Daging merupakan hasil ternak yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Banyak produk makanan olahan yang mengandung daging. Daging yang digunakan bisa berasal dari sapi, babi dan ayam. Teknik deteksi dan identifikasi asal daging pada produk olahan merupakan salah satu cara untuk menjamin keamanan dan kehalalan pangan dalam upaya melindungi konsumen dari pemalsuan informasi. Sumber : ALMIRA PRIMASARI http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/51386/2011apr.pdf?sequence= 1 SENSITIVITAS GEN SITOKROM B (Cyt b) SEBAGAI MARKA SPESIFIK PADA GENUS Rattus dan Mus UNTUK MENJ AMIN KEAMANAN PANGAN PRODUK ASAL DAGING Adanya kandungan komponen bahan makanan yang mengandung babi dalam bahan dan produk pangan dapat diidentifikasi melalui lemak nya, protein nya, maupun DNAnya. Adanya kandungan komponen bahan makanan yang mengandung babi dalam bahan dan produk pangan dapat diidentifikasi melalui lemak nya, protein nya, maupun DNAnya. DNA lebih stabil dibandingkan dengan protein, terutama pada sampel yang telah mengalami proses pemanasan dengan suhu tinggi. DNA lebih stabil dibandingkan dengan protein, terutama pada sampel yang telah mengalami proses pemanasan dengan suhu tinggi. DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik, dibangun oleh unit-unit dioksinukleotida. Asam nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit mononukleotida. DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik, dibangun oleh unit-unit dioksinukleotida. Asam nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit mononukleotida. Cont Molekul DNA terdiri atas dua rantai polimer yang tersusun atas unit-unit monomer nukleotida. Kedua rantai polinukleotidasusunan berpilin (double helix) yang dihubungkan oleh ikt. hidrogen. Masing-masing nukleotida tersusun atas tiga komponen yaitu gula (deoxyribosa), fosfat, basa nitrogen (Adenin dan Guaninbasa purin, Timin dan Cytosin basa pirimidin). Antara nukleotida satu dengan yang lainnya dalam satu rantai polinukleotida dihubungkan dengan ikatan fosfodiester melalui gugus fosfat yang menghubungkan karbon ke tiga dari salah satu gugus gula dengan karbon ke lima dari gula pada nukleotida lain. DNA ditemui tersebar di seluruh inti sel (kecuali sel lemak) yaitu di dalam kromosom. Selain itu DNA juga dijumpai dalam jumlah sedikit di dalam plastid, mitokondria dan sentrosom. Molekul DNA terdiri atas dua rantai polimer yang tersusun atas unit-unit monomer nukleotida. Kedua rantai polinukleotidasusunan berpilin (double helix) yang dihubungkan oleh ikt. hidrogen. Masing-masing nukleotida tersusun atas tiga komponen yaitu gula (deoxyribosa), fosfat, basa nitrogen (Adenin dan Guaninbasa purin, Timin dan Cytosin basa pirimidin). Antara nukleotida satu dengan yang lainnya dalam satu rantai polinukleotida dihubungkan dengan ikatan fosfodiester melalui gugus fosfat yang menghubungkan karbon ke tiga dari salah satu gugus gula dengan karbon ke lima dari gula pada nukleotida lain. DNA ditemui tersebar di seluruh inti sel (kecuali sel lemak) yaitu di dalam kromosom. Selain itu DNA juga dijumpai dalam jumlah sedikit di dalam plastid, mitokondria dan sentrosom. Gen-gen yang paling sering digunakan sebagai penanda jenis hewan atau daging diantaranya adalah sitokromb (cyt b), 12S dan 16S subunit ribosom RNA dan daerah displacement loop (D-loop). Gen-gen yang paling sering digunakan sebagai penanda jenis hewan atau daging diantaranya adalah sitokromb (cyt b), 12S dan 16S subunit ribosom RNA dan daerah displacement loop (D-loop). Dalam melakukan deteksi untuk mengetahui halal tidak nya suatu makanan, maka Isolasi DNA merupakan prosedur pertama yang akan ditempuh. ISOLASI DNA Isolasi DNA merupakan suatu proses untuk mendapatkan DNA murni yang dapat digunakan untuk keperluan pemeriksaan atau diagnosa. DNA dapat di isolasi dari berbagai sel yang memiliki inti sel, karena DNA terletak di dalam inti sel. Isolasi DNA merupakan suatu proses untuk mendapatkan DNA murni yang dapat digunakan untuk keperluan pemeriksaan atau diagnosa. DNA dapat di isolasi dari berbagai sel yang memiliki inti sel, karena DNA terletak di dalam inti sel. Bahan yang digunakan untuk Isolasi DNA Binding buffer, yang terdiri dari berbagai macam komponen yaitu: a) NaCl : untuk memekatkan, memisahkan DNA dari larutan, dan mengendapkan DNA sewaktu di campur dengan etanol. b) EDTA : EDTA ini berfungsi sebagai perusak sel dengan cara mengikat ion Mg (ion ini berfungsi untuk mempertahankan integritas sel maupun mempertahankan aktivitas enzim nuklease) c) SDS merupakan deterjen yang berfungsi merusak dinding atau membran sel dan mendenaturasi protein d) Enzim protease : untuk denaturasi protein pada jaringan e) Pemberian etanol berfungsi untuk memisahkan molekul-molekul nukleotida dari protein yang mungkin masih ada. Sentrifugasi berfungsi pemecahan dinding sel dan membran inti secara fisik. Binding buffer, yang terdiri dari berbagai macam komponen yaitu: a) NaCl : untuk memekatkan, memisahkan DNA dari larutan, dan mengendapkan DNA sewaktu di campur dengan etanol. b) EDTA : EDTA ini berfungsi sebagai perusak sel dengan cara mengikat ion Mg (ion ini berfungsi untuk mempertahankan integritas sel maupun mempertahankan aktivitas enzim nuklease) c) SDS merupakan deterjen yang berfungsi merusak dinding atau membran sel dan mendenaturasi protein d) Enzim protease : untuk denaturasi protein pada jaringan e) Pemberian etanol berfungsi untuk memisahkan molekul-molekul nukleotida dari protein yang mungkin masih ada. Sentrifugasi berfungsi pemecahan dinding sel dan membran inti secara fisik. Prinsip utama dalam isolasi DNA ada tiga yakni penghancuran (lisis), ektraksi atau pemisahan DNA dari bahan padat seperti selulosa dan protein, serta pemurnian (purifikasi) DNA Sumber : (Corkill dan Rapley, 2008; Dolphin, 2008). Menurut Surzycki (2000), Prinsip utama dalam isolasi DNA ada tiga yakni penghancuran (lisis), ektraksi atau pemisahan DNA dari bahan padat seperti selulosa dan protein, serta pemurnian (purifikasi) DNA Sumber : (Corkill dan Rapley, 2008; Dolphin, 2008). Menurut Surzycki (2000), 1. LISIS SEL 1. LISIS SEL ENZIMATIK Proteinase K ENZIMATIK Proteinase K FISIK/MEKA NIK 1. Menggerus sampel dengan menggunakan mortar dan pestle dalam nitrogen cair 2. Metode freezing-thawing 3. Iradiasi ataupun Resonansi (Giacomazzi et al., 2005) FISIK/MEKA NIK 1. Menggerus sampel dengan menggunakan mortar dan pestle dalam nitrogen cair 2. Metode freezing-thawing 3. Iradiasi ataupun Resonansi (Giacomazzi et al., 2005) ENZIMATIK Proteinase K ENZIMATIK Proteinase K KIMIA EDTA (ethyllenediamine tetraacetic) Tris-Hcl Sodiumdodecyl sulphate (SDS) Cetyl trimethylammonium bromide (CTAB) KIMIA EDTA (ethyllenediamine tetraacetic) Tris-Hcl Sodiumdodecyl sulphate (SDS) Cetyl trimethylammonium bromide (CTAB) FISIK/MEKA NIK 1. Menggerus sampel dengan menggunakan mortar dan pestle dalam nitrogen cair 2. Metode freezing-thawing 3. Iradiasi ataupun Resonansi (Giacomazzi et al., 2005) FISIK/MEKA NIK 1. Menggerus sampel dengan menggunakan mortar dan pestle dalam nitrogen cair 2. Metode freezing-thawing 3. Iradiasi ataupun Resonansi (Giacomazzi et al., 2005) 2. PURIFIKASI DNA 2. PURIFIKASI DNA Purifikasi DNA pada prinsipnya adalah suatu cara atau metoda untuk memisahkan DNA total dari komponen sel lainnya. Purifikasi DNA pada prinsipnya adalah suatu cara atau metoda untuk memisahkan DNA total dari komponen sel lainnya. Pada prinsipnya, metode purifikasi pada semua jaringan hewan tidak jauh berbeda, yaitu terdiri atas tiga tahapan utama. Tiga tahapan tersebut secara berurutan adalah penghancuran (lisis) membran sel, pemisahan material DNA dari material organik sel lain, dan pemisahan DNA dari larutannya (presipitasi) Pada prinsipnya, metode purifikasi pada semua jaringan hewan tidak jauh berbeda, yaitu terdiri atas tiga tahapan utama. Tiga tahapan tersebut secara berurutan adalah penghancuran (lisis) membran sel, pemisahan material DNA dari material organik sel lain, dan pemisahan DNA dari larutannya (presipitasi) Purifikasi DNA pada prinsipnya adalah suatu cara atau metoda untuk memisahkan DNA total dari komponen sel lainnya. Purifikasi DNA pada prinsipnya adalah suatu cara atau metoda untuk memisahkan DNA total dari komponen sel lainnya. Kemurnian DNA tercermin dalam rasio 260: 280 dan harus antara 1,6 dan 2,00. Penurunan rasio pada 260: 280 berarti masih ada protein di dalamnya. Kemurnian DNA tercermin dalam rasio 260: 280 dan harus antara 1,6 dan 2,00. Penurunan rasio pada 260: 280 berarti masih ada protein di dalamnya. Pada prinsipnya, metode purifikasi pada semua jaringan hewan tidak jauh berbeda, yaitu terdiri atas tiga tahapan utama. Tiga tahapan tersebut secara berurutan adalah penghancuran (lisis) membran sel, pemisahan material DNA dari material organik sel lain, dan pemisahan DNA dari larutannya (presipitasi) Pada prinsipnya, metode purifikasi pada semua jaringan hewan tidak jauh berbeda, yaitu terdiri atas tiga tahapan utama. Tiga tahapan tersebut secara berurutan adalah penghancuran (lisis) membran sel, pemisahan material DNA dari material organik sel lain, dan pemisahan DNA dari larutannya (presipitasi) 900 l larutan pelisis + 300 l darah - Masukkan ke dalam tabung mikro 1,5ml - Balik2an - Inkubasi 10 menit pd suhu ruang - Balik2an tabung 5x setiap 2 - Sentrifugasi 13.000-16.000X g selama 20 supernatan Residu : butiran endapan sel darah putih dan 10-20 l sisa cairan - Vortex buang - Vortex + 300 l larutan pelisis - Pipetkan naik turun u/ melisiskan sel Inkubasi pd suhu 37C sampai homogen Jika msh menggumpal Bisa disimpan 18 bulan + 1,5 l larutan RNAse A ke dlm lisat sel Campurkan dg membalik2an tabung sebanyak 25x Inkubasi pd suhu 37C selama 15 sample Dinginkan pd suhu ruang + 100l larutan pengendap protein Vortex selama 20 Sentrifugasi 13.000- 16.000 X g selama 3 protein dg butiran voklat tua padat Supernat an DNA Buang protein Balik2an tabung 50x secara perlahan 3000l isopropanol 100% Keringka n tabung + 300 l etOH 70% Sentrifugasi 13.000-16.000 X g selama 3 Tuang etanol Keringkan di udara selama 15 Balik2an tabung 50x secara perlahan Terbentuk gumpalan yg dpt terlihat Sentrifugasi 13.000- 16.000 X g selama 3 DNA akan tampak sbg butiran putih kecil supernat an buang Keringka n tabung Butiran DNA + larutan penghidrasi DNA Biarkan semalam pd suhu ruang, atau panaskan pd suhu 65 0 C selama 1jam Ketuk2 tabung secara periodik utk menyebarkan DNA Simpan pd suhu 2-8 0 C 1-5l larutan DNA aquade st 1-5l larutan DNA aquade st Kocok perlahan Ukur pd 260nm Ukur pd 280nm Tentukan index kemurnian : A260 : A280 Penumbuhan sel Panen sel dan lisis Purifikasi DNA Sistematika ekstraksi dan purifikasi DNA Pemekatan DNA Penumbuhan sel Panen sel dan lisis Purifikasi DNA Sistematika ekstraksi dan purifikasi DNA Pemekatan DNA JURNAL-JURNAL Jurnal 1: Isolation of high quality DNA: a protocol combining rennet and glass milk Reagen yang digunakan: Enzyme chymosin, (yang sering digunakan untuk produksi keju, mudah ditemukan di pasaran. Rennet DNA extraction protocol Jurnal ini menunjukkan bahwa reagen rennet chymosin memiliki aktivitas yang paling baik sebagai agen proteolitik untuk isolasi DNA. Reagen yang digunakan: Enzyme chymosin, (yang sering digunakan untuk produksi keju, mudah ditemukan di pasaran. Rennet DNA extraction protocol Jurnal ini menunjukkan bahwa reagen rennet chymosin memiliki aktivitas yang paling baik sebagai agen proteolitik untuk isolasi DNA. Pengambilan Sampel Dari Daging Kambing Daging kambing dipotong-potong hingga menjadi kecil, lalu dihancurkan dalam mortir dengan stamper. Sampel daging diambil dan ditimbang seberat 0,025 dan 0,050 gram lalu dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi 1,5 ml. Tiap tabung ditambahkan lysis buffer yang mengandung NaCl 5M, EDTA 0,2M, Tris-Cl 2M, Urea 4M, dan air distilisasi. Sampel daging diberi kode VD25 untuk variasi berat 0,025 gram dan VD50 untuk variasi berat 0,050 gram. Penelitian 3: Ekstraksi DNA dari Daging dan Tulang Kambing Daging kambing dipotong-potong hingga menjadi kecil, lalu dihancurkan dalam mortir dengan stamper. Sampel daging diambil dan ditimbang seberat 0,025 dan 0,050 gram lalu dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi 1,5 ml. Tiap tabung ditambahkan lysis buffer yang mengandung NaCl 5M, EDTA 0,2M, Tris-Cl 2M, Urea 4M, dan air distilisasi. Sampel daging diberi kode VD25 untuk variasi berat 0,025 gram dan VD50 untuk variasi berat 0,050 gram. Pengambilan Sampel Dari Tulang Kambing Tulang kambing yang berukuran 2-3 cm dihancurkan dengan bantuan alat mortir dan stamper hingga menjadi bubuk. Bubuk tulang diambil dan ditimbang seberat 0,025 dan 0,050 gram kemudian dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi dan diisi dengan lysis buffer yang mengandung NaCl 5M, EDTA 0,2M, Tris- Cl 2M, Urea 4M, dan air distilisasi. Sampel tulang diberi kode VT25 untuk variasi berat 0,025 gram dan VT50 untuk variasi berat 0,050 gram Tulang kambing yang berukuran 2-3 cm dihancurkan dengan bantuan alat mortir dan stamper hingga menjadi bubuk. Bubuk tulang diambil dan ditimbang seberat 0,025 dan 0,050 gram kemudian dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi dan diisi dengan lysis buffer yang mengandung NaCl 5M, EDTA 0,2M, Tris- Cl 2M, Urea 4M, dan air distilisasi. Sampel tulang diberi kode VT25 untuk variasi berat 0,025 gram dan VT50 untuk variasi berat 0,050 gram Sample : sate kambing Potong dan hancurkan dg stamper Timbang 0,025g dan 0,050g Tulang (ukuran : 2-3 cm) hancurkan dg stamper Bubuk tulang Timbang (0,025g & 0050g) Masukkan ke dlm tabung sentrifugasi + lysis buffer pd tiap tabung Lysis bufffer : NaCL 5M, EDTA 0,2M, Tris-Cl 2M, Urea 4M, & air destilasi Beri kode pd masing2 sample : VD25 dan VD50 Timbang (0,025g & 0050g) Masukkan ke dlm tabung sentrifugasi + lysis buffer pd tiap tabung Beri kode pd masing2 sample : VT25 dan VT50 Jurnal 2: Deteksi Kandungan Daging Babi pada Bakso yang Dijajakan di Pusat Kota Salatiga Menggunakan Teknik Polymerase Chain Reaction Populasi bakso dari 25 warung bakso kecil, menengah, dan besar yang tersebar di kota Salatiga. Jurnal 3: Isolasi DNA Ikan Mas yang Terinfeksi KHV Metode dengan menggunakan kit ekstraksi DNA (Wizard Genomic DNA Purification, Promega). Metode ini merupakan metode yang dikeluarkan oleh Promega Corporation dan telah teruji hasilnya, namun disisi lain biaya yang dibutuhkan cukup besar. Metode CTAB (Cationic Hexadecyl Trimethyl Ammonium Bromide) dengan Phenol (Suharsono 2000 dalam Yustiati 2006). Metode ini memiliki waktu pengerjaan cukup singkat dimana pada proses presipitasinya digunakanpenambahan P : C : I untuk memisahkan DNA dengan materi ikutan lainnya. Metode modifikasi CTAB (Cationic Hexadecyl Trimethyl Ammonium Bromide) (Rogers dkk. 1997 dalam Mulyani 2003). Metode ini memaksimalkan presipitasi DNA dengan menggunakan C : IAA secara berulang yakni dua kali untuk mendapatkan DNA yang bebas dari pengotor. Nilai konsentrasi DNA yang didapat relatif tinggi namun di dalam pengerjaannya dibutuhkan waktu yang relatif lebih lama. Metode ekstraksi DNA dengan thermal lysis (Buwono dan Rosidah 2010). Metode ini memiliki waktu pengerjaan yang sangat singkat. Namun dalam pengerjaannya tidak melibatkan proses presipitasi dan pencucian DNA melainkan hanya melakukan proses ekstraksi DNA saja. Metode dengan menggunakan kit ekstraksi DNA (Wizard Genomic DNA Purification, Promega). Metode ini merupakan metode yang dikeluarkan oleh Promega Corporation dan telah teruji hasilnya, namun disisi lain biaya yang dibutuhkan cukup besar. Metode CTAB (Cationic Hexadecyl Trimethyl Ammonium Bromide) dengan Phenol (Suharsono 2000 dalam Yustiati 2006). Metode ini memiliki waktu pengerjaan cukup singkat dimana pada proses presipitasinya digunakanpenambahan P : C : I untuk memisahkan DNA dengan materi ikutan lainnya. Metode modifikasi CTAB (Cationic Hexadecyl Trimethyl Ammonium Bromide) (Rogers dkk. 1997 dalam Mulyani 2003). Metode ini memaksimalkan presipitasi DNA dengan menggunakan C : IAA secara berulang yakni dua kali untuk mendapatkan DNA yang bebas dari pengotor. Nilai konsentrasi DNA yang didapat relatif tinggi namun di dalam pengerjaannya dibutuhkan waktu yang relatif lebih lama. Metode ekstraksi DNA dengan thermal lysis (Buwono dan Rosidah 2010). Metode ini memiliki waktu pengerjaan yang sangat singkat. Namun dalam pengerjaannya tidak melibatkan proses presipitasi dan pencucian DNA melainkan hanya melakukan proses ekstraksi DNA saja. Metode Sampel Panjang gelombang Konsentrasi C (g/ml) Rasio Absorbansi ( R ) A260 A280 A320 Kit ekstraksi omega (promega) Sirip ikan Jatinengah 0,479 0,277 0,060 23,95 1.93 Sirip ikan Ciputri 0,520 0,301 0,063 26,00 1,92 Insang ikan Jatinengah 1,073 0,557 0,037 53,65 1,99 Insang ikan Ciputri 0,920 0,481 0,025 46,00 1,96 Sirip ikan Jatinengah 0,591 0,294 0,031 29,55 2,10 Sirip ikan Ciputri 0,605 0,317 0,027 30,25 1,99 Tabel 4. Nilai kuantitas DNA genom CTAB dengan phenol Sirip ikan Ciputri 0,605 0,317 0,027 30,25 1,99 Insang ikan Jatinengah 0,828 0,422 0,025 41,40 2,00 Insang ikan Ciputri 0,867 0,432 0,034 43,35 2,09 Modifikasi CTAB Sirip ikan Jatinengah 0,168 0,096 0,020 8,350 1,95 Sirip ikan Ciputri 0,354 0,186 0,019 17,70 2,00 Insang ikan Jatinengah 1,437 0,706 0,025 71,10 2,00 Insang ikan Ciputri 0,697 0,351 0,018 34,85 2,00 Ekstraksi DNA dengan thermal lysis Sirip ikan Jatinengah 0,090 0,059 0,016 6,65 1,72 Sirip ikan Ciputri 0,113 0,077 0,025 4,50 1,69 Insang ikan Jatinengah 0,152 0,096 0,027 7,60 1,81 Insang ikan Ciputri 0,185 0,135 0,062 9,25 1,61 Metode Efektivitas mendeteksi KHV Efisiensi waktu Konsentrasi DNA Kemurnian DNA Amplifikasi Biay a Kit ekstraksi omega (promega) ++ ++ +++ ++ + Tabel 5. Perbandingan Efektifitas dan Sensitifitas Isolasi DNA CTAB dengan phenol ++ ++ ++ ++ ++ Modifikasi CTAB + +++ +++ ++ ++ Ekstraksi DNA dengan thermal lysis +++ + + ++ +++ Keterangan : + : Kurang baik ++ : Baik +++ : Sangat baik Untuk isolasi DNA pada ikan tersebut, metode purifikasi yang cocok adalah??? Metode yang sensitif dalam mengisolasi DNA genom ikan mas adalah metode modifikasi CTAB karena metode ini mampu menghasilkan nilai kemurnian dan konsentrasi DNA tertinggi. supernatan Supernatan dlm tabung + 50 l 5M NaCl + 1 ml etOH absolut - Kocok dg tangan - Inkubasi selama 1 jm - Sentrifugasi 8000 rpm selama 5 menit Residu + 200 l air destilasi steril + 200 l fenol + 200 l kloroform - Homogenisasi dg tangan - Sentrifugasi 8000rpm selama 10 menit Supernatan, dimasukkan dalam tabung + 1 ml etOH 70% - Sentrifugasi 8000 rpm selama 5 menit Sisa etOH + 50 l TE - Keringkan 30-60 menit - Simpan pd suhu 4C sampai digunakan 50 l Hasil isolasi DNA - Masukkan ke dlm tabung + 5 l RNAase (10mg/ml) - Vortex - Inkubasi pd suhu 37C selama 3 jam + 200 l air destilasi steril + 200 l fenol + 200 l kloroform Supernatan + 25 l 5M NaCl + 500 l etanol absolut dingin - Inkubasi pada suhu - 20C selama 1 jam - Sentrifugasi 8000rpm selama 10 menit Residu (DNA ) - Simpan pd suhu ruang sampai digunakan - Jk di pake pd hari berikutnya disimpan pd suhu 4C + TE - Simpan pd suhu ruang sampai digunakan - Jk di pake pd hari berikutnya disimpan pd suhu 4C DNA genom diuji dg tehnik elektroforesis gel agarose 0,8% dg voltase 70 volt selama 30 menit Jurnal 4: Isolasi DNA menggunakan mesin purifikasi DNA Contoh mesin purifikasi DNA : [Maxwell]16]. Sebanyak 50 mg daging babi segar, daging sapi segar, dan sosis sapi (sebagai sampel) dipotong- potong kemudian dimasukkan kedalam well 1 yang tersedia pada cartridge. Setiap sampel ditaruh pada cartridgeyang berbeda (cartridge1 = daging sapi segar; cartridge 2 = daging babi segar; cartridge 313 = masing-masing sample sosis sapi berbagai merek). Contoh mesin purifikasi DNA : [Maxwell]16]. Sebanyak 50 mg daging babi segar, daging sapi segar, dan sosis sapi (sebagai sampel) dipotong- potong kemudian dimasukkan kedalam well 1 yang tersedia pada cartridge. Setiap sampel ditaruh pada cartridgeyang berbeda (cartridge1 = daging sapi segar; cartridge 2 = daging babi segar; cartridge 313 = masing-masing sample sosis sapi berbagai merek). Cont Cartridge yang telah siap diletakkan pada cartidge holder yang tersedia pada instrument dan seal yang ada pada cartridge dibuka, posisi yang bergerigi menghadap ke arah depan (yang paling dekat dengan pintu). Lalu plunger diletakkan pada well 7 dan blue elution tube pada elution tube slots. Kemudian elution buffer dimasukkan sebanyak 300 L pada masing- masing blue elution tube. Protocol dan tipe sampel dipilih pada Instrument dengan sample type: DNA dan protocol: cells lalu tekan OK. Setelah proses running selesai, elution tube dipindahkan ke magnetic elution tube rack dan elution DNA sampel dipipet ke tube 1,5 mL. Cartridge sisa pakai dibuang beserta elution tube dan plungers. Cartridge yang telah siap diletakkan pada cartidge holder yang tersedia pada instrument dan seal yang ada pada cartridge dibuka, posisi yang bergerigi menghadap ke arah depan (yang paling dekat dengan pintu). Lalu plunger diletakkan pada well 7 dan blue elution tube pada elution tube slots. Kemudian elution buffer dimasukkan sebanyak 300 L pada masing- masing blue elution tube. Protocol dan tipe sampel dipilih pada Instrument dengan sample type: DNA dan protocol: cells lalu tekan OK. Setelah proses running selesai, elution tube dipindahkan ke magnetic elution tube rack dan elution DNA sampel dipipet ke tube 1,5 mL. Cartridge sisa pakai dibuang beserta elution tube dan plungers. Tahap 1: Preparasi sampel Abon digiling di mortar Tahap 2: Degradasi protein Sampel ditambah 150 ul air, 200 ul 1x sodium tris EDTA, 40 ul SDS 10%, 20 ul proteinase K 10 mg/ml. Homogenkan. Inkubasi pada suhu 55oC selama 2 jam. Jurnal 5: Analisis daging tikus pada abon sapi Tahap 1: Preparasi sampel Abon digiling di mortar Tahap 2: Degradasi protein Sampel ditambah 150 ul air, 200 ul 1x sodium tris EDTA, 40 ul SDS 10%, 20 ul proteinase K 10 mg/ml. Homogenkan. Inkubasi pada suhu 55oC selama 2 jam. Tahap 3: Degradasi bahan organik Sampel ditambah 400 ul fenol, 400 ul Ciaa, 40 ul NaCl 5M. Aduk rata selama satu menit. Inkubasi selama 15 menit di suhu ruangan sambil terus di bolak-balik. Jurnal 5: Analisis daging tikus pada abon sapi Tahap 3: Degradasi bahan organik Sampel ditambah 400 ul fenol, 400 ul Ciaa, 40 ul NaCl 5M. Aduk rata selama satu menit. Inkubasi selama 15 menit di suhu ruangan sambil terus di bolak-balik. Tahap 4: Presipitasi DNA Disentrifugasi pada 12000 rpm selama 5 menit di suhu 20oC. Lakukan tahap 2-4 hingga 3 kali pada tiap tiap bagian DNA dari hasil pemisahan. Diamkan di suhu ruangan hingga dirasa alkohol sudah menguap semua, lalu ditambahkan 100 ul Tris EDTA. Simpan di suhu -20oC. DNA siap di analisa Jurnal 5: Analisis daging tikus pada abon sapi Tahap 4: Presipitasi DNA Disentrifugasi pada 12000 rpm selama 5 menit di suhu 20oC. Lakukan tahap 2-4 hingga 3 kali pada tiap tiap bagian DNA dari hasil pemisahan. Diamkan di suhu ruangan hingga dirasa alkohol sudah menguap semua, lalu ditambahkan 100 ul Tris EDTA. Simpan di suhu -20oC. DNA siap di analisa pertanyaan Delvina: Purifikasi itu bagian dari ekstraksi atau bukan? Karna di slide dijelaskan kalau purifikasi itu termasuk bagian isolasi, tapi di slide yg lain pada PPT ini dijelaskan sebagai satu kesatuan sendiri. Jawab: sudah diperjelas dan penyusunan slide diperbaiki. Delvina: Purifikasi itu bagian dari ekstraksi atau bukan? Karna di slide dijelaskan kalau purifikasi itu termasuk bagian isolasi, tapi di slide yg lain pada PPT ini dijelaskan sebagai satu kesatuan sendiri. Jawab: sudah diperjelas dan penyusunan slide diperbaiki.
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis