Anda di halaman 1dari 35

KELOMPOK 6

7B Pendidikan Biologi

Dosen Pengampu: Dr. Rizkia Suciati, M.Pd.


ATTENTION PLEASE !

WE’RE GROUP 6
READY TO PRESENT
OUR DISCUSSION
RESULTS
MEET OUR GROUP

FIRYAL PUTRI SYIFA AULIA

PUTRI AYU ADIS CYNTHIA


MENGAPA KITA HARUS
MEMPELAJARI TEORI EVOLUSI
MANUSIA?
Memahami kekerasan, permusuhan, dan ketakutan yang ada dalam masyarakat kita
sekarang dapat diperoleh dengan meneliti evolusi spesies manusia. Sebagai organisme
sosial, empatik, kooperatif, dan altruistik yang berkembang dalam kelompok kecil
dengan identitas bersama.
POKOK BAHASAN

TEORI BUKTI EVOLUSI REVOLUSI MANUSIA

Bukti-bukti evolusi berupa Perubahan yang terjadi pada


Teori Evolusi Manusia yang
fosil yang ditemukan di manusia mulai dari fisik,
disampaikan oleh para
Afrika, menjadi bukti bahwa sosial, mata pencaharian,
ilmuwan.
manusia mengalami evolusi. psikologi, dll.
AYAT SUCI AL-QUR'AN
MENGENAI ASAL-USUL MANUSIA

Artinya: "Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kami
menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu
Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang
paling baik.
ASAL USUL MANUSIA MENURUT
TEORI CHARLES DARWIN
Menurut bukunya The Descent of Man, kera dan manusia muncul dari

nenek moyang tunggal. Klaim Darwin didukung oleh banyaknya

kesamaan anatomis antara manusia dan kera. Teori ini telah dikonfirmasi

melalui penelitian DNA. Genom manusia dan simpanse hampir identik

pada tingkat urutan DNA. Selain itu, ketika pohon filogenetik berdasarkan

gen individu dibuat, manusia dan kera cenderung berkelompok bersama,

di cabang terminal pendek pada pohon menunjukkan divergensi yang

sangat baru.
POHON FILOGENETIK HOMINID
FILOGENETIK BERDASARKAN
TAHUN
BUKTI EVOLUSI
Afrika adalah tempat di mana manusia
pertama kali berevolusi, dan juga merupakan
tempat sebagian besar evolusi tersebut. Semua
fosil manusia purba yang berumur antara 6
dan 2 juta tahun yang lalu berasal dari Afrika.
Penemuan tengkorak berusia dua juta tahun di
Saat ini, sebagian besar ilmuwan menghitung
Afrika Selatan sebagai petunjuk baru tentang
antara 15 dan 20 spesies manusia purba yang evolusi manusia

terpisah.
REVOLUSI
MANUSIA
Perubahan Fisik

a) Sahelanthropus tchadensis
Dikutip dari Smithsonial National Museum of Natural History, Salah satu spesies paling
awal dalam filogeni manusia dikenal sebagai Sahelanthropus tchadensis. Di Afrika Barat-
Tengah, spesies ini ada antara 7 dan 6 juta tahun yang lalu.
• Spesies ini hidup di berbagai habitat yang berbeda, termasuk padang rumput dan
hutan
• makhluk ini memiliki campuran karakteristik manusia dan seperti kera
• Memiliki otak kecil (bahkan agak lebih kecil dari simpanse)
• wajah miring, alis yang sangat terlihat, dan tengkorak memanjang termasuk di antara
karakteristik seperti kera.
REVOLUSI
MANUSIA
b) Orrorin tugenesis
Orrorin tugenensis, spesies pra-Australopithecus ini yang ditemukan
di Perbukitan Tugen dekat Danau Baringo di Kenya tengah. Pada
tahun 2001. Orrorin tugenensis diprimitif sebagian besar jika tidak
semua anatominya, kecuali tulang paha yang tampaknya memiliki
sifat bipedalisme yang sama dengan manusia modern.
• ia memiliki gigi dengan enamel, tetapi, tidak seperti manusia, ia
memiliki gigi taring dan gigi premolar yang mirip kera.
• homininnya bertumpu pada fitur femur yang mirip manusia
REVOLUSI
MANUSIA
c) Ardipithecus ramidus
Spesies ini bukan nenek moyang manusia tertua yang
diketahui (White et al., 1994). Tangan Ar. ramidus secara
jelas berbeda dari tangan simpanse yang masih ada, hal ini
menandakan adanya proses adaptasi yang kuat. pertama,
simpanse umumnya bergerak di pohon dengan
menggunakan tangan mereka sebagai pengait,
menggantung tubuh mereka dalam posisi vertikal. Kedua,
ketika di tanah seperti gorila, mereka menopang bagian
anterior tubuh mereka pada punggung jari tengah tangan
mereka, biasanya ini disebut dengan "knuckle-walking".
REVOLUSI
MANUSIA
d) Australopithecus anamensis

Australopithecus anamensis adalah spesies yang paling awal


dikenal dalam genus Australopithecus. Spesies ini diterima secara
luas sebagai nenek moyang spesies Lucy, Australopithecus
afarensis, dan sebelumnya hanya dikenal melalui fragmen gigi dan
rahang, semuanya berasal dari antara 4,2 dan 3,9 juta tahun yang
lalu.
REVOLUSI
MANUSIA
e) Australopithecus afarensis
Au. Afarensis memiliki karakteristik kera dan manusia: anggota spesies ini memiliki proporsi wajah seperti kera
• hidung rata, rahang bawah yang sangat memproyeksikan
• otak kecil, biasanya kurang dari 500 sentimeter kubik atau sekitar 1/3 ukuran otak manusia modern
• lengan panjang dan kuat dengan jari-jari melengkung yang disesuaikan untuk memanjat pohon.
• Mereka juga memiliki gigi taring kecil seperti semua manusia purba lainnya, dan tubuh yang berdiri dengan
dua kaki dan secara teratur berjalan tegak.
REVOLUSI
MANUSIA
f) Australopithecus garhi
Spesies ini merupakan keturunan dari Australopithecus afarensis dan
merupakan calon nenek moyang untuk spesies Homo awal. Sisa-sisa
postkranial kontemporer menampilkan rasio humerus / femoralis manusia
yang diturunkan dan rasio lengan atas ke lengan bawah yang mirip kera
(Asfaw, B et al., 1999).
• Otak, berukuran sekitar 450 cc, mirip dengan Australopithecines lainnya
• Ukuran dan bentuk tubuh, sedikit lebih besar dari A.afarensis
• Rahang dan gigi, gigi taring, geraham, dan gigi premolar yang sangat
besar enamel gigi tebal diastema arcade gigi persegi panjang atau
berbentuk U (celah antara gigi taring dan gigi seri) sering ada di rahang
atas.
REVOLUSI
MANUSIA
g) Australopithecus africanus
Raymond A. Dart, Profesor anatomi di Universitas Witwatersrand,
Johannesburg, Afrika Selatan, sekitar tahun 1924 mengantarkan temuan fosil
tengkorak yang berasal dari endapan breksi sebuah gua karst di Taung, Afrika
Selatan.
• gigi taring sudah mereduksi dan sejajar dengan gigi geligi lainnya
• Lubang letak leher di dasar tengkorak, foramen magnum, terletak relatif
di tengah sehingga tengkorak ini menunjukkan posisi kepala yang tegak
di badan dan telah berjalan tegak
REVOLUSI
MANUSIA
h) Parantrophus robustus
• Memiliki gigi pipi megadont yang sangat besar dengan enamel
tebal dan memfokuskan mengunyah mereka di bagian belakang
rahang.
• wajah mereka yang lebar dan berbentuk piring
• Puncuk sagital besar memiliki area yang luas untuk melekatkan
otot-otot mengunyah ini ke tengkorak.
Adaptasi membentuk P. robustus untuk kemampuan menggiling
makanan yang keras dan berserat. Sekarang diketahui bahwa 'kuat'
hanya mengacu pada ukuran gigi dan wajah, bukan ukuran tubuh P.
Robustus (Wood dan Strait, 2004).
REVOLUSI
MANUSIA
i) Homo habilis
Fosil pertama ditemukan di Olduvai terdiri dari beberapa gigi dan rahang bawah
yang terkait dengan fragmen tengkorak dan beberapa tulang tangan. Homo
bukan golongan Australopithecus, mereka menggambarkan peningkatan
kapasitas tengkorak dan gigi geraham dan premolar yang relatif lebih kecil dari
fosil, kaki manusia, dan tulang tangan. Penemuan diteruskan dengan
manupulasi objek presisi spesies ini dan menamai nya dengan Homo habilis,
atau "manusia yang berguna."
• Memiliki tinggi sekitar 100 – 135 cm dan berat rata-rata 32 kilogram
• Kapasitas otak mencapai 650 cc
• Atap tengkorak relatif tinggi dan membundar di bagian belakang
• Giginya lebih kecil
• Mengerjakan perkakas dengan teknik sederhana
REVOLUSI
MANUSIA
j) Homo Erectus
Homo erectus adalah spesies hominin awal pendiri Pulau Asia Tenggara, dan
mencapai Jawa (Indonesia) lebih dari 1,5 juta tahun yang lalu. H. erectus
calvaria (topi tengkorak) dan dua tibiae (tulang kaki bagian bawah)
ditemukan dari dasar tulang yang terletak sekitar 20 m di atas Sungai Solo di
Ngandong (Jawa Tengah) antara tahun 1931 dan 1933, dan merupakan
bentuk H. erectus termuda dan paling maju (Rizal, Y et al.,2020).
REVOLUSI
MANUSIA
k) Homo neanderthalesis
Homo neanderthalesis adalah spesies yang berasa ldari hominid. Homo
neandertal menjadi salah satu spesies manusia yang menjadi bukti
pendukung teori Darwin tahun 1856. Homo ini ditemukan di lembah
Neandertal di Jerman. Homo neanderthalesis ditemukan dalam seperangkat
tulang-tulang dalam sebuah gua kapur.

Homo neanderthalesis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


• bentk tubuh sepenuhnya manusia
• hidungnya terlihat mancung
• ukuran volume orak relatif sudah termasuk dalam kisaran otak manusia
modern
• tinggi tubuhnya berkisar 160-180 cm
• berbahu lebar
REVOLUSI
MANUSIA
l) Homo heidelbergensis
Homo heidelbergensis ("Manusia Heidelberg", dinamakan dari Universitas
Heidelberg) adalah sebuah spesies punah dari genus homo yang mungkin
merupakan nenek moyang langsung dari homo neanderthalesis di eropa dan
homo sapiens.

Homo heidelbergensis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


• memiliki rangka otak yang besar dengan isi kranial yang umumnya 1100-
1400 cm³ yang melibihi dari rata-rta manusia modern yaitu 1350 cm³
• memiliki tinggi rata-rata 1,8 m
• lebih berotot daripada manusia modern
REVOLUSI
MANUSIA
m) Homo sapiens
Homo sapiens hidup antara40.000 –10.000 tahun yanglalu, dari zamanbatu kuno
(Paleotikum)sampai zaman batumuda (Neolitikum). Homo sapiens adalah manusia
purba yang menyerupai manusia modern, seperti tidak adalengkungan di atasmata,
wajah tidakmenonjol ke depan,dahi dan kepalalebih tinggi dan lurus,ada dagu

Homo sapiens memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


• Tinggi badan berkisar antara 130-210 cm
• Berat badan antara 30-150 kg
• Volume otak antara 1.000-2.000 cc
• Reduksi pada bagian gigi, rahang, dan otot-otot kunyah sehingga mulai
terdapat dagu pada rahang bawah
• Otot-otot dan tulang-tulang ukurannya menjadi lebih mungil
• Telah menggunakan Bahasa untuk berkomunikasi
PETA KEHIDUPAN EVOLUSI MANUSIA
MATA PENCAHARIAN
&
HABITAT
a) Sahelanthropus tchadensis
Mata Pencaharian Sahelanthropus tchadensis sebagai pemburu untuk mencari makan dengan cara
mendaki. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya fosil asli yang berada di Toros-Menalla (Chad,
Afrika tengah). Fosil tersebut terdiri dari satu tulang paha kiri dan dua ulnae antimerik. Temuan-temuan
baru ini menegaskan bahwa hominin sudah berkaki dua terestrial relatif segera setelah divergensi
manusia-simpanse, tetapi juga menunjukkan bahwa perilaku mendaki arboreal yang hati-hati.

Tulang Ulna Fosil Tulang Paha Kiri


MATA PENCAHARIAN
&
HABITAT
a) Sahelanthropus tchadensis

Habitat Sahelanthropus tchadensis:


• sahel
Ini adalah pinggiran transisi ekoklimatik antara gurun Sahara yang menempati sebagian
besar Afrika Utara.

2. kemungkinan habitat Tumai


Diperkirakan bahwa 6 atau 7 juta tahun yang lalu (Miosen akhir) adalah daerah rawa
MATA PENCAHARIAN
&
HABITAT
b) Orrorin tugenesis
Mata Pencaharian Orrorin tugenesis sebagai pemburu untuk mencari makan dengan cara memanjat
pohon untuk mendapatkan biji-bijian, buah-buahan dan serangga.

Habitat Orrorin Tugenensis; dari beberapa teori yang didasarkan pada struktur tulang mereka dan
kesamaan dengan spesies primata lainnya menunjukkan bahwa habitat spesies ini akan fokus pada
hutan dan sabana
MATA PENCAHARIAN
&
HABITAT
c) Ardipithecus ramidus
Mata Pencaharian Ardipithecus ramidus yaitu berburu makanannya yaitu buah- buahan, daun,
dan mamalia kecil. Memiliki tangan proto-manusia yang dapat bergelantungan di cabang
pohon dan menopang tubuh dengan empat kaki. Tidak ditemukan bukti spesifik mengenai
bagaimana pola kehidupan Ardipithecus ramidus namun diperkirakan mereka menggunakan
alat seperti yang digunakan oleh simpanse modern, yaitu: Ranting, Batang dan Batu kasar.
Alat-alat tersebut membantu Ardipithecus ramidus dapat membentuknya dengan lebih mudah
untuk mendapat makanan.
Ardipithecus ramidus hidup dan mati di hutan yang kurang lebih tidak rata – jelas bukan
sabana atau hutan hujan tropis, tetapi hutan yang lebih kering dan lebih terbuka
MATA PENCAHARIAN
&
HABITAT
d) Australopithecus anamensis e) Australopithecus afarensis
Australopithecus anamensis memiliki dalam Australopithecus afarensis memiliki leher dan
kepandaian memanjat pohon dalam berburu rahangnya kuat, proporsi tangan lebih panjang
mencari makan. Memiliki lengan bagian depan daripada kaki dan dapat berjalan tegak dan
panjang, memudahkan Australopithecus menggunakan dua kaki untuk berburu mencari
anamensis untuk memanjat dan mengambil buah- makanannya berupa tumbuhan dengan bantuan
buahan. alat sederhana seperti batang pohon dan batu.
Penelitian menunjukkan bahwa habitat Habitat Australopithecus afarensis sangat cocok
Australopithecus Anamensis hidup di hutan yang untuk hidup di berbagai habitat, atau
kondisinya menyerupai wilayah sekitar Danau lingkungan. Mereka berada di kawasan hutan
Turkana saat ini. lebat dan padang rumput kering di Afrika
bagian timur.
MATA PENCAHARIAN
&
HABITAT
f) Australopithecus garhi g) Australopithecus africanus

Mata Pencaharian Australopithecus garhi sama Mata Pencaharian Australopithecus africanus


yaitu berburu makanannya. Jenis makanan yang adalah berburu mencari makan. Ia memiliki
dikonsumsi dengan ditemukannya tulang belulang dalam kepandaian memanjat pohon karena
antelop maka para ahli menyimpulkan bahwa memiliki lengan bagian depan yang relatif
spesies ini terkadang memakan daging panjang sehingga memudahkan
Australopithecus garhi merupakan spesies Australopithecus africanus untuk memanjat dan
makhluk hidup yang mendiami Afrika Timur mengambil biji-bijian di pohon.
Australopithecus africanus hidup lebih dari 2,5
khususnya di sekitar situs Bouri, Ethiopia. Mereka
juta tahun lalu dan menempati lingkungan
umumnya memilih padang rumput savanah
Afrika Selatan yang didominasi hutan dan
sebagai tempat tinggal mereka.
padang rumput sabana.
MATA PENCAHARIAN
&
HABITAT

h) Parantrophus robustus i) Homo habilis

Mata Pencaharian spesies Paranthropus robustus Mata Pencaharian Homo habilis yaitu berburu
adalah dengan berburu mencari makanan. namun spesies ini diperkirakan sebagai cikal
bakal manusia purba terampil yang dapat
membuat senjata dari batu
Habitat spesies Paranthropus robustus terletak di
selatan benua Afrika, di daerah tropis dan padang Habitat Homo habilis di Sub-Sahara, Afrika
rumput terbuka seperti Gua Coopers, Drimolen, sekitar 2 juta hinga 1,5 juta tahun lalu. Fosil
Swartkrans, Kromdraai dan Gondolin. spesies ini ditemukan oleh Jonassen Leakey
di Tanzania antara tahun 1962 dan 1964.
MATA PENCAHARIAN
&
HABITAT
j) Homo erectus k) Homo neanderthalesis

Mata Pencaharian Homo erectus adalah berburu. Tidak ditemukan mata pencaharian dan aktivitas
Pada saat berburu masih menggunakan tombak dari Homo neanderthalesis namun melansir dari
dan tulang belulang hewan serta berkehidupan laman resmi BBC, manusia purba
secara nomaden Neanderthalensis perawakannya mirip dengan
Habitat Homo erectus kuno lainnya juga terdapat manusia modern, hanya saja kerangka mereka
di wilayah Kaukasus di Georgia (1,8 juta tahun lebih kekar dan alisnya tebal.
lalu), di Jawa dan juga di Afrika. Menurut Paul Mellars dari Universitas
Cambridge, Neanderthal hidup di Eropa dan
Asia Barat dari sekitar 230.000-29.000 tahun
lalu.
MATA PENCAHARIAN
&
HABITAT
l) Homo heidelbergensis m) Homo sapiens
Habitat Homo heidelbergensis yaitu Mata Pencaharian Homo sapiens adalah berburu.
berdasarkan lokasi penemuannya, Homo Namun, pada saat berburu sudah mampu
Heidelbergensis diperkirakan sebagai manusia membuat senjata sendiri dari bebatuan untuk
purba yang hidup di kawasan beriklim dingin. mengkuliti hewan serta membuat perkebunan
sendri dengan lingkungan yang sesuai untuk
Homo heidelbergensis untuk dapat bertahan
bertahan hidup.
hidup, mereka mencari makan dengan cara Pandangan konvensional dari evolusi manusia
berburu, terutama hewan-hewan besar di menyatakan bahwa manusia berevolusi di
dukung dengan penemuan fosil berupa geraham lingkungan dataran sabana di Afrika.
depan bagian bawah terdapat dua puncak
KESIMPULAN
Perkembangan bertahap dari sifat-sifat seperti bipedalisme dan kemampuan berbahasanya
manusia, serta perkawinan silang dengan hominin lain, yang menunjukkan bahwa evolusi
manusia tidaklah linear, akan tetapi berbentuk seperti jaringan. Evolusi manusia sejak
berpisahnya dari nenek moyang bersama manusia dan simpanse yang terakhir, dicirikan oleh
sejumlah perubahan morfologi, perkembangan, fisiologi, perilaku, dan lingkungan.
Evolusi lingkungan (kultural) yang ditemukan jauh setelahnya selama era Pleistosen
memainkan peran penting dalam evolusi manusia yang diobservasi melalui transisi manusia di
antara sistem-sistem subsistensi. Yang paling signifikan dari adaptasi ini adalah bipedalisme,
peningkatan ukuran otak, ontogeni yang memanjang (kehamilan dan masa bayi), dan
penurunan dimorfisme seksual. Tidak terdapat banyak bukti fosil untuk pemisahan garis
keturunan gorila, simpanse, dan hominin. Fosil-fosil paling tua yang telah diajukan sebagai
anggota garis keturunan dari hominin.
Sekian presentasi dari kami, jika ada yang di tanya kan kami akan memberi
jawaban, bukan harapan

Anda mungkin juga menyukai