Anda di halaman 1dari 25

ANALISA GAS

ACIDOSIS ALKALOSIS
DARAH

TEAM EMCC 2020


Analisa Gas Darah

 Analisa Gas darah dilakukan untuk memperoleh informasi tentang:


oksigenasi, ventilasi, dan keseimbangan asam basa tubuh.
 Penusukan dilakukan pada pembuluh darah ARTERI.
 Merupakan prosedur yang MENYAKITKAN untuk pasien

(ENA, 2013)
Komponen Analisa

 pH
 Pa O2 ( Partial Pressure of Oxygen)
 Pa CO2 ( Partial Pressure of Carbon dioxide)
 Sa O2 (Arterial Oxygen Saturation)
 HCO3
 Base Excess
 Elektrolit
Indikasi Dilakukan pemeriksaan Analisa Gas
Darah

 Gangguan pernapasan
 Pascahenti jantung paru
 Kondisi metabolik, misalnya ketoasidosis diabetikum (KAD)
 Perburukan tiba-tiba atau tidak dapat dijelaskan
 Evaluasi terhadap intervensi, misalnya perubahan pada pengaturan ventilasi invasif
 Titrasi ventilasi noninvasif
 

(Jevon& Ewens, 2012)
Lokasi Arterial Puncture

 Arteri Radialis (Pilihan utama),


Harus dilakukan Allen’s TesT terlebih dahulu. Arteri radialis ini kecil dan mudah
difiksasi
 Arteri Brachialis (Pilihan kedua),
Kecuali apabila pulsasi a. Brachialis lemah, pasien obesitas, atau pembuluh darah yang
sklerosis (mis: Karena cateterisasi jantung sebelumnya)
 Arteri Femoralis
Pada kasus pasien cardiopulmonary arrest atau ketika perfusi ekstrimitas atas yang buruk

(ENA, 2013)
Arteri Radialis Arteri Brachialis Arteri Femoralis penusukan
penusukan dengan penusukan dengan siringe dengan siringe sudut 600
siringe sudut 300 sudut 450
Pengkajian

1. Kaji Kondisi yang Memerlukan Analisa Gas Darah:


 Sesak
 Perubahan frekuensi dan pola napas
 Perubahan bunyi napas
 Perubahan ekspansi paru
 Peningkatan usaha napas
 Sianosis perifer dan atau sentral
 Penurunan Kesadaran, suara paru abnormal yang memerlukan pengukuran
AGD
2. Identifikasi faktor yang akan mempengaruhi hasil AGD:
– Tindakan suctioning
– Perubahan dosis/ jenis oksigen
– Perubahan setting Ventilator (Pada pasien yang baru terpasang
ventilator perhatikan untuk tidak langsung dilakukan pengambilan
AGD)
– Riwayat penggunaan obat-obat antikoagulan (risiko hematoma dan
perdarahan)

(Lanken, et al. 2014)


3. Kaji jaringan di sekitar arteri untuk mencegah penusukan yang tidak
tepat, jarak dengan vena (riwayat operasi di areteri radial cth:
operasi arteri bypass, fistula dan shunt)
4. Pastikan tangan non dominan pasien (Jika memungkinkan).
5. Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang prosedur untuk
menjalin kerjasama dan mengurangi kecemasan pasien
6. Kaji nilai AGD pasien yang terakhir untuk membandingkan status
AGD saat ini
Jangan lupa!!!
Allen’s Test dulu, AGD kemudian !!!

 Apakah Tujuan dari Allen’s Test?


 Hasil seperti apa yang dilihat dari
Allen test?
Allen’s Test
Video Allen's Test

https://youtu.be/zC-7y-VR7ZM

 Apa yang kamu tangkap dari video di atas??


 Hasil allen’s test seperti apakah yang harus
ditusuk? Allen’s test negative atau positif?
Perhatian!!!
 Persiapkan dahulu spuit (berisi heparin) sebelum ke
ruangan pasien
 Pastikan beritahu pasien ketika akan memasukkan
jarum agar pasien tidak menarik tangan
 Taruh Handuk gulung yang diletakkan di bawah
pergelangan tangan akan membuat pasien lebih relax
 Jangan menarik plunger untuk mencegah masuknya
air bubble
Perhatian!!!
Variasi pada Geriatric
 Pembuluh darah lebih rapuh
 Capilary refill lebih lambat
 Billa Allen’s test negative pada arteri radialis
sebaiknya pengambilan AGD dilakukan pada arteri
brachialis atau arteri femoralis

Variasi pada Pediatric


 Nilai normal AGD pada neonatus akan berbeda
dengan nilai normal AGD pada dewasa

(Marino, 2014)
Komplikasi

 Nyeri  pada saat penusukan


 Vasospasme
 Perubahan warna, suhu, sensasi , pergerakan , atau denyut pada
ekstrimitas  area penusukan
 Hematoma, Perdarahan
 Infeksi

Jevon, P & Ewens, B. (2012)


Nilai Normal

Parameter Arterial Venous


pH 7.35-7.45 7.35-7.45
PaCO2 35-45 mmHg 40-45 mmHg
HCO3- 22-26 mEq/mol 22-26 mEq/mol
PaO2 80-100 mmHg 40-50 mmHg
Saturasi O2 96-100 % 60-85 %
Base Excess (-2.0) - (+2.0) mEq/L (-2.0) - (+2.0) mEq/L

Lewis., Heitkemper., Dirksen., O’brien., & Bucher, (2017)


ASIDOSIS 7.35
PH 7.45
ALKALOSIS

ASIDOSIS 22
HCO3 ALKALOSIS
26

ALKALOSIS 35
PCO2 45
ASIDOSIS
6 Langkah Mudah Interpretasi Hasil AGD​
1. Identifikasi pH ​
pH <7.35 = Asidosis
pH>7.45 alkalosis​

2. Identifikasi PaCo2  Masalah Respiratorik (Organ Paru)


PaCO2 bersifat ASAM (35-45 mmHg)
PaCo2 kurang dari 35mmHg = alkalosis,
PaCo2 lebih dari 45 mmHg = Asidosis ​

3. Identifikasi HCO3-  Masalah Metabolik. HCO3- (Organ Ginjal)​


HCO3- bersifat BASA (22-26 mEq/L)
HCO3 kurang dari 22 mEq/L = Asidosis
HCO3 Lebih dari 26 mEq/L = Alkalosis

4. Bandingkan hasil PaCO2 atau HCO3 dengan pH.
Jika pH rendah dan PaCO2 tinggi maka pasien mengalami Asidosis Respiratorik.
Jika pH tinggi dan PaCO2 rendah pasien mengalami Alkalosis Respiratorik.
pH rendah, HCO3 rendah, dan PaCO2 normal pasien mengalami Metabolik Asisdosis.
pH tinggi dan HCO3 tinggi tetapi PaCO2 normal, maka pasien mengalami Metabolik Alkalosis. 

5. Perhatikan PaCO2 dan HCO3, apakah hasilnya berlawanan arah dengan pH.


Bila iya, maka pasien mengalami kompensasi (kemampuan satu sistem dalam menjaga
keseimbangan pH). Bila pH Normal maka terjadi kompensasi penuh, dan bila pH abnormal maka
akan terjadi Kompensasi sebagian

6. Analisa PaO2 dan SaO2.


Jika PaO2 pasien <80, SaO2 <95%, maka pasien mengalami hypoxemia. 

Sistem respirasi bisa melakukan kompensasi dalam hitungan


detik, sedangkan sistem metabolik bisa berjam-jam.
CONTOH HASIL KOMPENSASI

– PH  PaCO2  HCO3- (Metabolic Acidosis, Terkompensasi Sebagian)

 
– PH  PaCO2  HCO3- (Respiratory alkalosis, Terkompensasi sebagian)

– PH  PaCO2  HCO3- (Metabolic Alkalosis, Terkompensasi Sebagian)

– PH Normal PaCO2  HCO3-  (Respiratory Acidosis, Terkompensasi Penuh)

 
– PH Normal PaCO2  HCO3- (Metabolic Acidosis, Terkompensasi Penuh)
Penyebab Umum Ketidakseimbangan Asam Basa

Asidosis Respiratorik PPOK, asma, Cedera Kepala, Edema Paru, Aspirasi, Pneumonia, ARDS,
Pneumothoraks, Henti Jantung, Depresi Pernapasan, Depresi SSP

Alkalosis Respiratorik Hiperventilasi, Ansietas, Ketakutan, Nyeri, Demam, Sepsis, Tumor Otak, Over
Ventilasi Mekanik

Asidosis Metabolik DM, Gagal Ginjal Akut dan Kronik, Diare Berat, Alkoholisme, Kelaparan,
Overdosis Salisilat, Fistula Pankreas

Alkalosis Metabolik Kehilangan Asam Lambung (muntah, suction lambung), terapi diuretik jangka
panjang, pemberian NaHCO3 berlebihan, hiperkalsemia.

(Lewis, et al. 2017)


Evaluasi

 Pulsasi artery, warna ekstremitas, temperatur ekstremitas distal setelah


dilakukan punksi
 Nyeri yang dirasakan
 Perdarahan pada lokasi punksi lakukan penekanan 5-15 menit
Dokumentasi

 Lokasi arteri, kondisi, pulsasi, toleransi pasien terhadap


prosedur
 Suhu pasien
 Dosis oksigen yang diberikan
 Edukasi pasien dan keluarga
Referensi

AACN. (2017) Procedure Manual For High Acuity, Progressive, And Critical Care . Elsevier
Emergency Nurses Association (ENA). (2013). Sheehy’s Manual of Emergency Care (7 th ed.).
Singapore. Elsevier
Jevon, P & Ewens, B. (2012).  Monitoring the critically ill patient (3rd Ed.).  Australia: Willey
Black Well
Jones., Janis., & Fix B. (2009). Perawatan Kritis. Jakarta:Erlangga
Lanken, Paul., Manaker, Scott., Kohl, Benjamin., Hanson, C, William. (2014). The Intensive Care
Unit Manual (2nd ed.). Uniter States of America: Elsevier
Lewis., Heitkemper., Dirksen., O’brien., & Bucher. (2017). Medical Surgical Nursing (10th Ed.).
Missouri: Mosby
Marino, Paul. (2014). The ICU Book (4th Ed.) Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins

Anda mungkin juga menyukai