar dengan
pelipatan paha belakang.
• Setelah oksiput tampak dibawah simpisis, cunam dielevasi
ke atas dan dengan suboksiput sebagai hipomoklion
berturut-turut lahir dagu, mulut, muka, dahi dan akhirnya
seluruh kepala lahir.
Dari faktor ibu:
• Perdarahan oleh karena trauma jalan lahir atonia uteri, sisa placenta.
• Infeksi karena terjadi secara ascendens melalui trauma (endometritits)
• Trauma persalinan seperti trauma jalan lahir, simfidiolisis.

2. Dari faktor bayi:


• Mortalitas dan morbiditas lebih tinggi
• Perdarahan seperti perdarahan intrakranial, edema intrakranial,
perdarahan alat-alat vital intra-abdominal.
• Infeksi karena manipulasi.
• Trauma persalinan seperti dislokasi/fraktur ektremitas, persendian
leher,rupture alat-alat vital intraabdominal, kerusakan pleksus brachialis
dan fasialis, kerusakan pusat vital di medulla oblongata, trauma langsung
alat-alat vital (mata, telinga, mulut), asfiksisa sampai lahir mati.
Angka morbiditas dan mortalitas
ibu dan janin pada persalinan
sungsang pervaginam lebih besar.
 Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi atau dengan
garis paha melintang atau miring.
 Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul, terjadi
putaran paksi dalam sehingga trokanter depan berada di
bawah simfisis.
• Penurunan bokong dengan trokanter belakangnya berlanjut,
sehingga distansia bitrokanterika janin berada di pintu bawah
panggul.
• Terjadi persalinan bokong, dengan trokanter depan sebagai
hipomoklion.
• Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral janin untuk
persalinan trokanter depan, sehingga seluruh bokong janin lahir.
• Jika bokong tidak mengalami kemajuan selama kontraksi
berikutnya, episiotomi dapat dilakukan dan bokong dilahirkan
dengan traksi ke bawah perut.
• Terjadi putaran paksi luar, yang menempatkan punggung bayi ke
arah perut ibu.
• Penurunan bokong berkelanjutan sampai kedua tungkai bawah
lahir.
• Jika kaki janin telah keluar, penolong dapat menyusupkan tangan
sepanjang kaki anterior dan melahirkan kaki dengan flexi dan
abduksi sehingga bagian badan lainnya dapat dilahirkan.
• Bahu janin mencapai pelvic 'gutter' (jalan sempit) dan melakukan putar paksi
dalam sehingga diameter biacromion terdapat pada diameter anteroposterior
diameter pelvic bagian luar.
• Secara simultan, bokong melakukan rotasi anterior 90o. Kepala janin kemudian
masuk ke tepi pelvik, sutura sagitalis berada pada tepi diameter transversal.
Penurunan ke dalam pelvic terjadi dengan flexi dari kepala.

Anda mungkin juga menyukai