Anda di halaman 1dari 17

Nikah Siri, Mut’ah dan Poligami

• Pernikahan Jahiliyah
• Nikah Siri
• Tahlil dan Mut’ah
• Poligami
• Hikmah Syariat
Pernikahan Yang Di Larang
Imam Bukhari meriwayatkan melalui istri nabi, Aisyah,
bahwa pada masa jahiliyah, dikenal empat macam
pernikahan :
1. Pernikahan sebagaimana berlaku kini, dimulai dengan
pinangan kepada orang tua atau wali, membayar
mahar, dan menikah.
2. Adalah seorang suami yang memerntahkan kepada
istrinya apabila telah suci dar haid untuk menikah
(berhubungan seks) dengan seseorang dan bila ia
hamil, maka ia kembali untuk digauli suaminya, ini
dilakukan guna mendapat keturunan yang baik.
3. Sekelompok lelaki kurang dari 10 orang,
kesemuanya menggauli seorang wanita dan
bila ia hamil dan melahirkan, ia memanggil
semua lelaki tersebut –tidak boleh
seorangpun absen-kemudian ia menunjuk
salah satu yang ia suka untuk dijadikan
bapaknya, dan yang bersangkutan tidak
boleh menolak.
4. Hubungan seks yang dilakukan oleh seorang
wanita tunasusila, yang memasang bendera
atau tanda dipintu-pintu kediaman mereka
dan bercampur dan bercampur dengan
sesiapapun yang suka kepadanya.

• Lalu islam datang melarang perkawinan


tersebut, kecuali yang pertama
Nikah Tahliil dan Mut’ah
Tahliil
• Yakni menikah dengan seorang perempuan yang
telah di talak tiga, setelah di gauli iapun dicerai,
agar ia bisa kembali dengan suami yang
pertama
Hukum : Pernikahannya batal

‫ لعن رسول هللا المحِّلل َو الُم َح َّلل‬: ‫قال رسول هللا ص م‬.
(‫)رواه الترميذي‬
• Ibnu Qayyim
Pernikahan ini adalah gambaran dari
kebohongan dan penipuan yang tidak terdapat
daam syariat Allah, tidak pula dibolehkan oleh
atau pada siapapun, justru di dalamnya
banyak sekali kerusakan.
• Ibnu Taimiyah
Agama Allah adalah agama yang bersih dan suci.
Lalu bagaimana mungkin sesuatu yang haram
menjadi halal, atau sesuatu yang jelek menjadi
baik, atau bagaimana sesuatu yang najis
menjadi suci.. Sesungguhnya nikah seperti ini
adalah keburukan yang nyata.
• Imam Syafii
Yang membuat nikah ini rusak adalah dia menikah dengan
maksud agar dia halal lalu setelah itu dia ceraikan.

Maka seorang wanita tidak menjadi halal kecuali dengan


beberapa syarat:
1. Menikah dengan suami kedua dengan cara yang baik
2. Suami kedua berkeinginan dengnnya membina rumah
tangga
3. Betul-betul menggaulinya setelah mereka akad.
Mut’ah
• Disebut juga kawin kontrak atau kawiin
berbatas.
• Dinamakan Mut’ah karena seseorang menikah
dengannya hanya untuk kesenangan seksual
semata dan dibatasi waktunya.
• Hukumnya : Bathil
Karena :….
‫‪• Nikah seperti ini tidak ada dalam al-Quran‬‬
‫‪• Haditspun melarangnya:‬‬

‫قال رسول هّللا ‪ :‬ان رسول هّللا حّرم المتعة فقال ‪ :‬ياايها الناس اّني‬
‫كنت اذنت لكم في االستمتاع‪ ,‬اال وان هّللا قد حرمها الي يوم‬
‫القيامة‪( .‬رواه ابن ماجه)‬
• Sahabat Umar bin Khatab juga melarangnya
dalam khutbahnya saat di tunjuk menjadi
khalifah
• Jumhur ulama melarangnya kecuali kaum
syiah
• Dilrang karena yang diinginkan dalam mut’ah
hanya menyalurkan syahwat bukan untuk
membangun generasi.
• Syiah Imamiah membolehkannya dengan
beberapa rukun:
• Shigah : lapaz yang mereka gunakan saya
kawinkan kamu, saya nikahkan kamu dan saya
bolehkan kamu menggauli..
• Istinya bisa seorang muslimah atau ahlu kitab,
penzina jg boleh meski menurut mereka
makruh
• Mahar : harus disebutkan, dan terkadang
cukup hanya dengan melihat, apalagi jika
keduanya telah ridha
• Ajal : menyegerakan/mempercepat. Ini
merupakan syarat dalam akad. Menentukan
kapan hari, bulan dan tahun pernikahan itu
berakhir.
Poligami
‫وان خفتم ااّل تقسطوا في اليتامي فانكحوا ماطاب لكم من النساء‬
)3 : ‫ (النساء‬...‫مثني وثلثا ورباع فان خفتم ااّل َتعدلو فواحدة‬
“Jika engkau takut tidak mampu berlaku adil
pada anak yatim dalam pemeliharaanmu
maka nikahilah dari perempuan yang engkau
suka dua, tiga atau empat namun jika engkau
tak mampu berlaku adil maka nikahilah satu
saja”.
• Secara global ayat ini menerangkan untuk menjaga
harta anak yatim dan tidak mempergunkannya
karena suatu saat nanti akan ia perlukan, karena
seorang anak yatim adalah lemah dan berbuat
dzolim pada yang lemah adalh dosa. Dan jika
seorang laki-laki diminta untuk menjaga seorang
yatim dan ia ingin menikahinya dan takut tak
mampu memberi mahar semestinya dan tak
mampu berlaku adil maka Allah mengiziinkannya
untuk menikahi wanita lain, 2,3 atau 4
Sebab Turunya Ayat
• Dari Aisyah diceritakan: Seorang laki-laki memiliki
seorang yatim perempuan, lalu ia menikahinya dan ia
memiliki harta, si lelaki itupun memegang hartanya dan
anak prempuan yatim yang ia nikahi tak mendapatkan
bagiannya.
• Seperti yang disebutkan oleh Bukhari : Bahwa seorang
perempuan yatim berada dalam penguasaan walinya juga
hartanya iapun kagum pada harta dan kecantikannya, lalu
ingin menikahinya, tetapi tanpa memberikan sedekah
padanya. Lalu hal tersebut dilarang, dan ia diperintah
untuk menikahi selainnya yang ia senangi

Anda mungkin juga menyukai