Anda di halaman 1dari 47

WINE KNOWLEDGE

WINE
1 APAKAH WINE ITU?
• Wine adalah fermentasi anggur masak atau buah-buahan lainnya yang murni dan alami. Dalam fermentasi itu,
ragi yang ditambahkan pada perasan buah anggur secara alami membentuk dan
• mengubah kandungan gula pada buah anggur menjadi alkohol dan karbon dioksida. Proses fermentasi ini akan
terhenti ketika kandungan alkohol dalam anggur yang baru dibuat mencapai tingkat tertentu, biasanya di atas
12,5% dari volume. Alkohol yang terbentuk mematikan bakteri alami pada ragi sehingga proses fermentasi
berhenti dengan sendirinya. Ketika semua kandungan gula alami diubah menjadi alkohol, anggur tersebut di
kategorikan sebagai ‘dry’/kering, sekali lagi biasanya diatas 12,5% dari volume. Sedangkan anggur yang masih
mengandung gula yang tidak ter-fermentasi di dalam larutan itu dikategorikan sebagai ‘sweet’/manis. Tingkat
kemanisan wine ditentukan oleh persentase sisa gula yang tidak ter-fermentasi.
2 JENIS-JENIS ANGGUR?

• Wine terdiri dari kategori – kategori berikut ini;


• Ø Tabel Anggur Meja (Table Wine): Anggur Merah, Anggur Putih, atau Rose Wine. Sebagian besar
memiliki kandungan alkohol di bawah 14% dan disajikan sebagai pelengkap jamuan makan.
• Ø Anggur Fortified /Dessert Wines: Memiliki kandungan alkohol 15% sampai 24% dan
memiliki tambahan alcohol alami dari anggur matang yang di tambahkan selama masa pengeraman.
• Ø Sparkling Wines: Anggur ini mengandung karbon dioksida sebagai hasil dari fermentasi lanjutan yang
terjadi baik di dalam botol - seperti Champagne - atau dalam drum besar yang tertutup seperti; Asti,
Prosecco, dan beberapa merek lainnya.
3 YANG MEMBERI WARNA PADA ANGGUR
Hasil perasan anggur hampir semua berwarna putih;
warna anggur berasal dari kulitnya.
 Red Wine difermentasi bersama dengan kulit
buah anggur, sehingga pigmen alami dari kulit
memasuki anggur dan memberikan warna.
 Anggur putih atau White Wine difermentasi tanpa
kulit, yang dibuang dan dibersihkan setelah
ditumbuk.
 Rose Wine difermentasi dengan kulit buah untuk
waktu yang singkat, dan kemudian perasan
anggur disaring untuk menyelesaikan
fermentasinya tanpa kulit buah.
4 YANG DIMAKSUD DENGAN VARIETAS ANGGUR

• Di Amerika Serikat, varietas anggur diberi label sesuai dengan anggur dominan yang menjadi bahan
utamanya. Contoh varietas anggur adalah: Chardonnay, Cabernet, Sauvignon Blanc, dan Chenin.
Varietas anggur di Amerika Serikat harus terdiri dari minimal 75% dari anggur utama yang dinyatakan
pada label.
• Di Eropa, anggur biasanya tidak dinamai menurut varietasnya, melainkan menurut daerah di mana
anggur itu tumbuh.
5 BAGAIMANA SWEET WINE DIBUAT?
Ada dua jenis anggur yang termasuk dalam category sweet wine, yaitu
fortified wine dan late harvested wine (anggur yang dipanen pada saat sudah
sangat matang).
Fortified Wine seperti; Port, Sherry, Madeira, dan banyak tiruan lain, dibuat
dengan menambahkan alcohol anggur alami pada wine yang sedang
difermentasi. Proses ini bermaksud untuk memberikan kadar alcohol yang
cukup untuk menghentikan proses fermentasi pada bakteri di dalam ragi.
Rasa manis pada Port dan beberapa anggur Madeira biasanya hanya
berasal dari residu gula pada buah anggur yang tidak terfermentasi.
Sedangkan Sherry dan beberapa anggur Madeira lainnya mendapatkan
rasa manisnya setelah fermentasi berakhir sempurna (menjadi dry) baru
kemudian ditambahkan pemanis.
Late harvested wine menjadi manis karena residu gula alami yang berasal
dari anggur matang yang dipanen. Anggur jenis ini diproduksi dengan bahan
buah anggur yang sangat matang, yang mengandung kadar gula tinggi. yang
terkenal adalah; Sauternes dari Perancis atau Beerenauslese dari Jerman.
Di Amerika Serikat anggur yang termasuk dalam kategori Late harvest harus
menyatakan kandungan kadar gula pada saat dipanen dan kadar residu gula
setelah selesai difermentasi. Kebanyakan anggur jenis ini memiliki
kandungan alcohol 9 – 12%. Fermentasi biasanya berhenti secara alami
setelah kadar alcohol mencapai tingkatan tertentu.
6 GENERIC WINE

• Nama anggur generik di Amerika seperti Burgundy, Rhine, dan Sauterne mulai dikenal ketika Emigran
Eropa pertama kali membuat anggur di negara ini dan memberi nama menurut daerah anggur yang
memiliki karakteristik serupa. Produsen anggur di AS lebih memilih untuk menggunakan label varietas
untuk anggur premium buatan mereka,yang menjelaskan varietas anggur yang digunakan.
7 APAKAH “TANNIN” ITU?

• Tannin adalah asam organik yang terkandung dalam kulit dan biji anggur yang menentukan
kualitas anggur muda. Zat ini lebih jelas dalam anggur merah karena diekstrak dari kulit selama
fermentasi. Kadar tanin pada anggur berhubungan dengan potensi penuaan anggur itu. Pada wine,
tannin tersimpan sebagai sedimen bersama dengan bahan lain, seiring dengan anggur itu menua di
dalam botol.
• Penikmat anggur merasakan kandungan tannin pada garis gusi, di bagian dalam pipi, dan jika kadarnya
tinggi bisa terasa di langit-langit mulut dan pangkal lidah. Para ahli anggur sering menggambarkan
sensasi kadar tannin pada anggur merah yang kenyal, berkerut, dan kesat yang menyenangkan.

8 MENGAPA RED WINE BISA DINIKMATI PADA SUHU RUANGAN SEMENTARA WHITE
WINE LEBIH NIKMAT JIKA DI DINGINKAN ?

• Red wine yang ringan sebaiknya disajikan pada suhu 58-62o F, sedangkan red wine yang lebih berat
harus berkisar antara 62o – 65o F. White wine mengandung tannin yang sangat sedikit dan tingkat
keasamannya lebih tinggi disbanding red wine. Menyajikan white wine yang sudah di dinginkan
membuat aroma buahnya menjadi lebih berasa, dan membuat keasaman anggur terasa lebih segar
sehingga wine terasa lebih nikmat dan menyegarkan.
• Namun jangan mendinginkan white wine secara berlebihan; 46-48o F untuk Champagne dan Sparkling
wines, 47 – 52o F untuk white wine ringan, dan 52 – 55o F untuk white wine yang lebih berat. Lebih baik
jika bertanya terlebih dahulu kepada para tamu, seperti apa mereka ingin wine-nya disajikan, karena
merekalah yang akan menikmati wine tersebut.
9 BOLEHKAH SISA WINE YANG DISAJIKAN DINGIN
DISIMPAN DI LEMARI PENDINGIN?

• Boleh, tetapi sebaiknya tidak dikonsumsi setelah satu atau dua minggu sejak pertama kali botolnya dibuka
karena sudah terkontaminasi dengan udara luar sehingga mempengaruhi ketajaman rasa. Wine yang sudah di
dinginkan tidak boleh lagi disimpan pada suhu kamar.
10 MENGAPA SANGAT PENTING UNTUK
MEMBIARKAN RED WINE “BERNAFAS”?

• Sebelum disajikan, akan lebih baik jika botol red wine dibuka dan dituang terlebih dahulu, kemudian
dibiarkan setidaknya 20 menit. Wine mengandung mikro organisme yang hidup dan saat wine
dituangkan, maka dia akan menyerap oksigen dari udara yang disebut proses oksidasi. Dengan hanya
membuka sumbat tutup botolnya saja tidak cukup karena leher botol yang sempit kurang mencukupi
untuk penyerapan oksigen dalam proses oksidasi. Proses oksidasi ini memperkuat aroma wine dan
memberikan kelembutan sekaligus ketajaman rasa wine tersebut. Wine yang tua (20 tahun keatas)
sebaiknya dibuka sebelum dituang dan dinikmati.

11 MENGAPA HARGA SEBOTOL WINE BISA DUA KALI LIPAT LEBIH
MAHAL DARI WINE SEJENISNYA?

• Lokasi anggur ditanam, jenis tanah, ketinggian lahan, daya serap tanah, dll, merupakan faktor yang
sangat menentukan dalam memproduksi wine yang berkualitas. Perkebunan anggur yang memenuhi
beberapa unsur penting tentunya tidak bisa di dapatkan dengan mudah. Karena itulah, untuk
mendapatkan buah anggur yang berkualitas tentu saja dibutuhkan cost yang tinggi sehingga
berpengaruh terhadap harga wine.
• Faktor lainnya kemungkinan besar adalah umur wine itu sendiri. Banyak produsen anggur yang
menyimpan wine hasil produksinya selama bertahun-tahun sebelum dipasarkan agar kompleksitas rasa
dan karakter wine menjadi semakin tajam. Tentu saja prinsip ‘supply and demand’ juga berpengaruh
terhadap nilai jual wine itu sendiri.
12 APAKAH ARTINYA “VINTAGE YEAR” ?

• Buah anggur dipanen setiap tahun, namun ada waktu panen yang istimewa untuk buah-buah anggur ini. Waktu
khusus ini disebut “vintage year” dimana kondisi cuaca dan faktor-faktor lainnya sangat memungkinkan untuk
menghasilkan panenan dengan kualitas buah anggur terbaik.

13 WINE HARUS DITUANG KE WADAH LAIN SEBELUM
DISAJIKAN

• Beberapa red wine yang sudah berumur (dan juga beberapa yang masih muda) biasanya mengandung sedimen atau
endapan. Hal ini dapat merusak cita rasa dan kemurnian red wine khususnya pada akhir penuangan dari botol wine.
Karenanya, red wine harus dituang secara perlahan dan ‘steady’ ke wadah yang lain, lalu berhenti saat sedimen atau
endapan sudah mencapai leher botol wine. Senter atau lampu kecil yang di sorotkan dari luar botol biasanya dipakai
untuk membantu kita melihat endapan wine ini. Yang lebih penting, dengan menuangkan ke wadah lain, proses
oksidasi bisa berjalan dengan baik. Hal ini dapat menambah cita rasa dan ketajaman red wine.


PROSES PRODUKSI WINE
1 PANEN

• Kebanyakan buah anggur matang pada akhir musim panas dan awal musim gugur. Panen buah anggur
ini dimulai pada waktu terhangat di awal bulan Agustus, tetapi panen besarnya, atau ‘vintage’ biasanya
terjadi di bulan September dan Oktober. Beberapa tes dilakukan untuk menentukan waktu yang tepat
untuk memanen buah anggur. Penentuan ini berdasarkan kandungan gula dan kematangan buah, cita
rasa dan aroma, serta keseimbangan rasa buah. Saat buah anggur mulai matang, kadar gula alami
dalam buah meningkat sedangkan kadar asam dalam buah menurun. Untuk wine yang mengutamakan
‘tart’ atau cita rasa getir, buah anggurnya dipanen lebih awal pada saat kadar keasaman buah masih
tinggi.

2 PEMERASAN

• Kebanyakan wine yang berkualitas tidak lagi melakukan pemerasan secara manual setelah dipanen.
Proses pemerasan yang lebih ‘halus’kini dilakukan oleh banyak produsen wine. Fermentasi kadang juga
dilakukan saat buah masih dalam bentuk utuh, bahkan untuk varietas yang berkulit tebal seperti
Cabernet Sauvignon dan Syrah.

3 FERMENTASI

• Perasan buah anggur ditampung dalam wadah khusus untuk fermentasi. Waktu yang dibutuhkan untuk
proses fermentasi ini bervariasi dari beberapa hari sampai beberapa minggu. Jika rasa manis wine lebih
diutamakan, proses fermentasi dihentikan saat kandungan gula pada buah masih tertinggal sesuai yang
diinginkan. Kontrol yang ketat pada proses fermentasi ini sangat menentukan kualitas wine yang
dihasilkan.
4 PENGERAMAN / PENUAAN

• Segera setelah proses fermentasi selesai, wine yang dihasilkan ditempatkan pada tanki penyimpanan
yang besar untuk memulai proses pengeraman/penuaan. Proses ini dapat memakan waktu berbulan-
bulan, bahkan bertahun-tahun tergantung dari hasil wine yang diinginkan. Pada saat proses penuaan
berlangsung, sedikit demi sedikit sedimen dan endapan akan turun ke dasar tanki. Tanki penuaan atau
pengeraman wine ini bisa berukuran besar atau kecil dan terbuat dari kayu oak atau stainless steel.
5 RACKING / PENYIMPANAN

• Selama masa pengeraman atau penuaan, wine harus di pisahkan dari endapannya secara periodic dan
dipindahkan ke wadah yang bersih. Proses ini disebut ‘Racking’. Untuk mematangkan wine, kebanyakan
produser menyelesaikan proses penuaan pada tong yang terbuat dari kayu oak.
6 BOTTLING

• Bottling adalah proses yang memerlukan ketelitian dan juga standar kebersihan yang tinggi untuk
menghindari kontaminasi. Peralatan khusus dan steril diperlukan agar kualitas wine tetap terjaga. Begitu
wine dibotolkan dan di tutup (corked), mikro organisme didalamnya tetap hidup dan berkembang
sesuai dengan jenisnya. Beberapa wine, khususnya white wine jenis “dry” dan red wine yang ringan
lebih baik jika tidak terlalu matang atau tua. Kebanyakan wine yang berkualitas tetap berproses didalam
botol sampai mencapai tingkat kematangan tertentu yang diinginkan.

C PROSES PEMBUATAN CHAMPAGNE
• Champagne adalah produk unik dari Perancis, meskipun produsen ‘Sparkling Wine’ di seluruh dunia
yang memakai proses yang serupa juga menggunakan sebutan yang sama. Meskipun namanya telah
mendunia, sebetulnya Champagne Perancis berasal dari daerah yang relatif kecil di bagian timur laut
Perancis dimana Champagne diproses secara hati-hati melalui metoda khusus.
Buah anggur untuk bahan Champagne adalah anggur putih Chardonnay dan dua anggur merah: Pinot Noir dan Pinot Meunier.
Champagne berawal dari white table wine tanpa karbon dioksida, meskipun 75% bahannya adalah anggur merah. Champagne
yang sering ditemui bukan berasal dari satu panenan ‘vintage’, tetapi campuran dari beberapa ‘vintage’ (multi vintage). Karena
itulah maka tidak ada sebutan ‘vintage’ pada label Champagne seperti; Veuve Clicquot Yellow label, Moet & Chandon Whitestar,
atau Mumm Cordon Rouge. Kebanyakan multi vintage seperti ini sering disalah artikan sebagai non-vintage. Champagne
mengandung 75-90% wine yang berasal dari tahun yang sama pada saat champagne di produksi, sisanya 10-25% berasal dari 2-5
panenan vintage yang telah disimpan dalam tangki stainless steel, tong kayu oak, atau botol-botol besar. Maka dari itu,
Champagne juga disebut ‘blended wine’ karena berasal dari campuran tiga jenis buah anggur dari lima daerah yang berbeda dan
campuran dari lima wine yang berasal dari tahun yang berbeda. Semuanya di campur dan diproses untuk menghasilkan non-
sparkling wine. Kemudian baru di botolkan dan dikirim ke seluruh dunia. Untuk menciptakan fermentasi lanjutan didalam botol,
proses yang disebut ‘Methode Champenois’ dilakukan, yaitu pengukuran secara cermat terhadap kandungan gula, perasan
anggur, ragi, dan nutrisi ragi. Botolnya kemudian di tutup rapat. Fermentasinya berjalan pada tekanan yang sudah terukur.
Hasilnya adalah peningkatan kadar alkohol sebanyak 0.5 – 1% dan terbentuknya karbon dioksida pada wine.
Botol-botol champagne yang sudah jadi diletakkan secara horizontal di dalam kotak besar selama beberapa bulan atau tahun.
Sedimen dari fermentasi lanjutan akan dengan sendirinya larut. Pada champagne yang lebih murah, fermentasi lanjutan diproses
dalam tangki stainless steel besar, bukan di dalam botol.
Penyajian champagne yang dianjurkan adalah dengan mendinginkan botolnya sebelum dibuka, lalu dituangkan ke gelas yang
disebut tall flute glass agar supaya gelembung karbon dioksida tidak cepat menguap.
D WINE TASTING

• Ada lima hal penting yang harus di pahami saat mencicipi wine; penampilan, aroma, rasa, keseimbangan, dan
finishing.
1 PENAMPILAN WINE
• Tuangkan wine sekitar 2 oz ke dalam gelas, perhatikan warna wine dengan mengamatinya di depan sumber
cahaya. Wine harus bersih dan jernih. Wine yang keruh bisa jadi pertanda kontaminasi bakteri atau mikro
organisme, atau karena sedimen anggur yang tersisa. Pada red wine yang sudah tua, endapan seperti ini bisa
berarti kerusakan atau kontaminasi.
• Warna wine menunjukkan jenis wine, umur, dan bahannya. Masing masing wine punya karakter warna yang
berbeda. Contohnya; Beaujolais yang masih muda dan baik mengandung warna ungu, Chablis berwarna kuning
pucat dengan akhiran kehijauan. Semakin tua, warna wine juga berubah. Red wine biasanya berwarna ungu tua
saat masih muda, lalu berubah menjadi merah ruby atau merah garnet. White wine biasanya menjadi semakin
gelap warnanya, berubah menjadi kuning keemasan.
2 AROMA WINE

• Kebanyakan dari apa yang kita sebut rasa berasal dari aroma. Memutar wine di dalam gelas melepaskan
aroma wine yang sesungguhnya. Ciumlah aroma wine tersebut. Dari aromanya kita bisa menentukan
rasa wine yang kita harapkan. Kita juga bisa mengetahui kualitas wine atau kekurangannya dengan
hanya mencium aromanya. 90% rasa wine juga ditentukan oleh aromanya.

3 RASA WINE

• Mencicipi wine adalah pengalaman yang sangat subyektif, masing-masing orang akan menunjukkan
reaksi yang berbeda terhadap wine tertentu. Berikanlah penilaian melalui beberapa komponen rasa
sekaligus; kadar rasa manis, kadar keasaman, tannin, rasa varietas
4 KESEIMBANGAN/BALANCE
• Salah satu hal penting yang selalu dicari dalam mencicipi wine adalah balance/keseimbangan rasa. Apakah
seluruh komponen dalam wine telah mencapai keseimbangan yang harmonis? Mulut kita bisa membedakan
dan memisahkan banyak rasa seperti; manis, asam, pahit, getir, dan asin. Lebih jauh lagi, mulut kita juga
mampu untuk merasakan ‘bobot’ wine yang kita cicipi; berat, medium, ataupun ringan.
• · Sweetness; Kadar rasa manis selalu ada di dalam wine yang memiliki residu gula alami.
• · Rasa asin alami yang terdapat dalam sebuah wine biasanya jarang ditemukan, kalaupun ada jumlahnya
sangat sedikit dibandingkan dengan beberapa jenis rasa lainnya.
• · Jika terasa sensasi pahit atau getir, biasanya karena kadar tannin yang tinggi di dalam wine. Zat Tannin
yang berasal dari kulit buah anggur adalah unsur penting dalam red wine. Seiring bertambah usia wine, kadar
tannin berkurang dan meningkatkan rasa wine menjadi lebih halus dan bercita rasa.
• · Keasaman pada white wine sangatlah penting. Jika kadar keasaman terlalu tinggi, rasa wine menjadi getir
dan tidak enak. Jika kadar keasaman terlalu rendah, rasa wine menjadi hambar.

5 FINISHING

• ni adalah gambaran rasa yang tertinggal didalam mulut setelah meminum wine. Wine yang tyua dan
berbobot menghasilkan rasa yang kaya. Rasa itu akan tertinggal lama setelah kita menelan wine. Ini
disebut ‘long finish wine’. Sebaliknya, wine muda yang ringan seperti ‘Mosel’ mempunyai rasa yang
lembut namun rasanya cepat menghilang dari mulut kita.


E MEMAHAMI LABEL PADA WINE

• 1. JENIS WINE
• Ø Berdasarkan varietas anggur seperti; Zinfandel, Chenin Blanc, dll. Dalam hal ini, wine harus terbuat
dari setidaknya 75% varietas anggur yang disebutkan.
• Ø Generic wine seperti; Chablis, Burgundy, dll. Tidak ada aturan dan batasan mengenai jenis buah
anggur yang menjadi bahan utamanya.
• Ø Regional wine seperti; Burgundy, Bordeaux, Champagne, dll. Menjelaskan tentang daerah tempat
wine diproduksi.
• Ø Wine yang dikenal dari merk atau nama kepemilikan seperti; Chateau LaSalle, Emerald Dry, dll. Tidak
ada batasan khusus yang jelas mengenai buah anggur yang menjadi bahan utamanya.

2. VINTAGE DATE

• Menjelaskan mengenai tahun dimana buah anggur dipanen. 95% buah anggur yang menjadi bahan
wine harus sesuai dengan tahun yang disebutkan pada label.

3. NAMA DAN LOKASI PEMBUAT WINE (WINERY
• Nama dan lokasi winery adalah nama dagang dan alamat perusahaan yang memproduksi wine. Beberapa
winery mempunyai lebih dari satu nama dagang, dan beberapa juga memakai alamat kantor yang bukan
merupakan tempat produksinya. Perusahaan pengemas wine (bottling company) tidak selalu perusahaan yang
membuat wine.
• Pada label sering terdapat keterangan seperti dibawah ini;
• Ø Grown, Produced, dan Bottled by: …. Keterangan seperti ini menjelaskan bahwa produsen wine yang
menanam 100% buah anggur yang digunakan, dan dalam setiap botol wine hasil produksinya 75% bahannya
adalah buah anggur hasil panen mereka sendiri.
• Ø Made by dan Produced by: …. Keterangan seperti ini menjelaskan bahwa produsen/winery mengolah
setidaknya 75% wine pada setiap botolnya.
• Ø Vinted by, Cellared by, Blended by, Prepared by: …. Maksudnya adalah bahwa nama perusahaan yang
disebutkan bukanlah pihak yang mengolah wine. Perusahaan yang disebutkan pada label hanyalah pihak yang
melakukan pengeraman, penuaan, penyimpanan, dan pengemasan.
4. PENAMAAN GEOGRAFIS

• Menunjukkan daerah asal secara geografis dimana wine tersebut berasal.


• Ø Nama negara bagian (State) atau County: Jika labelnya menyebutkan nama negara bagian atau
daerah tertentu, maka 75% wine pada setiap botolnya harus menggunakan bahan buah anggur yang
ditanam di daerah yang disebutkan.
• Ø Nama daerah pertanian khusus: Jika labelnya menyebutkan nama suatu daerah pertanian khusus,
maka 85% wine pada setiap botolnya harus menggunakan bahan buah anggur yang dihasilkan di daerah
pertanian yang disebutkan pada label.
5. KANDUNGAN ALKOHOL

• Untuk wine yang pada labelnya mencantumkan kandungan alkohol dibawah 14%, kandungan alkohol yang
sebenarnya memiliki toleransi 1.5% dari yang tertulis. Sedangkan yang mengandung alkohol diatas 14%,
toleransi kandungan alkoholnya sebesar 1%.
F PENYAJIAN WINE

• 1. TEMPERATUR
• Menikmati wine yang baik adalah jika wine disajikan dengan temperature yang tepat. Red wine yang ringan
sangat tepat jika disajikan dengan temperatur 58o – 62o F, sedangkan red wine yang lebih berat pada 62o –
65o F.
• White wine mengandung tannin yang sangat sedikit tetapi tingkat keasamannya (acidity) lebih tinggi daripada
red wine. Mendinginkan white wine memperkuat aroma buah dan mempertegas keasamannya sehingga wine
akaan terasa nikmat dan menyegarkan. yang penting dan harus selalu diingat adalah jangan menyajikan wine
lebih dingin dari yang dianjurkan.
• 46o – 48o F untuk champagne dan sparkling wine, 47o – 52o F untuk white wine yang ringan, dan 52o – 55o F
untuk white wine yang lebih berat.

2. WAKTU PENYAJIAN (TIMING)

• Sebaiknya wine segera di bawa ke meja makan segera setelah makanan disajikan. hal ini penting saat
menyajikan red wine karena red wine lebih baik dibiarkan “bernafas” terlebih dahulu sebelum
dinikmati. Kontak dengan udara (oksidasi) membuat red wine semakin nikmat.
• Jika tidak ada wadah lain yang tersedia, tuangkan secara perlahan ke dalam gelas wine agar proses
oksidasi terjadi di dalam gelas. Ingatlah bahwa dengan membuka tutup botolnya saja tidaklah cukup
untuk menghasilkan proses oksidasi yang sempurna.
3. PRESENTASI
Jika anda menyajikan wine kepada tamu, ingatlah beberapa hal berikut ini;
 Tunjukkan dan peganglah botol wine disebelah kanan tamu yang meminta
wine. Botolnya harus utuh dan tertutup rapat.
 Tunjukkan botol wine dengan label menghadap kepada tamu yang
memesan. Jelaskan mengenai tahun pembuatan, produsen (winery), jenis
wine dan tahun pembuatan wine. untuk memastikan bahwa wine telah
sesuai dengan pesanan atau permintaan tamu.
 Tunggu dan mintalah ijin untuk membuka botol. Jangan membuka botolnya
sebelum mendapat ijin dari tamu.
 Bukalah botol wine dengan prosedur yang benar.
 Tuangkan sekitar 1 – 2 oz wine ke dalam gelas tamu.
 Selama menunggu penuangan berikutnya, peganglah botol dengan label menghadap ke
tamu.
 Lanjutkan penyajian jika tamu mengijinkan atau meminta.
 Jika tamu tidak menyetujui , atau tidak menyukai wine yang disajikan, ambil gelas dan
botolnya dan laporkan kepada supervisor anda. Mungkin dia akan menyarankan wine yang
lain untuk disajikan.
 Jika anda menyajikan red wine, mintalah ijin terlebih dahulu untuk menuangkannya ke dalam
gelas agar wine ‘bernafas’ dahulu di dalam gelas.
 Jika ada beberapa tamu pada satu meja, tuangkan wine dalam jumlah yang sama pada setiap
tamu. Bergeraklah sesuai arah jarum jam mengelilingi meja saat menuangkan wine. Ingatlah
untuk melayani wanita terlebih dahulu. Ada sekitar 25 oz di dalam botol wine dan anda harus
bisa memperhitungkan setiap tuangan; 4, 5, atau 6 oz. Jangan menuangkan melebihi 6 oz
pada setiap gelas.
 Putarlah sedikit botolnya kearah kiri sehabis menuangkan wine agar tidak menetes dan
berceceran. Anda harus menyiapkan lap yang bersih ditangan anda yang lain untuk
membersihkan tetesan setiap kali selesai menuang wine.
 Tuangkan wine dengan gelas diatas meja. jangan memegang gelas saat menuangkan wine
dan hindari kontak langsung antara gelas dan botolnya.
 Setelah semua tamu terlayani, letakkan botol disebelah kanan tamu yang memesannya
dengan label menghadap tamu itu.

Anda mungkin juga menyukai