Anda di halaman 1dari 24

HIDROSEFALUS

Kelompok 5
01 Desy 70300118002

02 Sri Wahyuni 70300118007

03 Muh Nurwahid 70300118009

04 Ghina Syafira Yulianti 70300118029

05 Nurhalizah 70300118033
Definisi
Menurut World Health Organization (2012) dan Ball (2012),
hidrosefalus adalah sebuah kondisi saat terjadi gangguan
cairan serebrospinal (CSF) yang diakibatkan reaksi tubuh
terhadap keseimbangan produksi dan reabsorbsi sehingga
terjadi penumpukan di dalam kepala, menyebabkan
tekanan meningkat, dan tulang tengkorak berkembang
menjadi lebih besar dari ukuran normal sehingga
membutuhkan perawatan dan pengobatan khusus. (Mawar
Oktaviani,dkk, 2016)
Istilah Istilah Hidrosefalus

01 Hidrosefalus komunikans
(malresoptif
hipersekretoris)

02 Hidrosefalus
nonkomunikans oklusif/
obstukstif)
Etiologi
Faktor keturunan
Gangguan tumbuh kembang janin seperti spina
bifida, atau enchefalokel

Komplikasi persallinan prematur (pendarahan


intraventrikuler, meningitis, tumor, cidera , kepala
tarumatis atau pendarahan sub arachnoid)

Tidak lancarnya aliran serebropsinalis atau


berlebihanya produksi cairan serebrosponalis
Continuee...
Hidrosefalus dapat terjadi bila terdapa
t penyumbatan aliran CSS pada salah
satu tempat antara pembentukan CSS
dalam sistem ventrikel dan dilatasi rua
ngan CSS diatasnya
Penyumbatan aliran CSS sering terda
pat bayi dan anak ialah :
1. Kelainan bawaan atau kengenital
2. Infeksi
3. Neoplasma
4. Pendarahan
Manifestasi Klinis
1. Lilitas Kepala lebih 6. vena-vena superfisial pada
daripada normal kranium jelas kelihatan
2. Dahi yang menonjol 7. Anoreksia
9. muntah
3. Sakit kepala yang
kronik 10. Proses berjalan lambat

4. Fontanel terbuka luas, 11. tanda-tanda peningkatan


membonjol dan tegang tekanan intrakranium

5. Suture tengkorak dapat


dipalpat
Patofisiologi
Ruangan cairan serebrospinal (CCS) mulai terbentuk p
ada minggu kelima masa embrionik terdiri atas sistem
ventrikel, sistem magna pada dasar otak, dan ruang su
barakhoid yang meliputi seluruh susunan saraf. CCS y
ang di bentuk dalam sistem ventrikel oleh pleksus koroi
dalis kembali ke dalam peredaraan darah melalui kapil
er di dalam pia meter dan arakhonoid yang meliputi sus
unan saraf pusat (CCS).
Aliran CCS yang normal ialah dari ventrikel lateralis me
lalui foramen monro ke ventrikel III, dari tempat ini mel
alui saluran sempit akuaduktus sylvii ke ventrikel IV da
n melalui voramen luschka dan magendie ke dalam su
barakhnoid melalui sistem magna. Penutupan sistem b
asalis menyebabakan gangguan kecepaatan reabsorps
i CCS oleh sistem kapiler
CCS di produksi dan direabsopsi terus-menerus
di dalam SSP. Volume total CCS di seluru rongg
a serebrospinal sekitar 123 ml. CCS normal yan
g diproduksi ± 0,35 ml/menit atau 500ml/menit, C
SS di perbaharui setiap 8 jam . Pada anak deng
an hidrosefalus, produksi CSS ternyata kurang
menjadi ± 0,30/menit. Jumlah CSS dalam rongg
a serebrospinal yang berlebihan dapat meningka
tkan tekanan sehingga dpat merusak jaringan sa
raf. Keadaan ini disebut hidrosefalus yang berarti
kelebihan air dalam tengkorak. Jadi, hidrosefalus
dapat di akibatkan oleh pembentukan cairan berl
ebihan oleh pleksus koroideus, absorpsi yang tid
ak adekuat, atau obstruksi aliran keluar pada sal
ah satu ventrikel atau lebih.
Komplikasi

1 2 3 4 5

Peningkatan Kerusakan Penurunan Keterlamba Infeksi


tekanan Otak IQ tan
dalam otak perkemban
intracranial gan
kognitif,
Pemeriksaan Diagnostik

Rongen Foto Pemeriksaan Ukuran Ultrason


Kepala Transiluminasi lingkar kepala ografi
Ventrikulogr
afi CT scan MRI Kepala
Penatalaksanaan

Terapi

Terapi Oprasi
Lumbal Fungsi
Berulang
Pengkajian

1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan Mata
4. Observasi TTV
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan tumbuh dan
kembang Gejala tanda minor :
Defenisi : kondisi individu Objektif
mengalami gangguan 1) tidak mampu melakukan
kemampuan bertumbuh dan perawatn diri sesuai dengan usia
berkembang sesuai dengan 2)afek datar
kelompok usia 3)respon sosial lambat
Penyebab : efek 4)kontak mata terbatas
ketidakmampuan fisik 5)nafsu makan menurun
Gejala tanda mayor : 6)lesu
Obejektif: 7)mudah marah
1) tidak mampu melakukan 8) regresif
keterampilan atau perilaku khas 9) pola tidur terganggu (pada
sesuai usia bayi)
2) pertumbuhan fisik teragnggu
3. Gangguan integritas kulit
2. Resiko infeksi Defenisi : kerusakan kulit
Defenisi : beresiko (dermis dan/ atau epidermis) atau
jaringan (membran mukosa,
mengalami peningkatan
korena, fasia, otot, tendon,
terserang organisme krtilago, kapsul sendi dan/atau
patogenetik ligamen)
Faktor resiko : Penyebab :
1) penyakit kronis 1)perubahan sirkulasi
2)efek prosedur invasif 2) kekurangan / kelebihan volume
3)peningkatan paparan cairan
organisme patogen lingkungan Gejala tanda mayor
4)ketidakadekuatan Objektif :
1)kerusakan jaringan dan/atau
pertahanan tubuh primer
lapisan kulit
5) ketidak adekuatan Gejala tanda minor
pertahanan tubuh sekunder Objektif : 1)nyeri
6)malturnisi 2)kemerahan
3)hematoma
4. Resiko cedera
Defenisi : beresiko mengalami
bahaya atau kerusakan fisik yang
menyebabkan seseorang tidak lagi
sepenuhnyaa sehat atau dalam
5. Resiko perfusi serebral tidak
kondisi baik
efektif
Faktor resiko
Faktor resiko :
Ekternal : 1)terapapar patogen
1) penurunan kinerja ventrikel kiri
2) terpapar zat kimia toksik
2)embolisme
Internal :
3) Neoplasma otak
1)ketidak abnormalan profil darah
4) Penurunan kinerja ventrikel kiri
2)Perubahan sensasi
5) emboliemse
3)perubahan psikomotor
4)kegagalan mekanisme pertahanan
tubuh
5)malturnisi
6)perubahan fungsi kongnitif
Intervensi Terapeutik
- Pertahankan sentuhan
1. Gangguan tumbuh dan seminimal mungkin pada bayi
kembang premature
Luaran keperwatan: status - Minimalkan nyeri
perkembangan membaik - Sediakan aktivitas yang
Intervensi :Perawatan memotivasi anak berinteraksi
perkembangan dengan anak lainnya
Observasi -minimlakan kebisingan ruangan
- Identifikasi pencapaian tugas Berikan sentuhan yang bersifat
perkembangan anak gentel dan tidak ragu-ragu
- Identifikasi isyarat perilaku dan - dukung anak mengekspresikan
fisiologis yang ditunjukkan bayi diri melalui penghargaan positiif
(mis. Lapar, tidak nyaman) atau umpan balik atas usahanya
Pertahankan kenyamanan anak
Edukasi
- Anjurkan orang tua berinteraksi dengan anaknya
- Ajarkan anak tekhnik asertif
- anjurkan orang tua menyentuh dan menggendong
anaknya
-Ajarkan anak keterampilan berinteraksi

Kalaborasi
- Rujuk untuk, konseling, jika perlu
2. Resiko infeksi
Luaran Keperawatan: tingkat infeksi
menurun
Intervensi : Pencegahan Infeksi Edukasi
(I.14539) - Jelaskan tanda dan gejala
Observasi infeksi pada keluarga
- Monitor tanda dan gejala infeksi - Anjurkan keluarga atau pasien
lokal dan sistemik
meningktakan asupan nutrisi
Terapeutik
- batasi jumlah pengunjung
- Anjurkan keluarga atau pasien
- Berikan perawatan kulit pada area meningkatkan asupan cairan
edema
- Cuci tangan sebelum dan sesudah Kolaborasi
kontak dengan pasien dan - Kolaborasi pemberian
lingkungannya imunisasi, jika perlu
- Pertahankan teknik aseptik pada
pasien beresiko tinggi
Terapeutik
3. Gangguan integritas kulit
- Hindari produk berbahan dasar
Luaran Keperawatan :
alcohol pada kulit kering.
Perawatan integritas kulit
Intervensi ; integritas kulit dan
Edukasi
jaringan meningkat
- Anjurkankeluarga
Observasi
menggunakan pelembab (mis.
- Identifikasi penyebab gangguan
Lotion, serum)
integritas kulit (mis. Perubahan
- Anjurkan keluraga
sirkulasi, perubahan status nutrisi,
meningkatkan asupan nutrisi anak
penurunan kelembaban, suhu
- Anjurkan keluarga
lingkungan ekstrim, penurunan
meningkatkan asupan buah dan
mobilitas)
sayur anak
4. Resiko cedera
- Pertahankan posisi tempat tidur
Luaran keperawatan: tingkat
di posisi terendah saat digunakan
cedera menurun
- Pastikan roda tempat tidur atau
Intervensi : Pencegahan Cedera
kursi roda dalam kondisi terkunci
Observasi
- Diskusikan bersama anggota
- Identifikasi area lingkungan
keluarga yang dapat
yang berpotensi menyebabkan
mendampingi pasien
cedera
- Tingkatkan frekuensi observasi
Terapeutik
dan pengawasan pasien sesuai
- Sosialisasikan pasien dan
kebutuhan
keluarganya dengan lingkungan
Edukasi
ruang rawat (mis. Penggunaan
- Jelaskan alasan intervensi
telephon, tempat tidur,
pencegahan jatuh ke pasien dan
penerangan ruangan dan lokasi
keluarga
kamar mandi)
5. Resiko perfusi serebral tidak
efektif Terapeutik
Luaran keperawatan :perfusi
- minimalkan stimulus dengan
serebral meningkat
Intervensi : manjemen peningkatan menyediakan lingkungan yang
intrakranial tenang
Identifikasi penyebab peningkatan TIK -atur ventilator agar PaCo2
(Mis. Lesi, gangguan metabolisme, optimal
edema serebral -pertahankan suhu tubuh normal
  Kolaborasi
- Monitor tanda dan gejala - Kolaborasi pemberian sedasi,
peningkatan TIK ( mis. Tekanan darah dan anti konvulsan ,jika perlu
meningkat, tekanan nadi melebar,
Kolaborasi pemberian diuretik
brakikardi, pola napas ireguler,
kesadaran menurun osmosis , jika perlu
- Monitor status penapasan  
- Monitor intake output cairan
Perspektif islam

“Siapa yang memiliki anak, hendaklah ia bermain


bersamanya dan menjadi sepertinya. Siapa yang
mengembirakan hati anaknya, maka ia bagaikan
memerdekakan hamba sahaya. Siapa yang bergurau
(bercanda) untuk menyenangkan hati anaknya, maka ia
bagaikan menangis karena takut kepada Allah ‘Azza wa
Jalla” [HR Abu Daud dan At Tirmidzi)
Thank you

Anda mungkin juga menyukai