Anda di halaman 1dari 8

Kelenjar Adrenal

Nunuk Mulandari
Pengantar
 Di dalam tubuh terdapat dua kelenjar adrenal, masing-
masing mempunyai berat ± 4 gram.
 Kelanjar ini terletak di kutub superior ginjal.
 Secara anatomis kelanjar adrenal dibedakan atas:
1. Adrenal korteks yang tersusun atas:
a. Zona glomerolusa
b. Zona fasikulata
c. Zona retikularis
2. Adrenal medulla yang menghasilkan:
a. Epinefrin
b. Nor-epinefrin
Adrenal Medulla
 Adrenal medulla adalah kelenjar adrenal bagian dalam
yang menempati 20% dari kelenjar adrenal.
 Hormon-hormon yang dihasilkan adalah:
1. Epinefrin (80%)
2. Nor-epinefrin (20%)
 Nor-epinefrin yang ada dalam sirkulasi darah
menyebabkan konstriksi seluruh pembuluh darah tubuh.
Hal ini menyebabkan peningkatan aktivitas jantung,
penghambatan saluran gastrointestinal, dan pelebaran
pupil mata.
 Epinefrin menimbulkan efek yang kurang lebih sama
dengan nor-epinefrin. Perbedaan yang bisa dicatat adalah:
1. Epinefrin mempunyai efek metabolik 5 – 10 kali lebih besar
daripada nor-epinefrin. Akibatnya, perangsangan terhadap
jantung juga menjadi lebih besar.
2. Efek epinefrin dalam mengkontriksikan pembuluh darah
dalam otot lebih lemah dibanding nor-epinefrin.
Adrenal Korteks
1. Zona Glomerolusa
 Zona ini secara eksklusif memproduksi mineralokortikoid,
terutama aldosteron.
 Efek aldosteron adalah meningkatkan jumlah natrium dan
menurunkan jumlah kalium dalam cairan ekstraseluler, selama
proses pembentukan urine.
 Efek berlebihnya kadar aldosteron:
a. Menyebabkan hipokalemia, yaitu keadaan menurunnya konsentrasi
kalium dalam plasma darah sampai di bawah nilai normal.
b. Penderita mengalami kelemahan otot yang berat.
 Efek rendahnya kadar aldosteron:
a. Konsentrasi ion kalium dalam cairan ekstraseluler meningkat sampai
jauh di atas nilai normal.
b. Peningkatan 60 – 100% dari nilai normal menyebabkan keracunan
jantung. Peningkatan di atas itu, menyebabkan gagal jantung.
2. Zona Fasikulata
 Zona ini mensintesis glukokortikoid, terutama kortisol.
 Peran kortisol:
a. Mengontrol metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
b. Membantu menolak efek destruktif dari stres mental dan fisik.
 Kortisol yang berlebih menyebabkan timbulnya sindrom
Cushin yang ditandai oleh:
a. Meningkatkan kadar glukosa darah (hiperglikemia), menurunnya
protein, dan meningkatnya timbunan lemak.
b. Glukosa tercampur dalam urine (glukosuria), mirip dengan DM
sehingga disebut ‘Diabetes Adrenal’.
c. Sebagian glukosa diendapkan sebagai lemak tubuh di atas bahu dan
wajah, sehingga disebut ‘punuk kerbau’ (buffalo hump) dan ‘muka
bulan’ (moon face).
3. Zona Retikularis
 Zona ini menghasilkan hormon seks adrenal (androgen dan
estrogen) yang identik dengan yang dihasilkan gonad. Namun
androgen dan estrogen adrenal ini tidak cukup kuat untuk
menimbulkan efek maskulinitas dan feminitas.
 Beberapa kelainan terkait dengan meningkatnya androgen
adrenal.
a. Maskulinitas pada wanita dewasa, tanda-tanda:
1) Hirsutisme yaitu mengalami pola pertumbuhan rambut tubuh pria.
2) Suara berat
3) Otot lengan dan tungkai berkembang
4) Payudara mengecil
5) Menstruasi mungkin terhenti
b. Pseudohermafroditisme pada bayi perempuan yang ditandai dengan
pertumbuhan genetalia eksternal pria.

c. Pubertas prekoks pada anak laki-laki pra-pubertas.


 Sekresi androgen adrenal tidak disertai dengan pembentukan sperma
atau aktivitas gonad karena testis masih berada dalam status pra-pubertas
non-fungsional.
 Gejala pubertas prekoks, antara lain:
1) Suara menjadi berat
2) Tumbuh jenggot
3) Penis membesar

Anda mungkin juga menyukai