Anda di halaman 1dari 54

Luka Bakar

Sanda Subrata Husaeni

Pembimbing:
Dr. Fajar Sidik , Sp.BP-RE
IDENTITAS PASIEN

• Nama : An. X
• Jenis Kelamin : Laki – laki
• Usia : 10 Bulan
• Alamat : Cempaka Indah RT 10/07 Kel.Harapan Mulya Kec. Kemayoran Kota
Jakarta Pusat
• Agama: Islam
• No. RM : 01.01.XX.XX
• Tanggal MRS : 5 Januari 2021
ANAMNESIS
• Keluhan Utama  Dilakukan alloanamnesis pada orangtua pasien (ibu pasien)
Bagian sekitar wajah, leher, dada, lengan kiri , lengan kanan, perut dan punggung kiri tersiram
air panas.

• Riwayat Penyakit Sekarang


Seorang anak datang diantar orangtuanya ke IGD Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka putih
dengan keluhan Bagian sekitar wajah, leher, dada, lengan kiri , lengan kanan, perut dan
punggung kiri tersiram air panas sejak ± 8 jam sebelum masuk rumah sakit.
Pasien mendapat pertolongan pertama berupa oleh ibunya dengan membuka pakaian dan
menyiramkan air kran sesaat setelah tersiram air panas. Lalu ibu pasien mengantar pasien ke
bidan terlebih dahulu sebelum pergi ke rumah sakit.
ANAMNESIS
• Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada
 
• Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat – obatan
 
• Riwayat Psikososial
Pasien diasuh oleh orangtuanya
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
•Kesadaran : Compos Mentis
Antropometri
• BB : 7 Kg
• TB : 73 cm
• Status Gizi : Baik
Tanda Vital
• Nadi : 148 kali/menit
• Pernapasan : 39 kali/menit
• Suhu : 37,8°C
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis :
 Kepala : Normocephal
 Rambut : Hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut Abdomen

 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)  Inspeksi : Perut tampak datar

 Telinga : Normotia, serumen (-/-)  Auskultasi : Bising usus (+) normal


 Hidung : secret (+/+)  Perkusi : Tidak dilakukan
 Mulut : Mukosa kering  Palpasi : Tidak dilakukan

Thoraks
 Inspeksi : Normochest, pergerakan dinding dada simetris,
retraksi dinding dada (-/-)
 Palpasi : Tidak dilakukan
 Perkusi : Tidak dilakukan
 Auskultasi : Vesikuler (+), Ronkhi (-), Wheezing (-)
Tgl 5/01/21
Pemeriksaan Penunjang Jam 13.40

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Hematologi Lengkap
Hemoglobin 11.0 g/dL 11-16
Leukosit 25.53 (↑) 106/mL 5 – 10
Hitung Jenis
Basofil 0 % 0-1
Eosinofil 0 (↓) % 2-4
Neutrofil batang 5 % 3-5
Neutrofil Segmen 75 (↑) % 25 – 60
Limfosit 15(↓) % 25 – 50
Monosit 5 % 1-6
Laju Endap Darah 5 % 0 - 10
Hematokrit 33(↓) % 35 - 43
Jumlah Trombosit 629(↑) 103/µL 217 - 491
Eritrosit 5.33(↑) 10^6/µL 3.60 – 5.20
Pemeriksaan Penunjang Tgl 5/01/21
Jam 13.40

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Jumlah Retikulosit
Absolut 48 25 - 75
Persen 4,68 % 0.50 – 2.00
MCV 75(↓) Fl 74-102
MCH 26(↓) Pg 22 – 31
MCHC 33 (↑) g/dl 28 -32
Pemeriksaan Penunjang Tgl 5/01/21
Jam 20.24

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Elektrolit
Natrium (Na) darah 133 (↓) mEq/L 135 - 147
Kalium (K) darah 4,68 mEq/L 3.6 – 5.8
Klorida (Cl) darah 75 mEq/L 94 - 111
Diabetes
Glukosa Darah
151 mg/dl 70 - 200
Sewaktu
Tanggal 5/01/2021
Saat di IGD
Diagnosis Kerja

Luka bakar grade 2A, 2B, 18% et


causa scald

Penatalaksanaan IGD

1. Line 1 : IVFD RL 15 cc/jam 8 jam pertama + line 2 : D5% 28


cc/jam
2. IVFD RL 9 cc/jam 16 jam berikutnya
3. Pemasangan DC
4. Wound care dengan kemitule dan kassa kering
5. Paracetamol drop 3 dd 70 mg
6. Amoxicillin drop 3 dd 70 mg
Prognosis

Quo ad vitam : Dubia ad Bonam


Quo ad sanationam : Dubia ad Bonam
Quo ad functionam : Dubia
Tanggal 6/01/2021
Saat di Ruangan
Follow Up tanggal 6/01/2021
S : pasien aktif, menangis dan sering minum P:
evaluasi urin
O: Ganti verban dengan kemitulle dan kassa
T = 37,9 ˚C Paracetamol drop 3 x 70 mg
rr = 30 x /m Amoxicillin drop 3 x 70 mg
Hr = 140 x/m Cefotaxim inj 3 x 175 mg
Luka bakar 18% pada wajah, dada, punggung dan RL stop.
ekstremitas atas
Terdapat rembesan pada kassa
NS : Dextrose 5% 1:1 20 cc/jam

Urin 4 jam = 16 cc Evaluasi tiap 3 jam

A:
Luka bakar grade 2A, 2B 18% TBSA
Follow Up tanggal 7/01/2021
S : pasien aktif, pasien sering minum P:
Observasi demam
O: Paracetamol drop 3 x 70 mg
T = 37,9 ˚C Cefotaxim inj 3 x 175 mg
rr = 28 x /m Cairan KA-EN 1B 20 cc/ jam
Hr = 120 x/m
Luka bakar 20% pada wajah, dada, punggung dan
ekstremitas atas
Urin 7 jam : 22 cc/jam

A:
Luka bakar grade 2A, 2B 18% TBSA
Tanggal 8/01/2021
hari ke 3
Follow Up tanggal 8/01/2021
S : pasien aktif P:
O:
Observasi demam
T = 37,5 ˚C
Ganti verban dengan kemitulle dan kassa
rr = 26 x /m
Hr = 128 x/m Paracetamol drop 3 x 70 mg
Luka bakar grade 2A 2B Cefotaxim inj 3 x 175 mg
Wajah : 8% KAEN 1B 15 cc/ jam
Trunkus anterior : 10%
Observasi produksi urin
Trunkus posterior 4 ½ %
Ext superior dextra : 2%
Extr superior sinistra : 1%
TBSA : 25,5%

A:
Luka bakar grade 2A, 2B 25,5% TBSA
Follow Up tanggal 13/01/2021
S : pasien demam . Pasien aktif P:
O:
Observasi TTV
T = 37,6 ˚C
Ganti verban dengan kemitulle dan kassa
rr = 27 x /m
Hr = 130 x/m Paracetamol drop 3 x 70 mg
Luka bakar grade 2A 2B
Wajah : 8%
Trunkus anterior : 10%
Trunkus posterior 4 ½ %
Ext superior dextra : 2%
Extr superior sinistra : 1%
TBSA : 25,5%

A:
Luka bakar grade 2A, 2B 25,5% TBSA
Tanggal 13/01/2021
Perawatan Luka hari ke 8
Follow Up tanggal 15/01/2021
S : ibu os mengatakan anak tenang. P:
O: Observasi TTV
Luka bakar grade 2A 2B
Ganti verban dengan kemitulle dan kassa
Wajah : 8%
Trunkus anterior : 10%
Trunkus posterior 4 ½ %
Ext superior dextra : 2%
Extr superior sinistra : 1%
TBSA : 25,5%
Luka bakar sudah baik

A:
Luka bakar grade 2A, 2B 25,5% TBSA
Tanggal 15/01/2021
Perawatan Luka hari ke 10
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
• Luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda – benda yang
menghasilkan panas seperti:

• api secara langsung (flame) maupun tidak langsung (flash),

• terkena air panas (scald)

• tersentuh benda panas

• sengatan matahari (sunburn)

• listrik, maupun bahan kimia

• dan lain – lain.

 
Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Sabiston Textbook of Surgery: The Biological Basis of Modern Surgical
Practice. 20 ed: Elsevier; 2017. p.1406-9.
Etiologi
• Penyebab tersering pada semua umur adalah Api dan tersiram air panas.

• Luka bakar melepuh / tersiram air panas paling sering terjadi pada korban
hingga usia 5 tahun.
• persentase luka bakar yang signifikan pada anak-anak dapat dikaitkan dengan penganiayaan
anak.

Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Sabiston Textbook of Surgery: The Biological Basis of Modern Surgical
Practice. 20 ed: Elsevier; 2017. p.521.
Patofisiologi Etiologi

Transfer energi

Api, Scald, objek panas


bahan kimia dan listrik
atau dingin

Kerusakan langsung
susunan membrane sel

Nekrosis koagulatif

nekrosis koagulatif

Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Sabiston Textbook of Surgery: The Biological Basis of Modern Surgical
Practice. 20 ed: Elsevier; 2017. p.505.
Zona luka bakar
• Dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
• zona koagulasi : merupakan sebuah
zona yang terdiri dari sel – sel kulit yang
mengelami nekrosis akibat dari luka
bakar.

• zona stasis : zona dimana terdapat


jaringan kulit yang mengalami
kerusakan derajat sedang

• zona hiperemia : di mana ditemukan


vasodilatasi yang disebabkan oleh
inflamasi dari jaringan sekitar luka bakar

Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Sabiston Textbook of Surgery: The Biological Basis of Modern Surgical
Practice. 20 ed: Elsevier; 2017. p.506.
Kedalaman Luka Bakar
1. Luka bakar derajat satu terbatas pada
epidermis.

2. Luka bakar derajat dua meluas ke dermis (luka


bakar dermal).

3. Luka bakar derajat tiga memiliki ketebalan


penuh melalui epidermis dan dermis.

4. Luka bakar derajat empat melibatkan cedera


pada struktur jaringan di bawahnya seperti
otot, tendon, dan tulang.
Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Sabiston Textbook of Surgery: The Biological Basis of Modern Surgical
Practice. 20 ed: Elsevier; 2017. p.507
Penilaian Luas Luka Bakar

Sedangkan untuk mengestimasi luas luka bakar pada luka bakar yang tidak luas
dapat menggunakan area palmar (jari dan telapak tangan) dari tangan pasien
yang dianggap memiliki 1% total body surface area.

Palmar area untuk estimasi luka bakar


kecil

Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Sabiston Textbook of Surgery: The Biological Basis of Modern Surgical
Practice. 20 ed: Elsevier; 2017. p.507
Initial Assesment
1. Primary Survey

Segera identifikasi kondisi – kondisi mengancam jiwa dan lakukan manajemen emergensi.

a. (Airway) : Penalataksanaan jalan nafas dan manajemen trauma cervical

a. Cedera pada saluran napas bagian atas menyebabkan edema, yang dikombinasikan dengan
edema seluruh tubuh yang berhubungan dengan luka bakar yang parah, dapat menghalangi
jalan napas.

b. Cedera jalan nafas harus dicurigai dengan luka bakar wajah, bulu hidung hangus, sputum
karbonat, dan takipnea

c. Suara serak progresif adalah tanda obstruksi jalan napas yang akan datang, dan intubasi
endotrakeal harus dilakukan

Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana luka Bakar. Jakarta. 2019. Hal 12 – 63
Initial Assesment
b. (Breathing) : Pernapasan dan ventilasi

a. Berikan oksigen 100% high flow 10-15 liter per menit melalui masker non-
rebreathing

b. patensi jalan nafas saja tidak menjamin adanya ventilasi yang adekuat.

c. Perlu meihat ekspansi dada dan suara napas yang sama dengan pengembalian CO2
dari endotrakeal tube memastikan pertukaran udara yang cukup.

Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Sabiston Textbook of Surgery: The Biological Basis of Modern Surgical
Practice. 20 ed: Elsevier; 2017. p.513

Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana luka Bakar. Jakarta. 2019. Hal 12 – 63
Initial Assesment
c. (Circulation) : Sirkulasi dengan control perdarahan

a. Cek tanda syok


a. Cek tekanan darah

b. nadi sentral

c. CRT (normal < 2 detik)

b. Pemasangan double I.V line

c. Pemasangan DC

d. Pengambilan sampel darah

Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Sabiston Textbook of Surgery: The Biological Basis of Modern Surgical
Practice. 20 ed: Elsevier; 2017. p.513

Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana luka Bakar. Jakarta. 2019. Hal 12 – 63
Initial Assesment
d. (Disability) : Status Neurogenic

A (Alert) : Sadar penuh

V (Verbal) : merespon terhadap rangsang verbal

P (Pain) : merespon terhadap rangsang nyeri

U (Unresponsive) : Tidak ada respon

e. (Exposure) : Pajanan dan Pengendalian lingkungan

a) Melepas semua pakaian dan aksesoris yang melekat pada tubuh pasien

b) Lakukan log roll untuk melihat permukaan posterior pasien

c) Jaga pasien tetap dalam keadaan hangat

d) Menghitung luas luka bakar dengan metode Rules of Nine

Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana luka Bakar. Jakarta. 2019. Hal 12 – 63
Initial Assesment
2. Secondary survey

Merupakan pemeriksaan menyeluruh mulai dari kepala sampai kaki. Pemeriksaan dilaksanakan
setelah kondisi mengancam nyawa diyakini tidak ada atau telah diatasi. Tujuan akhirnya adalah
menegakkan diagnosis yang tepat.

A (Allergies) : Riwayat alergi

M (Medications) : Obat – obat yang di konsumsi

P (Past illness) : Penyakit sebelum terjadi trauma

L (Last meal) : Makan terakhir

E (Events) : Peristiwa yang terjadi saat trauma

Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana luka Bakar. Jakarta. 2019. Hal 12 – 63
Tatalaksana
• Resusitasi Cairan
• Luas luka bakar dikalkulasi menggunakan Rules of Nines.

Menggunakan formula resusitasi cairan yaitu Parkland formula.

Parkland formula: 3 - 4ml x kgBB x %TBSA

Menggunakan RL, dibagi menjadi 2 tahap.


• Tahap I diberikan ½ jumlah cairan pada 8 jam pertama
• Tahap II diberikan ½ jumlah cairan pada 16 jam berikutnya

Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana luka Bakar. Jakarta. 2019. Hal 12 – 63
• Selanjutnya diberikan cairan rumatan

Rumus maintenance dewasa (Post resusitasi fase akut 24 jam


pertama)
 
(1500xBSA) + ((25+% TBSA) x BSAx 24))

Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana luka Bakar. Jakarta. 2019. Hal 12 – 63
• Untuk pasien anak dengan prinsip yang sama menggunakan :
Formula Parkland + Cairan Rumatan :

Parkland formula: 3 - 4ml x kgBB x %TBSA

Rumus maintenance anak (Post resusitasi fase akut 24 jam


pertama):
 100ml/kg untuk 10 kg pertama
 +50ml/kg untuk 10 kg kedua
 +20ml/kg untuk 10 berikutnya
Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Sabiston Textbook of Surgery: The Biological Basis of Modern Surgical Practice. 20 ed:
Elsevier; 2017. p.507
Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana luka Bakar. Jakarta. 2019. Hal 12 – 63
Monitoring
Pemantauan

1) Lakukan pemantauan intake dan output setiap jam

2) Lakukan pemantauan gula darah, elektrolit Na, K, Cl, Hematokrit, albumin

Pemasangan kateter urin menjadi sangat penting pada pemantauan dan menjadi suatu
keharusan dilakukan pada:

3) Luka Bakar >10% pada anak-anak

4) Luka Bakar > 20% pada dewasa.

Urine Output (UO) harus dipertahankan untuk menjaga perfusi organ


0.5 – 1.0 ml/kgBB/jam pada dewasa
1.0 – 2 ml/kgBB/jam pada anak.
Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Sabiston Textbook of Surgery: The Biological Basis of Modern Surgical
Practice. 20 ed: Elsevier; 2017. p.513
Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana luka Bakar. Jakarta. 2019. Hal 12 – 63
Perawatan Luka Bakar
• Luka derajat satu tidak memerlukan dressing dan diobati dengan salep topikal untuk
mengurangi nyeri dan menjaga kelembapan kulit.

• Luka derajat dua dapat diobati dengan penggantian balutan harian dengan antibiotik
topikal, kain kasa, dan balutan elastis

• Luka dalam tingkat dua dan tiga memerlukan eksisi dan pencangkokan untuk luka
bakar yang cukup besar, dan pemilihan balutan awal harus ditujukan untuk menahan
proliferasi bakteri dan memberikan oklusi sampai operasi dilakukan.

Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Sabiston Textbook of Surgery: The Biological Basis of Modern Surgical
Practice. 20 ed: Elsevier; 2017. p.516
Eskarotomi
•Eskar → Struktur
Tindakan putihyang
insisi eskar / pucat yang bersifat
melingkari tidakekstremitas.
dada atau nyeri dan umumnya akan
mengeras.
 Dilakukan bila ada indikasi
•Eskar melingkar di dada dan esktremitas.
Tujuan:
• Tanda – tandagangguan
 Mencegah gangguanbreathing.
breathing : frekuensi napas meningkat.
• Tanda – tanda penekanan
 Mencegah penekanan struktur
struktur penting
penting :pada ekstremitas (pembuluh darah,
• saraf).
Jari – jari terasa baal
• Nyeri :
 Indikasi
• Pucat
Pada luka bakar yang mengenai seluruh ketebalan dermis sehingga timbul
• Dingin
edema yang dapat menjepit pembuluh darah, misalnya luka bakar melingkar
• ekstremitas
di Tidak bisa digerakkan
dan dada.
Skin Graft
• Jaringan kulit diambil dari bagian yang sehat kemudian
ditransplantasikan ke bagian tubuh yang terkena jejas. 
• Teknik yang dapat digunakan adalah Full Thickness Skin Graft (FTSG)
merupakan skin graft yang menyertakan seluruh bagian dari dermis.
Teknik lain yang dapat digunakan adalah Split Thickness Skin Graft
(STSG).
ANALISA KASUS
Penanganan di IGD
Initial Assesment
1. Primary Survey Pada Tindakan yang dilakukan di IGD

Segera identifikasi kondisi – kondisi dilakukan penatalaksanaan jalan nafas tetapi

mengancam jiwa dan lakukan manajemen tidak dilakukan pemasangan cervical collar
emergensi. neck

a. (Airway) : Penalataksanaan jalan nafas


dan manajemen trauma cervical

a. Cek Patensi jalan napas

Tindakan :
• Bersihkan jalan nafas dari benda asing
• Lakukan Chin lift, Jaw thrust
• Hindari melakukan hiperfleksi atau
hiperekstensi kepala dan leher
• Kontrol tulang cervical dengan Collar Neck
Initial Assesment
b. (Breathing) : Pernapasan dan ventilasi
• Pada inspeksi dada, pergerakan dinding
Periksa tanda – tanda hipoksia dan dada simetris dan adekuat
hiperventilasi atau hipoventilasi
Hati – hati luka bakar yang melingkar pada • Pasien mendapatkan pemberian oksigen
dada (jika ada pertimbangkan eskarotomi)

Tindakan : • tidak ada luka bakar yang melingkar pada


a. Inspeksi dada, pastikan pergerakan pasien
dinding dada simetris dan adekuat

b. Berikan oksigen 100% high flow 10-15 liter


per menit melalui masker non-rebreathing

c. Jika tetap sesak, lakukan bagging atau


ventilasi mekanik
Initial Assesment
c. (Circulation) :Sirkulasi dengan a. Cek tanda syok
control perdarahan. a. Tidak dilakukan cek tekanan darah

b. nadi sentral : 148x/m


a. Cek tanda syok
c. CRT = normal < 2 dtk
a. Cek tekanan darah

b. nadi sentral b. Pemasangan double I.V line :


c. CRT (normal < 2 dtk) a. Line 1 : RL 15 cc/jam

b. Line 2 : NS+D5 28 cc/jam


b. Pemasangan double I.V line

c. Pengambilan sampel darah c. Dilakukan pemeriksaan darah

lengkap. lengkap
Initial Assesment
d. (Disability) : Status Neurogenic Derajat Kesadaran pasien:
Derajat Kesadaran : A (Alert) : Sadar penuh
A (Alert) :Sadar penuh

V (Verbal) :merespon terhadap rangsang verbal

P (Pain) :merespon terhadap rangsang nyeri

U (Unresponsive) : Tidak ada respon


Initial Assesment
e. (Exposure) : Pajanan dan Pengendalian
a) Pakaian dan aksesoris pasien yang melekat
lingkungan
dilepaskan
Tindakan : b) Pasien tidak dilakukan log roll

a) Melepas semua pakaian dan aksesoris c) Pasien diselimuti untuk tetap dalam keadaan
hangat
yang melekat pada tubuh pasien
d) Dilakukan penghitungan luas luka bakar dengan
b) Lakukan log roll untuk melihat metode rules of Nine
permukaan posterior pasien

c) Jaga pasien tetap dalam keadaan hangat

d) Menghitung luas luka bakar dengan


metode Rules of Nine
Luas Luka Bakar

• Luas Luka bakar saat pasien • Penilaian luas luka bakar harus
secara akurat untuk menghindari
berada di IGD 18% TBSA
kekurangan cairan akibat penilaian
• Luas luka bakar saat pasien di yang tidak tepat, dapat menyebabkan
bangsal dilakukan wound toilet syok hipovolemik

didapatkan luas luka bakar • Penilaian luka bakar harus secara

25,5% TBSA menyeluruh dengan wound toilet.


Resusitasi Cairan Penting !!
• Untuk pasien anak menggunakan : Jika pasien tidak ada delayed resuscitation
Formula Parkland + Cairan Rumatan :
Resusitasi cairan
Resusitasi di IGD pasien mendapatkan : 4ml x 7 kg x 25.5% = 714 cc/ 24 jam
Line 1 : RL 15 cc/jam 8 jam pertama 8 jam pertama = ½ x714 = 357 cc /8 jam
RL 9 cc/ jam 16 jam berikutnya = 44 cc/ jam
16 jam berikutnya = 357 cc/16 jam
= 22 cc/jam

Rumus maintenance anak Rumus maintenance anak


Line 2 : NS : D5% 1:1
• 100ml/kg untuk 10 kg pertama
28 cc/ jam
100 x 7 kg = 700 cc/24 jam
= 29 cc/ jam

Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Sabiston Textbook of Surgery: The Biological Basis of Modern Surgical Practice. 20 ed:
Elsevier; 2017. p.507
Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana luka Bakar. Jakarta. 2019. Hal 12 – 63
Resusitasi Cairan
• Untuk pasien anak menggunakan :
Formula Parkland + Cairan Rumatan :
Resusitasi cairan
4ml x 7 kg x 25.5% = 714 cc/ 24 jam
8 jam pertama = ½ x714 = 357 cc /8 jam Pasien delayed
= 44 cc/ jam resuscitation 8 jam
16 jam berikutnya = 714 cc/16 jam
= 44 cc/jam

Rumus maintenance anak


• 100ml/kg untuk 10 kg pertama
100 x 7 kg = 700 cc/24 jam
= 29 cc/ jam

Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Sabiston Textbook of Surgery: The Biological Basis of Modern Surgical Practice. 20 ed:
Elsevier; 2017. p.507
Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana luka Bakar. Jakarta. 2019. Hal 12 – 63
Monitoring
Pemantauan

1) Lakukan pemantauan intake dan output setiap jam

2) Lakukan pemantauan gula darah, elektrolit Na, K, Cl, Hematokrit, albumin

1.0 – 2 ml/kgBB/jam pada anak.


BB anak = 7 kg
= 7 – 14 ml/jam

Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Sabiston Textbook of Surgery: The Biological Basis of Modern Surgical
Practice. 20 ed: Elsevier; 2017. p.513
Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana luka Bakar. Jakarta. 2019. Hal 12 – 63
Produk balutan untuk perawatan luka bakar berdasarkan Guideline Australian And New Zealand Burn
Association
Produk Fungsi Indikasi Aplikasi Catatan
Silikon/ hidrofilik foam + lapisan silicon Nonadherent dan conformable Luka bakar superfisial Gunakan setelah wound bed dan tutup Tidak digunakan jika infeksi
lembut + lapisan waterproof dengan fiksasi

Hidrokoloid 1. Membantu autolysis Superfisial dan mid dermal. Luka Menutupi 2- 5cm dari margin luka. Dapat Tidak digunakan jika ada infeksi
Memberikan kelembaban luka eksudat rendah hingga moderate menempel hingga 2-3 hari dan 5 hari jika
Menyerap eksudat tidak ada tanda eksudat

Gauze Vaselin Petroleum coated gauze Balutan antiseptik conformable Luka dermal thickness Grafts dan 1. Gunakan langsung pada luka Lepaskan jika menempel pada dasar
area donor 2-3 lapisan untuk luka akut luka

• Perawatan luka bakar pada pasien dilakukanDitutup


dengan penggantian balutan
dengan balutan sekunder
Diganti tiap 1-3 hari

harian yang memakai kemitulle dan juga kassa


Silver Antimikrobial Spektrum luas Luka mid dan deep dermal thickness    

Sodium carboxymethy cellu lose (CMC) Memfasilitasi debridement dan menyerap Luka tereksudasi sedang Digunakan untuk melembabkan setelah Tingkatan eksudat mengindika sikan
& 1.2% ionic Ag in Fibrous material eksudat wound bed. ditutup lagi dengan balutan frekuensi dari penggantian balutan
sekunder. dilihat balutan setelah 7- 10
hari. biarkan balutan tersebut hingga
sembuh

Silver (cth: , nanocrystali ne ag, coated Proteksi antimikrobial spektrum luas dan Luka dermal hingga full thickness. Dibasahi dengan H2O; keringkan dan Pewarnaan pada kulit yang temporer,
mesh) dengan lapisan rayon dalam menurunkan formasi eksudat Grafts dan area donor. dan luka gunakan bagian bawah warna biru/ silver. Cegah jika alergi. dan cegah
terinfeksi Melembabkan balutan sekunder, diganti 3- hipotermia.
4hari
Diagnosis Kerja

Pada pasien dilakukan penilaian Burn Injury Grade 2A 2B 25,5%


luka bakar tetapi karena tidak TBSA Regio Facialis, Trunkus
dilakukan Wound Toilet Anterior , Trunkus Posterior,
sehingga penilaian luas luka Ekstremitas superior bilateral
bakar tidak akurat H1P1
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai