Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU TAFSIR

FASE RASULULLAH HINGGA SAHABAT

Kelompok 8 :
Muhamad Fajar Ramdhoni 1204050093
Muhamad Restu Alwiando 1204050095
Putri Nurul Iman 1204050121
Rafi Fadhilah 1174050124
SEJARAH AWAL PERKEMBANGAN TAFSIR
Awal mula perkembangan penafsiran Al-Qur’an terjadi sejak masa awal
perkembangan Islam di zaman Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu ketika
Rasulullah masih hidup, penafsiran benar-benar bertumpu pada apa yang
dijelaskan oleh Rasulullah. Metode penafsiran yang ditetapkan oleh Nabi pada
masa itu masih sangat sederhana dan bersifat Global. Hal ini karena mayoritas
sahabat memahami bahasa Arab yang menjadi bahasa pengantar Al-Qur’an.

Pada zaman Rasulullah keanekaragaman dalam memahami Al-Qur’an antara


sahabat dengan sahabat lainnya terkadang mempunyai pendapat yang berbeda.
Hal ini disebabkan oleh perbedaan dari kemampuan intelektual maupun
kecermatannya dalam mengenali kalimat yang tersimpul dalam Al-Qur’an. Nabi
Muhammad saw setiap menerima ayat Al-Qur’an, beliau langsung
menyampaikannya kepada para sahabatnya dan menafsirkan yang perlu
ditafsirkan.
SUMBER PENAFSIRAN PADA
MASA
01SAHABAT NABI 02
Al-Qur’an Nabi Muhammad SAW

03 04
Ijtihad&Kekuatan Ahl al-Kitab
Istinbath
METODE PENAFSIRAN PADA
MASA
SAHABAT
Metode Munasabat
NABI
Metode Bayan
Metode Bayan diterapkan sahabat apabila salah
Para sahabat yang bermaksud menafsirkan Al-
seorang sahabat mendapat kesukaran tentang
Qur’an terlebih dahulu mencari dan
satu ayat dalam Al-Qur’an, lalu penafsirannya
mengumpulkan ayat yang dapat menjelaskan
dikempalikan kepada Rasulullah, dan beliau
secara terperinci makna ayat yang dimaksud.
menjelaskan ayat-ayat yang tersembunyi
maknanya.
METODE PENAFSIRAN PADA
MASA
SAHABAT Metode Qishah ahl
NABI
Metode Ijtihad al-Kitab
Metode Ijtihad diterapkan sahabat apabila para Metode Qishah Ahl Al-Kitab diterapkan apabila
sahabat tidak mendapatkan penjelasan dari Al- sahabat tidak menemukan penjelasan dari Al-
Qur’an dan As-Sunnah untuk memperoleh Qur’an dan Sunnah. Penjelasan-penjelasan
pemahaman dari ayat yang dimaksud. tentang ayat Al-Qur’an yang sesuai dengan
Taurat dan Injil diambil dari keterangan orang
Yahudi dan Nasrani, tetapi itu pun terbatas yang
berkesesuaian.
PARA MUFASSIR ERA SAHABAT
● Ibnu Abbas

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Manaf Al-Quraisy Al-Hasyimi.
Ibnu Abbas diberi gelar ”Tinta dan Lautan”, karena ia dikenal banyak ilmu dan wawasannya. Salah satu metode
tafsir yang digunakan oleh Ibn Abbas adalah menafsirkan Al-Qur’an dengan apa yang terdapat dari Ahl Al-
Kitab, Yahudi, dan Nasrani, dalam batas yang sesuai dengan yang ada dalam Al-Qur’an, Taurat, dan Injil. Sanad
shahih yang bersumber kepada Ibn Abbas diantaranya adalah yang diriwayatkan oleh Muawiyah Ibn Shahih
dari Ali Ibn Abi Thalib dari Ibn Abbas.

● Ibnu Mas’ud

Nama Lengkapnya adalah Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil Al-Hudzali. Nasab keturunannya sampai kepada
Mudhar. Ia diberi gelar Abu Abd Ar-Rahman Al-Hudzili. Ibunya bernama Ummu Abid Ibn Aidud dari kalangan
Hudzail. Ibn Mas’ud adalah seorang yang paling hapal tentang Al-Qur’an. Sanad shahih yang bersumber kepada
Ibn Mas’ud diantaranya, dari periwayatan Al-A’masy dari Abu Adh-Dhuha dari Masruq
PARA MUFASSIR ERA SAHABAT
● Ali bin Abi Thali

Nama lengkapnya adalah Ali bin Abi Thalib bin Abd al-Muthalib bin Hasyim bin Abd Manaf bin Qushaiy bin
Kilab bin Murrat bin Ka’b bin Luayyi bin Ghalib al-Qurasyi al-Hasyimi al-Makki al- Madani al-Kufi. Ia terkenal
dengan sebutan ”lautan ilmu”, kuat dalam berhujjah melalui metode istinbath. Ia juga mempunyai kelebihan
lain, yaitu kefasihan dalam berpidato dan bersyair. Riwayat shahih yang disandarkan kepada Ali bin Abi Thalib,
diantaranya adalah dari jalan Hisyam dari Muhammad bin Syirin, dari Ubaidah As-Salmani dari Ali.

● Ubay bin Ka’ab

Nama lengkapnya adalah Abu Thaufail Ubay bin Ka’ab bin Qais Al-Anshari Al-Khazraji. Ubay dikenal sebagai
tokoh qura (ahli membaca Al-Qur;an) dan salah seorang penulis wahyu. Riwayat paling shahih yang
disandarkan kepadanya diantara lain, dari jalan Abu Ja’far dari Ar-Rabi’ bin Anas dari Abu Aliyah, dari Ubay.
Dan juga dari Waqi dari Sufyan dari Abdullah bin Muhammad bin Aqil dari Thufa’id bin Uban bin Ka’ab, dari
ayahnya.
KEISTIMEWAAN TAFSIR PADA
MASA SAHABAT
1) Pada masa Sahabat, al-Qur’an tidak ditafsirkan secara menyeluruh, melainkan hanya sebagian saja. Hal-hal
yang tidak diketahui maknanya oleh para Sahabat bisa langsung dipertanyakan kepada Rasulullah Saw.
2) Dalam tafsir pada masa Sahabat ini tidak banyak ditemukan ikhtilaf atau pertentangan pendapat.
3) Dalam beberapa perkara, al-Qur’an cukup dipahami maknanya secara global saja.
4) Dalam konteks penjelasan ayat secara linguistik, mereka cukup puas dengan menggunakan penjelasan
yang seringkas mungkin.
5) Mereka jarang melakukan penggalian hukum fiqhiah secara ilmiah dari al-Qur’an, dan mereka tidak
mengunggulkan satu madzhab keagamaan tertentu.
6) Tidak ada kodifikasi apapun tentang tafsir sebagai sebuah bidang ilmu selama masa Sahabat, sebab
kodivikasi berbagai cabang keilmuan Islam baru dimulai pada abad kedua hijriah.
7) Tafsir pada periode Sahabat Nabi masih menggunakan hadits (bil hadits). Penafsiran saat itu masih sebatas
berupa periwayatan yang masih tersebar mengenai ayatayat al-Qur’an yang juga masih terpisah-pisah.
THANKS!
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai