Anda di halaman 1dari 8

UJI PRAKLINIK DAN TOKSISITAS DAUN JATI

BELANDA SEBAGAI ANTIDIABETES

KELOMPOK 6 :
BAB I PENDAHULUAN
Penyakit tidak menular sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat baik secaga nasional maupun global.
WHO melaporkan, pada tahun 2011 terdapat 60% penyebab kematian dikarenakan oleh penyakit tidak menular. Salah
satu penyakit yang menyita banyak perhatian adalah diabetes mellitus (DM). Di Indonesia sendiri penyakit DM
menduduki peringkat ke-7, dengan jumlah kasus mencapai 8.554.115 kasus. Pada tahun 2030 diperkirakan Indonesia
akan mengalami peningkatan kasus penyakit DM.
Selama ini pengobatan yang telah dilakukan untuk penderita diabetes adalah suntikan insulin dan pemberian
obat oral antidiabetes yang memiliki efek samping seperti sakit kepala, pusing, mual, dan anoreksia serta
membutuhkan biaya yang mahal sehingga banyak penderita yang berusaha mengendalikan kadar glukosa darahnya
dengan cara tradisional menggunakan bahan alam seperti tanaman herbal (Prameswari and Widjanarko, 2014).
Terdapat beberapa tanaman obat yang mempunyai efek antidiabetes, antara lain daun jati. Daun jati belanda
(Guazuma ulmifolia Lamk.) merupakan famili Sterculiaceae, Guazuma ulmifolia Lamk. sudah
RUMUSAN MASALAH TUJUAN
 Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan,  Tujuan kajian pustaka ini adalah untuk mengetahui
maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam aktivitas dan toksisitas daun jati belanda (Guazuma
kajian pustaka ini adalah bagaimana aktivitas dan ulmifolia Lamk.) terhadap kadar kadar gula darah
toksisitas daun jati belanda (Guazuma ulmifolia tikus.
Lamk.) terhadap kadar gula darah pada tikus?
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. DAUN JATI BELANDA

Klasifikasi tanaman
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Tectona
Spesies : Tectona grandis Linn. f
 Morfologi Tanaman

Daun Jati Belanda terdapat daun tunggal yang berbentuk bulat lanset, panjang helai daun 4 sampai 22,5 cm, dan lebar
2 samapi 19 cm, pangkal daun menyerong berbentuk jantung, sedangkan pada bagian ujung daun meruncing tajam
dan mempunyai permukaan daun bagian atas berambut. Daun Jati Belanda mempunyai stipula (daun penumpu)
namun biasanya gugur di awal
 Kandungan Senyawa Kimia dan Manfaat Tanaman

Daun jati belanda mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponinm steroid, triterpenoid, tanin, fenolik dan
karotenoid. Selain itu, serbuk daun jati belanda mengandung fenol hidrokuinon dan senyawa flavonoid lain seperti
kalkon, auron dan flavonol. Menurut Kusumowati, dkk (2012). Senyawa flavonoid daun jati belanda bekerja
menghambat jumlah enzim α-glukosidase pada penderita DM.
B. UJI PRAKLINIK
Uji praklinik, atau disebut juga studi pengembangan atau uji non-klinik,atau uji efek farmakologik, adalah tahap
penelitian yang terjadi sebelum uji klinik atau pengujian pada manusia. Uji praklinik memiliki satu tujuan utama
yaitu mengevaluasi keamanan suatu produk yang baru. Produk yang umum menjalani uji praklinik adalah obat-
obatan, peralatan medis, kosmetik, dan solusi terapi gen. Uji ini biasanya menggunakan hewan diantaranya mencit,
tikus, kelinci, marmot, hamster, anjing.
C. UJI TOKSISITAS
Pada umumnya metode uji toksikologi dapat dibagi menjadi dua golongan. Golongan pertama terdiri dari uji
toksikologi yang dirancan. g untuk mengevaluasi keseluruhan efek umum suatu senyawa pada hewan eksperimental.
Golongan kedua terdiri dari uji toksikologi yang dirancang untuk mengevaluasi dengan rinci tipe toksisitas spesifik
meliputi uji potensial, uji reproduksi, uji kemutagenikan, uji karsinogenikan, uji kulit dan mata, serta uji perilaku.
BAB III PEMBAHASAN
Menurut (Sutrisna et al., 2017) Kadar glukosa darah tikus setelah induksi aloksan dan setelah pemberian ekstrak
alkohol 70% daun jati belanda.
Uji Praklinik pada referensi diatas menggunakan tikus putih berusia 2 – 3 bulan yang dibagi menjadi 4 kelompok
secara random.Kelpmpok 1 merupakan kontrol negatif dengan perlakuan akuades, kelompok 2 (kontrol positif)
dengan perlakuan glibenklamide dosis 0,126 mg/200g BB peroral, kelompok 3 dan 4 dengan perlakuan ekstrak
alkohol daun jati belanda dengan dosis 500mg dan 1000mg/kg BB.Semua kelompok diinduksi dengan aloksan dosis
150 mg/kg BB yang diberikan secara intraperitoneal (IP).
Ekstrak alkohol 70% daun jati belanda dosis 500mg/Kg BB mampu menurunkan kadar glukosa darah setelah 15
hari pemberian. Diduga kerena Daun jati belanda mengandung senyawa tanin yang bekerja meningkatkan penyerapan
glukosa pada jaringan adiposit tikus.Tanin menunjukkan potensi dalam menginduksi penyerapan glukosa yang setara
dengan 100 nm insulin dan tanin mencapai penyerapan glukosa maksimal di kisaran 24 – 49% pada konsentrasi
dibawah 1 mg/ml

Anda mungkin juga menyukai