Anda di halaman 1dari 29

Ketua

: Siti Afifah fahriyanti (1102014249)


Sekertaris`
: Sarah
(1102013263)
Anggota
:
Mohamad rivaldi
(1102014159)
Mohd Riyan adi hermawan
(1102010171)
Naufal kamal yurnadi
(1102014189)

Skenario
MENCRET BERKEPANJANGAN
Seorang laki-laki, 25 tahun, mengeluh diare yang hilang timbul sejak 3
bulan yang lalu. Selain itu pasien juga mengeluh sering demam,
sariawan, tidak nafsu makan dan berat badan menurun 10 kg dalam
waktu 3 bulan terakhir. Dari riwayatnya dikatakan pasien sering
melakukan hubungan seksual secara bebas.
Pada pemeriksaan fisik pasien terlihat kaheksia, mukosa lidah kering
dan terdapat bercak-bercak putih. Pemeriksaan laboratorium darah
rutin LED 50 mm/jam. Pemeriksaan feses terdapat sel ragi. Pada
pemeriksaan srening antibodi HIV didapatkan hasil (+) kemudian
dokter menganjurkan pemeriksaan konfirmasi HIV dan hitung jumlah
limfositT CD4 dan CD8.
Dari data tersebut dokter menyimpulkan bahwa penderita ini mengalami
gangguan defisiensi imun akibat terinfeksi virus HIV. Dokter
menganjurkan pasien untuk dating ke dokter lain dengan alasan
yang tidak jelas.

Hipotesa
HIV adalah virus yang yang menyerang system imun yang
dapat masuk melalui cairan tubuh yang mengandung virus
HIV, yang dapat menyebabkan defisiensi imun. Gejala dan
tanda yang dijumpai adalah demam, diare, sariawan,
kaheksia. Diagnosis dapat ditegakan dengan pemeriksaan
fisik dan penunjang seperti pemeriksaan LED dan screening
Antibodi. Penyakit yang ditempelkan virus ini dapat ditangani
secara farmako dan non farmako dan dapat dicegah dengan
cara tidak melakukan hubungan seks bebas, memakai jarum
sutik bersamaan pada pengguna narkotika. komplikasi yang
dapat terjadi pada ODHA salah satunya TB. Dalam
menangani ODHA dokter harus bersikap sesuai etika dan
menganjurkan pasien untuk senantiasa bersabar menghadapi
cobaan.

SASARAN BELAJAR

LI 1. Memahami dan Menjelaskan tentang Defisiensi Imun


LO. 1.1. Definisi Defisiensi Imun
LO. 1.2.Etiologi Defisiensi Imun
LO. 1.3.Klasifikasi Defisiensi Imun
LO. 1.4 Pemeriksaan
L1 2. Mampu Memahami Penyakit Akibat Infeksi Virus HIV
LO. 2.1.Definisi Infeksi HIV
LO. 2.2.Epidemiologi Infeksi HIV
LO. 2.3.Etiologi Infeksi HIV
LO. 2.4.Patofisiologi Infeksi HIV
LO. 2.5.Manifestasi Infeksi HIV
LO. 2.6.Diagnosis Infeksi HIV
LO. 2.7. Pemeriksaan Infeksi HIV
LO. 2.8.Penatalaksanaan Infeksi HIV
LO. 2.9.Komplikasi Infeksi HIV
LO. 2.10.Pencegahan Infeksi HIV
LO. 2.11.Prognosis Infeksi HIV

LI 3. Memahami dan Memahami Algoritma Screening


HIV
LI 4. Memahami Undang-undang Kesehatan Penyakit
Menular
L1 5. Mampu Menjelaskan Hukum dan Etika Islam
Terkait dengan Penderita HIV/AIDS

1. Memahami dan menjelaskan defisinsi imun


1.Definisi
Penyakit defisiensi imun adalah defek salah satu
komponen system imun yang dapat menimbulkan penyakit
berat bahkan fatal yang secara kolektif. (Imunologi Dasar
FKUI).

LO. 1.2. Mempelajari Etiologi Defisiensi Imun


Penyakit defisiensi imun dibagi menjadi:
-Defisiensi imun kongenital atau primer
Relatif jarang, Merupakan defek genetic yang meningkatkan kerentanan
terhadap infeksi yang sering sudah bermanifestasi pada abyi dan anak, tetapi
kadang secara klinis baru ditemukan usia lebih lanjut.
--Defisiensi imun didapat atau sekunder
Relative lebih sering terjadi karena disebabkan berbagai factor sesudah lahir.
Timbul akibat:
Malnutrisi
Kanker yang menyebar

Selain itu dapat diakbiatkan oleh :


Defek genetic
Defek gen-tunggal yang diekspresikan di banyak jaringan (misal ataksiateleangiektasia, defsiensi deaminase adenosin) Defek gen tunggal
khusus pada sistem imun (misal defek tirosin kinase pada X-linked
agammaglobulinemia; abnormalitas rantai epsilon pada reseptor sel T).
Kelainan multifaktorial dengan kerentanan genetik (misal common
variable immunodeficiency).
Obat atau toksin
Imunosupresan (kortikosteroid, siklosporin), Antikonvulsan (fenitoin).
Penyakit nutrisi dan metabolic
Malnutrisi ( misal kwashiorkor), Protein losing enteropathy (misal
limfangiektasia intestinal), Defisiensi vitamin (misal biotin, atau
transkobalamin II).
Defisiensi mineral
Seng pada Enteropati Akrodermatitis
Kelainan kromosom

pemeriksaan
Tujuan pengobatan
Tujuannya adalah untuk mengurangi kejadian dan dampak infeksi
seperti menjauhi subyek dengan penyakit menular, memantau
penderita terhadap infeksi, menggunakan antibiotik/antiviral yang
benar, imunisasi aktif atau pasif bila memungkinkan dam
memperbaiki komponen sistem imun yang defektif dengan transfer
pasif atau transplantasi.
Dalam penegakan diagnosis defisiensi imun, penting ditanyakan
riwayat kesehatan pasien dan keluarganya, sejak masa kehamilan,
persalinan dan morbiditas yang ditemukan sejak lahir secara detail

Memahami dan menjelaskan HIV


Definisi
Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) dapat
diartikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang
disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat
infeksi oleh virus HIV yang termasuk family retroviridae.
AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.

Menurut spesies terdapat dua jenis virus


penyebab AIDS, yaitu :

HIV-1 dan HIV-2 . HIV-1 paling banyak


ditemukan di daerah barat, Eropa, Asia, dan
Afrika Tengah, Selatan, dan Timur. HIV-2
terutama ditemukan di Afrika Barat. HIV-1
maupun HIV-2 mempunyai struktur hampir
sama, HIV-1 mempunyai gen VPU, tetapi tidak
mempunyai gen VPX, sedangkan HIV-2
mempunyai gen VPX tapi tidak memiliki gen
VPU.

Klasifikasi HIV/AIDS adalah sebagai berikut :

Group I; infeksi akut,seperti gejala flu dan tes antibodi terhadap HIV
negatif.
Group II (Asimtomatis); tes antibodi terhadap HIV positif,tidak ada
gejala-gejala dan
laboratorium yang mengarah ke HIV/AIDS
Group III (Simtomatis); tes antibodi terhadap HIV Positif,dan terjadi
pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata (Persisten
generalized lymphadenopathy)
Group IVA; tes antibodi terhadap HIV positif,dan terjadi penyakit
konstitusional (demam atau diare yang persisten,penurunan berat
badan lebih 10% dari berat badan normal)
Group IVB; sama dengan group IVA disertai adanya penyakit
neurologi,dementia,neurophati,dan myelophati.
Group IVC; sama dengan group IVB disertai sel CD4 < 200 mm,dan
terjadi infeksi opurtunistik.

epidemiologi
UNAIDS

dan WHO memperkirakan bahwa AIDS


telah membunuh lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama
kali diakui tahun 1981, membuat AIDS sebagai salah
satu epidemik paling menghancurkan pada sejarah.
Meskipun baru saja, akses perawatan antiretrovirus
bertambah baik di banyak region di dunia, epidemik
AIDS diklaim bahwa diperkirakan 2,8 juta (antara 2,4
dan 3,3 juta) hidup di tahun 2005 dan lebih dari
setengah juta (570.000) merupakan anak-anak. Secara
global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini hidup dengan
HIV. Pada tahun 2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang
terinfeksi dan antara 2,4 dan 3,3 juta orang dengan AIDS
meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan jumlah
terbesar sejak tahun 1981.

patogenesis
Virion virus mempunyai tonjolan terdiri dari gp120
dan gp41 gp120 berikatan dengan reseptor CD4+ sel T
dan gp41 untuk memerantai fusi membrane virus ke
membrane sel selain itu diperlukan koreseptor pada
permukaan sel T yaitu CCR5/CXCR4 APC terinfeksi
virus HIV ke limfonodus regional.

Replikasi virus :
Perlekatan virus dengan sel T CD4+
Fusi dan masuknya virus kedalam sel T CD4+
Pelepasan envelop virus oleh enzim protease
Membuat 1 rantai RNA DNA untai ganda oleh enzim transkriptase
cDNA bermigrasi ke dalam inti sel dengan bantuan enzim integrase
Menghasilkan DNA provirus memicu transkripsi membentuk mRNA
ditranslasi menjadi enzim-enzim dan protein-protein oleh ribosom sel
dilepas ke sitoplasma.
RNA virus bergabung dengan protein-protein virus
Virion HIV baru siap dibebaskan dari sel T CD4+ yang terbungkus oleh
sebagian sitoplasma dari membran sel T CD4

patofisiologi
Infeksi HIV tidak akan langsung memperlihatkan tanda/gejala tertentu.
Sebagian memperlihatkan gejala tidak khas pada infeksi HIV akut, 3-6
minggu dan bisa terjadi pada 5 hari dan 3 bulan setelah terinfeksi.
Seperti demam, nyeri menelan, pembengkakan kel getah bening,
ruam, diare atau batuk. Setelah infeksi akut, dimulailah infeksi HIV
asimptomatik berlangsung selama 8-10 tahun.
Seiring dengan semakin memburuknya kekebalan tubuh, mulailah
Nampak gejala-gejala akibat infeksi oportunistik : BB menurun,
demam lama, rasa lelah, pembesaran kelenjar getah bening, diare,
TB, infeksi jamur, herpes dll.
Pada penderita AIDS, CD4+ perlahan menurun disebabkan karena
replikasi virus yang
aktif aktif dan destruksi sel T yang terjadi di jaringan limfoid.
Normal CD4+ = 500-1500 sel/mm3
CD4+ <200 = rentan terhadap infeksi dan dapat menderita AIDS.
CD4+ <100 = dapat terjadi infeksi toksoplasma.
CD4+ <50 = daapt terjadi infeksi sitomegal.

manifestasi klinis
Klasifikasi HIV pada orang dewasa menurut CDC (Center for
Disease Control) berdasarkan gejala klinis dan diagnosis
laboratoriumnya dibagi menjadi empat grup:
1. Infeksi akut HIV
2. Infeksi seropositif HIV asimtomatis
3. Persisten generalised lymphadenopaty/ PGL
4. Gejala yang berkaitan dengan HIV/AIDs

Adapun kriteria gejala pada dewasa menurut WHO :


Gejala mayor:
Penurunan berat badan >10% berat badan
Diare kronis lebih dari 1 bulan
Demam lebih dari 1 bulan

Gejala minor:
Batuk-batuk selama lebih dari 1 bulan
Pruritus dermatitis menyeluruh
Infeksi umum yang rekuren (misalnya herpes zoster)
Kandidiasis orofaringeal
Infeksi herpes simplek kronis progresif atau yang meluas
Limfadenopati generalisata

Stadium I: infeksi HIV asimtomatik dan tidak


dikategorikan sebagai AIDS
Stadium II: termasuk manifestasi membran mukosa kecil
dan radang saluran pernapasan atas yang berulang
Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat
dijelaskan selama lebih dari sebulan, infeksi bakteri
parah, dan tuberkulosis.
Stadium IV: termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis
esofagus, trakea, bronkus atau paru-paru, dan sarkoma
kaposi. Semua penyakit ini adalah indikator AIDS.

Gejala HIV secara umum :


Merasa kelelahan yang berkepanjangan
Deman dan berkeringat pada malam hari tanpa sebab
yang jelas.
Batuk yang tidak sembuh-sembuh disertai sesak nafas
yang berkepanjangan.
Diare/mencret terus-menerus selama 1 bulan
Bintik-bintik berwarna keungu-unguan yang tidak biasa
Berat badan menurun secara drastis lebih dari 10%
tanpa alasan yang jelas dalam 1 bulan.
Pembesaran kelenjar secara menyeluruh di leher dan
lipatan paha.

diagnosa dan diagnosa banding


(screnning tes HIV)
Pemeriksaan primer untuk mendiagnosis
HIV dan AIDS meliputi:
ELISA
Pemeriksaan Air Liur
Viral Load Test
Western Blot

UU. Kesehatan penyakit menular


Dalam pasal 4 UU Kesehatan No. 36/2009 dinyatakan bahwa setiap
orang berhak atas kesehatan. Permasalahan HIV dan AIDS sangat
terkait dengan hak atas kesehatan. Hak atas kesehatan adalah aset
utama keberadaan umat manusia karena terkait dengan kepastian
akan adanya pemenuhan atas hak yang lain, seperti pendidikan dan
pekerjaan. Secara garis besar di dalam UU Kesehatan perlindungan
hukum terhadap penderita HIV/ AIDS diatur mengenai :
hak atas pelayanan kesehatan
hak atas informasi
hak atas kerahasiaan
hak atas persetujuan tindakan medis

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN


Pasal 12
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

Pasal 13
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu
memberikannya.

Kaidah Dasar Bioetik


Prinsip Autonomy, menghormati hak-hak pasien, hak otonomi pasien. Melahirkan
informed consent
Prinsip Beneficence, Tindakan untuk kebaikan pasien. Memilih lebih banyak
manfaatnya daripada buruknya.
Prinsip Non-maleficence, Melarang tindakan yang memperburuk kedaan pasien.
Primum non nocere atau above all do no harm.
Prinsip Justice, mementingkan fairness dan keadilan dalam bersikap maupun dalam
mendistribusikan sumber daya (distributiv justice)

Penanganan HIV/AIDS menurut Islam


Acquired Immune Deficiency Syndrome, secara harfiah
(Acquired artinya didapat bukan keturunan, Immune
artinya sistem kekebalan, Deficiency adalah kekurangan,
dan Syndrome yakni kumpulan gejala penyakit).
Terminologi AIDS kumpulan gejala penyakit yang
menyerang dan atau merusak system kekebalan tubuh
manusia melalui HIV (Human Immune Virus). Orang
yang terinfeksi HIV akan menjadi karier selama
hidupnya, firman Allah s.w.t. yang berbunyi:
dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan
kepadamu dengan sedikit kelaparan, ketakutan,dan
berikanlah berita gembira bagi orang-orang sabar. (AlBaqarah:155)

Daftar pustaka

Bratawidjaja KG,rengganis 1.(2010).immunologi Dasar.Jakarta: Balai


Penerbit FKUI.
Dewi,Alexandra1.2008.Etika dan hukum kesehatan.Yogyakarta: Pustaka
book publisher
Djoerban Z,Djauzi S.(2006). ilmu penyakit dalam.Edisi IV,vol III jakarta:
Departemen penyakit dalam FKUI
Karnen,Bratawidjaja & Iris Rengganis.2012.Immunologi Dasar. Jakarta:
Badan penerbit FKUI
Kresno, Siti Boedina.2010. Immunologi: Diagnosis dan prosedur
Laboratorium. Jakarta: FKUI
Pedoman Pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis(PPI-TB) di
puskesmas.2010. Direktorat Bina pelayanan Medik Dasar Kementrian
Kesehatan RI.
Price, Sylvia Anderson.(2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
penyakit. Edisi VI, Vol 1. Huriawati Hartanto. Jakarta: EGC.
Rosyidah,F.(2011). Kritik Islam Terhadap Strategi Penanggulangan HIVAIDS Berbasis paradigma sekuler-liberal dan solusi islam dalam menangani
kompleksitas problematika HIV-AIDS.
Widoyono.2011.Penyakit Tropis,edisi 2.Jakarta Erlangga.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai