Nusantara
BAB I
PENDAHULUAN
nusantaraknowledge.blogspot.com
tradisional dari seluruh Indonesia. Namun pada paper ini mengkhususkan pembahasannya pada
dari generasi ke generasi, serta tetap dipakai dan diterima masyarakatnya karena masih
dianggap baik dan benar.Arsitektur Tradisional Bali telah mengakar dalam masyarakat , dijiwai
oleh Agama Hindu , merupakan salah satu puncak kebudayaan Bali yang dapat memberikan
identitas dan citra Bali yang cukup kuat.Arsitektur Bali adalah arsitektur yang eksis dan
berkembang di Bali terdiri atas arsitektur kuno/ warisan, arsitektur tradisional dan arsitektur
yang berkembang di Bali yang tetap memiliki identitas dan gaya Arsitektur Tradisional Bali.
Selain itu hal yang sama terjadi di daerah Lombok, arsitektur Lombok merupakan salah
satu warisan budaya yang harus tetap dipertahankan karena merupakan kekeyaan dari Budaya
Lombok itu sendiri.
pengaruh-pengaruh dari luar yang dapat merombak serta menghancurkan nilai-nilai budaya
tradisional diperlukan suatu penerapan terhadap nilai-nilai hakiki yang terkandung dalam
bentuk-bentuk perwujudan Arsitektur Tradisiona di Bali dan Lombok.
Arsitektur
Nusantara
1.
2.
3.
nusantaraknowledge.blogspot.com
mengetahui apa saja yang mendasari atau menjadi filososfi dari Arsitektur
Tradisional Bali
2. Untuk mengetahui bentuk dari Bangunan Tradisional Bali
3. Untuk mengetahui bentuk dan pembagian ruang dalam Rumah Tradisional Lombok.
mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan paper ini
2. Metode Kepustakaan
Dalam metode ini kami menggunakan tinjauan kepustakaan untuk menyusun
paper ini. Dengan menelaah beberapa pengertian pengertian untuk menjelaskan
isi pokok permasalahan pada bab selanjutnya serta jelajah internet.
Arsitektur
Nusantara
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
masyarakat yang merupakan kesadaran kolektif dengan sifatnya yang luas, meliputi segala
aspek dalam kehidupan. Arsitektur tradisional Bali dapat diartikan sebagai tata ruang dari
wadah kehidupan masyarakat Bali yang telah berkembang secara turun-temurun dengan
segala aturan-aturan yang diwarisi dari jaman dahulu, sampai pada perkembangan satu
wujud dengan ciri-ciri fisik yang terungkap pada rontal Asta Kosala-Kosali, Asta Patali dan
nusantaraknowledge.blogspot.com
Tradisi dapat diartikan sebagai kebiasaan yang turun temurun dalam suatu
lainnya, sampai pada penyesuaian-penyesuaian oleh para undagi yang masih selaras dengan
petunjuk-petunjuk dimaksud.
Arsitektur tradisional Bali yang kita kenal, mempunyai konsep-konsep dasar yang
mempengaruhi tata nilai ruangnya. Konsep dasar tersebut adalah:
Tri Angga adalah konsep dasar yang erat hubungannya dengan perencanaan arsitektur,
yang merupakan asal-usul Tri Hita Kirana. Konsep Tri Angga membagi segala sesuatu
menjadi tiga komponen atau zone:
Arsitektur
Nusantara
Ada tiga buah sumbu yang digunakan sebagai pedoman penataan bangunan di Bali, sumbusumbu itu antara lain:
Sumbu kosmos Bhur, Bhuwah dan Swah (hidrosfir, litosfir dan atmosfir)
Nawa Sanga atau Sanga Mandala. Transformasi fisik dari konsep ini pada perancangan
arsitektur, merupakan acuan pada penataan ruang hunian tipikal di Bali
2.2
Rumah tinggal masyarakat Bali sangat unik karena rumah tidak merupakan satu kesatuan
dalam satu atap tetapi terbagi dalam bebrapa ruang-ruang yang berdiri sendiri dalam pola
ruang yang diatur menurut konsep arah angin dan sumbu gunung agung.Hunian pada
masyarakat Bali, ditata menurut konsep Tri Hita Karana. Orientasi yang digunakan
nusantaraknowledge.blogspot.com
Arsitektur
Nusantara
nusantaraknowledge.blogspot.com
Rumah
Dalam satu areal umah tradisional Bali terdiri atas beberapa masa bangunan antara lain :
1. Natah (Halaman)
Biasanya diperuntukkan sebagai tempat melakukan kegiatan-kegiatan yadnya yang
sering melibatkan orang banyak. Seperti upacara yadnya yang mengundang orang
banyak
2. Merajan
Arsitektur
Nusantara
3. Bale Daja/Meten
Adalah nama yang didasarkan atas letaknya yang ada di badaja (utara) atau di arah
gunung. Nama laina adalah meten atau bale pesarean. Fungsi utama adalah untuk tidur
Bale Daja ini dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah tiang sebagai stuktur utama :
1. Meten Sekutus ( Tiang pokok 8 = kutus)
2. Meten Sekutus Bandung (tiang pokok 8 + 4 tiang serambi / amben)
3. Bale Gede / Meten Bandung ( tiang pokok 12 )
nusantaraknowledge.blogspot.com
dan fungsi tambahannnya adalah menyimpan benda berharga.. Variasi bentuk bangunan
4. Meten Gunung Rata ( lantai di kamar lebih tinggi dari di serambi, tiang pokok 12
+4-12 tiang serambi)
Arsitektur
Nusantara
nusantaraknowledge.blogspot.com
Jineng pada rumah tradisional Bali yang merupakan stana Dewi Sri yang digunakan
sebagi tempat menyimpan hasil pertanian berupa padi, yang diletakkan bersebelahan
dengan dapur yang pada umumnya berada pada bagian depan areal umah.
9. Angkul-angkul
Angkul-angkul merupakan pintu masuk paling sederhana yang digunakan pada
rumah tradidional Bali.
nusantaraknowledge.blogspot.com
Arsitektur
Nusantara
Aspek Desa
nusantaraknowledge.blogspot.com
Arsitektur
Nusantara
Masyarakat Bali dalam kesehariannya meyakini bahwa ada tiga faktor yang berpengaruh
serta harus diupayakan untuk dijaga kesetimbangannya karena memegang peranan bagi
tercapainya kehidupan yang baik, kebahagiaan dan
kesehatan, yakni: mikrokosmos (bhuwana alit), makrokosmos (bhuwana agung) dan
Tuhan.
Mengacu pada konsep tersebut, wilayah peruntukan selalu terletak di antara pura
(sebagai hulu) dan setra (sebagai hilir). Masyarakat Bali juga telah membuat aturan
yang jelas bagi wilayah peruntukan dan wilayah yang tidak boleh
ditempati (sebagai misal untuk pura, wantilan dan pasar). Karenanya, wilayah
peruntukan (desa) dapat diibaratkan sebagai gabungan dari beberapa organisme dimana
setiap individu adalah tubuh, sedangkan setiap institusi adalah
organ. Jantung dari sebuah desa tersebut terletak pada areal tengah, dimana
merupakan pusat magis dari segala kegiatan. Berdasarkan pada konsep di atas,
masyarakat Bali juga yakin bahwa jiwa seseorang dapat menjadi sakit dan
mudah terserang penyakit, jika ketiga faktor di atas tidak berada dalam kondisi
setimbang. Masyarakat Bali juga meyakini, bahwa baik faktor natural maupun supra
natural (kesalahan dalam upacara, disalahkan oleh leluhur) dapat
mengakibatkan kondisi sakit tersebut.
Arsitektur
Nusantara
BAB III
nusantaraknowledge.blogspot.com
media variasi bentuk corak bali dengan Lombok memang tidak jauh berbeda baik dari segi
Bagian rumah terdiri atas atap yang umumnya berbentuk gunungan, menukik ke
bawah jarak 1,5-2 meter dari permukaan tanah (fondasi). Bangunan yang ada meliputi bale
(rumah), berugak (bale-bale bertiang empat disebut sekepat atau bertiang enam atau
sekenem), lumbung dan kandang (bare) ternak. Bangunan-bangunan itu mengikuti kontur
tanah, khusus bangunan rumah seluas 7 x 6 meter (dihitung dari luar) dan 6 x 5 meter
(dihitung dari dalam) per unit.
Atap dan bubungan (bungus)-nya adalah alang-alang yang umumnya menghadap
Gunung Rinjani dan berdinding anyaman bambu (kampu). Ruangannya (rong) dibagi
menjadi inan bale (ruang induk meliputi bale luar (ruang tidur) dan bale dalem berupa
Arsitektur
Nusantara
tempat menyimpan harta benda, ruang ibu melahirkan sekaligus ruang disemayamkannya
jenazah bila ada penghuninya sebelum dimakamkan. Konstruksi rumah tradisional Sasak
agaknya terkait pula dengan perspektif Islam. Anak tangga sebanyak tiga buah tadi adalah
simbol daur hidup manusia: lahir, berkembang, dan mati, simbol keluarga batih (ayah, ibu,
dan anak), atau berugak bertiang empat simbol syariat Islam: Quran, Hadis, Ijma, Qiyas).
Selain tempat berlindung, rumah juga memiliki nilai estetika, filosofi, dan kehidupan
nusantaraknowledge.blogspot.com
sederhana para penduduk di masa lampau yang mengandalkan sumber daya alam sebagai
tambang nafkah harian, sekaligus sebagai bahan pembangunan rumah. Lantai rumah itu
adalah campuran dari tanah, getah pohon kayu banten dan bajur (istilah lokal), dicampur
batu bara yang ada dalam batu bateri, abu jerami yang dibakar, kemudian diolesi dengan
kotoran sapi di bagian permukaan lantai.
Ruangan bale dalem dilengkapi amben dan dapur, sempare (tempat menyimpan
makanan, peralatan rumah tangga lainnya) terbuat dari bambu ukuran 2 x 2 meter persegi
atau bisa empat persegi panjang. Kemudian ada sesangkok (ruang tamu) dan pintu masuk
dengan sistem sorong (geser). Di antara bale luar dan bale dalem ada pintu dan tangga (tiga
anak tangga) tanpa jendela. Lantai rumah umumnya tanah yang dicampur dengan kotoran
kuda, getah, dan abu jerami.
Sejak proses perencanaan rumah didirikan, peran perempuan atau istri diutamakan.
Umpamanya, jarak usuk bambu rangka atap selebar kepala istri, tinggi penyimpanan alat
dapur (sempare) harus bisa dicapai lengan istri, bahkan lebar pintu rumah seukuran tubuh
istri. Membangun dan merehabilitasi rumah dilakukan secara gotong-royong meski makanminum, berikut bahan bangunan, disediakan tuan rumah.
Rumah mempunyai fungsi penting dalam kehidupan masyarakat Sasak, oleh karena
itu perlu perhitungan yang cermat tentang waktu, hari, tanggal dan bulan yang baik untuk
Arsitektur
Nusantara
memulai pembangunannya. Untuk mencari waktu yang tepat, mereka berpedoman pada
papan warige yang berasal dari Primbon Tapel Adam dan Tajul Muluq. Oleh karena tidak
semua orang mempunyai kemampuan untuk menentukan hari baik, biasanya orang yang
hendak membangun rumah bertanya kepada pemimpin adat. Bentuk rumah tradisional
Lombok berkembang saat pemerintahan Kerajaan Karang Asem (abad 17), di mana
arsitektur Lombok dikawinkan dengan arsitektur Bali. Misalnya, ruang tamunya terbuka
nusantaraknowledge.blogspot.com
hari baik berdasarkan nama orang yang akan membangun rumah. Sedangkan bulan yang
paling dihindari (pantangan) untuk membangun rumah adalah pada bulan Muharram dan
bulan Ramadlan. Pada kedua bulan ini, menurut kepercayaan masyarakat setempat, rumah
yang dibangun cenderung mengundang malapetaka, seperti penyakit, kebakaran, sulit rizqi,
dan sebagainya.
Selain persoalan waktu baik untuk memulai pembangunan, orang Sasak juga selektif
dalam menentukan lokasi tempat pendirian rumah. Mereka meyakini bahwa lokasi yang
tidak tepat dapat berakibat kurang baik kepada yang menempatinya. Misalnya, mereka
tidak akan membangun tumah di atas bekas perapian, bekas tempat pembuangan sampah,
bekas sumur, dan pada posisi jalan tusuk sate atau susur gubug. Selain itu, orang Sasak tidak
akan membangun rumah berlawanan arah dan ukurannya berbeda dengan rumah yang
lebih dahulu ada. Menurut mereka, melanggar konsep tersebut merupakan perbuatan
melawan tabu.
Anak yang yunior dan senior dalam usia ditentukan lokasi rumahnya. Rumah
orangtua berada di tingkat paling tinggi, disusul anak sulung dan anak bungsu berada di
tingkat paling bawah. Ini sebuah ajaran budi pekerti bahwa kakak dalam bersikap dan
berperilaku hendaknya menjadi panutan sang adik.
Arsitektur
Nusantara
Rumah yang menghadap timur secara simbolis bermakna bahwa yang tua lebih dulu
menerima/menikmati kehangatan matahari pagi ketimbang yang muda yang secara fisik
lebih kuat. Juga bisa berarti, begitu keluar rumah untuk bekerja dan mencari nafkah,
manusia berharap mendapat rida Allah di antaranya melalui shalat, dan hal itu sudah
diingatkan bahwa pintu rumahnya menghadap timur atau berlawanan dengan arah
matahari terbenam (barat/kiblat). Tamu pun harus merunduk bila memasuki pintu rumah
sebuah etika atau wujud penghormatan kepada tuan rumah dari sang tamu.
nusantaraknowledge.blogspot.com
yang relatif pendek. Mungkin posisi membungkuk itu secara tidak langsung mengisyaratkan
Kemudian lumbung, kecuali mengajarkan warganya untuk hidup hemat dan tidak
boros sebab stok logistik yang disimpan di dalamnya, hanya bisa diambil pada waktu
tertentu, misalnya sekali sebulan. Bahan logistik (padi dan palawija) itu tidak boleh dikuras