Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN KELUARGA BINAAN

ASMA BRONKIALE

Oleh

ARZIA PRAMADI RAHMAN H1A 007 003

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM PUSKESMAS NARMADA 2013

I.

KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

Data Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan Nama Umur / Tgl. Lahir Alamat Jenis kelamin Agama Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Kedatangan yang ke Pasien Keterangan An. J. Anak ke-empat 18 bulan / 10 Juni 2011. Medain Barat, Badrain. Laki-laki. Islam. Belum sekolah. Belum bekerja. Belum menikah. Ke-dua Os pernah datang ke IGD Puskesmas Narmada saat menginjak usia 1 tahun dengan keluhan sesak napas yang berbunyi ngik-ngik, saat itu os sempat rawat inap. Ya Diagnosis sebelumnya asma bronkiale Disangkal. Jamkesmas.

Telah diobati sebelumnya Alergi obat Sistem pembayaran II.

IDENTITAS KELUARGA BINAAN Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga An. J. Keluarga An. J.

merupakan keluarga inti (nuclear family) yang terdiri atas kedua orang tua An. J. dan empat orang anak termasuk An. J. Orang tua An. J adalah Tn. S. dan Ny. F, sedangkan tiga orang saudara An. J. adalah An. R, An. W, dan An T. An. J merupakan anak terkhir dalam keluarga. Dirumah, An. J. tinggal ber-enam dengan kedua orang tua dan tiga orang kakaknya. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang diperoleh pada saat kunjungan pertama: Data anggota keluarga: Nama Umur Alamat Jenis kelamin Agama Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Anggota Keluarga Tn. S. 40 tahun Medain Barat, Badrain. Laki-laki Islam Lulus SMP Buruh bangunan Menikah Keterangan Ayah An. J.

Nama Umur Alamat Jenis kelamin Agama Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Nama Umur Alamat Jenis kelamin Agama Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Nama Umur Alamat Jenis kelamin Agama Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Nama Umur Alamat Jenis kelamin Agama Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan

Anggota Keluarga Ny. F 35 tahun Medain Barat, Badrain. Perempuan Islam Lulus SD IRT Menikah Anggota Keluarga An. R 16 tahun Medain Barat, Badrain. Laki-laki Islam Kelas 1 SMK Belum bekerja Belum menikah Anggota Keluarga An. W. 10 tahun Medain Barat, Badrain. Laki-laki Islam Kelas 5 SD Belum bekerja Belum menikah Anggota Keluarga An. W. 6 tahun Medain Barat, Badrain. Laki-laki Islam Kelas 1 SD Belum bekerja Belum menikah

Keterangan Ibu An. J.

Keterangan Anak pertama

Keterangan Anak ke-dua

Keterangan Anak ke-tiga

Keluarga An. J. dapat digambarkan dalam pohon keluarga/ikhtisar keluarga sebagai berikut:
Tn. B. Ny. I. Tn. T. Ny. S.

Ny. R.

Tn. S1

Ny. M.

Tn. A.

Tn. S2

Tn. N.

Tn. J.

Tn. S. Ny. F.

An. R.

An. W.

An. T.

An. J.

Keterangan: : Laki-laki, meninggal. : Perempuan, meninggal. : Laki-laki, hidup. : Perempuan, hidup. Gambar 1. Pohon Keluarga An. J. ---: Keluarga yang tinggal serumah. : Anak kandung.

III. DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA Data kesehatan awal, diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan (Tanggal 13 Februari 2013): Anggota Keluarga Tn. S. Ny. F. An. R. An. W. An. T. An. J. Usia 40 th 35 th 16 th 10 th 6 th 18 bln BB Keluhan Status Gizi Baik Baik Baik Baik Baik Baik TD 160/80 120/80 110/80 110/70 Keterang an

Mual, nyeri ulu hati. 62 kg Nyeri kepala. Pilek. 51 kg Sesak berbunyi. 58 kg 34 kg 25 kg Batuk-pilek. 9,6 kg Sesak berbunyi.

IV. DATA PELAYANAN PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN IV.1. Anamnesis Keluhan Utama: Sasak nafas. Riwayat Penyakit Sekarang: Os datang ke IGD Puskesmas Narmada dikeluhkan mengalami sesak sejak 1 hari yang lalu. Sesak disertai dengan bunyi ngik. Os juga dikeluhkan batuk (+) berdahak sejak 2 hari yang lalu, dahak berwarna putih seperti air liur dan susah untuk di keluarkan. Pilek (+) dengan ingus berwarna bening, demam (-). Sebelumnya os pernah mengalami keluhan sesak serupa dinyatakan menderita asma. Sesak yang dialami os biasanya muncul bila ada debu dan cuaca sedang dingin. Riwayat Penyakit Dahulu: Os pernah mengalami keluhan serupa saat menginjak usia 1 tahun. Menurut pengakuan Ibu os, sesak biasanya timbul terutama saat cuaca dingin dan saat os terpapar debu. Sesak nafas os diakui membaik setelah mendapat obat dengan uap di IGD Puskesmas Narmada. Riwayat Penyakit Keluarga: Ibu os mengaku memiliki keluhan serupa seperti os dan sering mendapatkan pengobatan di Puskesmas. Ayah os juga dikatakan sering mengalami pilek saat cuaca dingin atau saat terpapar debu. Selain itu, Kakek os dari pihak Ayah juga memiliki keluhan sesak napas berbunyi ngik seperti os. Riwayat Pengobatan Os pernah mengalami keluhan sesak berbunyi ngik saat baru menginjak usia 1 tahun. Os dikatakan tetap dibawa ke Puskesmas Narmada bila mengalami batukpilek. Bila sampai mengalami sesak nafas, os diakui membaik setelah mendapat obat dengan uap di IGD Puskesmas Narmada. Riwayat Alergi: Menurut pengakuan orang tuanya, os tidak memiliki alergi terhadap makanan ataupun obat-obatan, akan tetapi sesaknya sering kambuh saat saat cuaca dingin atau bila terpapar debu. Riwayat Kehamilan dan Persalinan: Ibu os hamil selama 9 bulan dan ini merupakan kehamilan yang ke-4. Selama kehamilan, ibu pasien tidak mengalami perdarahan maupun penyakit lainnya. ANC dilakukan sebanyak 8 kali di Posyandu dan Bidan. Konsumsi obat-obatan maupun jamu selama hamil disangkal. Os lahir normal, langsung menangis, ditolong oleh
4

Bidan di Praktek Bidan dengan berat lahir 2900 gram dan panjang badan 50 cm. Riwayat biru (-), Riwayat kuning (-). Riwayat Nutrisi dan Imunisasi: Os sudah mulai diberikan PASI berupa bubur, pisang, ataupun nasi. Os juga masih diberikan ASI. Pemberian susu formula disangkal. Os sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, dan sampai saat ini tetap rutin ikut dalam kegiatan Posyandu. Perkembangan dan Kepandaian: Os sudah mulai bisa menyuap makanan sendiri, sudah bisa berbicara 3 kata, dan os sudah bisa berjalan sendiri.

IV.2. Pemeriksaan Fisik Status Present (12 Februari 2013) Keadaan umum Kesadaran Nadi Pernapasan Suhu Status Generalis Kepala: Ekspresi wajah: normal, Bentuk dan ukuran: bulat dan sedang, Rambut: sebaran rambut merata, Edema (-), Malar rash (-), Parese N VII (-), Hiperpigmentasi (-), Nyeri tekan kepala (-). Mata: Bentuk: normal, Alis: normal, Bola mata: exopthalmus (-/-), anopthalmus (-/-), nystagmus (-/-), strabismus (-/-), Palpebra: edema (-/-), ptosis (-/-), Konjungtiva : anemia (-/-), Sklera: ikterus (-/-), perdarahan (-), hiperemia (-/-), pterigium (+/-), Pupil : bulat, isokor, refleks cahaya (+/+), Lensa: tampak jernih, katarak (-/-). Telinga: Bentuk: normal, Lubang telinga: normal, sekret (-/-), Nyeri tekan (-/-). Hidung: Bentuk: simetris, deviasi septum (-), Napas cuping hidung (-), Perdarahan (-), sekret (+/+) bening. : Sedang : Compos mentis : 112 X/menit, kuat angkat, irama teratur : 44 X/menit : 36.8C

Mulut: Bentuk: simetris, Bibir: sianosis (-), edema (-), stomatitis (-), Gigi: dbn, Gusi: hiperemia (-), edema (-), perdarahan (-), Mukosa: normal, Lidah: glositis (-), atropi papil lidah (-), Faring: hiperemia (-) Leher: Kaku kuduk (-), Scrofuloderma (-), Pembesaran KGB (-), Trakea: di tengah, JVP: tidak meningkat, Pembesaran otot sternocleidomastoideus (-), Otot bantu nafas SCM tidak aktif , Pembesaran thyroid (-). Thorax: Pulmo: - Inspeksi: Bentuk: simetris, Ukuran: normal, barel chest (-), Pergerakan dinding dada: simetris, retraksi subcostae (+/+), Permukaan kulit: papula (-), petekie (), purpura (-), ekimosis (-), spider nevi (-), vena kolateral (-), Iga dan sela antar iga: Pelebaran ICS (-), retraksi (-), Penggunaan otot bantu napas: sternocleidomastoideus (-), otot intercostalis interna dan eksterna (-), Fossa supraclavicula, infraclavicula dan jugularis normal, Tipe pernapasan

abdominothorakal, frekuensi napas 44 X/menit. - Palpasi: Pergerakan dinding dada simetris, Fremitus raba sama D/S. - Perkusi: Sonor (+/+). - Auskultasi: Bronkovesikuler (+/+), ronchi (-/-), wheezing (+/+). Cor : - Inspeksi: Iktus cordis tidak tampak - Palpasi: Iktus cordis teraba SIC VI linea axillaris anterior - Perkusi: batas kanan jantung SIC II linea parasternal dextra, batas kiri jantung SIC V linea axillaris anterior. - Auskultasi: S1S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-) Abdomen: - Inspeksi: Bentuk: distensi (-), Umbilicus: masuk merata, Permukaan Kulit: sikatrik (-), pucat (-), sianosis (-), vena kolateral (-), papula (-), petekie (-), purpura (-). - Auskultasi: Bising usus (+) normal, Metallic sound (-), Bising aorta (-) - Palpasi: Turgor dan tonus: normal, Nyeri tekan (-), Hepar/Lien/Ren: ttb - Perkusi: Timpani (+), Redup beralih (-).

Extremitas: - Ekstremitas atas dan bawah: Akral hangat: (+/+), Deformitas: (-/-), Sendi: dalam batas normal, Edema: (-/-), Sianosis: (-/-), Clubbing finger: (-/-), Gangren: (-/-) Genitalia: tidak dievaluasi

V.

KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA KELUARGA

V.1.

Keadaan Lingkungan Keluarga An. J tinggal di Desa Badrain, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok

Barat. Tempat tinggal tersebut merupakan tempat tinggal mereka sendiri sejak 5 tahun yang lalu dengan ukuran bangunan 13 x 7 m dan menghadap ke arah timur. Bangunan rumah beratapkan genteng dan seng, beberapa ruangan memiliki plavon yang terbuat dari tripleks, sebagian ruangan rumah berlantai keramik dan sebagian lagi terbuat dari semen. Rumah berdinding tembok bata dan beton yang sudah diplester dan di cat dengan warna putih. Rumah ini terdiri atas sembilan buah ruangan. Bagian tengah rumah berfungsi sebagai ruang tamu. Tiga ruangan berfungsi sebagai kamar tidur. Os dan anggota keluarga lainnya tidur di kasur, dan terkadang tidur di lantai beralaskan tikar. Berbagai perabotan rumah tangga mengisi masing-masing ruangan. Masing-masing ruangan memiliki satu buah ventilasi, kecuali gudang dan kamar mandi. Menurut pengakuan Ayah os, pencahayaan untuk beberapa ruangan memang tidak mencukupi, ruangan tersebut tetap terlihat gelap dan udara diruangan itu tidak bersirkulasi dengan baik, sehingga Ayah os memiliki rencana untuk membuat ventilasi yang lebih besar di beberapa ruangan. Dua buah ruangan digunakan sebagai gudang untuk menyimpan perabotan rumah tangga dan barang lainnya. Pasien mempunyai dua buah dapur, dapur pertama terdapat di bagian rumah yang baru dibangun yang biasanya digunakan untuk memasak dengan tungku. Ruangan yang digunakan sebagai dapur ini mempunyai satu buah ventilasi. Ibu os mengatakan asap sering kali sulit keluar dan sesekali menyebakkan keluhan sesaknya kambuh ketika memasak. Dapur kedua terletak di bangunan rumah yang lama dan biasanya digunakan untuk menyimpan perabotan dapur. Dalam ruangan dapur ini juga terdapat sebuah sumur pribadi. Rumah os dilengkapi dengan fasilitas MCK, jadi sehari-hari os dan keluarga mandi di rumah. Sumber air untuk keperluan rumah tanga sehari-hari diperoleh dari sumur pribadi yang terletak di dapur. Keluarga os selalu memasak air sumur tersebut untuk keperluan konsumsi air minum. Rumah keluarga os memiliki sedikit halaman, dan tidak memiliki
7

binatang peliharaan apapun. Bagian belakang rumah langsung berbatasan dengan rumah tetangga. Pada bagian samping kiri rumah terdapat halaman kosong tempat warga sekitar bekerja mengumpulkan alat dan bahan bangunan. Keluarga pasien membuang sampah ke sungai.

Denah Rumah Keluarga Os: S G1 KM 1,5m

G2 2,6m K4 K1 K2 1,3m DP 2,1m 1m 4m 1,3m

K3

2,5m

2,5m

1,7m

1m

1,3m

Dokumentasi Rumah Keluarga Os:

Tampak depan ruang tamu (K1)

Ruang tamu (K1)

Ruang keluarga / kamar tidur 2 (K2)

Kamar tidur 1 (K3)

Gudang 1 (G1)

Gudang 2 (G2)

Dapur 2 dan sumur (S)

Perabotan dalam dapur 2 (S)

Tampak depan kamar tidur 3 (K4)

Ruang kamar tidur 3 (K4)

Kamar mandi (KM) V.2. Sosial Ekonomi

Dapur 1 (DP)

Pengahasilan keluarga os berasal dari pengahasilan ayah os yang sebagai buruh bangunan. Penghasilan keluarga tidak tetap, hal ini juga tergantung dengan permintaan pekerjaan buruh bangunan yang ada, untuk penghasilan perbulan didapatkan sekitar Rp.750.000 Rp.1.000.000 per bulan. Penghasilan ini dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga.

V.3.

Budaya Keluarga os bersuku kebangsaan suku Sasak, keluarga ini masih memegang erat

aturan adat istiadat. Salah satunya aturan yang berlaku adalah bahwa saat makan kepala keluarga harus didahulukan, anggota keluarga yang lain tidak boleh makan sebelun kepala keluarga makan. Kebiasaan yang melekat pada keluarga ini, terutama pada Tn. S adalah kesukaannya mengkonsumsi makanan yang pedas.

10

VI. MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN VI.1. Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama (13 Februari 2013) terhadap keluarga binaan yang akan dibina, maka dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan dalam keluarga An. J. tersebut beserta dengan kemungkinan penyebab masalah kesehatannya yang disajikan dalam tabel sebagai berikut: No 1 Anggota Keluarga Tn. S. Masalah Kesehatan Mual, nyeri ulu hati. Nyeri kepala. Darah tinggi. Pilek. Perokok aktif. Kemungkinan Penyebab Masalah Kesehatan Pola makan yang tidak teratur. Kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas, berminyak, bersantan, dan asin. Tidak rutin memeriksakan tekanan darah dan mengkonsumsi obat antihipertensi. Genetik yang diturunkan dari Ayah Tn. S. Kebiasaan merokok. Kurangnya ventilasi di dalam rumah. Kondisi rumah dengan pencahayaan yang kurang menyebabkan rumah menjadi lembab. Kondisi kamar yang penuh debu dan hygienitas rendah. Lingkungan kerja yang banyak kontak dengan debu. Genetik yang diturunkan dari Nenek Ny. F. Kurangnya ventilasi di dalam rumah. Kurangnya ventilasi di dapur dan memasak dengan kayu bakar. Kondisi rumah dengan pencahayaan yang kurang menyebabkan rumah menjadi lembab. Kondisi kamar yang penuh debu dan hygienitas rendah. Keterangan Masalah kesehatan diketahui saat kunjungan pertama kerumah pasien.

2 Ny. F. Sesak berbunyi.

Masalah kesehatan diketahui saat kunjungan pertama kerumah pasien.

3 4 An. R. An. W. -

11

An. T.

Batuk-pilek.

An. J.

Sesak berbunyi.

Kurangnya ventilasi di dalam rumah. Kondisi rumah dengan pencahayaan yang kurang menyebabkan rumah menjadi lembab. Kondisi kamar yang penuh debu dan hygienitas rendah. Sering bermain di tempat yang berdebu. Jarang mencuci tangan dengan manggunakan sabun. Genetik yang diturunkan dari orang tua (Ayah dan Ibu). Kurangnya ventilasi di dalam rumah. Kondisi rumah dengan pencahayaan yang kurang menyebabkan rumah menjadi lembab. Kondisi kamar yang penuh debu dan hygienitas rendah. Sering bermain di tempat yang berdebu. Sering terpapar asap dari lingkungan sekitar.

Masalah kesehatan diketahui saat kunjungan pertama kerumah pasien.

Masalah kesehatan diketahui saat kunjungan pertama kerumah pasien.

Dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga An. J. tersebut di atas terkait dengan determinan kesehatan yang ada yaitu aspek biologis, lingkungan, aspek perilaku / gaya hidup, dan aspek pelayanan kesehatan, dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Tn. S: Dispepsia, Hipertensi, Rinitis Alergi. Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang ada terutama disebabkan oleh aspek biologis yaitu faktor genetik, aspek prilaku dan aspek lingkungan. 2. Ny. F: Asma Bronkiale. Berdasarkan detreminan kesehatan, masalah kesehatan yang muncul terutama disebabkan oleh aspek biologis yaitu faktor genetik, aspek prilaku dan aspek lingkungan. 3. An. T: ISPA. Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang muncul terutama disebabkan oleh aspek prilaku dan aspek lingkungan.

12

4.

An. J: Asma Bronkiale. Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang muncul terutama disebabkan oleh aspek biologis yaitu faktor genetik, aspek prilaku dan aspek lingkungan.

VI.2. Rencana Upaya Intervensi Yang Akan Dilakukan No 1 Anggota Keluarga Tn. S. Masalah Kesehatan Dispepsia. Hipertensi. Rinitis alergi. Perokok aktif. Rencana Upaya Intervensi Konseling tentang PHBS. Menyarankan pasien untuk mengurangi konsumsi makanan yang pedas, berminyak, bersantan, dan asin. Menyarankan pasien untuk membiasakan makan secara teratur. Menyarankan pasien untuk mengurangi stress. Menyarankan pasien untuk menghindari alergen yang memicu timbulnya pilek. Menyarankan pasien untuk rutin berobat ke Puskesmas untuk mengurangi keluhan. Penyuluhan mengenai bahaya merokok, menyarankan untuk mengurangi kebiasaan merokok. Konseling tentang PHBS. Menyarankan pasien untuk menghindari alergen yang memicu timbulnya sesak. Menyarankan pasien untuk rutin berobat ke Puskesmas untuk mengurangi keluhan. Menyarankan pasien untuk segera memeriksakan diri ke Puskesmas ketika muncul keluhan sesak. Konseling tentang PHBS. Menyarankan pasien untuk berobat ke Puskesmas untuk mengurangi keluhan. Konseling tentang PHBS. Menyarankan pasien untuk menghindari alergen yang memicu timbulnya sesak. Menyarankan pasien untuk segera memeriksakan diri ke Puskesmas ketika muncul keluhan sesak. Ket

Ny. F.

Asma bronkiale.

3 4 5

An. R. An. W. An. T.

ISPA. Asma bronkiale.

An. J.

13

VI.3. Upaya Kesehatan Yang Telah Dilakukan Keluarga Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga An. J. bila terdapat anggota keluarga yang mengalami sakit adalah mencari pengobatan ke Puskesmas Narmada yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah pasien. Untuk mencegah munculnya sesak nafas pada An. J, biasanya Ibu os langsung membawa os ke Puskesmas Narmada untuk berobat saat os mengalami batuk-pilek. Ibu os sendiri memiliki persediaan obat dirumah yang diperolehnya dari puskesmas untuk mencegah munculnya sesak napas. Obat ini di konsumsi saat Ibu os merasakan sesaknya akan kambuh. Sementara itu, Tn. S. memiliki persediaan Antasid di rumahnya jika merasakan adanya gejala mual atau nyeri ulu hati sebagai pengobatan awal. Namun Tn. S. tidak rutin memeriksakan tekanan darahnya ke Puskesmas sehingga ia tidak rutin mengkonsumsi antihipertensi. Tn S. sering mengalami pilek saat cuaca dingin atau bila ada kontak dengan debu, namun ia jarang sekali mencari pengobatan untuk pilek yang dialaminya ini. Anggota keluarga lainnya biasanya akan langsung dibawa ke Puskesmas Narmada apabila ada masalah kesehatan.

14

VII. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN VII.1. Determinan Masalah Kesehatan

BIOLOGIS
Faktor genetik dari Ayah dan Ibu pasien

LINGKUNGAN
Alergen di dalam dan di luar rumah. Sering terpapar polusi udara Perubahan cuaca

PERILAKU
Kurangnya kesadaran menjaga kebersihan rumah dan lingkungan Sering bermain di tempat berdebu

ASMA BRONKIALE
DIABETES MELITUS PELAYANAN KESEHATAN
Kurangnya upaya DIABETES sosialisasi pengendalian asma

Ventilasi dan pencahayaan rumah yang kurang

MELITUS

VII.2. Diagnostik Holistik Aspek Personal

DIABETES

MELITUS Os datang ke IGD Puskesmas Narmada dikeluhkan mengalami sesak sejak 1 hari
yang lalu. Sesak disertai dengan bunyi ngik. Os juga dikeluhkan batuk (+) berdahak sejak 2 hari yang lalu, dahak berwarna putih seperti air liur dan susah untuk di keluarkan. Pilek (+) dengan ingus berwarna bening, demam (-). Sebelumnya os pernah mengalami keluhan sesak serupa dinyatakan menderita asma. SesakMELITUS yang dialami os biasanya muncul bila ada debu dan cuaca sedang dingin. Setelah diberikan pengobatan di Puskesmas Narmada, keluhan os tampak berkurang dan os dipulangkan kembali kerumahnya. Os mengharapkan agar dapat sembuh dan serangan asmanya semakingDIABETES berkurang. Aspek Klinik Asma Bronkhiale

DIABETES

MELITUS

DIABETES MELITUS
15

Aspek Risiko Internal Os adalah seorang balita berusia 18 bulan yang tinggal bersama kedua orang tua dan tiga orang kakak laki-lakinya. Dengan adanya resiko genetik, os rentan terhadap serangan asma bila faktor pencetus muncul. Faktor pencetus yang memicu munculnya serangan pada os antara lain adalah cuaca dingin, debu rumah tangga, dan asap. Bila os dapat menghindari faktor pencetus tersebut maka frekuensi dari serangan asma yang di alaminya akan dapat berkurang. Aspek Psikososial keluarga Kurangnya pengetahuan keluarga tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang faktos pencetus timbulnya serangan. Derajat Fungsional : 1, 2, 3, 4, 5

16

VIII. FOLLOW UP Tindak lanjut dan hasil intervensi pasien Tanggal Kegiatan dan Hasil Kunjungan Kegiatan: pertama - Pada kedatangan pertama ini, dilakukan evaluasi apakah terdapat (13/02/13) perbaikan gejala klinis dari pasien setelah pengobatan di Puskesmas. - Menelaah masalah kesehatan dari setiap anggota keluarga. - Menelaah lingkungan rumah dan perilaku dari pasien dan setiap anggota keluarga. - Melakukan wawancara untuk mengetahui masalah kesehatan keluarga pasien dan melakukan pemeriksaan. Hasil: - Keluhan utama yang menyebabkan pasien datang ke IGD Puskesmas sudah menghilang. - Keluhan batuk dan pilek pasien sudah dirasakan berkurang. - Pada pemeriksaan auskultasi paru sudah tidak ditemukan suara tambahan wheezing. - Melalui wawancara, diketahui bahwa pasien terkadang masih mengalami batuk-pilek, namun tidak disertai sesak nafas yang berat. - Pasien hanya diberikan obatnya bila pasien mengalami gejala batuk-pilek dan mengarah ke sesak napas. - Ibu pasien terkadang mengalami sesak napas bila cuaca dingin atau terkena debu atau asap, namun sudah cukup lama tidak pernah kambuh. - Ibu pasien memiliki mengkonsumsi obatnya bila merasa batuk-pilek dan akan sesak. - Ayah pasien merupakan perokok aktif dan mengeluh sering mual dan nyeri ulu hati, nyeri kepala, serta sring pilek. - Kakak pasien, An. T mengeluh batuk dan pilek. Intervensi : - Pada kedatangan pertama ini, intervensi yang dilakukan adalah edukasi terhadap pasien mengenai penyakit asma terutama faktor pencetus munculnya serangan asma dan meminum obatnya secara teratur. - Edukasi terhadap Ayah pasien mengenai penyakit dispepsia, hipertensi, rhinitis alergi, dan bahaya merokok. - Menyarankan Ayah pasien untuk mengurangi kebiasaan merokok. - Edukasi tentang PHBS. - Edukasi tentang lingkungan sehat. - Menyarankan Ayah pasien dan Kakak pasien untuk memeriksakan diri ke Puskesmas.

17

Kunjungan Kegiatan : kedua - Mengevaluasi perbaikan gejala klinis dari pasien. (18/02/13) - Mengevaluasi perbaikan gejala klinis dari Ayah pasien - Mengevaluasi perbaikan gejala klinis dari Kakak pasien - Melakukan wawancara untuk mengetahui masalah kesehatan keluarga pasien dan melakukan pemeriksaan. - Melakukan wawancara untuk mengidentifikasi faktor resiko pencetus munculnya serangan asma pada pasien. - Wawancara untuk mengidentifikasi faktor yang menyebabkan munculnya masalah kesehatan di setiap anggota keluarga. Hasil : - Pasien sudah tidak mengeluhkan sesak lagi. Batuk dan pilek juga sudah tidak dirasakan lagi. - Ayah dan Kakak pasien mengaku keluhannya sudah mulai membaik sejak mengkonsumsi obat setelah berobat di Puskesmas. - Ayah pasien merupakan perokok aktif dan mengeluh nyeri ulu hati yang hilang timbul, nyeri kepala, dan batuk pilek yang hilang timbul. - Faktor resiko munculnya serangan asma pada pasien adalah: cuaca yang dingin terutama pada malam hari, debu rumah tangga, asap tetangga yang membakar sampah. - Faktor resiko yang menyebabkan munculnya masalah kesehatan pada anggota keluarga salah satunya karena PHBS yang buruk - Faktor resiko yang menyebabkan dispepsia pada Ayah pasien adalah: kebiasaan konsumsi makanan yang pedas, berminyak, bersantan serta pola makan yang tidak teratur. Intervensi : - Edukasi tentang PHBS. - Edukasi terhadap pasien dan Ibu pasien untuk menghindari faktor pencetus. - Edukasi terhadap Ayah pasien mengenai bahaya merokok. - Menyarankan Ayah pasien untuk mengurangi kebiasaan merokok. - Menyarankan Ayah pasien untuk mengurangi kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas, berminyak, bersantan, dan mengurangi konsumsi garam. - Menyarankan Ayah pasien untuk rutin memeriksakan tekanan darah di Puskesmas dan mengkonsumsi obat antihipertensi. - Menyarankan Ayah pasien untuk menghindari faktor pencetus pilek.

18

Kunjungan Kegiatan : ketiga - Mengevaluasi perbaikan klinis dari gejala penyakit pasien dan (23/02/13) keluarganya. - Mengamati PHBS pasien dan keluarganya. Hasil : - Keluhan batuk-pilek dan sesak pasien masih sesekali terjadi namun tidak berat. - Kakak pasien mengaku keluhan batuk-pilek sudah tidak dirasakan lagi. - Ayah pasien mengaku keluhannya sudah mulai membaik sejak mengkonsumsi obat setelah ia berobat di Puskesmas. - Ayah pasien sudah mulai mengurangi kebiasaan merokok. - Ayah pasien sudah mulai mengurangi kebiasaan memakan makanan yang merangsang lambung. - Ayah pasien sudah mulai rutin mengkonsumsi obat antihipertensi. - PHBS pasien dan keluarganya masih kurang. Intervensi : - Edukasi mengenai PHBS pada pasien dan keluarga - Menyarankan Ibu pasien untuk tetap memperhatikan tanda-tanda batukpilek dan sesak pada pasien - Menyarankan Ayah pasien untuk terus mengurangi kebiasaan merokok - Edukasi pasien dan keluarga untuk menghidari faktor pencetus Kunjungan Kegiatan : keempat - Mengevaluasi klinis dan keluhan pasien dan keluarga (26/02/13) - Mengamati PHBS pasien dan keluarganya Hasil : - Pasien sudah tidak pernah mengalami kekambuhan sesak lagi. - Keluhan keluarga pasien sudah tidak dirasakan lagi. - PHBS pasien dan keluarganya sudah mulai membaik. - Suami pasien sudah mengurangi kebiasaan merokok. Intervensi : - Edukasi terhadap pasien dan keluarga untuk menghindari faktor pencetus. - Edukasi terhadap pasien untuk tetap menjalankan PHBS.

19

IX. KESIMPULAN Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien Keluarga Binaan Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien - Pasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan Pembina. - Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien dan setiap anggota keluarga. Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien - Kondisi sosio-ekonomi yang kurang mendukung sehingga menjadi alasan bagi pasien tidak bisa menerapkan PHBS dengan baik. Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya - Edukasi kepada pasien untuk menghindari faktor pencetus. - Mengajak keluarga pasien untuk terus bergaya hidup sehat dengan memperhatikan pola makan, menambah kegiatan/aktivitas fisik, serta menjalani hidup sehat agar anggota keluarga lainnya tidak memiliki kecenderungan untuk sakit.

20

Anda mungkin juga menyukai