Anda di halaman 1dari 24

Komunikasi efektif dalam hubungan

interpersonal dengan klien, keluarga,


kelompok, dan tenaga kesehatan lainnya
Pengertian terapeutik
perawat - Klien
 Hubungan terapeutik perawat – klien merupakan
pengalaman belajar timbal balik dan pengalaman
emosional korektif bagi pasien.

• Dalam hubungan ini perawat menggunakan diri (self)


dan teknik-teknik klinik tertentu dalam bekerja dengan
pasien untuk mengakibatkan penghayatan dan
perubahan perilaku pasien.
Komponen dalam komunikasi
perawat - klien
• Komunikator
Komunikator (pemberi pesan), biasanya juga berarti tempat berasalnya
sumber pesan. Dalam proses keperawatan, perawat merupakan
sumber pesan atau komunikator bagi pasien.
• Feed back
Feed back adalah umpan balik atau tanggapan, dan merupakan respon
pasien terhadap pesan yang disampaikan perawat.
• Komunikan
Komunikan adalah penerima pesan atau obyek sasaran dari kegiatan
komunikasi. Dalam proses keperawatan, klien merupakan penerima
pesan atau komunikan.
Con`t
• Message
Message (pesan atau berita) merupakan yang disampaikan oleh
perawat melalui pembicaraan, gerakan dan sebagainya. Dirumah
sakit pesan ini biasanya berupa nasehat dokter atau perawat pada
pasien, hasil konsultasi pada status pasien, laporan, dan
sebagainya. Isi pesan ini juga yang menentukan untuk klien
memberikan respon dan mengubah perilakuya.
• Channel
Media atau sarana yang digunakan perawat untuk berkomunikasi
dengan pasien, biasanya menggunakan panca indra.
Tujuan Komunikasi Perawat-Klien

Menurut Mundakir (2006), secara umum tujuan komunikasi


perawat-klien adalah:
• Supaya pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti oleh klien.
Sebagai komunikator, perawat perlu menyampaikan pesannya
dengan jelas, lengkap, dan sopan agar pasien bisa mengerti.
• Memahami klien.
Sebagai komunikator, proses komunikasi tidak akan berlangsung
dengan baik bila perawat tidak dapat memahami kondisi atau
perasaan yang diinginkan pasien.
Con`t
• Supaya gagasan dapat diterima oleh klien.
Selain sebagai komunikator, perawat juga sebagai edukator yaitu
memberikan pendidikan kesehatan pada pasien. Peran ini akan
efektif dan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh perawat
dapat diterima dan dimengerti oleh klien.
• Menggerakan klien untuk melakukan atau merubah sesuatu.
Mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita
inginkan bukanlah hal yang mudah, perlu adanya pendekatan-
pendekatan yang jitu agar orang lain atau klien percaya dan yakin
bahwa apa yang kita harapkan merupakan hal yang bermamfaat
untuk klien atau komunikan
Jenis komunikasi perawat-klien

• Komunikasi verbal
Yaitu komunikasi yang dilakukan perawat-klien melalui kata-kata, bicara,
maupun tulisan. Salah satu komunikasi verba yang penting dalam
keperawatan adalah wawancara, yang merupakan salah satu cara untuk
mendapatkan data dari klien yang spesifik.
• Komunikasi non verbal
Yaitu komunikasi yang menggunakan mimik atau bahasa tubuh. Dalam
berkomunikasi dengan pasien, perawat harus menggunakan komunikasi
non verbal juga, seperti gerak tubuh, pandangan mata ke pasien, jarak
dengan pasien, postur, dan ekspresi wajah. Selain dengan menggunakan
bahasa verbal,menggunakan mimik atau bahasa tubuh lebih memudahkan
klien untuk mengerti dan memahami dari maksud komunikasi yang perawat
sampaikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi perawat-klien
Menurut Potter dan Perry (1993), proses
komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu:

• Perkembangan • Jenis kelamin


• Persepsi • pengetahuan
• Nilai • Peran dan hubungan
• Latar belakang sosial dan • Lingkungan
budaya • jarak
• Emosi
Pengertian Komuniasi Terapeutik
Perawat Dengan Keluarga

• Duval (1972).
Duval menyatakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang
bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, dan emosional serta
sosial individu yang ada di dalamnya, dilihat dari interaksi yang
reguler dan ditandai adanya ketergantungan dan hubungan untuk
mencapai tujuan umum.
Ciri - ciri Keluarga menurut
Robert Maclver dan Charles Morton Page
menjelaskan sebagai berikut :

• Keluarga merupakn hubungan perkawinan.


• Keluarga berbentuk seperti kelembagaan yang berhubungan
dengan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dibuat.
• Keluarga mempunyai sistem tata
• nama (nomenclatur), termasuk hitungan garis keturunan.
• Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mencapai
keturunan dan membesarkan anak.
• Keluarga mempunyai tempat tinggal bersama, rumah, atau rumah
tangga.
Prinsip – Prinsip Perawatan
Keluarga
• Keluaga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan
kesehatan.
• Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, sehat
sebagai tujuan utama.
• Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam
mencapai peningkatan kesehatan keluarga.
• Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga,
perawat melibatkan peran sertaaktif seluaruh keluargadalam
merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatannya.
• Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative
CON`T

• Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga


memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga.
• Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga
secara keseluruhan.
• Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan
peawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemcahan
masalah dengan menggunakan proses keperawatan.
• Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan
kesehatan dasar/ perawatan di rumah.
• Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk risiko tinggi.
Langkah-Langkah Perawatan
Kesehatan Keluarga

1. Membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga,


dengan cara;
 Mengadakan kontak dengan keluarga.
 Menyampaikan maksud dan tujuan serta mint untuk membantu
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan mereka.
 Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan-
kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga.
 Membina komunikasi du arah dengan lembaga.
2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah
kesehatan keluarga.
3. Menganalisa data keluarga ntuk menentukan masalah-masalah
kesehatan dan perawatan keluarga.
Con`t
4. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga, berdasarkan sifat
masalah kesehatan keluarga;
 Ancaman kesehatan.
 Keadaan sakit atau kurang sehat.
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga
untuk melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang
kesehatan.
6. Menentukan/menyusun skala proiritas masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga, dengan mempertimbangkan;
 Sifat masalah.
 Kemungkinan masalah untuk diubah.
 Potensi menghindari masalah.
 Persepsi keluarga terhadap masalah
Con`t
7. Menyusun rencana asuhan keperawatan kesehatan dan perawatan
keluarga  seseuai dengan urutan prioritas;
 Menentukan tujuan yang realistis.
 Merencanakan pendekatan dan tindakan.
 Menyususn standard an criteria evaluasi
8. Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai
dengan rencana yang disusun.
9. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang
dilakukan.
10. Meninjau kembali maslah keperawatan dan kesehatan yang belum
dapaT teratasi dan merumuskan kembali rencana asuhan
keperawatan yang baru.
Pengertian Komunikasi
Terapeutik Perawat Dengan
Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan


bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan
bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka
sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005).
Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi,
kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah
berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi
kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu
kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi
komunikasi kelompok.
Pengaruh Kelompok Pada
Prilaku Komunikasi

A. Konformitas
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju
(norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau
dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan
atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk
mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi, jika Anda
merencanakan untuk menjadi ketua kelompok, aturlah rekan-rekan
anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika Anda meminta
persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan Anda secara
menyetujuan pendapat Anda. Tumbuhkan seakan-akan seluruh
anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-
anggota berikutnya untuk setuju juga.
Con`t
B. Fasilitasi Sosial
Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya di depan
orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan
mempertinggi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan.
Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang
dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila
respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi.
Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon
yang banar; karena itu peneliti melihat kelompok mampu
mempertinggi kualitas kerja individu.
CON`T

C. Polarisasi
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila
sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak
mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih
kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi
para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah
diskusi mereka akan menentang lebih keras. Jadi polarisasi adalah
proses mengkutub, baik ke arah mendukung atau positif atau pro
maupun ke arah menolak atau negatif atau kontra dalam suatu
masalah yang diperdebatkan.
 
 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Komunikasi Kelompok

• Ukuran kelompok.
• Jaringan komunikasi.
• Kohesi kelompok.
• Kepemimpinan.
Bentuk-bentuk Komunikasi
Kelompok

1. Kelompok Primer dan Sekunder.


2. Kelompok Keanggotaan Dan Kelompok
Rujukan.
3. Kelompok Deskriptif Dan Kelompok
Presikriptif.
Pengertian Komunikasi Yang Efektif
Sesama Perawat Dan Tenaga Medis
Lainnya

Komunikasi merupakan hal mendasar yang menjadi salah satu


faktor keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan. Berbeda
dengan komunikasi lainnya seperti komunikasi di bidang
pendidikan, bisnis dan lain sebagainya, komunikasi efektif dalam
bidang pelayanan rumah sakit memiliki tingkat kompleksitas yang
cukup tinggi. Hal ini disebabkan komunikasi yang terlibat sangat
banyak, informasi yang dibutuhkan sangat banyak,
serta menyangkut dengan emosi pasien/keluarga pasien, dan
petugas kesehatan yang cukup tinggi.Tingginya kebutuhan
masyarakat terhadap pelayanan informasi dan komunikasi yang
efektif di rumah sakit menjadi hal menarik untuk dibahas.
Komunikasi Antara Perawat Dengan
Tenaga Kesehatan

1. Komunikasi antara Perawat dengan Dokter


2. Komunikasi antara Perawat dengan Perawat
3. Komunikasi antara perawat dengan Ahli
terapi respiratorik
4. Komunikasi antara perawat dengan ahli
farmasi
5. Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Gizi
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai