Anda di halaman 1dari 19

Laporan Praktikum Analisis Organoleptik Tim Penyaji : Kelompok 7

Hari/Tanggal PJ Dosen Asisten

: Jumat/13 April 2012 : Mira Miranti, STP, MSi. : Ummi Rufaizah

UJI PEMBEDAAN [UJI RANGSANGAN TUNGGAL DAN UJI PEMBANDING JAMAK]


Kelompok 1/A-P2

Suci Rahmadhani Rico Fernando Theo Tia Esha Nombiga

J3E111003 J3E111044 J3E111073

SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Uji pembedaan adalah satu kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan bagi industri pangan atau industri lainnya yang menghasilkan produk untuk masyarakat melalui pasar bebas atau kondisi persaingan bebas. Untuk mempertahankan agar produk tetap dipilih oleh kosumen, produk harus senantiasa dapat

mempertahankan karakter dasarnya, tetapi harus dapat menampilkan atribut mutu organoleptiknya secara progres demi peningkatan kepuasan pelanggan. Produk harus dapat memenuhi kriteria mutu baik, jumlah cukup, distribusi lancar dan harga bersaing. Beberapa produk bahkan tidak cukup hanya sekedar memenuhi persyaratan standar minimal yang diharuskan, tetapi harus lebih (Dewi N 2011). Uji ini juga dipergunakan untuk menilai pengaruh beberapa macam perlakuan modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan pangan suatu industri, atau untuk mengetahui adanya perbedaan atau persamaan antara dua produk dari komoditi yang sama. Jadi, agar efektif sifat atau kriteria yang diujikan harus jelas dan dipahami panelis. Keandalan (reliabilitas) dari uji pembedaan ini tergantung dari pengenalan sifat mutu yang diinginkan, tingkat latihan panelis dan kepekaan masing-masing panelis (Susiwi 2009). Uji pembedaan terdiri atas dua jenis, yaitu sensitivity test yang mengukur kemampuan panelis untuk mendeteksi suatu sifat sensori, dan uji difference test yang dimaksudkan untuk melihat secara statistik adanya perbedaan diantara contoh uji (Sina 2009). Pengujian pembedaan ini meliputi: uji pasangan (paired comparison), uji segitiga (triangle test), uji pembanding ganda (dual standards test), uji pembanding jamak (multiple standards test), uji rangsangan tunggal (single stimulus test), uji pasangan jamak (multiple pairs test), dan uji tunggal (Susiwi 2009). Uji Pembedaan pada praktikum ini terdiri dari Uji Rangsangan Tunggal (ANot A Test) dan Uji Pembanding Jamak (Multiple Standards Test). Adapun uji rangsangan tunggal dilakukan dengan cara panelis menghadapi satu contoh baku dan satu atau lebih contoh yang akan diuji. Kemudian panelis

mengidentifikasikan apakah contoh uji berbeda atau sama dengan contoh baku. Sedangkan untuk uji pembanding jamak, panelis diminta untuk menilai satu contoh uji yang paling berbeda diantara kelima contoh-contoh yang disajikan (Dewi S 2011). Uji rangsangan tunggal (ANot A Test) adalah uji pembedaan yang digunakan untuk menggolongkan suatu contoh dengan contoh lainnya sedangkan uji pembanding jamak (multiple standard test) digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan pada sampel uji dari pembanding yang banyak (Sina 2009).

1.2 Tujuan Tujuan praktikum ini adalah memperkenalkan dan sekaligus ajang berlatih bagi mahasiswa tentang tata cara penyelenggaraan berbagai variasi uji pembedaan dan analisis respon ujinya. Di samping itu, sebagai ajang latihan terus menerus mengenal sifat indrawi berbagai contoh uji [produk pangan].

BAB II METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan Bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah kopi bubuk dengan berbagai jenis merk kopi bubuk (kapal api, lampung, torabika, teko, dan liong bulan), 2 bungkus permen, dan 1 galon air minum. Alat yang digunakan adalah 5 lusin gelas sloki, 1 lusin gelas besar, sendok kecil, dispenser, 2 gelas besar pencampur, dan 2 pengaduk panjang.

2.2 Prosedur Kerja 2.2.1 Persiapan Contoh Uji 2.2.1.1 Uji Rangsangan Tunggal (ANot A Test) Air mendidih 200 ml (masing-masing kopi)

1,5 sdt (kopi liong bulan, lampung, kapal api, teko,dan torabika)

3 sdt gula

Masing-masing dicampur secara homogen

Masing-masing dibagikan ke dalam 6 sloki

2.2.1.2 Uji Pembanding Jamak (Multiple Standards Test)

Kopi Liong Bulan (1 sdt, 1,25 sdt, 1,5 sdt, dan 1,75 sdt) Air mendidih 200 ml

Masing-masing dicampur

Masing-masing diaduk secara homogen

Masing-masing disajikan dengan kode yang berbeda-beda

Kopi Kapal Api 1,5 sdt

Air medidih 200 ml

Dicampur

Diaduk secara homogen

2.2.2 Penyajian Contoh Uji 2.2.2.1 Uji Rangsangan Tunggal (ANot A Test) Satu gelas sloki pembanding dan empat gelas sloki contoh uji disajikan bersama-sama secara acak. Kode: Liong Bulan Kapal Api Lampung Teko Torabika WARNA P : Pembanding (P) : 333, 254, dan 102 : 112, 560, dan 260 : 422, 146, dan 315 : 528, 357, dan 148 RASA P

146 357 560 254 AROMA p

333 112 528 422

260 148 315 102

Format Uji

2.2.2.2 Pembanding Jamak (Multiple Standards) Lima contoh uji berkode terdiri atas 4 gelas sloki dari minuman kopi merk Liong Bulan (Kode: 225, 278, 123, 402, 340, 413, 963, dan 923) , dan 1 gelas sloki (Kode: 189 dan 845) dari minuman kopi merk Kapal Api untuk masing-masing uji warna dan aroma, disajikan secara acak.

WARNA

225 AROMA

278

189

123

402

Format Uji 340 413 963 845 923

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Tabel 1. Rekapitulasi Data Uji Rangsangan Tunggal dan Pembanding Jamak

Tabel 2. Jumlah Terkecil untuk Beda Nyata Uji Rangsangan Tunggal dan Uji Pembanding Jamak Jumlah panelis 27 Jumlah terkecil untuk beda nyata tingkat 5% 20 1% 21 0.1% 23

3.2 Pembahasan Uji pembedaan adalah uji yang digunakan untuk menilai adanya perbedaan atau persamaan antara dua produk atau lebih yang komoditasnya sama. Uji ini digunakan juga untuk menilai pengaruh dari berbagai perlakuan proses atau berbagai penggunaan bahan baku dalam industri pangan (makanan dan minuman). Uji pembedaan dibagi menjadi dua, yaitu uji pembedaan dengan pembanding (acuan) dan uji pembedaan tanpa pembanding (tanpa acuan). Uji tanpa acuan digunakan jika tujuan pengujian hanya untuk menentukan ada atau tidak ada perbedaan antara dua atau lebih contoh yang diuji. Uji pembedaan dengan pembanding diperlukan jika tujuan pengujian untuk mengukur atau menilai pengaruh perlakuan. Pernyataan hasil uji pembedaan dapat berarah dan dapat tidak berarah. Perbedaan berarah, misalnya lebih kecil atau lebih besar sedangkan tidak berarah cukup dengan pernyataan ada perbedaan atau tidak ada perbedaan (Dewi N 2011). Menurut Wagiyono (2003), uji-uji ini digunakan untuk menilai pengaruh macam-macam perlakuan modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan pangan bagi industri, atau untuk mengetahui adanya perbedaan atau persamaan antara dua produk dari komoditi yang sama. Terutama dari segi konsumen. Pengujian pembedaan ini meliputi: uji pasangan (paired comparison), uji segitiga (triangle test), uji pembanding ganda (dual standards test), uji pembanding jamak (multiple standards test), uji rangsangan tunggal (single stimulus test), uji pasangan jamak (multiple pairs test), dan uji tunggal (Susiwi 2009). Pada praktikum ke-7 mengenai Uji Pembedaan tanggal 13 April 2012, panelis diminta untuk melakukan uji rangsangan tunggal (ANot A Test) dan uji pembanding jamak (Multiple Standards Test). Adapun uji rangsangan tunggal dilakukan dengan cara panelis menghadapi satu contoh baku dan satu atau lebih contoh yang akan diuji. Kemudian panelis mengidentifikasikan apakah contoh uji berbeda atau sama dengan contoh baku. Sedangkan untuk uji pembanding jamak, panelis diminta untuk menilai satu contoh uji yang paling berbeda diantara kelima contoh-contoh yang disajikan (Sarastani 2011).

3.2.1

Uji Rangsangan Tunggal (ANot A Test) Uji rangsangan tunggal atau yang disebut ANot A Test adalah salah

satu metode uji pembedaan dimana panelis disediakan 1 standar baku dan 2 atau lebih sampel uji yang digunakan untuk menggolongkan suatu contoh dengan contoh lainnya (Sina 2009). Uji rangsangan tunggal merupakan metode uji pembedaan dengan pembanding. Uji pembedaan dengan pembanding diperlukan dengan tujuan pengujian untuk mengukur atau menilai pengaruh perlakuan (Dewi 2011). Pada praktikum uji rangsangan tunggal atau ANot A Test, panelis disediakan empat contoh uji dan satu contoh pembanding. Keempat contoh uji yang disajikan berdasarkan rasa, warna, dan aroma dibandingkan dengan satu contoh pembanding, kemudian panelis memberikan penilaian berdasarkan sifat inderawi terhadap contoh uji apakah terdapat perbedaan atau tidak dengan contoh pembanding. 3.2.1.1 Uji Rangsangan Tunggal (ANot A Test) Rasa Kopi Pada praktikum ini, dilakukan pengujian uji rangsangan tunggal terhadap rasa berbagai produk kopi. Panelis disediakan 4 contoh uji minuman kopi dengan kode 333, 112, 528, dan 422 serta 1 contoh pembanding. Panelis diminta untuk membandingkan rasa pada setiap contoh uji dengan contoh pembanding. Panelis terlebih dahulu mencicipi rasa dari contoh pembanding, kemudian mencicipi rasa dari contoh uji, lalu diberikan penilaian dengan memberi tanda 1 bila rasa berbeda dan 0 bila rasa sama dengan contoh pembanding pada kolom respon form uji. Berdasarkan pada tabel 1 hasil rekapitulasi, dari 27 panelis diperoleh sebanyak 13 panelis menyatakan bahwa contoh uji 333 berbeda dengan contoh pembanding, 14 panelis menyatakan bahwa contoh uji 112 berbeda dengan contoh pembanding, 26 panelis menyatakan bahwa contoh uji 528 berbeda dengan contoh pembanding, dan 13 panelis menyatakan bahwa contoh uji 422 berbeda dengan contoh pembanding. Pada tabel 2 menunjukkan bahwa dari 27 panelis untuk menyatakan adanya perbedaan dari kedua contoh uji dibutuhkan minimal sebanyak 20 respon tepat untuk tingkat kepercayaan 95% (=0,05), 21 respon tepat untuk tingkat kepercayaan 99% (=0,01), dan 23 respon tepat untuk tingkat kepercayaan 99,9%

(=0,001). Jika jumlah respon tepat kurang dari 20 maka kesimpulannya tidak ada perbedaan yang dapat dideteksi dari kelima sampel. Berdasarkan acuan pada tabel 2, dapat disimpulkan bahwa dari empat contoh uji, tiga diantaranya, yaitu 333, 112, dan 442 dikatakan memiliki persamaan rasa atau tidak berbeda nyata dengan contoh pembanding karena tidak memenuhi persyaratan minimum atau jumlah terkecil untuk dikatakan berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95%, 99%, dan 99,9%. Contoh uji 528 dikatakan berbeda nyata dengan contoh pembanding pada tingkat kepercayaan 99,9%. 3.2.1.2 Uji Rangsangan Tunggal (ANot A Test) Warna Kopi Pada praktikum ini, dilakukan pengujian uji rangsangan tunggal terhadap warna berbagai produk kopi. Panelis disediakan 4 contoh uji minuman kopi dengan kode 146, 357, 560, dan 254 serta 1 contoh pembanding. Panelis diminta untuk membandingkan warna pada setiap contoh uji dengan contoh pembanding. Panelis terlebih dahulu melihat warna dari contoh pembanding, kemudian melihat warna dari contoh uji, lalu diberikan penilaian dengan memberi tanda 1 bila warna berbeda dan 0 bila warna sama dengan contoh pembanding pada kolom respon form uji. Berdasarkan pada tabel 1 hasil rekapitulasi, dari 27 panelis diperoleh sebanyak 20 panelis menyatakan bahwa contoh uji 146 berbeda dengan contoh pembanding, 26 panelis menyatakan bahwa contoh uji 357 berbeda dengan contoh pembanding, 17 panelis menyatakan bahwa contoh uji 560 berbeda dengan contoh pembanding, dan 3 panelis menyatakan bahwa contoh uji 254 berbeda dengan contoh pembanding. Pada tabel 2 menunjukkan bahwa dari 27 panelis untuk menyatakan adanya perbedaan dari kedua contoh uji dibutuhkan minimal sebanyak 20 respon tepat untuk tingkat kepercayaan 95% (=0,05), 21 respon tepat untuk tingkat kepercayaan 99% (=0,01), dan 23 respon tepat untuk tingkat kepercayaan 99,9% (=0,001). Jika jumlah respon tepat kurang dari 20 maka kesimpulannya tidak ada perbedaan yang dapat dideteksi dari kelima sampel. Berdasarkan acuan pada tabel 2, dapat disimpulkan bahwa contoh uji 146 dikatakan berbeda nyata dengan contoh pembanding pada tingkat kepercayaan 95%, contoh uji 357 dikatakan berbeda nyata dengan contoh pembanding pada

tingkat kepercayaan 99,9%, sedangkan contoh uji 560 dan 254 dikatakan memilki persamaan warna atau tidak berbeda nyata dengan contoh pembanding karena tidak memenuhi persyaratan minimum atau jumlah terkecil untuk dikatakan berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95%, 99%, dan 99,9%. 3.2.1.3 Uji Rangsangan Tunggal (ANot A Test) Aroma Kopi Pada praktikum ini, dilakukan pengujian uji rangsangan tunggal terhadap aroma berbagai produk kopi. Panelis disediakan 4 contoh uji minuman kopi dengan kode 260, 148, 315, dan 102 serta 1 contoh pembanding. Panelis diminta untuk membandingkan aroma pada setiap contoh uji dengan contoh pembanding. Panelis terlebih dahulu mencium aroma dari contoh pembanding, kemudian mencium aroma dari contoh uji, lalu diberikan penilaian dengan memberi tanda 1 bila rasa berbeda dan 0 bila rasa sama dengan contoh pembanding pada kolom respon form uji. Berdasarkan pada tabel 1 hasil rekapitulasi, dari 27 panelis diperoleh sebanyak 17 panelis menyatakan bahwa contoh uji 260 berbeda dengan contoh pembanding, 21 panelis menyatakan bahwa contoh uji 148 berbeda dengan contoh pembanding, 15 panelis menyatakan bahwa contoh uji 315 berbeda dengan contoh pembanding, dan 8 panelis menyatakan bahwa contoh uji 102 berbeda dengan contoh pembanding. Pada tabel 2 menunjukkan bahwa dari 27 panelis untuk menyatakan adanya perbedaan dari kedua contoh uji dibutuhkan minimal sebanyak 20 respon tepat untuk tingkat kepercayaan 95% (=0,05), 21 respon tepat untuk tingkat kepercayaan 99% (=0,01), dan 23 respon tepat untuk tingkat kepercayaan 99,9% (=0,001). Jika jumlah respon tepat kurang dari 20 maka kesimpulannya tidak ada perbedaan yang dapat dideteksi dari kelima sampel. Berdasarkan acuan pada tabel 2, dapat disimpulkan bahwa dari empat contoh uji, tiga diantaranya, yaitu 260, 315, dan 102 dikatakan memiliki persamaan aroma atau tidak berbeda nyata dengan contoh pembanding karena tidak memenuhi persyaratan minimum atau jumlah terkecil untuk dikatakan berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95%, 99%, dan 99,9%. Contoh uji 148 dikatakan berbeda nyata dengan contoh pembanding pada tingkat kepercayaan 99%.

3.2.2

Uji Pembanding Jamak (Multiple Standards Test) Menurut Soekarto (1981), uji perbandingan jamak (Multiple Comparision)

adalah suatu uji organoleptik yang prinsipnya hampir sama dengan uji perbandingan pasangan. Perbedaannya pada uji perbandingan pasangan hanya dua sampel yang disajikan, tetapi pada uji perbandingan jamak tiga atau lebih sampel disajikan secara bersamaan. Pada uji ini panelis diminta memberikan skor berdasarkan skala kelebihannya, yaitu lebih baik atau lebih buruk. Pada praktikum uji pembanding jamak atau Multiple Standards Test, panelis disediakan satu contoh uji dengan tiga atau lebih contoh pembanding, disajikan bersama-sama. Lalu panelis diminta untuk menilai satu contoh uji yang paling berbeda diantara kelima contoh-contoh yang disajikan masing-masiing untuk uji warna kopi dan uji aroma kopi. 3.2.2.1 Uji Pembanding Jamak (Multiple Standards Test) Warna Kopi Pada praktikum ini, dilakukan pengujian uji pembanding jamak terhadap warna dua produk kopi dengan kosentrasi yang berbeda-beda. Panelis disediakan 1 contoh uji minuman kopi Kapal Api dengan kode 189 dengan 4 contoh pembanding minuman kopi Liong Bulan dengan kode 225, 278, 123, dan 402. Panelis diminta untuk mengenali kelima minuman kopi yang disajikan, lalu mengidentifikasikan minuman kopi mana yang berbeda dengan yang lainnya dengan memberi tanda 1 pada kolom respon form uji. Berdasarkan pada tabel 1 hasil rekapitulasi, dari 27 panelis diperoleh sebanyak 1 panelis menyatakan bahwa minuman kopi berkode 225 (kosentrasi 1 sdt Liong Bulan) berbeda dengan minuman kopi lainnya, 20 panelis menyatakan bahwa minuman kopi berkode 278 (kosentrasi 1,25 sdt Liong Bulan) berbeda dengan minuman kopi lainnya, 3 panelis menyatakan bahwa minuman kopi berkode 189 (kosentrasi 1,5 sdt Kapal Api) berbeda dengan minuman kopi lainnya, 1 panelis menyatakan bahwa minuman kopi berkode 123 (kosentrasi 1,5 sdt Liong Bulan) berbeda dengan minuman kopi lainnya, dan 2 panelis menyatakan bahwa minuman kopi berkode 402 (kosentrasi 1,75 Liong Bulan) berbeda dengan minuman kopi lainnya. Pada tabel 2 menunjukkan bahwa dari 27 panelis untuk menyatakan adanya perbedaan dari kedua contoh uji dibutuhkan minimal sebanyak 20 respon

tepat untuk tingkat kepercayaan 95% (=0,05), 21 respon tepat untuk tingkat kepercayaan 99% (=0,01), dan 23 respon tepat untuk tingkat kepercayaan 99,9% (=0,001). Jika jumlah respon tepat kurang dari 20 maka kesimpulannya tidak ada perbedaan yang dapat dideteksi dari kedua sampel. Berdasarkan acuan pada tabel 2, dapat disimpulkan bahwa hanya minuman kopi berkode 278 (Liong Bulan) dengan kosentrasi 1,25 yang dapat dinyatakan berbeda nyata diantara kelima kopi yang disajikan dengan tingkat kepercayaan 95% sedangkan untuk minuman kopi yang lainnya yaitu kopi Liong Bulan dengan kode 225, 123, dan 402 serta kopi Kapal Api dengan kode 189 dinyatakan memiliki persamaan warna atau tidak berbeda nyata diantara kelima kopi yang disajikan karena tidak memenuhi persyaratan minimum atau jumlah terkecil untuk dikatakan berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95%, 99%, dan 99,9%. 3.2.2.2 Uji Pembanding Jamak (Multiple Standards Test) Aroma Kopi Pada praktikum ini, dilakukan pengujian uji pembanding jamak terhadap aroma dua produk kopi dengan kosentrasi yang berbeda-beda. Panelis disediakan 1 contoh uji minuman kopi Kapal Api dengan kode 845 dengan 4 contoh pembanding minuman kopi Liong Bulan dengan kode 340, 413, 963, dan 923. Panelis diminta untuk mengenali kelima minuman kopi yang disajikan, lalu mengidentifikasikan minuman kopi mana yang berbeda dengan yang lainnya dengan memberi tanda 1 pada kolom respon form uji. Berdasarkan pada tabel 1 hasil rekapitulasi, dari 27 panelis diperoleh sebanyak 0 panelis menyatakan bahwa minuman kopi berkode 340 (kosentrasi 1 sdt Liong Bulan) berbeda dengan minuman kopi lainnya, 13 panelis menyatakan bahwa minuman kopi berkode 413 (kosentrasi 1,25 sdt Liong Bulan) berbeda dengan minuman kopi lainnya, 2 panelis menyatakan bahwa minuman kopi berkode 963 (kosentrasi 1,5 sdt Liong Bulan) berbeda dengan minuman kopi lainnya, 11 panelis menyatakan bahwa minuman kopi berkode 845 (kosentrasi 1,5 sdt Kapal Api) berbeda dengan minuman kopi lainnya, dan 4 panelis menyatakan bahwa minuman kopi berkode 923 (kosentrasi 1,75 sdt Liong Bulan) berbeda dengan minuman kopi lainnya. Pada tabel 2 menunjukkan bahwa dari 27 panelis untuk menyatakan adanya perbedaan dari kedua contoh uji dibutuhkan minimal sebanyak 20 respon

tepat untuk tingkat kepercayaan 95% (=0,05), 21 respon tepat untuk tingkat kepercayaan 99% (=0,01), dan 23 respon tepat untuk tingkat kepercayaan 99,9% (=0,001). Jika jumlah respon tepat kurang dari 20 maka kesimpulannya tidak ada perbedaan yang dapat dideteksi dari kedua sampel. Berdasarkan acuan pada tabel 2, dapat disimpulkan bahwa kelima kopi yang disajikan yaitu kopi Liong Bulan berkode 340, 413, 963, dan 923 dengan kosentrasi masing-masing secara berurutan sebanyak 1 sdt, 1,25 sdt, 1,5 sdt, dan 1,75 sdt memiliki persamaan aroma atau tidak berbeda nyata dengan kopi Kapal Api berkode 845 dengan kosentrasi 1,5 sdt.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan Uji rangsangan tunggal (ANot A Test) digunakan untuk

menggolongkan suatu contoh dengan contoh lainnya sedangkan uji pembanding jamak (multiple standard test) digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan pada sampel uji dari pembanding yang banyak. Pada uji rangsangan tunggal rasa, dapat disimpulkan bahwa dari kopi Kapal Api, Lampung, dan Teko dikatakan memiliki persamaan rasa dengan contoh pembanding yaitu kopi Liong Bulan. Sedangkan untuk contoh uji 528, yaitu kopi Torabika dikatakan berbeda nyata dengan contoh pembanding pada tingkat kepercayaan 99,9%. Pada uji rangsangan tunggal warna, dapat disimpulkan bahwa kopi Lampung dan Kapal Api dikatakan memiliki persamaan warna dengan contoh pembanding yaitu kopi Liong Bulan. Sedangkan untuk contoh uji kopi Teko dikatakan berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95% dan contoh uji kopi Torabika dikatakan berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 99,9% dengan contoh pembanding. Pada uji rangsangan tunggal aroma, dapat disimpulkan bahwa kopi Lampung, kopi Teko, dan kopi Kapal Api dikatakan memiliki persamaan aroma dengan contoh pembanding yaitu Kopi Liong Bulan. Sedangkan untuk contoh uji 148 yaitu kopi Torabika dikatakan berbeda nyata dengan contoh pembanding pada tingkat kepercayaan 99%. Pada uji pembanding jamak warna, dapat disimpulkan bahwa hanya minuman kopi berkode 278 (Liong Bulan) dengan kosentrasi 1,25 yang dapat dinyatakan berbeda nyata diantara kelima kopi yang disajikan dengan tingkat kepercayaan 95% sedangkan untuk minuman kopi lainnya yaitu kopi Liong Bulan dengan kode 225, 123, dan 402 serta kopi Kapal Api dengan kode 189 dinyatakan memiliki persamaan warna atau tidak berbeda nyata diantara kelima kopi yang disajikan. Sedangkan untuk uji pembanding jamak aroma, dapat disimpulkan bahwa kelima kopi yang disajikan yaitu kopi Liong Bulan berkode 340, 413, 963, dan 923 dengan kosentrasi masing-masing secara berurutan sebanyak 1 sdt, 1,25

sdt, 1,5 sdt, dan 1,75 sdt memiliki persamaan aroma atau tidak berbeda nyata dengan kopi Kapal Api berkode 845 dengan kosentrasi 1,5 sdt.

4.2 Saran Dalam pengujian aroma, sebaiknya sloki contoh uji ditutup agar warna dari contoh uji tidak terlihat. Warna yang ditampilkan oleh contoh uji akan mempengaruhi penilaian panelis dan mengurangi konsentrasi dari penggunaan indra penciuman sebagai intrsumen alat uji sehingga penilaian panelis tidak murni 100% berdasarkan aroma. Pada uji warna, penempatan posisi sloki sebagai contoh uji perlu diperhatikan untuk menghindari terjadinya posisi bias. Intensitas cahaya juga perlu diperhatikan karena akan membiaskan atau memudarkan warna yang dipancarkan contoh uji. Sedangkan untuk uji rasa, sebaiknya panelis terlebih dahulu berkumur dengan air putih yang sudah disediakan agar lidah yang digunakan untuk mencicip menjadi netral.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi N. 2011. Uji pembedaan berpasangan. Purwokerto: Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Sudirman. http://www.scribd.com [17 April 2012] Sarastani D. 2011. Penuntun Praktikum Analisis Organoleptik. Bogor: Program Diploma Institut Pertanian Bogor. Sina. 2009. Uji organoleptik. http://www.sinau-sinaubareng.blogspot.com [17 April 2012] Soekarto T. 1981. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bogor: Food Technology Development Center, Institut Pertanian Bogor. http://www.scribd.com [18 April 2012] Susiwi S. 2009. Penilaian organoleptik. Bandung: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia. http://www.scribd.com [17 April 2012] Wagiyono. 2003. Menguji pembedaan http://www.scribd.com [18 April 2012] secara organoleptik.

LAMPIRAN
Lampiran 1. Jumlah terkecil untuk menyatakan beda nyata pada Uji Pasangan, Uji Duo Trio, Uji Pembanding Jamak dan Uji Rangsangan Tunggal.

Anda mungkin juga menyukai