Anda di halaman 1dari 27

AUTISME

Hanif Kukuh Kurniawan


01 30701700100

Oktavia Melyssa Silviana


02 30701700100

Siti Fatimah Zahra Apriliani


03 30701700122

Tamara Sindy Pratama


04 30701700124
GANGGUAN
SPEKTRUM AUTISME
Gangguan spektrum autisme
yaitu salah satu jenis gangguan
neurodevelopmental yang biasanya
muncul sebelum umur 3 tahun.
Autisme Infantil
Karakteristik
1. Interaksi sosial
2. Pola komunikasi
3. Minat dan gerakan yang terbatas
4. Stereotipik dan diulang-ulang
Data tahun 2011-2012 di Amerika pengidap
gangguan ini sebesar 3,23% anak laki-laki dan
0,7% anak perempuan.

Penyandang autisme berasal dari keluarga


dengan tingkat intelegensi dan sosio-ekonomi
tinggi. Namun, autisme juga ditemukan di
keluarga dengan tingkat sosio-ekonomi di
berbagai tingkatan. Dan juga dimana pun letak
geografis

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB AUTISME
Belum diketahui penyebab dari spektrum autisme secara
pasti
Teori :
A. Teori psikososial
Pengaruh psikogenik sebagai penyebab autisme (Kanner)
Menurut Bruno Bettelheim perilaku orang tua dapat
menimbulkan perasaan terancam pada anak.
B. Teori biologis
Your Text Here
Gangguan autistik merupakan suatu sindrom perilaku yang
dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang
mempengeruhi sistem saraf pusat,
1. Faktor genetik
2. Faktor perinatal
3. Model neuroanatomi
4. Hipotesis neurokemistri
• Teori imunologi
Pada anak penyandang
autis, ditemukan
penurunan respon
sistem imun dan • Infeksi virus
antibodi lekosit pada
Saat ibu mengalami
ibu dengan anak
influenza musim
penyandang autisme
dingin saat
mengandung, membuat
peneliti menduga ada
keterkaitan virus
dengan autisme
Gangguan Kognitif
Hampir 75-80% anak autistik mengalami retardasi mental, dengan derajat
retardasinya rata-rata sedang.
50% dari idiot savants, yaitu orang yang dengan retardasi mental yang
menunjukkan kemampuan luar biasa, seperti menghitung kalender,
memainkan satu lagu hanya dari sekali mendengar, mengingat nomor-nomor
telepon yang ia baca dari buku telepon adalah seorang penyandang autisme.
Gangguan pada Perilaku Motorik
Kebanyakan anak autistik menunjukkan adanya
streotipi, seperti bertepuk-tepuk tangan, menggoyang-
goyang tubuh. Juga didapatkan adanya koordinasi
motorik yang terganggu, tiptoe walking,
clumsiness,kesulitan belajar, mengikat tali sepatu,
menyikat gigi, memotong makanan, dan mengancing
baju.
Beberapa anak menunjukkan
hipersentivitas terhadap suara (hiperakusis)
dan menutup telinganya bila mendengar
suara yang keras seperti suara petasan,
gong-gongan anjing, atau sirine polisi.
Reaksi Abnormal Anak autistik ada yang menyukai sinar tapi
terhadap Perangs ada juga yang akan tegang apabila
angan Indera dihadapkan dengan sinar. Mereka juga
sensitif terhadap sentuhan, semua itu dapat
membuat mereka temper tantrums.
Dilain pihak ada juga anak yang tidak
merasakan rasa sakit dan tidak menangis
saat mengalami luka parah.
Gangguan Tidur dan Makan
Gangguan tidur berupa terbaliknya pola
tidur, terbangun tengah malam.
Gangguan makan berupa keengganan
terhadap makanan tertentu,menuntut
hanya makan jenis makanan yang terbatas,
atau pika.

Gangguan Afek dan Mood


Beberapa anak menunjukkan perubaan
mood yang tiba-tiba, mungkin menangis
atau tertawa tanpa alasan yang jelas. Rasa
takut yang sangat kadang-kadang muncul
terhadap objek yang sebetulnya tidak
menakutkan. Cemas perpisahan yang
berat.
Perilaku yang membahayakan
diri sendiri dan agresivitas
melawan orang lain.

Ada kemungkinan mereka


menggigit lengan, tangan atau jari
sendiri sampai berdarah.
Membenturkan kepala, menarik
rambut dan memukuli diri sendiri.

Gangguan Kejang

Terdapat kejang epilepsi pada


sekitar 10-25% anak autistik. Ada
korelasi yang tinggi antara serangan
kejang dengan beratnya retardasi
mental.
• Biasanya gejala autisme mulai muncul sebelum
usia 3 tahun dan ditandai kegagalan dalam
Kapan autisme ini biasanya perkembangan berbahasa dan dalam menjalin
mulai muncul? hubungan dengan orang tua.
• Jika dapat lebih cermat mengamati, anak sudah
memperlihatkan gejala sejak bayi, dengan CD
0-3 sudah dipastikan pada usia 5 bulan anak
menderita gangguan relasi dan komunikasi.
• Beberapa orang tua takut anaknya tuli, karena
anak tidak ada reaksi bila dipanggil.
• Sangat jarang orang tua yang melaporkan
anaknya mempunyai perkembangan sosial dan
bahasa yang normal.
• Orang tua sering mengingat adanya suatu
peristiwa besar sebelum terjadi perubahan
perilaku, namun tidakjelas apakah ada
hubungan timbulnya gejala autisme dengan
semua peristiwa tersebut.
Kriteria Diagnosis Gangguan Perkembangan Pervasif (PDP)

Menurut PPDGJ-III, autisme digolongkan dalam Pervasive


Developmental Disorders atau gangguan perkembangan pervasif.
Kelompok gangguan ini ditandai oleh adanya abnormalitas
kualitatif dalam interaksi sosial dan pola komunikasi disertai
minat dan gerakan yang terbatas, streotipik dan berulang.
Beberapa gangguan yang digolongkan dalam PDP, yaitu :
1. Gangguan Autistik
2. Autisme tak khas (ICD-X)
3. Sindrom Rett
4. Gangguan Desintegratif Masa Kanak-kanak lainnya
5. Sindrom Asperger
6. Gangguan Perkembangan Pervasif Lainnya (PDD-
NOS)
Kriteria Diagnosis B. Pola perilaku,minat, atau
Gangguan Spektrum aktifitas yang terbatas atau
repetitif, yang bermanifestasi
Autisme Menurut sebagai paling tidak dua dari

A. Terdapat defisit yang DSM-V hal berikut,


1. Gerakan motorik, penggunaan
persisten dari komunikasi obyek, atau berbicara
dan interaksi sosial terhadap streotipikal atau repetitif
berbagai konteks. 2. Desakan terhadap kesamaan,
1. Defisit pada timbal balik keterikatan yang kaku paa
sosial – emosional rutinitas, atau pola ritual
2. Defisit pada perilaku perilaku verbal atau nonverbal
komunikatif nonverbal yang 3. Minat dengan keterbatasan dan
digunakan untuk interaksi fiksasi tinggi dengan intensitas
sosial atau fokus yang abnormal
3. Defisit dalam 4. Hiper-atau hipoaktivitas
mengembangkan, terhadap input sensorik atau
mempertahankan, dan minat yang tidak biasa
memahami hubungan
• Kriteria Diagnosis Gang C. Gejala-gejala harus ada saat awal
guan Spektrum Autisme periode perkembangan
Menurut DSM-V D. Gejala-gejala menyebabkan gangguan
klinis yang signifikan dalam fungsi
sosial okupasional, atau area
pentingnya.
E. Gangguan-gangguan tersebut tidak
dapat dijelaskan lebih baik dengan
disabilitas intelektual atau
keterlambatan perkembangan global.
Gejala-gejala yang khas pada MSDD

1. Hendaya yang nyata dalam 3. Hendaya yang nyata dalam


mengadakan hubungan emosional proses auditorik, misalnya
dan sosial dengan pengasuh persepsi atau pemahaman. Anak
utama, walau tidak setiap saat seperti tidak memperhatikan bila
terjadi. diajar melakukan atau
2. Hendaya yang nyata dalam mengucapkan sesuatu.
memulai, mempertahankan dan 4. Hendaya yang nyata dalam
atau mengembangkan proses sensorik lain termasuk
komunikasi. Termasuk disini hiper- dan hipo-reaktif,
komunikasi preverbal dengan proprioseptif dan vestibular
bahasa isyarat dan juga omunikasi serta dalam perencanaan gerak
simbolik baik verbal maupun non- motorik misal gerakan yang
verbal. berurutan.
Pemeriksaan medis yang dilakukan pada anak
dengan autisme :
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan neurologis
3. Tes neuropsikologis
4. Tes pendengaran dengan BERA atau tes lain
5. Tes ketajaman penglihatan
6. Rating scales, misalnya Chilhood Autism Rating Scale
dan Gillian Autism Rating Scale
7. MRI (Magnetic Resonance Imaging), CT scan, brain
mapping, SPECT dan PET
8. EEG (elektroencephalogram)
9. Pemeriksaan sitogenetik untuk abnormalitas kromosom
Diagnosis Banding
Gangguan autistik mesti dibedaan dengan :
1. Retardasi mental
2. Skizofrenia
3. Gangguan perkembnagan berbahasa
4. Gangguan penglihatan dan pendengaran
5. Gangguan kelekatan yang reaktif
6. Semua gangguan yang termasuk dalam kelompo PDD :
sindrom asperger, sindrom rett, austisme tak khas,
gangguan desintegratif masa kanak, PDD-NOS.
7. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas

D
D
D
Perjalanan penyakit dan prognosis dari gangguan autisme
Walaupun kebanyakan anak autistik menunjukkan perbaikan dalam
hubungan sosial dan kemampuan berbahasa seiring denagn meningkatnya usia,
gangguan autistik tetap meninggalkan ketidakmampuan yang menetap,
mayoritas dari mereka tidak dapat hidup mandiri dan membutuhkan perawatan
di institusi ataupun membutuhkan supervisi.

Hasil penelitian menemukan bahwa :


 Dua-pertiga dari anak autistik mempunyai prognosis yang buruk atau tidak
dapat mandiri,
 Seperempat dari anak autistik mempunyai prognosis sedang; terdapat
kemajuan di bidang sosial dan pendidikan walaupun ada problem perilaku.
 Seper-sepuluh dari anak autistik mempunyai prognosis baik: mempunyai
kehidupan sosial yang normalatau hampir normal dan berfungsi dengan baik di
sekolah ataupun di tempat kerja.
Walaupun demikian sangat jarang anak autistik dapat berfungsi seperti
orang dewasa: mempunyai teman dan menikah.
Pelaksanaan deteksi dini telah diketahui dapat
Deteksi Dini memungkinkan intervensi awal sehungga
meningkatkan prognosis. Pada usia tahun kedua
seorang anak, apabila terdapat gejala berikut,
maka penting untuk ditelusuri kemungkinan
anak mengalami suatu gangguan spektrum
austime.
Kurangnya interaksi sosial, tampak lebih asik
sendiri.
Kurangnya koordinasi pada komunikasi non-
verbal
Kurang berbagi ketertarikan atau kesenagan
Gerakan berulang denagn obyek tertentu
Kurangnya kontak mata
Kurangnya respon terhadap panggilan
Kurangnya ekspresi hangat, tenang
Penatalaksanaan
Pendekatan edukatif
gangguan autisme
Tujuan terapi gangguan autistik adalah
untuk : Pada prinsipnya,
Mengurangi masalah perilaku. pendekatan edukatif sangat
Meningkatkan kemampuan belajar tergantung pada kondisi
dan perkembangannya, terutama dalam berat/ringannya gangguan yang
penguasaan bahasa. ada. Pada yang mempunyai
Mampu bersosialisasi dan beradaptasi
inteligensi normal-tinggi
di lingkungan sosialnya.
sebaiknya tetap dimasukkan ke
Tujuan ini dapat tercapai dengan baik
melalui suatu program terapi yang sekolah formal umum,
menyeluruh dan bersifat individual, sedangkan yang mempunyai
dimana pendidikan khusus dan terapi inteligensi di bawah rata-rata
wicara merupakan komponen yang normal sebaiknya bersekolah di
penting. Metode yang digunakan harus SLB-C, dengan catatan perilaku
disesuaikan dengan anak. dan emosinya sudah terkendali.
Terapi Perilaku
dengan modifikasi perilaku spesifik, yang telah disesuaikan dengan
kebutuhan anak, diharapkan dapat membantu anak autistic, dalam
memepelajari perilaku yang diharapkan dan membuang perilaku yang
bermasalah. Berikut beberapa jenis terapi yang banyak digunakan :
1. Metode ABA (applied behavioral analysis)
Terapi dilakukan dengan memberikan positive ranforcement bila
anak menuruti perintah terapis. Disini anak diarahkan untuk
mengubah perilaku yang tidak diinginkan dan menggantikannya
dengan perilaku yang lebih bisa diterima.
2. Metode option
Dimana terapis selalu mengikuti perilaku anak. Orang tua juga
harus masuk kedunia tersebut.
3. Metode floor time
Sejenis tipe bermain yang dilakukan oleh anak.
Penanganan pada anak dengan agresivitas:
1. Anak
a. Ajari keterampilan 3. Lingkungan
berkomunikasi (nonverbal). a. Sekolah, periksa prestasi
b. Tingkatkan kerampilan sosial akademik yang
(dengan peragaan). diharapkan.
2. Medis b. Rumah, bagaimana
a. Konsultasi endoktriologi, penerimaan orang tua
untuk mengatasi agresivitas terhadap cacat anak.
seksual 4. Bangkitkan rasa percaya diri
b. Konsultasi neurologi, untuk pada anak
menyingkirkan adanya a. Bantu anak untuk melatih
serangan kejang lobus control diri
temporalis dan sindrom b. Praktekkan relaksasi diri
hipotalamik. c. Ajari mendeteksi bahaya.
Penanganan pada anak dengan agresivitas:
5. Bantu orang tua untuk
mengerti dan 6. Kembangkan berbagai
mempraktekkan tehnik- keterampilan sebagai
tehnik perilaku yang pengganti agresivitas.
diajarkan bersama-sama 7. Kurangi perubahan
dengan anak agar rutinitas yang
meningkatkan persepsi mendadak.
orang tua, sehingga
mereka dapat membantu
dengan efektif dan
mengoontrol perilaku anak
mereka.
a) Pakai cara istirahat untuk meredakan
Bagi anak dengan agresivitas dan dapat mengontrol diri lebih baik
yang berat: b) Batasi reaksi emosional untuk menjai
agresif dengan berkata tidak atau stop
c) Gunakan alat bantu fisik untuk
mengontrol anak
d) Koreksi apa akibat negative yang
dibuat anak
e) Pastikan anak mempunyai aktifitas
yang teratur
f) Semua tekhnik diatas harus digunakan
secara hati-hati dan di bawah
supervise professional yang telah
terlatih.
Teknik pencegahan timbulnya agresivitas
a) Bina hubungan yang kuat dengan anak
b) Pastikan anak mempunyai rutinitas yang teratur,
terutama dirumah
c) Tinjau kembali tuntutan pada anak
d) Jelaskan dan siapkan anak terhadap kebutuhan
e) Kurangi suara dan keributan disekitarnya
f) Buat rencana untuk hari-hari buruk dengan
memilih suatu tempat yang tenang agar anak
lebih tenang.
g) Pergunakan relaksasi dan control dor sebagai
cara untuk memberi lebih banyak keterampilan
pada anak.
 TERAPI KHUSUS
Termasuk terapi wicara, terapi okupasi, sensori integrasi dan
fisioterapi.
 PSIKOTERAPI
Psikoterapi dengan atau tanpa obat, mungkin lebih sesuai pada
mereka yang telah mempunyai fungsi lebih baik, saat usia
mereka meningkat, mungkin timbul perasaan cemas dan
depresi ketika mereka menyadari kelainan dan kesukaran
dalam membina hubungan dengan orang lain.
 TERAPI OBAT
Pemerksaan yang lengkap dari kondisi fisik dan laboratorium
harus dilakukan sebelum memulai pemberian obat-
obatanperiode istirahat dari obat, setiap 6 bulan, dilanjutkan
untuk menilai lagi apakah obat masih diperlukan dalam terapi.
OBAT OBATAN YANG DIGUNAKAN: Edukasi yang dapat disampaikan pada
orangtua dan keluarga.
 Anti psikotik- memblok reseptor • Dapat memahami dan menerima
dopamine kondisi anak apa adanya
 SSRI- merupakan selective serotonin • Mengupayakan anak sesuai dengan
kondisi anaknya
reuptake inhibitor
• Evaluasi setiap program yang telah
 Methylphenidate- menurunkan diterapkan dengan ermat.
hperaktivitas, inatensi • Waktu anak tinggal dirumah
biasanya lebih lama dibangdingkan
 Naltrexone- antagonis opioida
di sekolah/tempat terapi.
 Clomiparamine- antidepresan
 Clonidine- menurunkan aktivitas
noradrenergic.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai