Anda di halaman 1dari 1

Epidemiologi Peritonitis

Menurut survey WHO Jumlah penderita PERITONITIS di dunai berkisar 5,9


jt/tahun.
Insiden di negara barat telah menurun jelas pada dekade terakhir,
sedangkan di Afrika jarang dilaporkan adanya penyakit ini. Di Indonesia belum diteliti
apakah ada kesan ada kenaikan insiden. Di Amerika, insiden pada orang kulit hitam
sebanding atau sedikit lebih tinggi dibanding orang kulit putih. Terdapat predisposisi
familier, tetapi hubungannya lebih jelas. Lebih banyak ditemukan pada orang yang
golongan darah O, dan juga lebih sering ditemukan pada golongan sosial ekonomi
tinggi.
Pada 39 kasus peritonitis neonatal ditemukan sekitar 51,3% mempunyai
peritonitis mekonium. Asites pada 45% kasus dan muntah-muntah pada 40% kasus,
30% mempunyai massa pada abdominal. Angka mortalitas pada peritonitis
mekonium sekitar 80%.
Insidensi infeksi peritoneal dan abses secara keseluruhan sulit untuk
ditetapkan dan bervariasi dengan proses penyakit abdomen yang mendasari. SBP
terjadi pada anak maupun orang dewasa dan merupakan komplikasi yang telah
dikenal luas dan tak menyenangkan dari sirosis. Dari pasien dengan sirosis yang
mengalami SBP, 70% adalah Child-Pugh class C. Pada pasien ini, berkembangnya
SBP berkaitan dengan prognosis jangka panjang yang buruk.
Setelah diperkirakan hanya terjadi pada orang-orang dengan sirosis alkoholik,
SBP sekarang diketahui dapat mempengaruhi pasien dengan sirosis dari sebab
apapun. Pada pasien dengan asites, prevalensi dapat setinggi 18%. Jumlah ini telah
berkembang dari 8% selama 2 dekade terakhir, kemungkinan besar sekunder akibat
peningkatan kesadaran terhadap SBP dan kesadaran yang meningkat untuk
melakukan paracentesis diagnostik.

Anda mungkin juga menyukai