08 Januari 2009 - 23:20 (Diposting oleh: Rumah Dunia) DARI POLITIK DINASTI, NEPOTISME KEKUASAAN KE BUDAYA PARTISIPAN Oleh: Dr. Zulkieflimansyah - Anggota DPR RI Fraksi PKS *) Dipaparkan dalam diskusi politik Lumbung Bnten; Kekuasaan dan Dinasti di Banten, Sabtu, 10 Januari 2009 di Taman Budaya Rumah dunia Menghadapi pemilu 2009, kita dihadapkan pada fenomena politik paling hangat dibicarakan seputar caleg dari beberapa partai tertentu yang mengusung figur berdasarkan kekerabatan atau trah dari penguasa dan elit politik lama. Dalam kategori kekuasaan, orang yang diangkat menjadi penguasa dari sanak famili dan kerabat disebut nepotisme. Sementara dalam tataran partai politik diistilahkan dengan dinasti politik. Keduanya menyandarkan kekuasaan atas dasar keterkaitan darah atau keturunan baik untuk tujuan dominasi maupun distribusi kekuasaan dengan pertimbangan profesionalitas, kapabilitas, dan integritas. Praktek nepotisme telah ditunjukkan oleh penguasa orde baru dengan mengisi beberapa posisi kekuasaan strategis dari kalangan sanak keluarga dan kerabat terdekat. Akibatnya, nepotisme berkembang menjadi hegemoni yang bermuara pada praktek korupsi dan bentuk konspirasi lainnya yang berujung pada penumpukan kekuasaan. Demikian pula nepotisme dengan sendirinya menutup ruang kekuasaan masyarakat yang mempunyai hak dipilih dan memilih dalam sistem demokrasi. Bahkan, demokrasi waktu itu bisa dikatakan mati suri berganti sistem kekuasaan aristokrasi di mana
Belajar Bersama TBM@Mall Banten Membaca
Tips
Warta Relawan
Gerbang
SUMPAH, KUDOAKAN BANTEN KIAMAT! Oleh Gol A Gong Kamu tahu kenapa gedung dewan di Banten atau gubernuran di Banten sudah seperti kebon binatang? Konspirasi sudah semakin menggila, bahkan hukum rimba pun berlangsung. Saya hanya ingin berbagi keluhan dan calon penguasa sudah ditentukan oleh penguasa sebelumnya. Sementara itu, politik dinasti dapat dilihat dari kecenderungan partai politik tertentu yang mencalonkan figur dari keluarga penguasa dan elit politik lama dan ternama di tingkat legislatif maupun eksekutif. Fenomena ini muncul belakangan mulai caleg DPR RI sampai DPD dengan motif serta alasan yang berbeda-beda. Suatu fenomena yang mengundang perhatian banyak kalangan karena rentan terjadinya hal-hal negatif menyangkut kekuasaan. Walaupun antara nepotisme dan politik dinasti terdapat kesamaan dalam menyandarkan kekuasaan, keduanya mempunyai proses dan kemungkinan efek yang berbeda satu sama lain. Dalam kategori nepotisme, kekuasaan biasanya diperoleh melalui pengangkatan (ditunjuk) oleh penguasa dengan tujuan menancapkan higemoni sehingga mempermudah negosiasi serta berbagai rencana politik lainnya. Sedangkan dalam politik dinasti, proses untuk mencapai kekuasaan tetap mengikuti mekanisme demokrasi melalui sistem partai yang secara internal mempunyai rule of the game sesuai partai bersangkutan. Akan tetapi, politik dinasti memiliki potensi besar menjadi nepotisme kekuasaan apabila mampu mencapai higemoni. Karena politik dinasti berkaitan dengan partai, maka kemunculannya tidak dapat dilepaskan dari aturan dan mekanisme partai tersebut dalam menjalankan fungsi distribusi kekuasaan. Selama ini, partai hanya dipahami sebagai mesin politik yang mengantarkan seseorang menuju kursi kekuasaan dengan melupakan fungsi lainnya seperti agregrasi publik (akumulasi atas aspirasi publik), kontrol atas jalannya pemerintahan, dan pendidikan politik. Sehingga, tidak mengherankan bila terdapat beberapa partai yang mengusung caleg instan tanpa melalui proses kualifikasi fit and proper test dengan melihat kematangan politik dan intelektual. Pertimbangan paling mencolok justru lebih kepada masalah popularitas dan kekayaan caleg dalam menghadapi kontestasi Pemilu. Dampak Politik Dinasti Halaman: [ 1 ] 2 3
Selanjutnya: BANTEN DAN PERANG MISTIK MENJELANG DETIK PEMILU 15 April 2009 - 23:52 MAULID NABI DAN 7 PESTA RUMAH DUNIA 12 Maret 2009 - 03:46 POLITIK KEKRABATAN DAN WUJUD TERIMAKASIH 26 Januari cerita. karena memang sudah tidak tahu lagi mau berkata apa dan... 25 Agustus 2011 - 21:41 Arsip...
Warta Relawan
PARA RELAWAN RUMAH DUNIA MENCARI BEASISWA Oleh Gol A Gong Aku baru saja menerima SMS dari Tias istriku, Pah, Aini harus bayar kuliah Rp. 3,7 juta ke Untirta Kamis (14 Juli pen) besok. Jadi, Aini hars buka rekening BTN dengan uang itu, nanti ditransfer ke rekenuing BTN Untirta. Gimana? Kalo besok gak bayar 2009 - 05:48 Diantara Dinasti dan Demokrasi: MENJADI KONSTITUEN YANG BERDAULAT 09 Januari 2009 - 21:59 CALEG AMPIBI DAN MASA DEPAN DEMOKRASI DI BANTEN 09 Januari 2009 - 21:32 Sebelumnya: GERAKAN KEBUDAYAAN 24 Desember 2008 - 01:05 SENDIRIAN DAN BANYAKAN 04 Desember 2008 - 23:40 INDONESIA MEMBACA, MEMBACA INDONESIA 30 November 2008 - 20:48 MENUMBUHKAN MINAT BACA KEPADA ANAK 30 November 2008 - 20:44 MENCARI RANGSANGAN BARU UNTUK MEMBANGKITKAN SELERA MEMBACA MASYARAKAT INDONESIA 30 November 2008 - 19:20
dianggap mundur. Aku... 14 Juli 2011 - 03:27 Arsip...
Supported by Intervisi didukung oleh RumahSehat.com
Artikel Terbaru Agenda: KADO LEBARAN MINGGU BESOK
Brankas: HIBAH DARI PARA PENULIS KE RUMAH DUNIA
Catatan Perjalanan: MENGUNJUNGI BADUY DALAM
English Version: UDIN ANGKOT: SPENDING HIS SPARE TIME WITH READING
Gerbang: SUMPAH, KUDOAKAN BANTEN KIAMAT!
Jurnal: GEMBIRA RIA DI PESTA ANAK
Kelas Menulis: APA LAGI YANG BISA DIHARAPKAN DARI CANDU?
Kliping: GOL A GONG BAWA "GEMPA LITERASI" DI BANGKA
Lintas Komunitas: DISKUSI KOMUNITAS SEJARAH BANTEN
Ode Kampung: I LOVE YOU BANTEN
Parade Karya: PUTRI DUYUNG DAN SUSU IBU
Pustakaloka: DALAM KASIH IBU
Rintisan Balai Belajar Bersama: WARGA BELAJAR BERKUNJUNG KE RADAR BANTEN
TBM@Mall Banten Membaca: AGENDA TAMBAHAN DI TBM@MALL CARREFOUR SERANG
Tips: CARA MENGUATKAN KARAKTER DI NOVEL SERIAL
Warta Relawan: PARA RELAWAN RUMAH DUNIA MENCARI BEASISWA
RumahDunia.Net website RumahDunia.net sejak 24 Desember 2004