Anda di halaman 1dari 36

Hunian Tradisional Pada Masa

Premodern di Nusantara

Fajar Rian Wulandari


Gabriella Ananta Canrath
Maulidina Cahyani
Arsitektur Awal Nusantara
Tinggal di dalam Gua

Situs Gua Braholo


Di Yogyakarta

Situs Gua Harimau


Di Sumatera Selatan
Arsitektur Awal Nusantara
Tinggal di atas Pohon

Suku Korowai
Di Papua
Arsitektur Tradisional

Arsitektur Indonesia seperti rumah adat dengan


berbagai bentuk kedaerahannya termasuk bangunan
kuno yang dapat ditemukan di kepulauan Asia Tenggara
dan sebagian daratan Asia.
Asal Usul Geografis
Arsitektur Tradisional
Arsitektur Indonesia merupakan perwarisan
Austronesia kuno, dalam hal struktur
dan arti perlambangan yang
mengelilingi rumah.
STRUKTUR
Struktur menunjukkan gagasan dan arah kebudayaan.

Rumah austronesia dilihat sebagai:


• Perwujudan keramat para leluhur
• Perwujudan fisik jati diri kelompok
• Contoh jagat raya
• Ungkapan, tingkat, dan kedudukan sosial
Pengaturan Perlambang Ruang
Pasangan koordinasi ruang yang berlawanan
Dalam Luar

Depan Belakang

Atas Bawah

Kiri Kanan

Timur Barat

Dipetakan dalam kelompok sosial


Kaitannya dengan antar jenis kelamin (perempuan atau laki-laki), saudara jauh atau
dekat, generasi muda atau tua, bahkan yang masih hidup atau sudah mati.
Tujuan:
membentuk topografi perlambangan yang mengatur dan mewakili hubungan sosial
Ciri Khas

Ujung
Atap
dinding muka
berpuncak/atap
keluar
dipanjangkan

Tampak
Lantai yang
ditinggikan
CIRI KHAS
Pemanjangan bumbungan atap

Atap tradisional sebagai cermin jati diri


suku/daerah setempat

Semakin jauh dan tinggi


atap, menunjukkan
semakin tinggi
kedudukan sosial
penghuninya
CIRI KHAS
Fondasi tiang yang dinaikkan

• Peninggalan Austronesia
• Penyesuaian iklim dan geografi

IKLIM TROPIS

1. Menghindari rumah terkena


lumpur dan banjir pada musim
hujan
2. Membuat aliran udara panas
dari bawah lantai

Ruang kerja
Batu Umpak. Tidak ditanam dalam tanah, melainkan di atas fondasi batu. Berternak
Untuk memberi keluwesan pada bangunan untuk selamat dari gempa bumi Menenun, dll.
1

1. Toraja 9. Sumba
3 4 5
2. Nias Selatan 10. Amarasi
3. Batak Karo 11. Atoni
2
4. Batak Toba 12. Bali Selatan
6 7
5. Minangkabau 13. Bali Aga
6. Mentawai 14. Sasak
8 9
10 11
7. Kenyah 15. Dani
8. Jawa 16. Dagada

16

12 13 14 15
Teknik Konstruksi

Sambungan
tanpa paku
Teknik penyambungan diperkuat
oleh pasak, baji, atau jepit
Bahan Bangunan Hayati

ATAP
Kayu, daun palem,
alang-alang

DINDING
Anyaman bambu
Rumah Tradisional
Suku-Suku
di Indonesia
TONGKONAN TORAJA

Atapnya melengkung
menyerupai perahu

https://www.nusantaratv.com/lifestyle/read/10112637/Tongkonan-
Rumah-Adat-Toraja-yang-Penuh-Simbol-dan-Makna

Ornamen tanduk kerbau di depan tongkonan


melambangkan kemampuan ekonomi sang
pemilik rumah saat upacara penguburan
anggota keluarganya.
Tongkonan Memiliki Empat Warna Dasar
Penghias Rumah
warna merah
> simbol kehidupan manusia

warna kuning
> anugerah dan kekuasaan Ilahi

warna hitam
https://www.nusantaratv.com/lifestyle/read/10112637/Tongkonan-Rumah-Adat- > simbol kematian dan kegelapan
Toraja-yang-Penuh-Simbol-dan-Makna

corak dari hiasan dinding


berasal dari bentuk flora dan warna putih
> lambang kesucian
fauna
Denah Rumah Tongkonan
Utara
Karena dipandang sebagai arah yang sakral maka
diletakan Tangdo di bagian depan, fungsinya sebagai
ruang pemuka adat dan tempat upacara penyembahan.

Timur
U Karena dipandang sebagai arah kelahiran maka
biasanya diletakkan tangga, dapur, dan ruang
menerima tamu yang merupakan dasar kehidupan.
B T

Barat
S
Karena dipandang sebagai arah kematian, maka
biasanya digunakan untuk meletakan jenazah yang
akan diupacarakan.

Selatan
Karena dipandang sebagai arah nenek moyang, maka
Gambar denah rumah Tongkonan diletakan ruang sumbu di bagian belakang, Fungsinya
sebagai ruang tidur pemangku adat, anak-anak yang
masih menyusu, dan anak-anak gadis. Selain itu, ruang
ini juga menjadi tempat menyimpan alat-alat serta
harta pusaka
ARSITEKTUR BATAK,
SUMATERA

• Susunan atap lebih


rumit untuk menahan
beban yang lebih berat
dibanding rumah Batak
Toba.
• Dapat menampung 8-
12 keluarga.
• Didominasi oleh warna
merah, hitam, biru,
hijau, dan kuning. Rumah Batak Karo

Atap pelana dengan sopi-sopi


atap miring keluar
Rumah Batak Toba
RUMAH GADANG :
Rumah Besar Minangkabau
Menjulang sampai titik
terkecil di ujung sopi

Atap terbuat dari serat ijuk

Rumah dibuat tinggi


dari permukaan tanah
sekitar 1-2 m
Bangunan terbesar berukuran 120x15
dengan 20 biliak (ruang keluarga).
Dihuni sekitar 60-100 orang.

Denah Rumah Gadang


RUMAH PANJANG,
MENTAWAI
(1) Tiang siegge legea, Tiang yang berdiri ke
Orientasi tidak berdasarkan arah kanan arah pintu masuk ruang dalam. Tiang
mata angin, melainkan melihat ini sebagai pusat upacara di rumah.
alam sebagai pesan dari leluhur. (2) Beranda beratap untuk kegiatan sehari-hari
dan bersantai (ruang luar)
Dapat dihuni sampai 12 (3) Beranda beratap untuk persiapan makan
keluarga. Akan tetapi bersama, pesta, dan dansa.
setiap anggota keluarga (4) Tempat wanita-wanita mengadakan
pertemuan keluarga dan tempat menginap
tidak tidur bersama. Laki-
pada malam hari bersama anaknya.
laki di beranda, sedangkan
wanita di belakang
1

2 3
RUMAH PULAU NIAS

Atap yang curam dengan Di depan beberapa rumah


bukaan atap yang dapat terdapat tugu batu
dibuka prasejarah yang
menunjukkan tingkat sosial
pemilik rumah

Pondasi dengan kombinasi yang


rumit antara tiang tegak dan
miring

Rumah berdiri di atas lempengan batu agak tinggi di seberang


urug-urug menandai batas antara ruang umum dan pribadi. Tempat
di bawah ujung rumah untuk wanita dalam melakukan tugas
sehari-hari
RUMAH PULAU NIAS
1. Dinding batu (ruang setengah umum di depan
rumah tempat megalit didirikan.
2. Bangku panjang batu, daro-daro (penanda rumah
selesai dibangun).
3. Dasar rumah dinaikkan dengan batu (daerah
pribadi tempat para wanita melakukan tugas harian
mereka).
4. Tiang tegak, enomo
5. Tiang miring, driwa
6. Fondasi batu (mencegah pembusukan kayu)
7. Tangga (jembatan umum jalan masuk)
8. Kaso lantai yang mencuat keluar, sicholi.
9. Lantai dengan perbedaan tinggi (menciptakan 15
tempat duduk panjang) 14
16
10. Ruang depan (menerima tamu) 13
11
11. Ruang keluarga (panggung untuk tempat tidur)
12
12. Perapian 10
13. Kotak penyimpanan beras. 8 9
14. Dinding penyangga atap 7
15. Kerangka atap dengan kaso-kaso miring.
3 5 4
16. Bukaan atap (tempat memasukkan 2
cahaya dan pergantian udara) 1 6
RUMAH PANJANG ORANG KALIMANTAN:
UMA DADOQ KENYAH
• Beberapa rumah, panjangnya
melebihi 250 m, biasanya terdiri 1. Amin biasa
atas 30 lebih keluarga tersendiri. 2. Amin bangsawan
3. Amin kepala suku
• Bilik dibuat bersebelahan, 4. Perapian
dihubungkan dengan beranda 5. Serambi bersama
umum di sepanjang bangunan. 6. Perapian
• Beranda beratap dan balkon
merupakan tempat umum untuk
bekerja dan berekreasi, juga tempat
menerima tamu dan pelaksanaan
upacara-upacara penting.

• Pondasi berupa tiang-tiang kayu


yang ditanam dalam tanah, ruang di
bawah digunakan untuk gudang
dan ternak piaraaan.
• Tiang penyangga berat utama
diteruskan, sementara tiang
penyangga yang lebih ringan hanya
diikat.
RUMAH ORANG JAWA
Omah adalah bagian
utama rumah jawa
Pendhopo adalah
sebuah bangunan
terbuka yang terletak
di bagian depan
gugusan. Fungsinya
sebagai tempat
pertemuan sosial dan
pagelaran upacara.
Peringgitan adalah
bagian yang
menghubungkan
8 omah dengan
9
6 pendhopo. Fungsinya
7 sebagai tempat
5 pagelaran wayang
7
4 kulit.
3

2
1
RUMAH ORANG BALI

Prinsip orang Bali mengenai orientasi


bangunan
Arah gunung = Suci
Arah laut = Tidak murni dan kotor

Timur = Suci
Barat = Kotor

Dunia orang Bali dibagi menjadi 3:


1. Dunia bawah yang merupakan tempat kekuasaan
iblis dan roh-roh jahat.
2. Dunia manusia
3. Dunia surga yang merupakan tempat para dewa

Gunung => tempat para dewa


Laut => tempat pengaruh iblis dan roh-roh jahat.
Diantaranya (pantai dan kaki bukit) => tempat
manusia
RUMAH ORANG BALI
2
3 4

8 9
1 6
5

7
11

1. Halaman tengah dengan gundukan tanah yang tidak 10


ditanami tumbuhan kecuali bunga hias atau pohon
kamboja.
2. Pura keluarga
3. Bangsal tidur utama (meten), ditempati oleh kepala
keluarga bersama istri atau pasangan baru, juga sebagai
tempat penyimpanan pusaka.
4. Tempat tidur anggota keluarga lain (bale sikepat)
5. Bangsal untuk menerima tamu (bale tiang sangka)
6. Tempat menenun (Bale sekenam)
7. Dapur (poon)
8. Lumbung padi
9. Kandang babi
10. Pintu masuk ke gugus
11. Dinding penghalang (aling-aling)
RUMAH DAN GUGUS PERUMAHAN DI
PEGUNUNGAN BALI
KAJA
1 4
5 6
2 3
7
10 8
9

UMAH BALI AGA


1. Slatan Kelod
2. Lubangan beten
3. Trojogan
4. Rak untuk naskah
KELOD
Tata ruang lontar
tradisional 5. Slatan koja
himpunan Bali Aga, 6. Pura rumah
dengan candi (pekoja)
leluhur (kemulan) di 7. Pura untuk Sang
ujung koja dan Hyang Komara Satuan keluarga suku Bali Aga disebut kuren
rumah-rumah 8. Lubangan gede
terpisah yang
9. Pura untuk Sang • Keluarga-keluarga yang lebih tua tinggal di daerah
disusun dalam deret
sejajar di kedua sisi Hyang Komari atas, kaja, ujung gugus
poros 10. Tungku • Keluarga-keluarga muda tinggal di ujung kelod.
RUMAH DAN LUMBUNG PADI ORANG
SASAK DI LOMBOK

Rumah di Sade
Rumah berdenah persegi, dan tidak disangga oleh tiang-tiang. Bubungan atap curam
dengan atap jerami berketebalan sekitar 15 cm. Dilingkupi oleh dinding dasar yang
menutup panggung setinggi sekitar 1,5 m terbuat dari campuran lumpur, kotoran
kerbau, dan jerami, yang permukaannnya halus dan dipelitur.

Pembagian tata ruang


Anak laki-laki tidur di panggung di luar bale, anak perempuan di dalam bale.
• Kanan = Tungku dan rak untuk mengeringkan jagung
• Kiri = Kamar tidur anggota keluarga dengan langit-langit sebagai tempat
penyimpanan benda pusaka.
• Belakang bawah = Tempat penyimpanan kayu bakar
RUMAH DAN LUMBUNG PADI ORANG
SASAK DI LOMBOK

Lumbung Padi
• Bangunan dinaikkan dengan atap
Mesjid Wetu Telu berbentuk “topi” yang ditutup ilalang.
Menggabungkan Hindu dan kepercayaan • Empat tiang dasar menyangga sepasang
animisme asli. Dibangun dari kayu dan balok melintang dibagian atas, tempat
bambu, serta atap alang-alang atau sirap kerangka.
bambu. Denah berbentuk persegi empat dan • Piringan kayu yang besar disusun di atas
atap piramid tumpang yang disangga empat puncak tiang dasar untuk mencegah
tiang. hewan pengerat mencapai tempat
penyimpanan padi
UMA MBATANGU DI SUMBA
• Sebagian besar merupakan 1. Pintu masuk serambi
bangunan kayu dan bambu. 2. Serambi
• Terdiri atas 4 tiang utama yang 3. Rumah bagian dalam
terbuat dari batang pohon. 4. Perapian
5. Tiang rumah sisi kanan
• Dinding terbuat dari anyaman 6. Loteng
bilah-bilah bambu atau daun
kelapa.
6
• Seluruh lantai terbuat dari bambu.
• Atap terbuat dari rumput alang-
5
alang yang diikat rapat dengan
daun kelapa. 4

Uma mbatangu Uma kamudungu 3


(Rumah besar) (Rumah gundul)
Mempunyai Tidak mempunyai menara 2
menara pusat tengah. Biasa digambarkan
yang tinggi sebagai “rumah sejuk” 1
Luas bangunan mulai dari 25m persegi atau lebih
dari 200m persegi, dapat menampung 1-5 atau lebih
keluarga inti.
RUMAH ORANG TIMOR
RUMAH AMARASI
Bangunan menyerupai ume atoni,
kecuali memiliki atap yang lebih
persegi daripada berbentu kerucut

ATONI LOPO
Arsitektur Atoni Neto, di Timor
Barat, mempunyai denah dasar
bundar dan atap berbentuk sarang
lebah yang digunakan baik untuk
tenpat tinggal keluarga sederhana
(ume), maupun rumah pertemuan RUMAH SUAI
bersama yang lebih besar (lopo). Bangunan yang dinaikkan dengan 3 tingkat lantai
Walaupun tidak ada dinding, yang berbeda :
bagia dalam lopo tetap kering • Serambi luar
karena atap yang sangat besar. • Bilik bagian dalam
• Loteng
RUMAH ORANG TIMOR
RUMAH DAGADA LAUTEM
• Denah berbentuk persegi, terlihat
seperti kotak yang bertengger di
puncak batang, disangga oleh 4
tiang fondasi yang kokoh.
• Ada lantai yang tertutup oleh
atap puncak yang terbuat dari
serabut palem gamuti.
• Luasnya sekitar 4m persegi
dengan tinggi mencapai 11m.
• Atapnya dihias dengan cowry
dan kulit kerang yang digatung
menjulur dari bumbungan atap.
• Puncak atap dikaitkan dengan
roh leluhur.
KAMPUNG ORANG DANI
Dilingkungi pagar kayu yang arahnya
mengikuti prinsip kosmologis seperti
“menghadap matahari terbit” 4
“menghindari bayangan gunung”
“mengelakkan diri dari wilayah musuh” 3

Perlambangan Rumah Pria Dani


Wanita dilarang masuk. Senjata dan benda adat
• Suku Dani Irian Jaya bukan keturunan Austronesia. yang berkaitan dengan perang disimpan dalam
Oleh karena itu memiliki gaya yang berbeda, terlihat ruang yang terletak antara perapian dan pintu
pada pola pemukiman dan pengaturan ruang rumah. masuk. Juga sebagai tempat penyimpanan
• Suku Dani tidak membangun desa, tetapi tinggal mayat pria.
dalam kelompok (kampung).
• Terdiri atas 3-6 keluarga yang berhubungan secara Keterangan
patrilineal. 1. Ruang sumbangan
• Laki-laki tidur bersama di bawah satu atap, istrinya 2. Tempat perapian
tinggal di pondok terpisah bersama kerabat 3. Tiang tengah
perempuan dekat. 4. Lemari
KAMPUNG ORANG DANI

Bahan dan Teknik Bangunan


• Memiliki denah bundar dengan
diameter sekitar 3-6 m.
• Dinding terdiri atas rangka
DAPUR yang terbuat dari ranting
Terletak dekat dengan rumah wanita. Ukurannya pohon atau rotan. Bagian luar
tergantung pada jumlah keluarga yang tinggal dalam ditutup dengan kulit kayu atau
kelompok tersebut. papan kasar.
Bangunan tertutup seperti barak tak berjendela, pintu • Atap setengah bola, ditutup
masuk diberi penghalang untuk mencegah babi masuk. dengan ikatan rumput kering.
Merupakan tempat wanita bergaul dan pria boleh • Lantai tanah ditutupi rumput .
masuk selama waktu makan • Pintu hanya berupa lubang
yang sangat rendah (setinggi
bahu) sehingga seseorang
harus membungkuk untuk
masuk. Dalam cuaca buruk,
lubang ini ditutup.
Referensi
• Tjahjono, Gunawan (ed). The Indonesian Heritage Series
(Singapore: Archipelago Press, 1998).
• https://www.romadecade.org/rumah-adat-toraja/#

Anda mungkin juga menyukai