1d3a - Kimia Lingkungan - Kel 1 - PPT Pemeriksaan Air Dan Bahan Air, Konsep Self Purification Dan Euthrofication
1d3a - Kimia Lingkungan - Kel 1 - PPT Pemeriksaan Air Dan Bahan Air, Konsep Self Purification Dan Euthrofication
1. Kecerahan
Kecerahan adalah parameter fisika yang erat kaitannya dengan proses fotosintesis pada suatu
ekosistem perairan. Kecerahan yang tinggi menunjukkan daya tembus cahaya matahari yang jauh
kedalam Perairan.. Begitu pula sebaliknya
2. Suhu
suhu air merupakan faktor yang banyak mendapat perhatian dalam pengkajian- pengkajian kaelautan.
Data suhu air dapat dimanfaatkan bukan saja untuk mempelajari gejala-gejala fisika didalam laut,
tetapi juga dengan kaitannya kehidupan hewan atau tumbuhan. Bahkan dapat juga dimanfaatkan untuk
pengkajian meteorologi. Suhu air dipermukaan dipengaruhi oleh kondisi meteorologi. Faktor- faktor
metereolohi yang berperan disini adalah curah hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara,
kecepatan angin, dan radiasi matahari.
Kekeruhan
Kekeruhan air dapat dianggap sebagai indikator kemampuan air dalam meloloskan cahaya yang jatuh
kebadan air, apakah cahaya tersebut kemudian disebarkan atau diserap oleh air. Semakin kecil tingkat
kekeruhan suatu perairan, semakin dalam cahaya dapat masuk kedalam badan air, dan demikian
semakin besar kesempatan bagi vegetasi akuatis untuk melakukan proses fotosintesis (Asdak, 2007).
Pada suhu 4 oC-(3,95oC ) air murni mempunyai kepadatan yang maksimum yaitu 1 (satu), sehingga
kalau suhu air naik, lebih tinggi dari 4oC kepadatan/berat jenisnya akan turun, demikian juga kalau
suhunyanlebih rendah dari 4oC. Sifat air yang demikian itu, maka akan terjadi pelapisan-pelapisan
suhu air padandanau atau perairan dalam, yaitu pada lapisan dalam suatu perairan suhu air makin
rendah disbanding pada permukaan air. Akan tetapi bila air membeku jadi es, es tersebut akan terapung.
Salinitas
Salinitas adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat didalam perairan. Pengertian salinitas yang
sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang terdapat pada suatu perairan. Hal ini
dikarenakan salinitas ini merupakan gambaran tentang padatan total didalam air setelah menjadi
oksida, semua bromida dan iodida digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.
Parameter Kimia
pH
Menurut Andayani(2005), pH adalah cerminan derajat keasaman yang diukur dari jumlah ion hidrogen menggunakan
rumus pH = -log (H+). Air murni terdiri dari ion H+dan OH- dalam jumlah berimbang hingga Ph air murni biasa 7.
Makin banyak banyak ion OH+ dalam cairan makin rendah ion H+ dan makin tinggi pH. Cairan demikian disebut
cairan alkalis. Sebaliknya, makin banyak H+makin rendah PH dan cairan tersebut bersifat masam. Ph antara 7 – 9
sangat memadai kehidupan bagi air tambak. Namun, pada keadaan tertantu, dimana air dasar tambak memiliki potensi
keasaman, pH air dapat turun hingga mencapai 4.
Oksigan Terlarut / DO
Menurut Wibisono (2005), konsentrasi gas oksigen sangat dipengaruhi oleh suhu, makin tinggi suhu, makin berkurang
tingkat kelarutan oksigen. Dilaut, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen / DO) berasal dari dua sumber, yakni dari
atmosfer dan dari hasil proses fotosintesis fitoplankton dan berjenis tanaman laut. Keberadaan oksigen terlarut ini
sangat memungkinkan untuk langsung dimanfaatkan bagi kebanyakan organisme untuk kehidupan, antara lain pada
proses respirasi dimana oksigen diperlukan untuk pembakaran (metabolisme) bahan organik sehingga terbentuk energi
yang diikuti dengan pembentukan Co2 dan H20.
CO2
Karbondioksida (Co2), merupakan gas yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan air renik maupun tinhkat tinggi
untuk melakukan proses fotosintesis.
Amonia
Makin tinggi pH, air tambak/kolam, daya racun amnia semakin meningkat, sebab sebagian besar berada dalam
bentuk NH3, sedangkan amonia dalam molekul (NH3) lebih beracun daripada yang berbentuk ion (NH4+). Amonia
dalam bentuk molekul dapat bagian membran sel lebih cepat daripada ion NH4+ .
Nitrat nitrogen
Menurut Susana (2002), senyawa kimia nitrogen urea (N-urea) ,algae memanfaatkan senyawa tersebut untuk
pertumbuhannya sebagai sumber nitrogen yang berasal dari senyawa nitrogen-organik.
Orthophospat
fitoplankton merupakan salah satu parameter biolagi yang erat hubungannya dengan fosfat dan nitrat. Tinggi
rendahnya kelimpahan fitoplankton disuatu perairan tergantung tergantung pada kandungan zat hara fosfat dan nitrat.
Parameter Biologi
Parameter biologi dari kualitas air yang biasa dilakukan pengukuran untuk kegiatan budidaya ikan
adalah tentang kelimpahan plankton, benthos dan perifiton sebagai organisme air yang hidup di
perairan dan dapat digunakan sebagai pakan alami bagi ikan budidaya.
Plankton
Plankton sebagai organisme perairan tingkat rendah yang melayang-layang di air dalam waktu yang
relatif lama mengikuti pergerakan air. Plankton pada umumnya sangat peka terhadap perubahan
lingkungan hidupnya (suhu, pH, salinitas, gerakan air, cahaya matahari dll) baik untuk mempercepat
perkembangan atau yang mematikan.
Bakteri
Pada ekosistem perairan alami bakteri memiliki peran sebagai reduktor/dekomposer yang mengontrol
proses komponen organik misalnya polimer protein atau karbohidrat menjadi senyawa yang lebih
sederhana, secara umum bakteri berdasarakan cara mendapatkan oksigen dibagi menjadi dua yaitu
bakteri aerob dan anaerob. Kelompok aerob memerlukan oksigen bebas dalam mengoksidasi nutrien
untuk memperoleh energi sedangkan anaerob tidak memerlukan oksigen.
Karakteristik Badan Air
Self Purification merupakan suatu proses alami dimana sungai mempertahankan kondisi asalnya
melawan bahan – bahan asing yang masuk kedalam sungai atau suatu kejadian/aktivitas dari badan air
itu sendiri untuk membersihkan kualitas air yang semulanya turun (tercemar) kembali ke kondisi semula
(sebelum tercemar).
(self purification) adalah proses penguraian bahan organik, maupun kontaminan lainnya yang ada
didalamnya secara alamiah melalui proses fisik, kimia dan biologis. Beberapa proses yang terjadi,
diantaranya adalah proses pengenceran (proses terjadinya pengurangan kadar kontaminan dalam air
karena adanya penambahan jumlah air didalamnya), pengendapan (proses terjadinya pengendapan
partikel padatan yang ada dalam air sungai karena gaya gravitasi bumi), dan penyaringan (proses
meresapnya air ke dalam tanah).
Tahapan Self Purification,
beberapa tahap dalam mekanisme
self purification:
1. Clean Zone
2. Decomposition Zone
3. Septic Zone
4. Recovery Zone
1. 1. Zona Bersih dimana kondisi oksigen terlarut adalah 8 ppm (konsentrasi
normal DO di perairan dan BDO pada kondisi rendah). . Pada zona ini hewan
– hewan air yang membutuhkan oksigen dalam konsentrasi normal tumbuh
dengan baik.
2. 3. Zona septik terjadi pada saat keberadaan oksigen dibawah 2 ppm. Ikan
akan menghilang atau pindah dari zona ini karena ketidaksesuaian dengan
kebutuhan oksigennya. Pada beberapa bagian kehidupan yang terdapat pada
zona ini adalah cacing lumpur, jamur dan bakteri anaerobik.
4. 5. Zona bersih kembali tercapai setelah recovery selesai. Hewan – hewan air
dapat tumbuh kembali dengan baik.
Mekanisme Fisika Self Purification
Flotasi, kebanyakan efek self purification yang dipelajari berkenaan dengan
mikroba dan bahan organik, walaupun demikian reduksi dari konsentrasi
logam berat juga dikenal. Penjelasan self purification tidak bisa dijelaskan
hanya secara biologi dan bagaimanapun berhubungan dengan kecepatan dan
oksigen.
Efek dari konsentrasi pencemar diatas permukaan air berjalan secara normal
setelah jeram, air terjun, dan tebing tebing batuan. Pada lokasi ini karakter
dari aliran air yang mengalami turbulensi memastikan konsentrasi pencemar
di air tetap (akibat dari pencampuran yang baik) walaupun sebelumnya
terdapat perbedaan konsentrasi. Analisis kimia selanjutnya mengatakan bahwa
konsentrasi normal dari pencemar pada lapisan permukaan sekitar 1.5 kali
lebih tinggi dibanding pada badan air.
Hanya terdapat satu mekanisme yang dapat menjelaskan pengangkatan
pencemar ini ke lapisan atas permukaan air dan itu adalah flotasi. Pencemar
dihilangkan dari badan air dengan gelembung udara. Hasilnya buih terbentuk
dipermukaan air. Gelembung ini penting untuk proses, dapat dihasilkan dari
penangkapan udara oleh air atau oleh formasi gelembung dari udara yang
terlarut. Mekanisme pertama dari pembentukan gelembung terjadi di air terjun
tetapi tidak menunjukkan perubahan penting dalam jeram. Sebagai tambahan
gelembung air dibentuk dari udara yang ditangkap tidak dapat terlalu kecil dan
hal itu tidak akan menhasilkan flotasi patikel kecil, bila perbedaan dalam
ukuran dari gelembung air dan partikel, besar, partikel akan ditolak oleh
gelembung daripada menariknya ke gelembung. Hal ini dijelaskan oleh
hidrodinamika koloid.
Dengan dikemukakannya mekanisme dari self purification di air sungai
pertanyaan penting telah terjawab. Flotasi dapat terjadi di lokasi tetapi dampak
dari flotasi dapat mengurangi konsentrasi dari pencemar diseluruh badan air.
Eutrofikasi
Eutrofikasi adalah suatu proses di mana suatu tumbuhan
tumbuh dengan sangat cepat dibandingkan pertumbuhan
yang normal. Proses ini juga sering disebut dengan
blooming. Dengan kata lain merupakan pencemaran air yang
disebabkan oleh munculnya nutrient yang berlebihan ke
dalam ekosistem air. Air dikatakan eutrofik jika konsentrasi
total phosphorus (TP) dalam air berada dalam rentang 35-
100 µg/L. Sejatinya, eutrofikasi merupakan sebuah proses
alamiah dimana danau mengalami penuaan secara bertahap
dan menjadi lebih produktif bagi tumbuhnya biomassa.
Diperlukan proses ribuan tahun untuk sampai pada kondisi
eutrofik.
Jenis-Jenis Eutrofikasi
Cultural Eutrophication
Adalah eutrofikasi yang disebabkan karena
terjadinya proses peningkatan unsur hara di
perairan oleh aktivitas manusia. 10 persen
berasal dari proses alamiah di lingkungan air itu
sendiri ,7 persen dari industri, 11 persen dari
detergen, 17 persen dari pupuk pertanian, 23
persen dari limbah manusia, dan yang terbesar,
32 persen, dari limbah peternakan. Dan 90 %
penyebab eutrofikasi adalah berasal dari aktivitas
manusia. Hal ini menunjukkan bahwa eutrofikasi
cultural lebih banyak terjadi daripada eutrofikasi
alami.
Natural Eutrophication
Natural eutrophication adalah eutrofikasi alami yaitu
peningkatan unsure hara di dalam perairan bukan karena
aktivitas manusia melainkan oleh aktivitas alami. Setiana
( 1996 ) menyatakan bahwa proses masuknya unsure hara ke
badan perairan dapat melaui dua cara, yaitu :
1. Anoxia (tidak tersedianya oksigen) yang dapat membunuh ikan dan invertrebata lain yang
juga dapat memicu terlepasnya gas-gas berbahaya yang tidak diinginkan
2. Algal blooms dan tidak terkontrolnya pertumbuhan dari tumbuhan akutaik yang lain
3. Produksi substansi beracun oleh beberapa spesies blue-green algae
4. Konsentrasi tinggi bahan-bahan organic yang jika dicegah dengan menggunakan klorin akan
dapat menyebabkan terciptanya bahan-bahan karsinogen yang dapat menyebabkan kanker
5. Pengurangan nilai keindahan dari danau atau waduk karena berkurangnya kejernihan air
6. Terbatasnya akses untuk memancing dan aktivitas berekreasi disebabkan terakumulasinya
tumbuhan air di danau atau waduk
7. Berkurangnya jumlah spesies dan keanekaragaman tumbuhan dan hewan (biodiversity)
8. Berubahnya komposisi dari banyaknya spesies ikan yang ada menjadi sedikit spesies ikan
(dalam hubungannnya dengan ekonomi dan kandungan protein)
9. Deplesi oksigen terutama di lapisan yang lebih dalam dari danau atau waduk
10. Berkurangnya hasil perikanan dikarenakan deplesi oksigen yang signifikan di badan air
Proses Terjadinya Eutrofikasi
Eutrofikasi adalah ledakan jumlah tanaman air dan alga, yang dipicu oleh peningkatan kandungan nutrisi di
perairan, biasanya dengan kelebihan nitrogen atau fosfat.
Nitrat dan fosfat yang berlebihan merangsang pertumbuhan alga berlebihan, yang menutupi permukaan air
sehingga sinar matahari tidak bisa masuk ke dalam air. Akibatnya, bagian perairan dalam menjadi gelap
dan kekurangan sinar matahari. Ini menyebabkan kekurangan oksigen, sebab fotosintesis tidak dapat
dilakukan.
Kemudian ketika mati, alga ini akan dimakan oleh bakteri pengurai, dan populasi bakteri meningkat drastis.
Karena pembusukan oleh bakteri mengonsumsi oksigen, maka peningkatan bakteri menyebabkan
berkurangnya oksigen (hipoksia) di air dan kematian massal ikan di perairan itu.
Eutrofikasi sering membunuh hewan dan tumbuhan di muara dan merusak ekonomi masyarakat sekitar
muara. Alga beracun mengganggu pariwisata karena bau busuk dan pandangan tak sedap dipandang, dan
keracunan ikan dan kerang berdampak buruk pada perikanan.
Karena bahaya eutrofikasi ini, maka penggunaan pupuk harus dikendalikan agar tidak menyebabkan
pencemaran limbah organik.
Dampak Eutrofikasi
Akibat kondisi eutrofik sebuah kawasan air tawar akan memperbesar
peluang alga serta tumbuhan air berukuran mikro tumbuh lebih pesat
(blooming). Pertumbuhan pesat tersebut terjadi karena ketersediaan fostat
yang berlebihan. Kondisi ini juga akan mengakibatkan sejumlah hal lain,
seperti:
1. Warna air yang menjadi kehijauan, berbau tidak sedap, hingga kekeruhan
yang meningkat menjadi pertanda adanya kondisi eutrofik.
2. Banyaknya enceng gondok di rawa dan danau-danau juga disebabkan
karena fostat yang berlebihan. Kualitas air di banyak ekosistem air pun
menjadi menurun.
3. Ikan dan makhluk hidup air lainnya juga tidak dapat bertahan karena
konsentrasi oksigen terlarut rendah bahkan sampai batas nol.
4. Rantai makanan akan terganggu karena komponen dalam rantai makanan
hilang sehingga memutus mata rantai di ekosistem air tawar.
5. Pertumbuhan alga secara pesat juga bisa menyebabkan hilangnya nilai
estetika, konservasi, reaksional, serta pariwisata. Tentu saja perlu biaya
sosial dan ekonomi yang tidak sedikit untuk mengatasi permasalahan
tersebut.
Pencegahan Eutrofikasi
2. Menggunakan Parasitoid
Penggunaan parasitoid untuk mengusir hama lebih aman bagi lingkungan. Populasi hama akan menurun tanpa
meninggalkan residu pestisida di dalam tanah maupun tanaman. Pertanian organik semacam ini mulai
dikembangkan di berbagai negara maju.
http://www.nalms.org/glossary/lkword_s.htm
http://resources.ed.gov.hk/envir-ed/text/hkissue/e_m1_3_2.htm
http://www.dhi.dk/Courses/AlumniCafe/LectureNotes/DHI%20Wa
ter%20Quality%20compendium.pdf
http://www.rsnz.org/publish/nzjmfr/1974/25.pdf
http://arxiv.org/html/physics/0003032
http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/188/3/BAB%20II%20R.pdf
https://www.academia.edu/9450101/karakteristik_dan_badan_air
Terima
Kasih!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik