Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fadly Setiawirawan

NIM : 2010730133

Kelompok :2

4. Apakah hukum sholat ketika mengalami keputihan ?

Menurut beberapa sumber :

1. Al-Ustadz ‘Abdul Barr hafizhahullaahu tentang permasalahan keputihan: Keputihan itu


membatalkan wudhu’. Cara menyucikannya dengan membersihkan badan dan pakaian yang
terkena keputihan tersebut, kemudian berwudhu’. Jika ia tetap keluar, maka diberi keringanan
akan hal tersebut.

2. di kitab shahih Bukhari disebutkan bahwa Sahabat bernama Ummu ‘Athiyyah radhiallahu
‘anha berkata:
‫ُكنَّا اَل نَ ُع ُّد ْال ُك ْد َرةَ َوالصُّ ْف َرةَ َش ْيئًا‬
“Kami tidak menganggap al-kudrah (cairan keruh) dan as-sufrah (cairan kekuningan) sama
dengan haidh”

Berdasarkan kedua hadis tersebut dapat disimpulkan :


1. Hukum orang yang mengalami keputihan tidak sama dengan hukum orang yang mengalami
menstruasi. Orang yang sedang keputihan tetap mempunyai kewajiban melaksanakan shalat
dan puasa, serta tidak wajib mandi.
2. Cairan keputihan tersebut hukumnya najis, sama dengan hukumnya air kencing. Oleh
karenanya, apabila ingin melaksanakan shalat, sebelum mengambil wudhu, harus istinjak
(cebok), dan membersihkan badan atau pakaian yang terkena cairan keputihan terlebih
dahulu.

3. Menurut Ustad Ahmad Sarwat dalam blognya (http://www.ustsarwat.com) menjelaskan :

Para ulama mengatakan bahwa keputihan itu pada hakikatnya adalah darah penyakit. Di
dalam bab darah wanita, keputihan termasuk ke dalam kelompok darah istihadhah. Darah
istihadhah adalah satu jenis darah dari tiga jenis darah wanita. Darah yang lain adalah darah
haidh dan darah nifas.

Berbeda dengan haidh dan nifas, darah istihadhah tidak mewajibkan mandi janabah, tetapi
hanya mewajibkan wudhu''. Namun di sisi lain, darah istihadhah itu sendiri adalah benda
najis, sehingga selain wajib berwudhu'' juga wajib untuk dibersihkan sebagaimana layaknya
air kencing.

Kalau darah keputihan itu ke luar dan membasahi pakaian, berarti pakaian itu menjadi najis.
Tidak sah hukumnya bila dipakai untuk shalat. Perlu diganti dengan pakaian lain yang suci.
Untuk menghindari gonta ganti pakaian, biasanya para wanita menggunakan pembalut
wanita. Sehingga begitu akan shalat, cukup diganti atau dibuka pembalutnya saja.

Kesimpulannya :

Keputihan itu juga merupakan najis. Jadi seorang wanita yang mendapati dirinya mengalami
keputihan wajib istinjak (cebok), dan membersihkan badan atau pakaian yang terkena cairan
keputihan terlebih dahulu.

Daftar Pustaka

Sumber : ummuammar88.wordpress.com
Sumber : kisahsangwanita.blogspot.com
http://www.ustsarwat.com

Anda mungkin juga menyukai