Dianosa Penyakit Secara Sederhana
Dianosa Penyakit Secara Sederhana
Analisis deskriptif
Kami jelaskan secara sederhana, bahwa siklus penyebaran penyakit seperti gambar
diatas dapat dianalisa dengan pemikiran dasar / logika tanpa diagnosa rumit dan
membutuhkan alat ukur / biaya yang mahal.
Lingkaran pertama adalah inang (ikan), artinya bahwa masuknya penyakit ke dalam
tubuh ikan tergantung dari sejauh mana tingkat kesehatan dan kekebalan tubuh ikan
tersebut. Kondisi optimal atau ikan sehat dengan gerakan lincah dan sistem metabolisme
normal (nafsu makan baik) merupakan modal awal untuk menjaga daya hidupnya. Sebuah
ilmu mengatakan bahwa microba berupa bakteri dapat masuk dalam tubuh ikan meskipun
dalam kondisi sehat, namun selama bakteri baik dalam tubuh yang berfungsi membantu
kerja metabolisme dengan menghasilkan enzym tersebut dapat berperan bagus, maka
bakteri pathogen tidak akan bisa menandinginya. Sebaliknya dengan microba virus yang
dikenal mematikan tidak akan dapat masuk atau menyerang ke dalam tubuh ikan dengan
kondisi tubuh fit. Ia akan menjadi pathogen yang bersifat parasit (menempel dan membunuh)
pada ikan yang kurang sehat atau stress. Untuk itu, perlunya kita memperhatikan dan
mengenal kondisi ikan budidaya secara kontinu atau perlunya dilakukan sampling (ambil
contoh) untuk memastikan kondisi ikan tersebut.
Kedua, masalah Pathogen (microba, bakteri, parasit atau virus) yang merupakan
sumber malapetaka penyakit. Dilihat dari segi ekosistem air budidaya, bahwa media
budidaya ikan tidak lepas dari mikroorganisme baik fyto atau zoo (tumbuhan atau hewan)
yang mewarnai siklus budidaya. Kehadiran mereka justru diharapkan guna
menyeimbangkan perairan budidaya, dalam artian bahwa lebih baik budidaya dengan
kondisi perairan dengan ekosistem yang terjaga dari pada budidaya dalam air mineral yang
steril.
Mikro organisme
Bakteri
Virus
Jamur
NH3
NH4
NO2
NO3
Parasit
DO
pH
Kesadahan
Temperature
NH3
NH4
NO2
NH3
NO
NO3
NH4
NO2
Bahan organik
Tanah Karo,
Simalungun, Toba
Samosir, Kodya
Medan
Ac eh
Minahasa
Anjungan
Su m atera Uta r a
Ria u
Bangkinang
Barat, Kampar
Ka lim an ta n B a ra t
Kerinci
Sum a te ra B a ra t
Solok, Pasaman
Barat, Pasaman
Timur, Agam
Su la we si Te ng ah
Jam b i
Kal im a n ta n Te ng a h
Su m a te ra S e la ta n
Donggala,
Tolitoli
Ka lim an ta n S e la ta n
Irian J a ya
Be ng k ulu
Rejang Lebong,
Bengkulu Utara,
Kodya Bengkulu
Su la we si Te n gg a ra
Lam p u ng
Ngrajek, Jateng
Tabalong, Banjar
Jembarna,
Karangasem,Tabanan,
Kodya Denpasar,
Badung, Bangli,
Subang,
Purwakarta,
Cianjur, Bandung
Konawe Selatan
Ja wa Tim u r
Bal i
Malang,
Tulung
Agung, Blitar
Timika
Nu sa Ten g ga ra T im u r
Kupang
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi ikan mas yang terserang penyakit
KHV selalu ditandai dengan luka atau memar merah pada bagian insang ikan. Diawali
dengan tingkah laku ikan yang berenang tanpa arah atau memutar-mutar, bernafas dengan
terengah-engah (megap-megap) pada permukaan air, kelaurnya lendir, mata cekung dan
bengkak pada bagian insang. Virus menginfeksi dengan serangan pertama pada insang
yang merupakan organ vital dalam pernafasan ikan, kemudian menjangkit pada organ dalam
tubuh ikan yakni ginjal dan merusak system pencernaan usus sehingga nafsu makan turun
drastis. Virus tetap infectif selama 4 jam didalam air sehingga dapat menular pada ikan yang
lain dengan kondisi labil. Infeksi sekunder bakteri juga menyebabkan banyak terjadi lukaluka pada bagian sisik atau tubuh ikan. Hingga sekarang ini, KHV dapat mewabah sewaktuwaktu pada budidaya kolam kita, untuk itu tindakan insentif dalam pencegahan harus tetap
dilakukan dengan pengelolaan air yang baik, pemberian multivitamin atau supplemen untuk
membantu menguatkan daya tahan tubuh ikan perlu diterapkan.
2. Aeromonas hidrophyla
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri aeromonas ini dapat menjangkit semua jenis
ikan air tawar di Indonesia. Dimana-mana bakteri-bakteri ini hampir selalu ditemukan dan
hidup di air kolam, di permukaan tubuh ikan dan pada organ-organ tubuh bagian dalam ikan.
Bakteri ini mudah berkembang biak dalam kondisi perairan dengan segala suhu dan
perubahan lingkungan.
Keberadaannya tidak begitu berbahaya, namun dalam jumlah yang banyak di perairan,
bakteri selalu siaga mengintai kondisi labil ikan dan ketidakstabilan air untuk bergerak dan
menimbulkan penyakit. Infeksi yang sering terjadi biasanya berkaitan dengan kondisi stress
ikan yang diakibatkan oleh beberapa hal. Untuk itu perlu diperhatikan secara lebih serius.
Faktor kepadatan (kuantitas) ikan dalam kolam adalah penyebab yang sering
mengakibatkan ikan stress. Daya tampung benih harus diperhitungkan secara matang agar
tidak terjadi over capacity yang mengakibatkan ikan kekurangan ruang gerak dan oksigen
untuk bernafas pada saat usia dewasa, atau dapat dilakukan sortir atau pendederan.
Malnutrisi atau pola makan yang tidak seimbang antara frekwensi pembarian pakan
dan nilai gizi pakan. Kebutuhan pakan ikan dapat dipenuhi dengan adanya pakan alami
dalam perairan ataupun pakan buatan yang disuplai dari luar. Untuk lebih memaksimalkan
pertumbuhan dan mencegah terjadinya malnutrisi dapat digunakan supplemen tambahan
yang membantu menambah nilai gizi pakan. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ikan
dengan melakukan sampling setiap minggunya agar diketahui secara pasti kurang labihnya
kebutuhan pakan yang diberikan.
Serangan yang ditimbulkan bersifat akut dan apabila kondisi lingkungan terus merosot,
dapat menyebabkan kematian missal. Ditandai dengan timbulnya luka-luka memar atau
borok disekujur tubuh dan kepala ikan. Penyakit ini dapat menular bebas melalui air, kontak
badan dan peralatan yang tersemar olah bekteri tersebut. Untuk itu faktor kepadatan dan
kualitas air harus benar-benar dijaga dengan system pencegahan yang lebih efektif.
3. Bintik putih ich
Penyebaran penyakit ini sangat cepat, terutama pada suhu optimalnya (15-25 Q. pada
suhu 30 C atau lebih, penyakit ini akan mati atau siklusnya berhenti. Siklus hidup parasit ini
terbagi dalam beberapa fase, yaitu parasiter (tropozoit), pre-kista (tomont), kista (trophont),
post-kista (theront).
Ikan yang terserang akan kehilangan fungsi insang sehingga mengganggu respirasi.
Selain itu ikan menjadi malas berenang dan Akibat serangan penyakit berbahaya ini, tubuh
ikan banyak dijumpai bintik-bintik putih sehingga penyakit ini disebut White spot. Apabila
telah menyebar keseluruh tubuh, dapat menimbulkan kematian. Terkesan lebih tragis bahwa
pada serangan cukup serius, ikan akan menggosok-gosokkan tubuhnya ke dinding akuarium
atau kolam sehingga menimbulkan luka. Luka dapat mengalami infeksi sekunder oleh
cendawan.
Walaupun kebanyakan yang diserang adalah benih ikan berukuran 1-5 cm, namun
penyakit ini pun sering menyerang ikan besar maupun kecil. Begitu hebat perkembangan
siklus hidup dan penyebaran parasit ini, untuk itu perlu lebih significant dalam melakukan
tindakan pencegahan, minimal dengan cara memberok ikan pada air mengalir atau
kepadatan ikan dikurangi.
4. Streptococcus
Streptococcosis memang tidak masuk ke dalam daftar penyakit ikan yang dianggap
sangat berbahaya oleh Komisi Kesehatan Ikan dan Lingkungan, sebagaimana MAS, KHV,
WSSV atau pun VNN. Tetapi, meski tak masuk dalam daftar tersebut, bukan berarti penyakit
streptococcosis bisa dianggap remeh oleh para pembudidaya ikan nila. Pada manajemen
budidaya yang kurang baik, penyakit ini dapat mengakibatkan kematian masal. Pada fase
pembesaran, kematian bisa sampai 100%.
Penyakit streptococcosis ini biasanya muncul pada saat adanya perubahan cuaca
secara drastis, dari panas ke hujan maupun sebaliknya. Jika siangnya panas terik,
kemudian sore harinya terjadi hujan, penyakit ini berpotensi akan muncul.
Dalam banyak kasus, bakteri Streptococcus menyerang ikan nila pada ukuran tertentu.
Biasanya pada saat ukuran ikan menjelang 50 gram. Setelah itu, dia akan menyerang lagi
saat ikan berukuran antara 100-250 gram, ujarnya. Ini berarti ancaman yang sama besar
ditujukan baik kepada para pendeder (saat ikan berukuran di bawah 50 gram) maupun
pembudidaya pembesaran (saat ikan berukuran 100-250 gram).
Bakteri Streptococcus ini akan masuk ke dalam tubuh ikan nila lewat infeksi melalui
sistem pencernaan. Gejala ditandai dengan penampakan perut ikan yang terlihat agak
kembung. Selanjutnya bakteri akan masuk aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh,
hingga ke ginjal. Jika dilakukan bedah bangkai ginjal kelihatan pucat dan bengkak,
Pada fase ini, nafsu makan ikan akan berkurang, sehingga ikan lebih mudah stres,
daya tahan menurun. Tahap lanjut, toksin (racun-red) dari bekteri mulai menyebar
mengganggu syaraf, hingga akhirnya menyerang syaraf pusat, yaitu otak. Kalau sudah
sampai syaraf, sulit untuk diatasi. Pada fase ini ikan menunjukkan gejala berputar-putar
(whirling) menyerupai gangsing, dan akhirnya ikan tersebut mati.
Celakanya, waktu yang dibutuhkan bakteri streptococcus ini dari menginfeksi ikan nila
sampai pada fase whirling relatif singkat. Rata-rata hanya butuh waktu antara 7-14 hari,
tergantung dari kondisi ikan nila, sambung Heny. Serangan bakteri Streptococcus ini
ternyata tidak hanya mengakibatkan ikan berputar-putar dan kemudian mati, tetapi juga
dapat mengakibatkan penyakit popeye, dengan ciri-ciri; mata menonjol, bengkak dan
berdarah.(artikel Akibat Streptococcosis, Rusak Nila Sekolam, 2006)
BOSTER Solution
Bp. H. suanda
Desa Cipaat, Kec. Patrol, Indramayu
Bagaimana mengatasi kematian benih lele pada usia 10 keatas atau menginjak grading
pertama? Selain itu, minta tips dalam pengangkutan benih dalam jirigen yang standart
pengepakan sehingga tidak banyak terjadi mortalitas (kematian) akibat stress
perjalanan ??
Boster Solution...
Ada beberapa faktor yang dapat memicu kematian bibit lele pada pembenihan lele skala
rumah tangga, antara lain :
Persiapan pengisian awal air kolam yang kurang memperhatikan sterilisasi air sehingga
ditakutkan air yang diisikan dalam kolam mengandung bibit penyakit yang dapat tumbuh
berkembang setiap saat. Untuk itu perlu dilakukan tindakan sterilisasi dengan bahan antiseptik
Blue Coopper atau Aqua Septik sesuai dosis guna membasmi semua mikroorganisme dan
pathogen yang kemungkinan terkandung dalam perairan sumber. Selain itu, kondisi air
diwilayah Desa Cipaat yang agak keruh dapat dijernihkan melalui proses penyaringan
menggunakan lapisan ijuk dan arang dan dilakukan sistem tandonisasi air untuk sementara
waktu (proses pengendapan). Sehingga air yang digunakan selain jernih juga bebas kuman
penyakit.
Setelah steril air, tumbuhkan plankton sebagai pakan alami yang baik bagi benih yang
dipelihara dalam kolam terpal. Gunakan campuran Planktop dan Aquaenzym untuk
menjadikan air berwarna kehijauan dengan kandungan pakan alami yang segar. Selain itu.
aplikasi larutan Planktop dan Aquaenzym dapat menghambat tumbuhnya lumut sutera pada
dasar kolam terpal yang dapat mengganggu pergerakan benih yang menyebabkan stress dan
kematian.
Adapun tips dalam pengangkutan bibit yang baik dan sesuai prosedur pengepakan,
yakni :
Sebelum pengiriman, puasakan benih selama beberapa jam, dan pemberian pakan
terakhir sebelum dipuasakan dicampur dengan Fish Imunovit sebagai supplement plus
imunostimulan untuk daya tahan tubuh.
Pengengkutan bibit dalam jirigen memang lebih praktis dan tidak membutuhkan
oksigen tambahan seperti halnya dalam kantong plastik. Namun kepadatan bibit dalam jirigen
perlu diperhatikan, untuk jirigen dapat menampung bibit lele ukuran 3 -5 tidak lebih dari 100
ekor/10 liter air.
Air yang digunakan dalam pengengkutan harus benar-benar steril dan mengandung
oksigen yang cukup. Suntikan oksigen bebas dengan aerator sebelum air dimasukkan jirigen.
Jangan gunakan antibiotik jenis apapun sebagai dopping atau alasan untuk mengurangi
timbulnya buih pada air, karena justru dengan pembekalan antibiotik tersebut, bibit akan kebal
dan pertumbuhan terhambat dalam kolam pembesaran. Lebih aman digunakan larutan
imunostimulant Fish Imunovit yang bertujuan meningkatkan daya tahan tubuh ikan dan
mengurangi timbulnya buih yang menandakan ikan stress. Fish Imunovit bekerja seperti
halnya imunisasi bagi tubuh bayi manusia.
Bp. H. Nanang
Desa Sindanglaka, Kec. Karang Tengah Cianjur
Saya membeli bibit ikan lele yang afkir karena pada musim dingin sulit mendapatkan
bibit yang bagus, bibit memang terlihat lincah namun disekujur tubuh ikan terdapat bintikbintik putih. Apakah tanda-tanda tersebut adalah gejala penyakit ich karena pada saat
usia 1 bulan dipelihara dalam kolam tanah, banyak terjadi kematian dan kondisi perairan
sangat pekat!!!!
Pada beberapa kolam yang berdekatan dengan sawah pertanian timbul banyak klekap atau
alga merah/blooming plankton yang kelihatannya merusak kualitas air menjadi pekat.
Update JABAR LAMPUNG, mei sept 09
Akan tetapi tidak ada tanda-tanda penyakit atau kematian pada ikan. Bagaimana cara
mengatasi hal tersebut, terima kasih ???
Boster Solution
a. Selain faktor cara pengangkutan bibit lele, pemilihan bibit yang berkualitas juga perlu
diperhatikan, karena pada musim-musim tertentu yang sulit untuk melakukan pemijahan,
terpaksa para petani pembesaran harus membeli sisa bibit (afkir) dari gradding ukuran.
Prinsipnya, tidak menjadi masalah jika ketersediaan bibit dimanapun sulit didapatkan, yang
penting kita harus bisa memilih bibit yang cukup bagus kondisi fisiknya, antara lain dengan
melihat tidak adanya cacat fisik atau bintik-bintik tanda penyakit, gerakan masih incah dan
aktif berenang dan ukuran dan warna harus seragam.
Perlu diketahui bahwa siklus hidup parasit jenis ich memang tumbuh berkembang
secara bertahap dan dapat menetaskan kista-kistanya dalam jumlah yang besar pada kondisi
yang memungkinkan. Kemungkinan besar penyakit bintik putih pada lele anda memang
bawaan dari bibit yang dibeli. Untuk itu, jika kedapatan kembali bibit lele yang telah
terserang penyakit tersebut perlu dilakukan dipping (perendaman) untuk membunuh bibit
penyakit dengan larutan Aqua Septik selama 5 10 menit dengan dosis 1 ppm (1 ml / m 3)
sebelum ditebar pada kolam pembesaran. Kemudian berikan Fish Imunovit dengan
mencampurkan pada pakan yang diberikan rutin setiap hari untuk menambah kekebalan
(imun).
Kolam yang telah terjangkit penyakit tersebut akan mewabah jika kondisi perairan tidak
kunjung membaik. Air menjadi pekat dan ikan-ikan lele banyak yang mati di dasar atau
mengambang dipermukaan air kolam. Lakukan tindakan pengobatan yang cepat dengan cara :
mengangkat keluar ikan-ikan yang mati karena dapat membusuk dan semakin merusak
kualitas air, tebarkan larutan Blue Copper secara merata hingga air tampak berubah agak
encer, berikan antibiotika Inroflok-12 / 25 yang dicampur pakan sesuai dosis penggunaan
selama 3 4 hari berturut-turut dan setelah sembuh penggunaan antibiotika segera dihentikan.
Jika masih terdapat kematian keesokan harinya, tetap dilakukan pengangkatan agar
tidak busuk didalam kolam, karena bagi ikan lele yang telah terjangkit parah dengan kondisi
luka disekujur tubuh dan berenang ketepi kolam akan sulit untuk disembuhkan. Setelah 3 hari
kembalikan kesuburan perairan dengan menebar Planktop jika warna air pudar/kusam dan
Selmulti jika kondisi air bau dan masih pekat.
b. Pada kolam dengan perairan pekat dapat dipicu karena beberapa hal, antara lain :
Naiknya klekap atau sejenis lumut atau ganggang mati dan menggerombol
dipermukaan air. Basmi seluruh kotoran tersebut dengan Blue Copper dan setelah
bersih (selama 3 hari), tebarkan Planktop+Aquaenzym jika kondisi perairan agak
jernih.
Alga merah dengan buih-buih kecil dapat dihilangkan dengan Aquaenzym yang
dilarutkan dan ditebar merata pada siang hari.
Air keruh karena limbah pakan dan kotoran yang naik keatas permukaan, hanya
dapat dikurangi dengan probiotik Selmulti dengan kandungan bakteri pengurai yang
dapat merombak sisa pakan dan kotoran menjadi unsur hara untuk membantu
tumbuhnya pakan alami.
Indramayu
Pamanukan /
Subang
Karawang
Cikarang
MajalengkaKuningan
Daerah
Karang Ampel
Ds. Pindangan, Kec.
Sindang - Bangkir
Eretan
Ds. Cipaat, Patrol
Haeurgelis
Legon Kulon,
Pondok Bali
Subang Kota
Sukamandi
Cikalong
Cikarang
Cikarang
Karawang
Prabumulih
Kota Majalengka
Waduk dharma
Ciseeng
Sindanglaka
Cianjur
Bandung
Sumedang
Garut
Tasikmalaya/
Ciamis
Tangerang
Banten
Lampung
Waduk Cirata
Waduk Jatiluhur
Jangari
Cikoneng
H. aan
BBRBAT
Bp. Fadli
Bp. Otong
Bp. Sukardi
Bp. Asep
Pasar Benih Ikan
BBI / DKP Majalengka
Pembesaran Lele
Pembenihan Lele
Pembenihan Tawar
Riset ikan tawar
Pendederan Ikan Mas
Pembesaran Lele
Pembesaran Lele
Pembesaran Ikan Mas
Keramba
Pembenihan Lele
Kel. Pembesaran
Gurami
Pembesaran lele
Pembesaran Ikan Mas
Kolam Air Deras
H. suanda
Bp. Kholis
Kel. Bangun
Cinagara
Komoditas
Lele
Bp. Leo
Bp. Ahmad
Parung
Bogor
Pemilik / Instansi
-
Keramba
Balai Riset
BBAT
Bp. Nanang
Bp. Ipul
Bayongbong
Cipanas
-
Metro
Bp. Iwan
Pembesaran Patin
Antiseptik
Boster Indosco
Aquaseptik,
Blue Copper
RSDH
Bandung
Bendoz-A,
Tosim
Ternak Jaya
Sanbe Farma
Bunga Tani
Banyurejo
Songgolangit
Persada
Central PS
Multivitamin,
nafsu makan
Grotop, Premix
Aquavita,
Planktop,
Vitaliquid,
Selmulti,
Inroflox, Fish
Aquaenzym,
Aminoliquid,
Aquaenzym
Cyprox
Manstap
Protec Plus,
Stress Off,
Imunovit
Nusim,
Super Lele,
Pidas,
Raja Lele, Raja
Nature Simba Nature Simba
Cyprofish,
Grameh, Master
Enrofish
Fish
Enrofish,
Vita fish
Enrosol
Biovit, C-San,
Tiger Bac
Roxine
Premium C
Fishtan,
Linex, Raja
Ursal
Bandeng,
Lodan
Pupuk
Catfish keep,
Roccal,
Prima
Surya Hidup
Satwa
Tamasindo
Treatment air
Probiotik
Antibiotik
Alfa
Super PS
Red Bludox,
Never Green,
Top fish
Plantop
Inofox
Enrofish,
Super Prima
fish
Biovita Fish
Em4