Anda di halaman 1dari 40

GIZI REMAJA

Disampaikan pada Pertemuan Pembentukan Posyandu Remaja


UPTD Puskesmas Arcamanik
01 02
- Memahami
Siklus Hidup
Manusia da Masalah Gizi Pada
Dimana Saya Remaja
Saat Ini

03 04
- Hal-Hal Yang - Pengukuran
Harus Antropometri
Diperhatikan Remaja, KMS
agar tumbuh Remaja,
sehat Penentuan Status
gizi
MEMAHAMI SIKLUS HIDUP
Daur Kehidupan yang sering Berkaitan erat dengan asupan
dikenal dengan Siklus gizi manusia
Kehidupan

Terbagi dalam beberapa tahap :

Telur yang telah dibuahi – fetus

( janin )- bayi dibawah usia 6


bulan – balita- anak-anak-
remaja- dewasa- dan lanjut usia
Pesan Kunci :
1. Setiap Bayi usia 0-6 bulan hanya
memerlukan ASI untuk Pertumbuhannya
2. Setelah memasuki usia 6 bulan ke atas,
makin banyak variasi makanan maka
semakin baik karena zat gizi
3. Setiap Jenis Makanan boleh diberikan
pada berbagai kelompok usia, perbedaan
hanya pada porsi dan tekstur dari
2 masa saat tubuh mengalami proses
makanan tersebut (misal bubur untuk
pertumbuhan yang sangat pesat yaitu Bayi
bayi )
dan Remaja
4. Wanita dan Remaja perempuan
membutuhkan tambahan asupan gizi
Kebutuhan Gizi pada remaja dipengaruhi oleh :
khususnya selama masa remaja - Aktifitas fisik
( karena menstruasi)kehamilan, dan - Lingkungan
saat menyusui - Konsumsi Obat-obatan untuk kondisi tertentu
- Kondisi mental
- Penyakit yang sedang dialami
- Stress
PADA USIA REMAJA , MASALAH GIZI BERKAITAN DENGAN GAYA HIDUP DAN
KEBIASAAN MAKAN YANG BERKAITAN DENGAN PERUBAHAN FISIK DAN
KEBUTUHAN ENERGI REMAJA
Kurang energi Kronis ( KEK ) :
OBESITAS : Asupan gizi Asupan Gizi kurang dari
lebih dari kebutuhan kebutuhan dalam jangka waktu
dalam jangka waktu yang yang lama
lama

Kekurangan zat gizi


mikro: Kekurangan Anemia : Kekurangan Zat
asupan gizi yang besi, zat besi membentuk
mengandung vitamin dan sel darah merah pada
mineral manusia. Menstruasi pada
Rematri dapat menjadi
penyebab Anemia
Ganguan makan ( anoreksia nervosa dan
bulimia nervosa ): Keyakinan
masyarakat tentang tubuh ideal bagi laki-
laki dan perempuan
GIZI PADA REMAJA

Puber : berasal dari bahasa


latin Pubescere yang berarti
mendapat pubes atau rambut
kemaluan yaitu suatu tanda
kelamin sekunder yang
menunjukkan perkembangan
seksual.

Pada umumnya, awal periode


pubertas dimulai pada usia 10-
14 tahun pada perempuan dan
12-16 tahun pada laki-laki

Perubahan ini berkaitan


dengan Perubahan kebutuhan
Gizi pada fase remaja
GIZI SEIMBANG PADA FASE REMAJA
Hal Yang diperlukan untuk Tumbuh Sehat

1. Gizi Seimbang menjadi kunci pertumbuhan dan


perkembangan yang optimal

2. 4 (Empat ) Pilar Gizi seimbang harus


dilaksanakan secara utuh untuk menjaga kesehatan

3. 10 (Sepuluh ) Pesan Gizi Seimbang harus diupayakan


untuk dilaksanaka setiap hari sehingga menjadi suatu
kebiasaan
10 PESAN GIZI SEIMBANG ISI PIRINGKU

Dalam Sehari
- Sumber
Karbohidrat
: 3-4 Porsi
- Sayur 3-4
porsi
- Buah 2-3
porsi
- Sumber
Protein
Hewani dan
nabati 2-4
porsi
- Air putih
minimal 8
gelas
PROTEIN :PEMBANGUN TUBUH
1. Jika Karbohidrat sebagai
Sumber tenaga, Peran Protein 2. Konsumsi protein yang
3. Kita memerlukan
begitu besar bagi tubuh baik adalah kombinasi protein untuk tubuh kita
( sebagai pembangun tubuh ) protein hewani dan nabati terutama untuk remaja
karena Protein berfungsi secara seimbang perempuan serta wanita
dalam pembentukan sel sel hamil atau menyusui yang
baru dan memelihara sel membutuhkan gizi
dalam tubuh, berperan dalam tambahan
kerja enzim, hormon dan
menjaga daya tahan tubuh
KONSUMSI SAYUR DAN BUAH

01.
Sayur dan buah 02.
mengandung
vitamin,mineral dan
serat yang
Apabila konsumsi sayur 03.
dan buah seorang remaja
dibutuhkan tubuh
cukup, maka
pertumbuhannya akan Sayur dianjurkan 3-4
optimal dan ia akan porsi/hari sedangkan
terhindar dari berbagai buah 2-3 porsi/hari
penyakit

ZAT GIZI MIKRO : Vitamin dan Mineral ( Dibutuhkan dalam jumlah


sedikit,namun mempunyai peranan yang sangat penting dalampembentukan
hormon, kerja enzim, fungsi sistem daya tahan tubuh dan sistem reproduksi )
PELAYANAN
KESEHATAN DI
POSYANDU REMAJA
dr. Hafezd Herlando Lubis
Pelaksanaan Posyandu Remaja
PEMBAHASAN
 Pemeriksaan Antropometri ( BB, TB, Lingkar
Lengan Atas & Lingkar Perut)

 Penilaian Status Gizi (IMT)

 Pemeriksaan Tekanan Darah

 Pencatatan dan Pelaporan


PRASARANA PELAYANAN KESEHATAN

Timbangan Badan
Microtoise

Alat Ukur Lingkar Perut

Tensimeter Digital
Buku/Formulir Register
Pengukuran Berat Badan

Persiapan:
 Ambil timbangan
 Letakan alat timbangan pada lantai yang keras & datar.
 Membuka alas kaki & jaket serta mengeluarkan isi kantong yang berat, seperti kunci, handphone, dll.
 Pastikan timbangan pada nilai pengukuran pada angka 0.
Prosedur Penimbangan :
 Naik keatas timbangan dengan posisi kaki tepat di tengah alat timbang tetapi tidak menutupi layar
timbangan.
 Perhatikan posisi kaki tepat ditengah alat timbang, sikap tenang (JANGAN BERGERAK-GERAK) &
kepala tidak menunduk (memandang lurus kedepan).
 Jarum di kaca jendela alat timbang akan bergerak & tunggu sampai diam/tidak berubah (STATIS).
 Catat angka yang ditunjuk oleh jarum berhenti dan isikan pada Formulir/Buku Rapot Kesehatan Remaja.
 Minta remaja turun dari alat timbang.
 Jarum pada alat timbang akan berada pada posisi 0 secara otomatis.
 Untuk Timbangan Digital Prosedur sama.
Pengukuran Tinggi Badan

Persiapan
Penempatan Alat Ukur (Microtoise) :

1. Letakan microtoise di lantai yang rata & menempel


pada dinding yang tegak lurus.

2. Tarik pita meteran tegak lurus ke atas sampai angka


pada jendela baca menunjukan angka nol.

3. Paku/tempelkan ujung pita meteran pada dinding.


Prosedur Pengukuran Tinggi Badan

1) Minta remaja melepaskan alas kaki ( sandal/sepatu), topi (penutup kepala).


2) Pastikan alat geser berada diposisi atas.
3) Remaja diminta berdiri tegak, persis dibawah alat geser.
4) Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan tumit menempel
pada dinding tempat microtoise di pasang.
5) Pandangan lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung bebas.
6) Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala. Pastikan alat geser
berada di tepat tengah kepala. Dalam keadaan ini bagian belakang alat
geser harus tetap menempel pada dinding.
7) Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka yang lebih besar
8) Apabila alat pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur harus berdiri di
atas bangku agar hasil pengukuran benar.
9) Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka dibelakang koma
(0,1 cm) → Contoh : 153,3 cm; 160,0 cm; 163,9 cm.
Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT)

Contoh:
Remaja Laki-Laki, Lahir 24 April 2004
(16 Tahun)
BB = 38 kg
TB = 148 cm (1,48 m)

IMT = 38 kg
1,48 m x 1,48 m
= 38 kg = 17.35 (Status Gizi ??)
2,1904 m
Grafik Indeks Massa Tubuh (IMT) Berdasarkan Umur untuk Remaja Laki-Laki

OBESITAS / SANGAT GEMUK

GEMUK

NORMAL

NORMAL

NORMAL
KURUS

S
A
N
G
A
T
Grafik Tinggi Badan Berdasarkan Umur untuk Remaja Laki-Laki

NORMAL
PENDEK
Tentukan Status Gizi dan Perawakan

Remaja Putri Lahir 9 Oktober 2002 (18 Tahun) , BB = 53 Kg, TB = 154 cm,
maka status gizi dan perawakannya adalah ?

BB = 53 kg
TB = 154 cm (1,54 m)

IMT = 53 kg

1,54 m x 1,54 m

= 53 kg
= 22.46 (Status Gizi ??)
2,37 m
Grafik Indeks Massa Tubuh (IMT) Berdasarkan Umur untuk Remaja Perempuan

OBESITAS / SANGAT GEMUK

GEMUK

NORMAL

NORMAL

NORMAL

KURUS

SANGAT KURUS
Grafik Tinggi Badan Berdasarkan Umur untuk Remaja Perempuan

NORMAL

PENDEK
TA N DA TA N DA A N EM I A DAM PAK AN EM I A
R EM A J A PUT ER I R EM A J A PUT ER I

Daya tahan tubuh,


Lemah, Lesu, Letih, Kebugaran, Prestasi,
Lelah, Lalai Kinerja menurun

Kuku Rapuh Mudah


Infeksi
Wajah utamanya
kelopak mata bagian
dalam tampak pucat

Kurang Nafsu Makan Kebutuhan zat besi akan meningkat karena mengalami
menstruasi. oleh karena itu untuk mencegah
terjadinya anemia gizi besi, remaja putri kamu perlu
mengkonsumsi :
Sering Pusing
1 Tablet Tambah Darah (TTD) 1 tablet
setiap minggu
Pengukuran Lingkar Lengan
Pengukuran LiLA (Remaja Putri)
Sebelum pengukuran, dengan sopan minta izin bahwa petugas akan menyingsingkan baju lengan kiri
remaja sampai pangkal bahu. Bila remaja keberatan, minta izin pengukuran dilakukan di dalam
ruangan yang tertutup.
1) Tentukan posisi pangkal bahu.
2) Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak tangan ke arah perut.
3) Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan menggunakan pita LiLA atau
meteran (Lihat Gambar), dan beri tanda dengan pulpen/spidol (sebelumnya dengan sopan
minta izin). Bila menggunakan pita LiLA perhatikan titik nolnya.
4) Lingkarkan pita LiLA sesuai tanda pulpen di sekeliling lengan responden sesuai tanda (di
pertengahan antara pangkal bahu dan siku). Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada
pita LiLA.
5) Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar.
6) Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LiLA (kearah angka yang lebih besar).
7) Tuliskan angka pembacaan pada form hasil ukur.
Indikator untuk Resiko
Kekurangan Energi Kronis pada
Wanita Usia Subur ( 15 – 45
Tahun)

Nilai Normal
LiLA >23,5
cm
Pengukuran Lingkar Perut
Persiapan :
 Pengukuran lingkar perut yang benar dilakukan dengan menempelkan pita
pengukur diatas kulit langsung. Pengukuran diatas pakaian sangat tidak
dibenarkan.
 Apabila remaja tidak bersedia membuka/menyingkap pakaian bagian atasnya,
pengukuran dengan menggunakan pakaian yang sangat tipis (kain nilon, silk dll)
diperbolehkan & diberi catatan pada Formulir/kuisoner.
 Apabila remaja tetap menolak untuk diukur, pengukuran lingkar perut tidak
boleh dipaksakan & beri catatan pada Formulir/kuiosner.
Pengukuran Tekanan Darah
Prosedur penggunaan Manset
1) Masukan ujung pipa manset pada bagian alat.

2) Perhatikan arah masuknya perekat manset.

3) Pakai manset, perhatikan arah selang.


4) Sisingkan lengan baju pada lengan bagian kanan
pasien. Apabila pasien menggunakan baju berlengan
panjang, singsingkan lengan baju ke atas tetapi
pastikan lipatan baju tidak terlalu ketat sehingga tidak
menghambat aliran darah di lengan.
5) Pastikan posisi selang sejajar dengan jari tengah, dan
posisi tangan terbuka ke atas. Jarak manset dengan
garis siku lengan kurang lebih 1-2 cm. jika manset
sudah terpasang dengan benar, rekatkan masker
Prosedur penggunaan Alat Tekanan Darah

1) Setelah manset terpasang


dengan baik, pastikan
responden duduk dengan
posisi kaki tidak menyilang
tetapi kedua telapak kaki
datar menyetuh lantai.
Letakan bagian lengan kanan
responden di atas meja
sehingga manset yang sudah
terpasang sejajar dengan
jantung responden.
2) Tekan tombol “START/STOP” untuk mengaktifkan alat.

Tekanan ke atas pembuluh arteri akibat


denyutan jantung (SISTOLIK)
Tekanan saat jantung beristirahat di
antara pemompaan (DIASTOLIK)

3) Instruksikan remaja untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan


tidak berbicara pada saat pengukuran.
4) Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan
terbuka ke atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa manset.
Pengukuran Tekanan Darah hanya untuk Remaja
Usia > 15 Tahun
Pencatatan & Pelaporan
• Pencatatan dapat dilakukan dengan
menggunakan format baku sesuai dengan
program kesehatan, Sistim
Pencatatan Informasi Posyandu
● (SIP) atau Sistim
Informasi Manajemen (SIM)

• Pelaporan kegiatan Posyandu Remaja dilaporkan


ke Desa dan Pengelola Program Kesehatan Usia
Pelaporan Sekolah dan Remaja Puskesmas, (Terintegrasi
dengan catatan pelaporan kesehatan remaja).
Contoh Register Posyandu Remaja
Nama :
Jenis Kelamin :
NIK/ KTP
:
Alamat :
REFRENSI
 Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Cerdik di Sekolah, Direktorat Jenderal Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular Kementerian Kesehatan, Tahun 2016.
 Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala Anak Usia Sekolah dan
Remaja, Kementerian Kesehatan, Tahun 2019.
 Buku Panduan Kader Posyandu Remaja, Kementrian Kesehatan, Tahun 2019

 Petunjuk Teknis Penyelenggaran Posyandu Remaja, Kementerian Kesehatan, Tahun 2018.

 http://nutrition-update.blogspot.com/2017/03/pengukuran-status-gizi-psg-bag-4.html

Anda mungkin juga menyukai