Anda di halaman 1dari 14

Hello!

MANAJEMEN KEPER-
AWATAN

KONSEP MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM


KEPERAWATAN
(CONTROLING)

Hi!
Disusun Oleh :
Dhea Februliza M 2014401051
Erlita Saktiyani 2014401056
Fifi Nanda Sari 2014401059
Ollin Luskinanti 2014401074
Rivan Mirando 2014401086
Viola Tantri Agustin 2014401095

—Kelompok 6
1. Konsep Dasar Controlling
a. Definisi Controlling
Controlling atau istilah lain disebut supervisi merupakan salah proses terakhir dari
manajemen tetapi bukan berarti langkah terakhir karena seperti kita ketahui proses
manajemen merupakan sebuah siklus yang terus berulang-ulang

ORGANAIZING

PLANNING PROSES ACTUATING

MANAJEMEN

CONTROLLING

Fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi yang terakhir


dari proses manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan yang erat dengan
ketiga fungsi manajemen lainnya., terutama dengan fungsi perencanaan
Controling memiliki beberapa definisi, diantaranya:
1. Controlling atau pengawasan, sering juga disebut
pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang
berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi
sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke
jalan yang benar dengan maksud mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan semula.
2. Menurut Henry Fayol
Pemeriksaan apakah segala sesuatunya terjadi sesuai dengan
rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan,
serta prinsip-prinsip yang ditentukan
3. Menurut Harold Koontz
Controlling merupakan suatu pengukuran dan koreksi terhadap
kinerja/performance supaya kegiatn tetap berjalan sesuai tujuan
dan rencana yang telah dirancang sebelumnya
4. Controlling adalah melakukan pengamatan terhadap kinerja/
performance kerja “bawahan/karyawan” secara langsung atau
tidak langsung yang dilakukan secara berkala dalam rangka
mencapai tujuan
b. Prinsip Controlling

Prinsip-prinsip controlling adalah :


1. Prisnsip keseragaman yang menjamin bahwa control berkaitan dengan struktur organisasi
2. Prinsip perbandingan menjamin bahwa control dinyatakan dalam istilah- istilah standar kinerja yang
dibutuhkan, termasuk kinerja masa lalu
3. Prinsip penerimaan memberikan ringkasan yang mengidentifikasi penerimaan pada standar.
4. Pengawasan yang dilakukan harus dimenerti oleh staf dan hasilnya mudah diukur.
5. Standar untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf.
6. Untuk meningkatkan kinerja
7. Bersifat edukatif dan suportif
8. Menerapkan proses manajemen (terencana)
9. Melihat “kinerja” bukan “orangnya”
10. Fleksible, Waktu, Adil, dan Murah

.
c. Karakteristik Controlling

• Control merupakan proses yang berkelanjutan


• Control merupakan sebuah proses manajemen
• Control merupakan sesutau yang melekat dalam setiap
level pada hieraki organisasi.
•Control bersifat lebih kearah memadang sesuatu kedepannya
• Control memilik hubungan langsung dengan perencanaan
• Controling merupakan alat untuk mencaapi tujuan
organisasi
d. Tujuan Controlling

Tujuan utama dari controlling adalah Menjamin setiap kegiatan yang telah direncanakan berjalan secara tepat dan benar
sehingga tujuan yang ditetapkan tercapai, adapun tujuan lainnya adalah :

1. Menjaga eksistensi organisasi


2. Meningkatkan motivasi warga organisasi
3. Memberikan metode bagi manajemen dalam melakukan evaluasi
4. Memberikan alat deteksi dini terhadap stategi yang dikembangkan/dijalankan.

e. Manfaat pengawasan
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan secara tepat, organisasi akan memperoleh manfaat
sebagai berikut:
1.Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai dengan standar atau rencana kerja
dengan menggunakan sumber daya yang telah ditetapkan.
2.Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian taf dalam melaksanakan tugas-tugasnya
3. Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar
4. Dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
5. Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan latihan lanjutan.
6. Mempertahankan kesimbangan
7. Meningkatkan kinerja : pengetahuan, kemauan, (motivasi)kemampuan ,keahlian ,efektivitas, efisiensi, dll
8. Menghadirkan suasana kondusif bagi warga organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
f. Tipe Control

Feedforward controls berfokus pada operasional sebelum kegiaitan dimulai. Tujuannya untuk
mencegah timbulnya masalah.
Concurrent controls penerapannya berfokus pada saat proses kegiatan/pekerjaaan berlangsung.
Feedback controls berfokus paad hasil dari pekerjaan yang dilakukan. Feedback control ini akan
menjadi masukan dalam membuat rencana kedepanya, input dan desain dari proses kedepannya.

G. Teknik Controlling
a.Langsung
“supervisor mengawasi secara lansung hal yang ada dilapangan”
Keuntungan: - Relatif lebih objektif
- Perbaikan & umpan balik dapat secara langsung diberikan
Kerugian: Relatif membutuhkan waktu lebih banyak
b. Tidak Langsung
“Melalui laporan tertulis atau lisan”
Keuntungan: Relatif lebih mudah (menghadapi benda mati) Kerugian:
Komunikasi satu arah
Gampang direkayasa
Sangat dipengaruhi kemampuan pelapor
H. Strategi dalam melaksanakan control/pengawasan

Strategi yang bisa digunakan manajer dalam menjalankan controlling ada tiga pendekatan :
market, birokrasi dan pendekatan kelompok, setiap pendekatn memilki tujuan yang
berbeda.Apabila controlling berfokus pada hal-hal eksternal maka pendekatan market bisa
tepat digunakan tetapi apabila fokusnya ke dalam (internal) maka pendekatan yang cocok
adalah pendekatan birokrasi atau kelompok. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah
keuangan dan peran.Hal kedua kepuasan pekerja/karyawan berkaitan dengan kebutuhan
sosialnya.
I. Keterampilan dalam Control/Supervisi

Setelah mengenal ciri-ciri control/supervisi yang efektif, yang perlu Anda ketahui
juga adalah keterampilan yang diperlukan dalam melakukan supervisi yang efektif
tersebut.
1. Keterampilan teknis
2. Keterampilan administratif
3. Keterampilan interpersonal.
4. Keterampilan membuat keputusan
J. Control sebagai alat manajemen
Control adalah alat manajemen untuk memperbaiki kinerja.
Diantara control-kontrol adalah aturan-aturan yang
diperlukan untuk memungkinkan orang untuk mengetahui
apa yang diharapkan dari mereka dan bagaimana fungsi
dapat dikoordinasikan. Komunikasi sebgai informasi penting
untuk konrol.

K. Konsekuensi dari tidak berjalannya controlling


Pada controlling biasanya hasil akhir dari pengontrolan
tersebut manajer menginginkan terjadinya perubahan peri-
laku pada karyawan. Bagaimanapun juga, karyawan akan
berusaha melakukan perlawan sehinga proses controlling
bisa tidak berjalan. Perilaku karyawan yang biasanya
muncul akibat keprutasian mereka karena proses control-
ling
Adat istiadat yang berlaku di masyarakat.

Dalam masyarakat Adat-istiadat sering disamakan oleh kebiasaan. Adat Istiadat


adalah kebiasaan kebiasaan sosial yang sejak lama ada da;am masyarakat dengan
maksud mengatur tata tertib.

Terdapat empat macam sifat hukum adat Indonesia yaitu:


- Komunal, artinya hukum adat mempunyai sifat kebersamaan yang kuat, artinya manusia
menurut hukum adat merupakan makhluk yang memiliki ikatan kemasyarakatan yang sangat erat.
- Magis-religius, artinya hukum adat Indonesia mempunyai pandangan hidup dan cara
berpikir yang memadukan kepercayaan, seperti animisme, prelogis, ilmu-ilmu ghaib, atau kesaktian.

- Pikiran serba kongkret, artinya hukum adat Indonesia memperhatikan hubungan


hukum secara nyata, apa yang diinginkan dalam pikirannya selalu diwujudkan dalam kehidupan
nyata.
- Visual, artinya hukum adat terjadi disebabkan oleh suatu ikatan dalam masyarakat.
Misalnya, tata cara upacara perkawinan antara orang Jawa dan orang Sumatra pasti akan
berbeda jika dilihat dari bentuk penampilannya, baik pakaian maupun keseniaannya. Namun,
pada intinya memiliki arti dan hikmah yang sama.
2 .Proses Controlling

Proses pengontrolan merupakan proses yang kontinyu antara pengukuran, perbandingan dan
kegiatan.Ada 4 langkah dalam melakukan proses pengontrolan : pengembangan standar/
performance kerja, penilaian kinerja, membandingkan penilaian kinerja dengan standar
performance kerja, dan memperbaiki tindakan.

Langkah 1. mengembangkan standar performance kerja/kinerja.


Langkah 2. Penilaian performance kerja/kinerja.
Langkah 3. Membandingkan penilaian kinerja dengan standar performance kerja
Step 4. Memperbaiki tindakan
KESIMPULAN

Pengontrolan atau pengevaluasian adalah suatu fungsi yang terus menerus dari manajemen
keperawatan yang terjadi selama perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan
aktifitas.Melalui proses ini standar dibuat dan kemudian digunakan, diikuti oleh umpan balik
yang menimbulkan perbaikan.Proses ini dipertahankan kelangsunagnnya.
Setiap manajer perawat harus mempunyai rencana kontrol master yang menggunakan semua
standar yang berhubungan dengan tindakan.Rencana ini dapat digunakan untuk mendaaptkan
umpan balik yang cepat dan memenuhi tujuan-tujuan dari control yang dibuat untuk unit,
bagian, atau divisi.Rencana akan menguji hasil, memberikan instruksi-instruksi serta
penggunaan prinsip-prinsip dari keseragaman, perbandingan dan pengecualian.

Kontrol-kontrol termasuk kebijakan –kebijakan, atauran-aturan, prosedur- prosedur, kontrol diri


atau pengaturan diri, disiplin, ronde-ronde, laporan, audit, alat-
alat evaluasi, analisis tugas, dan kontrol kualitas.Semuanya harus menunjukan sifat dari
kegiatan dan melihat ke masa depan, objektif, fleksibel, ekonomis, dan dapat dimengerti.Dapat
menimbulkan kegiatan yang berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai