Anda di halaman 1dari 46

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) 1. MATA KULIAH 2. KODE MATA KULIAH 3. WAKTU PERTEMUAN 4. PERTEMUAN KE5.

INDIKATOR PENCAPAIAN 6. MATERI POKOK Akuntansi Sektor Publik EIA 215 3 x 50 menit 1 1.1 Dapat menjelaskan karakteristik organisasi sektor publik serta perbedaan antara akuntansi sektor publik dengan akuntansi bisnis 1.1 Review definisi akuntansi 1.2. Karakteristik Organisasi Sektor Publik 1.3. Akuntabilitas dan pengendalian manajemen sektor publik 7. PENGALAMAN BELAJAR Mengkaji perbedaan organisasi dan akuntansi sektor publik STRATEGI PEMBELAJARAN KEGIATAN MEDIA DAN ALAT KEGIATAN MAHASISWA PEMBELAJARAN (2) (3) (4) Memberikan ulasan umum Melihat, SAP, Silabus, Kontrak Kuliah, isi kuliah, materi pokok dan mendengarkan Tugas terstruktur, Texbook, kaitannya dengan isi kuliah penjelasan, serta Jurnal, Diktat, Slide Presentasi yang lain mencatat Memberikan ulasan tentang Melihat, Idem konsep organisasi dan mendengarkan akuntansi sektor publik penjelasan, mencatat bertanya dan berdiskusi Merangkum isi pokok Menyimak, Idem bahasan, memberikan mengajukan evaluasi dan memberikan pertanyaan dan materi tugas latihan pendapat, menjawab terstruktur/mandiri pertanyaan evaluasi Ujian tertulis, lisan, penilaian/evaluasi terhadap proses pembelajaran, dan penilaianterhadap unjuk sikap 1. Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta. 2. Joseph W.Wilkinson. Sistem Akuntasni dan Informasi. Edisi Ketiga. Binarupa Aksara Dosen: Drs. I Ketut Suryanawa, M.Si.,Ak

TAHAPAN (1) Pembukaan

Penyajian

Penutup

Post Test Referensi

Tanda Tangan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) 1. MATA KULIAH 2. KODE MATA KULIAH 3. WAKTU PERTEMUAN 4. PERTEMUAN KE5. INDIKATOR PENCAPAIAN 6. MATERI POKOK Akuntansi Sektor Publik EIA 215 3 x 50 menit 2 2.1.Dapat menjelaskan peran akuntansi manajemen sektor publik 2.1. Akuntansi sebagai alat perencanaan 2.2. Akuntansi sebagai alat pengendalian 2.3. Peran akuntasi manajemen sektor publik Mengkaji peran akuntansi sebagai alat perencanaan Mengkaji peran akuntansi sebagai alat pengendalian Mengkaji peran akuntansi manajemen sektor publik STRATEGI PEMBELAJARAN KEGIATAN MEDIA DAN ALAT KEGIATAN MAHASISWA PEMBELAJARAN (2) (3) (4) Memberikan ulasan umum Melihat, SAP, Silabus, Kontrak Kuliah, isi kuliah, materi pokok dan mendengarkan Tugas terstruktur, Texbook, kaitannya dengan isi kuliah penjelasan, serta Jurnal, Diktat, Slide Presentasi yang lain mencatat Idem Memberikan ulasan tentang Melihat, mendengarkan konsep Akuntansi sebagai alat perencanaan, sebagai penjelasan, mencatat bertanya dan alat pengendalian, Peran akuntasi manajemen sektor berdiskusi publik Merangkum isi pokok Menyimak, Idem bahasan, memberikan mengajukan evaluasi dan memberikan pertanyaan dan materi tugas latihan pendapat, menjawab terstruktur/mandiri pertanyaan evaluasi Ujian tertulis, lisan, penilaian/evaluasi terhadap proses pembelajaran, dan penilaianterhadap unjuk sikap 1. Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta. 2. Joseph W.Wilkinson. Sistem Akuntasni dan Informasi. Edisi Ketiga. Binarupa Aksara Dosen: Drs. I Ketut Suryanawa, M.Si.,Ak

7. PENGALAMAN BELAJAR

TAHAPAN (1) Pembukaan

Penyajian

Penutup

Post Test Referensi

Tanda Tangan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) 1. MATA KULIAH 2. KODE MATA KULIAH 3. WAKTU PERTEMUAN 4. PERTEMUAN KE5. INDIKATOR PENCAPAIAN 6. MATERI POKOK Akuntansi Sektor Publik EIA 215 3 x 50 menit 3 2.2 Dapat menjelaskan sistem pengendalian manajemen sektor publik 3.1. Tipe pengendalian 3.2. Struktur Pengendalian 3.3. Proses Pengendalian Mengkaji tipe, struktur dan proses pengendalian manajemen sektor publik

7. PENGALAMAN BELAJAR TAHAPAN (1) Pembukaan

Penyajian

Penutup

Post Test Referensi

STRATEGI PEMBELAJARAN KEGIATAN MEDIA DAN ALAT KEGIATAN MAHASISWA PEMBELAJARAN (2) (3) (4) Memberikan ulasan umum Melihat, SAP, Silabus, Kontrak Kuliah, isi kuliah, materi pokok dan mendengarkan Tugas terstruktur, Texbook, kaitannya dengan isi kuliah penjelasan, serta Jurnal, Diktat, Slide Presentasi yang lain mencatat Memberikan ulasan tentang Melihat, Idem konsep tipe, struktur dan mendengarkan proses pengendalian penjelasan, mencatat manajemen sektor publik bertanya dan berdiskusi Merangkum isi pokok Menyimak, Idem bahasan, memberikan mengajukan evaluasi dan memberikan pertanyaan dan materi tugas latihan pendapat, menjawab terstruktur/mandiri pertanyaan evaluasi Ujian tertulis, lisan, penilaian/evaluasi terhadap proses pembelajaran, dan penilaianterhadap unjuk sikap 1. Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta. 2. Joseph W.Wilkinson. Sistem Akuntasni dan Informasi. Edisi Ketiga. Binarupa Aksara Dosen: Drs. I Ketut Suryanawa, M.Si.,Ak

Tanda Tangan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) 1. MATA KULIAH 2. KODE MATA KULIAH 3. WAKTU PERTEMUAN 4. PERTEMUAN KE5. INDIKATOR PENCAPAIAN 6. MATERI POKOK Akuntansi Sektor Publik EIA 215 3 x 50 menit 4 2.3.Mampu menjelaskan dan memahami penganggaran pada sektor publik 4.1. Pengertian dan fungsi penganggaran 4.2. Jenis Penganggaran 4.3. APBN/APBD 7. PENGALAMAN BELAJAR Mengkaji fungsi dan jenis penganggaran Dapat Menyusun APBN/APBD STRATEGI PEMBELAJARAN KEGIATAN KEGIATAN MAHASISWA (2) (3) Memberikan ulasan umum Melihat, isi kuliah, materi pokok dan mendengarkan kaitannya dengan isi kuliah penjelasan, serta yang lain mencatat Memberikan ulasan tentang Melihat, mendengarkan konsep fungsi dan jenis penjelasan, mencatat penganggaran, penyusunan bertanya dan APBN/APBD berdiskusi

TAHAPAN (1) Pembukaan

MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN (4) SAP, Silabus, Kontrak Kuliah, Tugas terstruktur, Texbook, Jurnal, Diktat, Slide Presentasi Idem

Penyajian

Penutup

Post Test Referensi

Merangkum isi pokok Menyimak, Idem bahasan, memberikan mengajukan evaluasi dan memberikan pertanyaan dan materi tugas latihan pendapat, menjawab terstruktur/mandiri pertanyaan evaluasi Ujian tertulis, lisan, penilaian/evaluasi terhadap proses pembelajaran, dan penilaianterhadap unjuk sikap 1. Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta. 2. Joseph W.Wilkinson. Sistem Akuntasni dan Informasi. Edisi Ketiga. Binarupa Aksara Dosen: Drs. I Ketut Suryanawa, M.Si.,Ak

Tanda Tangan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) 1. MATA KULIAH 2. KODE MATA KULIAH 3. WAKTU PERTEMUAN 4. PERTEMUAN KE5. INDIKATOR PENCAPAIAN 6. MATERI POKOK 7. PENGALAMAN BELAJAR TAHAPAN (1) Pembukaan Akuntansi Sektor Publik EIA 215 3 x 50 menit 5 2.4. Dapat menjelasklan investasi pada sektor publik 5.1. Penentuan kebutuhan investasi 5.2. Teknik penilaian investasi Mengkaji kebutuhan dan teknik penilaian investasi pada sektor publik STRATEGI PEMBELAJARAN KEGIATAN MEDIA DAN ALAT KEGIATAN MAHASISWA PEMBELAJARAN (2) (3) (4) Memberikan ulasan umum Melihat, SAP, Silabus, Kontrak Kuliah, isi kuliah, materi pokok dan mendengarkan Tugas terstruktur, Texbook, kaitannya dengan isi kuliah penjelasan, serta Jurnal, Diktat, Slide Presentasi yang lain mencatat Memberikan ulasan tentang Melihat, Idem konsep kebutuhan dan mendengarkan teknik penilaian investasi penjelasan, mencatat pada sektor publik bertanya dan berdiskusi Merangkum isi pokok Menyimak, Idem bahasan, memberikan mengajukan evaluasi dan memberikan pertanyaan dan materi tugas latihan pendapat, menjawab terstruktur/mandiri pertanyaan evaluasi Ujian tertulis, lisan, penilaian/evaluasi terhadap proses pembelajaran, dan penilaianterhadap unjuk sikap 1. Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta. 2. Joseph W.Wilkinson. Sistem Akuntasni dan Informasi. Edisi Ketiga. Binarupa Aksara Dosen: Drs. I Ketut Suryanawa, M.Si.,Ak

Penyajian

Penutup

Post Test Referensi

Tanda Tangan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) 1. MATA KULIAH 2. KODE MATA KULIAH 3. WAKTU PERTEMUAN 4. PERTEMUAN KE5. INDIKATOR PENCAPAIAN 6. MATERI POKOK Akuntansi Sektor Publik EIA 215 3 x 50 menit 6 2.5. Dapat menjelaskan pengukuran kinerja dapa sektor publik 6.1. Pengukuran kinerja sektor publik 6.2. Langkah- langkah pengkuran kinerja dengan value for money 6.3. Pengukuran kinerja dengan balance scorecard 7. PENGALAMAN BELAJAR Mengkaji pengukuran kinerja dengan value for money dan balance scorecard STRATEGI PEMBELAJARAN KEGIATAN KEGIATAN MAHASISWA (2) (3) Memberikan ulasan umum Melihat, isi kuliah, materi pokok dan mendengarkan kaitannya dengan isi kuliah penjelasan, serta yang lain mencatat Memberikan ulasan tentang Melihat, pengukuran kinerja dengan mendengarkan penjelasan, mencatat value for money dan bertanya dan balance scorecard berdiskusi

TAHAPAN (1) Pembukaan

MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN (4) SAP, Silabus, Kontrak Kuliah, Tugas terstruktur, Texbook, Jurnal, Diktat, Slide Presentasi Idem

Penyajian

Penutup

Post Test Referensi

Merangkum isi pokok Menyimak, Idem bahasan, memberikan mengajukan evaluasi dan memberikan pertanyaan dan materi tugas latihan pendapat, menjawab terstruktur/mandiri pertanyaan evaluasi Ujian tertulis, lisan, penilaian/evaluasi terhadap proses pembelajaran, dan penilaianterhadap unjuk sikap 1. Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta. 2. Joseph W.Wilkinson. Sistem Akuntasni dan Informasi. Edisi Ketiga. Binarupa Aksara Dosen: Drs. I Ketut Suryanawa, M.Si.,Ak

Tanda Tangan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) 1. MATA KULIAH 2. KODE MATA KULIAH 3. WAKTU PERTEMUAN 4. PERTEMUAN KE5. INDIKATOR PENCAPAIAN 6. MATERI POKOK 7. PENGALAMAN BELAJAR TAHAPAN (1) Pembukaan Akuntansi Sektor Publik EIA 215 3 x 50 menit 7 2.6. Dapat memahami akuntansi keuangan dan menyusun laporan keuangan sektor publik berdasarkan SAP 7.1. Teori Akuntansi sektor publik 7.2. Laporan keuangan Mengkaji teori akuntansi dan laporan keuangan sektor publik STRATEGI PEMBELAJARAN KEGIATAN MEDIA DAN ALAT KEGIATAN MAHASISWA PEMBELAJARAN (2) (3) (4) Memberikan ulasan umum Melihat, SAP, Silabus, Kontrak Kuliah, isi kuliah, materi pokok dan mendengarkan Tugas terstruktur, Texbook, kaitannya dengan isi kuliah penjelasan, serta Jurnal, Diktat, Slide Presentasi yang lain mencatat Memberikan ulasan tentang Melihat, Idem konsep teori akuntansi dan mendengarkan laporan keuangan sektor penjelasan, mencatat publik bertanya dan berdiskusi Merangkum isi pokok Menyimak, Idem bahasan, memberikan mengajukan evaluasi dan memberikan pertanyaan dan materi tugas latihan pendapat, menjawab terstruktur/mandiri pertanyaan evaluasi Ujian tertulis, lisan, penilaian/evaluasi terhadap proses pembelajaran, dan penilaianterhadap unjuk sikap 1. Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta. 2. Joseph W.Wilkinson. Sistem Akuntasni dan Informasi. Edisi Ketiga. Binarupa Aksara Dosen: Drs. I Ketut Suryanawa, M.Si.,Ak

Penyajian

Penutup

Post Test Referensi

Tanda Tangan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) 1. MATA KULIAH 2. KODE MATA KULIAH 3. WAKTU PERTEMUAN 4. PERTEMUAN KE5. INDIKATOR PENCAPAIAN Akuntansi Sektor Publik EIA 215 3 x 50 menit 8 2.6. Dapat memahami akuntansi keuangan dan menyusun laporan keuangan sektor publik berdasarkan SAP 2.7. Dapat memahami dan menyusun laporan keuangan pemerintah daerah 2.8. Dapat memahami dan menyusun laporan keuangan organisasi nirlaba 2.9. Dapat menjelaskan audit pada sektor publik 8.1 Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Mengkaji SAP STRATEGI PEMBELAJARAN KEGIATAN MEDIA DAN ALAT KEGIATAN MAHASISWA PEMBELAJARAN (2) (3) (4) Memberikan ulasan umum Melihat, SAP, Silabus, Kontrak Kuliah, isi kuliah, materi pokok dan mendengarkan Tugas terstruktur, Texbook, kaitannya dengan isi kuliah penjelasan, serta Jurnal, Diktat, Slide Presentasi yang lain mencatat Memberikan ulasan tentang Melihat, Idem SAP mendengarkan penjelasan, mencatat bertanya dan berdiskusi Merangkum isi pokok Menyimak, Idem bahasan, memberikan mengajukan evaluasi dan memberikan pertanyaan dan materi tugas latihan pendapat, menjawab terstruktur/mandiri pertanyaan evaluasi Ujian tertulis, lisan, penilaian/evaluasi terhadap proses pembelajaran, dan penilaianterhadap unjuk sikap 1. Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta. 2. Joseph W.Wilkinson. Sistem Akuntasni dan Informasi. Edisi Ketiga. Binarupa Aksara Dosen: NI Made Adi Erawati, SE.,M.Si

6. MATERI POKOK 7. PENGALAMAN BELAJAR TAHAPAN (1) Pembukaan

Penyajian

Penutup

Post Test Referensi

Tanda Tangan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) 1. MATA KULIAH 2. KODE MATA KULIAH 3. WAKTU PERTEMUAN 4. PERTEMUAN KE5. INDIKATOR PENCAPAIAN 6. MATERI POKOK 7. PENGALAMAN BELAJAR TAHAPAN (1) Pembukaan Akuntansi Sektor Publik EIA 215 3 x 50 menit 9 2.6. Dapat memahami akuntansi keuangan dan menyusun laporan keuangan sektor publik berdasarkan SAP 9.1 Laporan keuangan berdasrkan SAP Menyusun laporan keuangan berdasarkan SAP STRATEGI PEMBELAJARAN KEGIATAN MEDIA DAN ALAT KEGIATAN MAHASISWA PEMBELAJARAN (2) (3) (4) Memberikan ulasan umum Melihat, SAP, Silabus, Kontrak Kuliah, isi kuliah, materi pokok dan mendengarkan Tugas terstruktur, Texbook, kaitannya dengan isi kuliah penjelasan, serta Jurnal, Diktat, Slide Presentasi yang lain mencatat Memberikan ulasan tentang Melihat, Idem konsep laporan keuangan mendengarkan berdasarkan SAP penjelasan, mencatat bertanya dan berdiskusi Merangkum isi pokok Menyimak, Idem bahasan, memberikan mengajukan evaluasi dan memberikan pertanyaan dan materi tugas latihan pendapat, menjawab terstruktur/mandiri pertanyaan evaluasi Ujian tertulis, lisan, penilaian/evaluasi terhadap proses pembelajaran, dan penilaianterhadap unjuk sikap 1. Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta. 2. Joseph W.Wilkinson. Sistem Akuntasni dan Informasi. Edisi Ketiga. Binarupa Aksara Dosen: NI Made Adi Erawati, SE.,M.Si

Penyajian

Penutup

Post Test Referensi

Tanda Tangan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) 1. MATA KULIAH 2. KODE MATA KULIAH 3. WAKTU PERTEMUAN 4. PERTEMUAN KE5. INDIKATOR PENCAPAIAN 6. MATERI POKOK 7. PENGALAMAN BELAJAR TAHAPAN (1) Pembukaan Akuntansi Sektor Publik EIA 215 3 x 50 menit 10 2.7. Dapat memahami dan menyusun laporan keuangan pemerintah daerah 10.1 Akuntansi keuangan daerah Mengkaji akuntansi dan laporan keuangan pemerintah daerah STRATEGI PEMBELAJARAN KEGIATAN MEDIA DAN ALAT KEGIATAN MAHASISWA PEMBELAJARAN (2) (3) (4) Memberikan ulasan umum Melihat, SAP, Silabus, Kontrak Kuliah, isi kuliah, materi pokok dan mendengarkan Tugas terstruktur, Texbook, kaitannya dengan isi kuliah penjelasan, serta Jurnal, Diktat, Slide Presentasi yang lain mencatat Memberikan ulasan tentang Melihat, Idem konsep akuntansi dan mendengarkan laporan keuangan penjelasan, mencatat pemerintah daerah bertanya dan berdiskusi Merangkum isi pokok Menyimak, Idem bahasan, memberikan mengajukan evaluasi dan memberikan pertanyaan dan materi tugas latihan pendapat, menjawab terstruktur/mandiri pertanyaan evaluasi Ujian tertulis, lisan, penilaian/evaluasi terhadap proses pembelajaran, dan penilaianterhadap unjuk sikap 1. Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta. 2. Joseph W.Wilkinson. Sistem Akuntasni dan Informasi. Edisi Ketiga. Binarupa Aksara Dosen: NI Made Adi Erawati, SE.,M.Si

Penyajian

Penutup

Post Test Referensi

Tanda Tangan

10

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) 1. MATA KULIAH 2. KODE MATA KULIAH 3. WAKTU PERTEMUAN 4. PERTEMUAN KE5. INDIKATOR PENCAPAIAN 6. MATERI POKOK 7. PENGALAMAN BELAJAR TAHAPAN (1) Pembukaan Akuntansi Sektor Publik EIA 215 3 x 50 menit 11 2.7. Dapat memahami dan menyusun laporan keuangan pemerintah daerah 11.1. Akuntansi rekening-rekening dalam Laporan Keuangan Daerah Mengkaji akuntansi dan laporan keuangan pemerintah daerah

Penyajian

Penutup

Post Test Referensi

STRATEGI PEMBELAJARAN KEGIATAN MEDIA DAN ALAT KEGIATAN MAHASISWA PEMBELAJARAN (2) (3) (4) Memberikan ulasan umum Melihat, SAP, Silabus, Kontrak Kuliah, isi kuliah, materi pokok dan mendengarkan Tugas terstruktur, Texbook, kaitannya dengan isi kuliah penjelasan, serta Jurnal, Diktat, Slide Presentasi yang lain mencatat Memberikan ulasan tentang Melihat, Idem konsep akuntansi dan mendengarkan laporan keuangan penjelasan, mencatat pemerintah daerah bertanya dan berdiskusi Merangkum isi pokok Menyimak, Idem bahasan, memberikan mengajukan evaluasi dan memberikan pertanyaan dan materi tugas latihan pendapat, menjawab terstruktur/mandiri pertanyaan evaluasi Ujian tertulis, lisan, penilaian/evaluasi terhadap proses pembelajaran, dan penilaianterhadap unjuk sikap 1. Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta. 2. Joseph W.Wilkinson. Sistem Akuntasni dan Informasi. Edisi Ketiga. Binarupa Aksara Dosen: NI Made Adi Erawati, SE.,M.Si

Tanda Tangan

11

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) 1. MATA KULIAH 2. KODE MATA KULIAH 3. WAKTU PERTEMUAN 4. PERTEMUAN KE5. INDIKATOR PENCAPAIAN 6. MATERI POKOK 7. PENGALAMAN BELAJAR TAHAPAN (1) Pembukaan Akuntansi Sektor Publik EIA 215 3 x 50 menit 12 2.7. Dapat memahami dan menyusun laporan keuangan pemerintah daerah 12.1 Latihan soal Mengkaji akuntansi dan laporan keuangan pemerintah daerah

Penyajian

Penutup

Post Test Referensi

STRATEGI PEMBELAJARAN KEGIATAN MEDIA DAN ALAT KEGIATAN MAHASISWA PEMBELAJARAN (2) (3) (4) Memberikan ulasan umum Melihat, SAP, Silabus, Kontrak Kuliah, isi kuliah, materi pokok dan mendengarkan Tugas terstruktur, Texbook, kaitannya dengan isi kuliah penjelasan, serta Jurnal, Diktat, Slide Presentasi yang lain mencatat Memberikan ulasan tentang Melihat, Idem menyusun laporan mendengarkan keuangan pemerintah penjelasan, mencatat daerah bertanya dan berdiskusi Merangkum isi pokok Menyimak, Idem bahasan, memberikan mengajukan evaluasi dan memberikan pertanyaan dan materi tugas latihan pendapat, menjawab terstruktur/mandiri pertanyaan evaluasi Ujian tertulis, lisan, penilaian/evaluasi terhadap proses pembelajaran, dan penilaianterhadap unjuk sikap 1. Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta. 2. Joseph W.Wilkinson. Sistem Akuntasni dan Informasi. Edisi Ketiga. Binarupa Aksara Dosen: NI Made Adi Erawati, SE.,M.Si

Tanda Tangan

12

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) 1. MATA KULIAH 2. KODE MATA KULIAH 3. WAKTU PERTEMUAN 4. PERTEMUAN KE5. INDIKATOR PENCAPAIAN 6. MATERI POKOK 7. PENGALAMAN BELAJAR TAHAPAN (1) Pembukaan Akuntansi Sektor Publik EIA 215 3 x 50 menit 3 2.8. Dapat memahami dan menyusun laporan keuangan organisasi nirlaba 13.1. Akuntansi yayasan Mengkaji laporan keuangan organisasi nirlaba STRATEGI PEMBELAJARAN KEGIATAN MEDIA DAN ALAT KEGIATAN MAHASISWA PEMBELAJARAN (2) (3) (4) Memberikan ulasan umum Melihat, SAP, Silabus, Kontrak Kuliah, isi kuliah, materi pokok dan mendengarkan Tugas terstruktur, Texbook, kaitannya dengan isi kuliah penjelasan, serta Jurnal, Diktat, Slide Presentasi yang lain mencatat Memberikan ulasan tentang Melihat, Idem konsep laporan keuangan mendengarkan organisasi nirlaba penjelasan, mencatat bertanya dan berdiskusi Merangkum isi pokok Menyimak, Idem bahasan, memberikan mengajukan evaluasi dan memberikan pertanyaan dan materi tugas latihan pendapat, menjawab terstruktur/mandiri pertanyaan evaluasi Ujian tertulis, lisan, penilaian/evaluasi terhadap proses pembelajaran, dan penilaianterhadap unjuk sikap 1. Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta. 2. Joseph W.Wilkinson. Sistem Akuntasni dan Informasi. Edisi Ketiga. Binarupa Aksara Dosen: NI Made Adi Erawati, SE.,M.Si

Penyajian

Penutup

Post Test Referensi

Tanda Tangan

13

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) 1. MATA KULIAH 2. KODE MATA KULIAH 3. WAKTU PERTEMUAN 4. PERTEMUAN KE5. INDIKATOR PENCAPAIAN 6. MATERI POKOK 7. PENGALAMAN BELAJAR TAHAPAN (1) Pembukaan Akuntansi Sektor Publik EIA 215 3 x 50 menit 14 2.9. Dapat menjelaskan audit pada sektor publik 14.1 Audit Keuangan 14.2 Audit Kinerja Manajemen Mengkaji audit keuangan dan audit kinerja manajemen STRATEGI PEMBELAJARAN KEGIATAN MEDIA DAN ALAT KEGIATAN MAHASISWA PEMBELAJARAN (2) (3) (4) Memberikan ulasan umum Melihat, SAP, Silabus, Kontrak Kuliah, isi kuliah, materi pokok dan mendengarkan Tugas terstruktur, Texbook, kaitannya dengan isi kuliah penjelasan, serta Jurnal, Diktat, Slide Presentasi yang lain mencatat Memberikan ulasan tentang Melihat, Idem konsep audit keuangan dan mendengarkan audit kinerja manajemen penjelasan, mencatat bertanya dan berdiskusi Merangkum isi pokok Menyimak, Idem bahasan, memberikan mengajukan evaluasi dan memberikan pertanyaan dan materi tugas latihan pendapat, menjawab terstruktur/mandiri pertanyaan evaluasi Ujian tertulis, lisan, penilaian/evaluasi terhadap proses pembelajaran, dan penilaianterhadap unjuk sikap 1. Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta. 2. Joseph W.Wilkinson. Sistem Akuntasni dan Informasi. Edisi Ketiga. Binarupa Aksara Dosen: NI Made Adi Erawati, SE.,M.Si

Penyajian

Penutup

Post Test Referensi

Tanda Tangan

14

Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah sistem yang bertujuan membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial & nonfinansial. Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian, karena organisasi dapat menetapkanreward & punishment. Maksud pengukuran kinerja sektor publik: 1. Membantu memperbaiki kinerja pemerintah 2. Digunakan untuk pengalokasian sumber daya & pembuatan keputusan 3. Mewujudkan pertanggungjawaban publik & memperbaiki komunikasi kelembagaan Kinerja sektor publik bersifat multidimensional, artinya tidak ada indikator tunggal untuk menunjukkan kinerja, dan banyak bersifat intangible output. Tujuan sistem pengukuran kinerja: 1. Mengkomunikasikan strategi secara lebih baik. 2. Menyeimbangkan ukuran kinerja finansial & non-finansial. 3. Mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah, serta memotivasi pencapaian goal congruence. 4. Alat mencapai kepuasan individu maupun kolektif yang rasional. Manfaat pengukuran kinerja: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan. Memonitor & mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja. Dasar memberikan reward & punishment secara objektif yang diukur dengan ukuran kinerja yg disepakati. Alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja organisasi. Membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif

15

INFORMASI YG DIGUNAKAN UNTUK PENGUKURAN KINERJA INFORMASI FINANSIAL Penilaian kinerja finansial dilakukan dengan menganalisis varians antara kinerja aktual dengan yang dianggarkan. Analisis Varians: 1. Varians Pendapatan 2. Varians Pengeluaran/Belanja 3. Varians Pembiayaan Setelah analisis varians dilanjutkan dengan mengidentifikasi sumber penyebab terjadinya varians tersebut (apa, siapa / bagian mana, kenapa, dan bagaimana). Keterbatasan analisis varians diantaranya adalah kesulitan menetapkan batasan besarnya varians. INFORMASI NON-FINANSIAL Informasi non-finansial dapat menambah keyakinan terhadap kualitas proses pengendalian manajemen. Teknik pengukuran kinerja yang komprehensif dan banyak dipakai atau dkembangkan di berbagai organisasi adalah Balanced Scorecard. Pengukuran dengan Balanced Scorecard melibatkan aspek: 1. Perspektif Finansial 2. Perspektif Kepuasan Pelanggan 3. Perspektif Efisiensi Proses Internal 4. Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan Jenis informasi non-finansial dapat dinyatakan dalam bentuk variabel kunci (key variable) atau key success factor/key result factor/pulse point. Variabel kunci adalah variabel yang mengindikasikan faktor-faktor yang menjadi penyebab kesuksesan organisasi. Karakteristik variabel kunci: 1. Menjelaskan faktor pemicu keberhasilan & keagalan organisasi 2. Sangat volatile dan dapat berubah dengan cepat 3. Perubahannya tidak dapat diprediksi

16

4. Jika terjadi perubahan perlu diambil tindakan segera 5. Dapat diukur, baik secara langsung maupun melalui ukuran antara (surrogate) PERANAN INDIKATOR KINERJA DLM PENGUKURAN KINERJA Faktor keberhasilan utama adalah suatu area yang mengindikasikan kesuksesan kinerja unit kerja organisasi. Indikator kinerja kunci mrp sekumpulan indikator yang dapat dianggap sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifat finansial maupun non-finansial

17

Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non-finansial. Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and punishment system. Maksud dilakukannya pengukuran kinerja sektor publik : Membantu memperbaiki kinerja pemerintah. Pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan. Mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan. Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja : Mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down dan bottom up); Mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang Mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang rasional. Manfaat Pengukuran Kinerja Sebagai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan Sebagai media monitor, evaluasi, dan koreksi atas pencapaian kinerja Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward & punishment) secara obyektif Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan Mengidentifikasi tingkat kepuasan pelanggan Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif. Karakteristik Key Variable Menjelaskan faktor pemicu keberhasilan dan kegagalan organisasi; Sangat volatile dan dapat berubah dengan cepat; Perubahannya tidak dapat diprediksi; Jika terjadi perubahan perlu diambil tindakan segera; Variabel tersebut dapat diukur, baik secara langsung maupun melalui ukuran antara (surrogate)

18

Membuat Sistem Pengukuran Kinerja Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9 : Memperkirakan Kesiapan Organisasi : Merumuskan Tujuan : Menyiapkan Pertanyaan Kebijakan : Mengembangkan Rencana Kerja : Memulai Orientasi dan Pelatihan : Memilih Bidang Pelayanan Yang Akan Diukur : Merumuskan Misi, Tujuan dan Sasaran : Mengenali Pengukuran : Membuat Sistem Pengumpulan Data, Analisa dan Pelaporan

Langkah 10 : Pemantuan dan Evaluasi

VALUE FOR MONEY Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu: ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Ekonomi : pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter. Efisiensi : pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang rendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan output/input yang dikaitkan dengan standard kinerja atau target yang telah ditetapkan. Efektivitas : tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output.

Manfaat Implementasi Konsep Value for Money Meningkatan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat sasaran Meningkatkan mutu pelayanan publik Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya penghematan dalam penggunan input Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik

19

Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public costs awareness) sebagai akar pelaksanaan akuntanbilitas publik

LANGKAH PENGUKURAN adalah sebagai berikut : 1. Pengukuran Ekonomi 2. Pengukuran Efisiensi 3. Pengukuran Efektivitas 4. Pengukuran Outcome Estimasi indikator kinerja, meliputi : 1. Kinerja tahun lalu 2. Expert judgment 3. Trend 4. Regresi

20

Elemen-Elemen Pengukuran Kinerja Value for Money (akan di jelaskan pada Tatap Muka di Kelas)

DAFTAR PUSTAKA

Bastian Indra. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, BPFE UGM, Yogyakarta, 2001. Ihyaul Ulum. Akuntansi Sektor Publik, UMM PRESS, Yogyakarta, 2004. Mardiasmo. Akuntansi Sektor Publik. ANDI Yogyakarta, Yogyakarta, 2002.

Definisi Kinerja Dan Pengukuran Kinerja Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Sektor Publik
A. Definisi Kinerja Dan Pengukuran Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat oebcaoaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan. B. Elemen Pokok Pengukuran Kinerja Elemen pokok suatu pengukuran kinerja antara lain: 1. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi. Tujuan adalah pernyataan secara umum tentang apa yang ingin dicapai organisasi. Sasaran merupakan tujuan organisasi yang sudah dinyatakan secara eksplisit dengan disertai batasan waktu yang jelas. Strategi adalah cara atau teknik yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran. 2. Merumuskan indicator dan ukuran kinerja. Indicator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung yaitu hal-hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja. Ukuran kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara langsung. 3. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi. Jika kita sudah mempunyai indicator dan ukuran kinerja yang jelas, maka pengukuran kinerja bias diimplementasikan. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan, sasaran dan strategi adalah membandingkan hasil actual dengan indicator dan ukuran kinerja yang telah ditetapkan. 21

4. Evaluasi kinerja. Evaluasi kinerja akan mmberikan gambaran kepada penerima informasi mengenai nilai kinerja yang berhasil dicapai organisasi. Informasi capaian kinerja dapat dijadikan: a. feedback Hasil pengukuran terhadap capaian kinerjaa dijadikan dasar bagi manajemen atau pengelola organisasi untuk perbaikan kinerja pada periode berikutnya. Bias dijadikan landasan pemberian reward and punishment terhadap manajer dana anggota organisasi. b. penilaian kemajuan organisasi Pengukuran kinerja yang dilakukan setiap periode waktu tertentu sangat bermanfaat untuk menilai kemajuan yang elah dicapai organisasi. c. meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas Pengukuran kinerja menghasilkan informasi yang sangat bermanfaat untuk pengambilan keputusan manajemen maupun stakeholders. C. Fokus Pengukuran Kinerja Sektor Publik Pengukuran kinerja merupakan suatu aktivitas penilaian pencapaian target-target tertentu yang diderivasi dari tujuan strategis organisasi. Jadi pengukuran kinerja harus berbasis pada strategi organisasi. Pemilihan indicator dan ukuran kinerja dan penetapan target untuk setiap ukuran ini merupakan upaya konkret dalam memformulasikan tujuan strategis organisasi sehingga lebih terwujud dan terukur. Pengukuran kinerja juga harus didasarkan pada karakteristik operasional organisasi. Hal ini terutama diperlukan untuk mendefinisikan indicator dan ukuran kinerja yang digunakan. D. Aspek-aspek Pengukuran Kinerja Sektor Publik Pengukuran kinerja organisasi sektor publik meliputi aspek-aspek, antara lain: 1. Kelompok masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. 2. Kelompok proses adalah ukuran kegiatan, baik dari segi kecepatan, ketepatan, maupun tingkat akurasi pelaksanaan kegiatan tersebut. 3. kelompok keluaran adalah sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berwujud maupun tidak berwujud. 4. Kelompok hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah yang mempunyai efek langsung. 5. Kelompok manfaat adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. 6. Kelompok dampak adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negative. E. Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sektor publik tidak bias lepas dari kepentingan umum sehingga pengukuran kinerja mutlak diperlukan untuk mengetahui seberapa berhasil misi sektor publik tersebut dapat dicapai penyedia jasa dan barang-barang publik. Manfaat pengukuran kinerja baik untuk internal maupun eksternal organisasi: 1. Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakan untuk pencapaian kinerja. 2. Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati. 22

3. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja. 4. Memberikan penghargaan dan hukuman yang obyektif atas prestasi pelaksana yang telah diukur sesuai dengan system pengukuran kinerja yang telah disepakati. 5. Menjadi alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja organisasi. 6. Mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi. 7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah. 8. Memastikan bahwaa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif. 9. Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan. 10. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi. F. Perbedaan Pengukuran Kinerja Sektor Publik dan Sektor Bisnis Pengukuran kinerja pada organisasi bisnis lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan organisasi sektor publik. Pada organisasi bisnis, kinerja penyelenggaranya dapat dilakukan dengan cara misalnya melihat tingkat laba yang berhasil diperolehnya. Pada organisasi sektor publik, pengukuran keberhasilannya lebih kompleks, karena hal-hal yang dapat diukur lebih beraneka ragam dan kadang-kadang bersifat abstrak sehingga pengukuran tidak bisa dilakukan hanya dengan menggunakan satu variable saja. G. Pengukuran Kinerja dan Peningkatan Kinerja Pengukuran kinerja bukanlah tujuan akhir melainkan merupakan alat agar dihasilkan manajemen yang lebih efisien dan terjadi peningkatan kinerja. Pengukuran kinerja menyediakan dasar bagi organisasi untuk menilai: 1. Bagaimana kemajuan atas sasaran yang telah ditetapkan. 2. Membantu dalam mengenali area-area kekuatan dan kelemahan. 3. Menentukan tindakan yang tepat untuk meningkatkan kinerja. 4. Menunjukkan bagaimana kegiatan mendukung tujuan organisasi. 5. Membantu dalam membuat keputusan-keputusan dengan langkah inisiatif. 6. Mengutamakan alokasi sumberdaya. 7. Meningkatkan produk-produk dan jasa-jasa kepada pelanggan. H. Pengukuran Kinerja sebagai Subsistem Pengendalian Manajemen Tipe pengendalian manajemen dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu: pengendalian preventif Berkaitan dengan perumusan strategi dan perencanaan strategic yang dijabarkan dalam bentuk program-program. pengendalian operasional Berhubungan dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui anggaran. pengendalian kinerja Terkait dengan evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan. 1. Struktur Pengendalian Manajemen System pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban. Pusat 23

pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. 2. Hubungan antara Pusat Pertanggungjawaban dengan Pengendalian Anggaran Organisasi sektor publik seperti pemerintah daerah dapat dianggap sebagai pusat pertanggungjawaban. Manajer pusat sebagai budget holder memiliki tanggungjawa untuk melaksanakan anggaran. Pengendalian anggaran meliputi pengukuran terhadap output dan belanja yang riil dilakukan dibandingkan dengan anggaran. Adanya penyimpangan antara realisasi terhadap anggaran tersebut kemudian dianalisis untuk diketahui penyebabnya dan siapa yang harus bertanggungjawab untuk selanjutnya segera dilakukan tindakan korektif. Anggaran sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi harus dipersiapkan dengan sebaikbaiknya agar tidak terjadi penyimpangan. 3. Proses Pengendalian Manajemen Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi formal mencakup aktivitas formal organisasi yang meliputi: a. perumusan strategi, merupakan proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, target, dan kebijakan serta strategi organisasi. b. Perencanaan strategic, adalah proses penentuan program-program, aktivitas atau proyek yang akan dilakukan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber daya yang akan dibutuhkan. Manfaat perencanaan strategic: 1) memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif 2) untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategic yang telah ditetapkan 3) memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang efektif dan efisien 4) sebagai rerangka pelaksanaan tindakan jangka pendek 5) saran bagi manajemen untuk memahami strategi organisasi secara lebih jelas 6) sebagai alat untuk memperkecil rentang alternative strategi. I. Sistem Pengukuran Kinerja System pengukuran kinerja merupakan suatu system yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur financial dan nonfinansial. Dalam suatu system manajemen strategi, pengukuran kinerja berfungsi sebagai alat penilai apakah strategi yang sudah ditetapkan telah berhasil dicapai. Dari hasil pengukuran kinerja dilakukan feedback sehingga tercipta system pengukuran kinerja yang mampu memperbaiki kinerja organisasi secara berkelanjutan. 1. Perencanaan Strategis Perencanaan strategis adalah proses sistematik yang ditujukan untuk menghasilkan tindakan dan keputusan-keputusan mendasar sebagai pedoman dan panduan organisasi dalam menjawab pertanyaan apa yang harus dilakukan dan mengapa melakukan aktivitas tertentu. Proses perencanaan strategis ini membutuhkan informasi yang kompleks, luas, dan komprehensif dengan lebih menekankan pada implikasi-implikasi di masa datang. 2. Penyusunan Program 24

Penyusunan program adalah proses pembuatan keputusan mengenai program-program yang akan dilaksanakan organisasi dan taksiran jumlah sumber-sumber yang akan dialokasikan untuk setiap program tersebut.

tor Publik

1. Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial. Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud. Pertama, pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja pemerintah. Ukuran kinerja dimaksudkan untuk membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik dalam pemberian pelayanan publik. Kedua, ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan. Ketiga, ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan. Tujuan sistem pengukuran Kinerja adalah : a. Mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down dan bottom up)
25

b.

Untuk mengukur kinerja finansial dan non finansial secara berimbang sehingga dapat ditelusur perkembangan pencapaian strategi;

c.

Mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence; dan

d. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang rasional. Manfaat Pengukuran Kinerja : a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen; b. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan; c. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja d. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman secara obyektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati; e. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja organisasi; f. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan telah terpenuhi;

g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah; h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.

2. Langkah-langkah pengukuran kinerja dengan value for money Pengukuran ekonomi Pengukuran efektivitas hanya memperhatikan keluaran yang didapat, sedangkan pengukuran ekonomi hanya mempertimbangkan masukan yang dipergunakan. Ekonomi merupakan ukuran yang relatif. Pengukuran Efisiensi Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi. Dalam pengukuran kinerja value for money, efisiensi dapat dibagi menjadi dua: (a) efisiensi alokasi, dan efisiensi teknis atau manajerial. Efisiensi alokasi terkait dengan kemampuan mendayagunakan sumber daya input pada tingkat kapasitas optimal. Efisiensi teknis terkait dengan kemampuan mendayagunakan sumber daya input pada tingkat output tertentu. Pengukuran efektivitas
26

Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif. Hal terpenting yang perlu dicatat adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Biaya boleh jadi melebihi apa yang telah dianggarkan, boleh jadi dua kali lebih besar atau bahkan tiga kali lebih besar daripada yang dianggarkan. Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran outcome Outcome adalah dampak suatu program atau kegiatan terhadap masyarakat. Outcome lebih tinggi nilainya daripada output, karena outputnya hanya mengukur hasil tanpa mengukur dampaknya terhadap masyarakat, sedangkan outcome mengukur kualitas output dan dampak yang dihasilkan. Pengukuran outcome memiliki dua peran, yaitu peran retrospektif dan prospektif. Peran retrospektif terkait dengan penilaian kinerja masa lalu, sedangkan peran prospektif terkait dengan perencanaan kinerja di masa yang akan datang. Sebagai peran prospektif, pengukuran outcome digunakan untuk mengarahkan keputusan alokasi sumber daya publik. Analisis retrospektif memberikan bukti terhadap praktik yang baik. Estimasi indikator kinerja Estimasi dapat dilakukan dengan menggunakan (1) kinerja tahun lalu, (2) expert judgement, (3) trend, dan (4) regresi. 1. Kinerja tahun lalu Kinerja unit tahun lalu dapat digunakan sebagai dasar untuk mengestimasi indikator kinerja. Hal tersebut merupakan benchmark bagi unit tersebut untuk melihat seberapa besar kinerja yang telah dilakukan. Alasan lainnya adalah karena terdapatnya time lag antara aktivitas yang telah dilakukan dengan dampak yang timbul dari aktivitas tersebut. 2. Expert Judgement Expert judgement biasanya digunakan untuk melakukan estimasi kinerja. Selain penggunaannya yang sederhana, dari segi biaya juga tidak terlalu mahal. Namun demikian, kelemahannya adalah bahwa teknik ini sangat bergantung pada pandangan subjektif para pengambil keputusan. Di samping itu, dampak adanya pencapaian tujuan kinerja tidak secara otomatis dapat dikatakan bahwa unit tersebut mengalami peningkatan kinerja. Kadang keberhasilan suatu unit kerja akan mempengaruhi kinerja unit yang lain. 3. Trend

27

Trend digunakan dalam mengestimasi indikator kinerja karena adanya pengaruh waktu dalam pencapaian kinerja unit kerja. Y = a + bt Y = indikator kinerja a = indikator kinerja autonomus 4. Regresi Dengan menggunakan rumus regresi sederhana dapat dilakukan estimasi kinerja unit kerja. Hal ini dilakukan untuk menentukan seberapa besar pengaruh variabel-variabel independen mampu mempengaruhi variabel dependen (kinerja unit) Pertimbangan dalam membuat indikator kinerja Langkah pertama dalam membuat indikator kinerja ekonomi, efisiensi, dan efektivitas adalah memahami operasi dengan menganalisis kegiatan dan program yang akan dilaksanakan. Secara garis besar terdapat dua jenis tindakan kebijakan yaitu input dan proses yang mempunyai tujuan untuk mengatur alokasi sumber daya input untuk dikonversi menjadi output melalu satu atau beberapa proses konversi atau operasi. Hasil kebijakan ada tiga jenis, yaitu keluaran, akibat dan dampak dan distribusi manfaat. Keluaran yang diproduksi diharapkan akam memberikan sejumlah akibat dan dampak positif terhadap tujuan program.

3. Informasi yang digunakan untuk pengukuran kinerja Informasi finansial Penilaian laporan kinerja finansial diukur berdasarkan pada anggaran yang telah dibuat. Penilaian tersebut dilakukan dengan menganalisis varians (selisih atau perbedaan) antara kinerja aktual dengan yang dianggarkan. Analisis varians secara garis besar berfokus pada : a. Varians pendapatan

b. Varians pengeluaran Varians belanja rutin Varian belanja investasi/modal Setelah dilakukan analisis varians, maka dilakukan identifikasi sumber penyebab terjadinya varians dengan menelusur varians tersebut hingga level manajemen paling bawah. Penggunaan analisis varians saja belum cukup untuk mengukur kinerja, karena dalam analisis varians masih mengandung keterbatasan. Keterbatasan analisis varians di antaranya terkait dengan kesulitan menetapkan signifikansi besarnya varians.

28

Informasi nonfinansial Informasi nonfinansial dapat dijadikan sebagai tolok ukur lainnya. Informasi nonfinansial dapat menambah keyakinan terhadap kualitas proses pengendalian manajemen. Teknik pengukuran kinerja yang komperhensif yang banyak dikembangkan oleh berbagai organisasi dewasa ini adalah balanced scorecard. Dengan balance scorecard kinerja organisasi tidak hanya berdasarkan aspek finansialnya saja, akan tetapi juga aspek nonfinansial. Pengukuran dengan metode balance scorecard melibatkan empat aspek, yaitu :

1. Perspektif finansial (financial perspective); 2. Perspektif kepuasan pelanggan (customer perspective); 3. Perspektif efisiensi proses internal (internal process efficiency) 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective) Jenis informasi nonfinansial dapat dinyatakan dalam bentuk variabel kunci atau sering digunakan sebagai key success factor, key result factor, atau pulse point. Suatu variabel kunci memiliki beberapa karakteristik, antara lain : a. Menjelaskan faktor pemicu keberhasilan dan kegagalan organisasi;

b. Sangat volatile dan dapat berubah dengan cepat; c. Perubahannya tidak dapat diprediksi;

d. Jika terjadi perubahan perlu diambil tindakan segera; dan e. Variabel tersebut dapat diukur, baik secara langsung maupun melalui ukuran antara.

Value For Money Sebagai Salah Satu Metode Pengukuran Kinerja

BAB I Pendahuluan
Pengukuran kinerja adalah faktor penting di dalam suatu organisasi, termasuk juga untuk organisasi sektor publik. Sejauh ini, pengukuran kinerja yang digunakan oleh organisasi sektor publik, adalah pengukuran kinerja yang tradisional. Metoda ini memusatkan pada aspek keuangan saja. Penelitian ini menganalisa efektivitas capaian pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kota 29

Surakarta, yang merupakan salah satu dari organisasi sektor publik di Surakarta, dengan Value for Money dan Balanced Scorecard (BSC). Dengan menggunakan metode ini, capaian tidaklah hanya diukur dari aspek keuangan saja, tetapi juga dari aspek non keuangan, yaitu kepuasan pelanggan, operasi bisnis internal, dan aspek tumbuh dan berkembang. Penelitian ini adalah jenis penelitian survei jenis deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah survei untuk tiga aspek, yaitu kepuasan pelanggan, operasi bisnis internal, serta tumbuh dan berkembang. Sedangkan dalam aspek keuangan dan value for money menggunakan metode komparatif kuantitatif. Analisa Data adalah dengan proporsi penggunaan dan rata-rata. Hasil analisis dari value for money diperoleh hasil perhitungan rata-rata 92,25% untuk ekonomis, 93,65% untuk efisiensi, dan 99,1% untuk efektivitas, di mana nilai tersebut kurang dari 100% yang artinya kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta telah memenuhi aspek ekonomis, efisiensi, dan efektivitas. Sedangkan untuk analisis BSC diperoleh hasil nilai rata-rata 2,97 untuk perspektif kepuasan pelanggan, 3,04 untuk perspektif operasi intenal bisnis, dan 2,84 untuk perspektif tumbuh dan berkembang dimana nilai tersebut di atas nilai rata-rata harapan. Sebagai kesimpulan, dapat diketahui bahwa Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kota Surakarta berdasar analisis value for money adalah sudah ekonomis, efisien, dan efektif. Dan juga mempunyai capaian efektif pada aspek non keuangan: kepuasan pelanggan, operasi bisnis internal, serta tumbuh dan berkembang.

BAB II Isi
2.1 Definisi Value For Money Menurut University of Cambridge (2010), Pendanaan Pendidikan Tinggi Dewan Inggris (HEFCE) menggambarkan nilai uang dengan cara berikut: 'Nilai untuk uang' (VFM) adalah istilah yang digunakan untuk menilai apakah organisasi telah memperoleh manfaat maksimal dari barang dan jasa yang baik memperoleh dan memberikan, dalam sumber daya yang tersedia untuk itu. Beberapa elemen mungkin subyektif, sulit diukur, tidak berwujud dan disalahpahami. Penghakiman Oleh karena itu diperlukan ketika mempertimbangkan apakah VFM telah tercapai atau tidak memuaskan. Tidak hanya mengukur biaya barang dan jasa, tetapi juga memperhitungkan campuran kualitas, biaya, penggunaan sumber daya, kesesuaian untuk tujuan, ketepatan waktu, dan kenyamanan untuk menilai apakah atau tidak, bersama-sama, mereka merupakan nilai yang baik .. 30

Erlendsson (2002) menyatakan: Value for money (VFM) adalah istilah yang digunakan untuk menilai apakah organisasi telah memperoleh manfaat maksimal dari barang dan jasa yang baik memperoleh dan memberikan, dalam sumber daya yang tersedia untuk itu. Dia melanjutkan dengan menambahkan: Beberapa elemen mungkin subyektif, sulit diukur, tidak berwujud dan disalahpahami. Penghakiman Oleh karena itu diperlukan ketika mempertimbangkan apakah VFM telah tercapai atau tidak memuaskan. Tidak hanya mengukur biaya barang dan jasa, tetapi juga memperhitungkan: Campuran kualitas, biaya, penggunaan sumber daya, Kebugaran untuk tujuan, Ketepatan waktu, dan Kenyamanan untuk menilai apakah atau tidak, bersama-sama, mereka merupakan nilai yang baik. Nilai uang adalah salah satu definisi dari kualitas (Harvey & Green, 1993). Kualitas nilai uang melihat kualitas dalam hal pengembalian investasi. Jika hasil yang sama dapat dicapai dengan biaya yang lebih rendah, atau hasil yang lebih baik dapat dicapai dengan biaya yang sama, maka 'pelanggan' memiliki kualitas produk atau jasa. Kecenderungan semakin bagi pemerintah untuk meminta pertanggungjawaban dari pendidikan tinggi mencerminkan nilaipendekatan uang.Semakin siswa membutuhkan nilai-untuk-uang untuk biaya peningkatan kepada mereka pendidikan yang lebih tinggi.

2.2 Value For Money Sebagai Metode Penilaian Kinerja Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan nonfinansial. Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud. Membantu memperbaiki kinerja pemerintah. Pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan. Mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.

31

Kriteria pokok yang mendasari pelaksanaan manajemen publik dewasa ini adalah: ekonomi, efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas publik. Tujuan yang dikehendaki oleh masyarakat mencakup pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan value for money, yaitu:

ekonomis (hemat cermat) dalam pengadaan dan alokasi sumber daya, efisien (berdaya guna) dalam penggunaan sumber daya dalam arti penggunaannya diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan (maximizing benefits and minimizing costs), serta efektif (berhasil guna) dalam arti mencapai tujuan dan sasaran. 2.3 Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Value For Money Value for money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah dan sektor publik. Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari sisi output yang dihasilkan semata, akan tetapi secara terintegrasi harus mempertimbangkan input, output, dan outcome secara bersama-sama. Permasalahan yang sering muncul adalah sulitnya mengukur output karena output yang dihasilkan pemerintah tidak selalu berupa output yang berwujud (tangible output), tetapi kebanyakan juga bersifat output tidak berwujud (intangible output). Ukuran kinerja pada dasarnya berbeda dengan indikator kinerja. Perbedaan antara ukuran kinerja dengan indikator kinerja adalah: Ukuran kinerja, Umumnya mengacu pada penilaian kinerja secara langsung, misalnya: laporan keuangan pemerintah. Indikator kinerja, Mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung, yaitu hal-hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja. Mekanisme penentuan indikator kinerja membutuhkan: a. Sistem perencanaan dan pengendalian. Meliputi proses, prosedur, dan struktur yang memberi jaminan bahwa tujuan organisasi telah dijelaskan dan dikomunikasikan keseluruh bagian organisasi dengan menggunakan rantai komando. b. Spesifikasi teknis dan standarisasi. Spesifikasi ini digunakan sebagai ukuran kinerja kegiatan, program dan organisasi. c. .Kompetensi teknis dan profesionalisme. Personil yang memiliki kompetensi dan professional merupakan jaminan dukungan dalam pekerjaan. 32

d. Mekanisme ekonomi dan mekanisme pasar. Mekanisme ekonomi terkait dengan pemberian reward dan punishment yang bersifat finansial. e. Sedangkan mekanisme pasar terkait dengan penggunaan sumber daya. Mekanisme ini digunakan untuk memperbaiki kinerja personil dan organisasi.

2.3.1

Indikator Value For Money

Tuntutan masyarakat dalam value for money adalah: Ekonomis (hemat) dalam pengadaan dan alokasi sumber daya, Efisien, bahwa penggunaan / pengorbanannya diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan, serta Efektif (berhasil guna) dalam arti pencapaian tujuan dan sasaran. Indikator Value For Money, terdiri dari: a. Indikator alokasi biaya (ekonomis dan efisiensi), Ekonomis artinya pembelian barang dan jasa dengan tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik (spending less). Serta apa yang masuk ke dalam menyediakan layanan, seperti biaya per jam pekerja perawatan atau sewa per meter persegi akomodasi Efisiensi artinya output tertentu dapat dicapai dengan dengan sumber daya yang serendahrendahnya (spending well).

b. Indikator kualitas pelayanan (efektifitas), Efektivitas artinya kontribusi output terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan (spending wisely). Selain itu, efektivitas bisa berarti ukuran dari dampak yang telah dicapai, yang dapat berupa kuantitatif atau kualitatif.Contohnya termasuk berapa banyak orang dicegah membutuhkan perawatan perumahan melalui menggunakan jasa rumah perawatan (kuantitatif), dan umpan balik dari berbagai bagian masyarakat dengan pengaturan untuk partisipasi penyewa (kualitatif). Hasil harus adil di masyarakat, sehingga langkah-langkah efektivitas harus mencakup aspek modal, serta kualitas. Keberlanjutan juga merupakan aspek yang semakin penting efektivitas.

2.3.2

Manfaat Indikator Kinerja

Manfaat indicator kinerja terdiri dari : 33

a. Membantu memperjelas tujuan organisasi, b. Untuk mengevaluasi target akhir (final outcome) yang dihasilkan, c. Sebagai masukan untuk menentukan skema insentif manajerial, d. Memungkinkan bagi pemakai jasa layanan pemerintah untuk melakukan pilihan, e. Untuk menunjukkan standar kinerja, f. Untuk menunjukkan efektivitas, g. Untuk membantu menentukan aktivitas yang memiliki efektivitas biaya yang paling menguntungkan untuk mencapai target sasaran, h. Untuk menunjukkan wilayah, bagian, atau proses yang masih potensial untuk dilakukan penghematan biaya.

34

2.3.3

Langkah-langkah Pengukuran Value For Money

Dalam melakukan pengukuran Value for Money perlu adanya langkah langkah pengukuran Value for Money agar hasil dari pengukuran Value for Money mencapai hasil yang diinginkan oleh perusahaan publik. Untuk lebih jelas mengenai bagaimana langkah langkah pengukuran Value for Money berikut langkah langkahnya :

1. Pengukuran Ekonomi, Pengukuran ekonomi hanya mempertimbangkan masukan (input) yang gunakan. Pertanyaan yang diajukan adalah: Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang dianggarkan?, Apakah biaya organisasi lebih besar dari pada biaya organisasi lain yang sejenis yang dapat diperbandingkan?, Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara optimal?.

2. Pengukuran Efisiensi, Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi. Cara perbaikan terhadap efisiensi adalah: a. Meningkatkan output pada tingkat input yang sama, b. Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi peningkatan input. c. Menurunkan input pada tingkatan output yang sama. d. Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi penurunan output.

3. Pengukuran Efektifitas,

35

Efeketivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut.

4. Pengukuran Outcome,

Outcome adalah dampak suatu program atau kegiatan terhadap masyarakat atau mengukur kualitas output terhadap dampak yang dihasilkan. Pengukuran outcome memiliki 2 peran: a. Peran Retrospektif, terkait dengan penilaian kinerja masa lalu. b. Peran Prospektif, terkait dengan perencanaan kinerja di masa yang akan datang. Dalam peran ini, pengukuran outcome digunakan untuk mengarahkan keputusan alokasi sumber daya publik.

5. Estimasi Indikator Kinerja, Suatu unit organisasi perlu melakukan estimasi untuk menentukan target kinerja yang ingin dicapai pada periode mendatang. Penentuan target tersebut didasarkan pada perkembangan cakupan layanan atau indicator kinerja. Estimasi dapat dilakukan dengan menggunakan :

a. Kinerja tahun lalu, Kinerja tahun lalu dapat digunakan sebagai dasar untuk mengestimasi indikator kinerja, hal tersebut merupakan perbandingan bagi unit tersebut untuk melihat seberapa besar kinerja yang telah dilakukan. b. Expert Judgment, Digunakan karena kinerja tahun lalu akan sangat berpengaruh terhadap kinerja berikutnya. Teknik ini menggunakan pengetahuan dan pengalaman dalam mengestimasi indikator kinerja c. Trend 36

Trend digunakan dalam mengestimasi indicator kinerja karena adanya pengaruh waktu dalam pencapaian kinerja unit. d. Regresi, adalah suatu model persamaan untuk melihat pengaruh variabel terikat (independent variables) terhadap variabel bebas (dependen variables).

2.4 Tujuan Value For Money Manfaat Implementasi Konsep Value for Money 1. Meningkatan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat sasaran 2. Meningkatkan mutu pelayanan public 3. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya penghematan dalam penggunan input 4. Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan public 5. Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public costs awareness) sebagai akar pelaksanaan akuntanbilitas public Tujuan ekonomi: yang hemat dikehendaki cermat terkait dalam pelaksanaan dan value alokasi for sumber money: daya

pengadaan

efisiensi: Berdaya guna dalam penggunaan sumber daya efektivitas: berhasil guna dalam arti mencapai tujuan dan sasaran. equity: Keadilan dalam mendapatkan pelayanan publik. equality: Kesetaran dalam penggunaan sumber daya.

2.5

Audit For Money

2.5.1

Karakteristik Value For Money Audit

Performance audit pada dasarnya mirip perluasan audit keuangan. Pengertian audit dalam audit keuangan (Malan, 1984): suatu proses yang sistematis untuk memperoleh & mengevaluasi bukti secara obyektif tentang asersi atas tindakan & kejadian ekonomi, kesesuaiannya dengan standar 37

yang ditetapkan & kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak pengguna laporan tersebut. Fokus performance audit: pemeriksaan pada tindakan & kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit. Definisi audit kinerja (Malan, 1984) adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh & mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara independen atas ekonomi & efisiensi operasi, efektivitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan, & kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan & hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian kinerja yang dicapai dengan kriteria yg ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak pengguna laporan tersebut. Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi mampu melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan pada standar tinggi dengan biaya rendah. Salah satu hal yang membedakan VFM audit dengan conventional audit adalah dalam hal laporan audit. a. audit konvensional, hasil audit berupa opini auditor secara independen & obyektif tentang

kewajaran laporan keuangan sesuai dengan kriteria standar yang ditetapkan, tanpa pemberian rekomendasi perbaikan. b. VFM audit tidak sekedar menyampaikan kesimpulan berdasarkan tahapan audit yang

dilaksanakan, akan tetapi juga dilengkapi dengan rekomendasi untuk perbaikan di masa mendatang.

2.5.2

Audit 3E 1) Audit Ekonomi & Efisiensi

Ekonomi mempunyai arti biaya terendah Efisiensi mengacu pada rasio terbaik antara output dengan biaya (input), karena diukur dalam unit yang berbeda maka efisiensi dapat terwujud dengan a. b. sumber daya yang ada dapat dicapai output yang maksimal, atau output dapat dicapai dengan sumber daya yang sekecil-kecilnya.

Tujuan audit ekonomi & efisiensi adalah untuk menentukan a. apakah setiap entitas telah memperoleh, melindungi, & menggunakan sumber daya (seperti

karyawan, gedung, ruang, & peralatan kantor) secara ekonomis & efisien; b. penyebab terjadinya praktik yang tak ekonomis atau tak efisien, termasuk ketidakmampuan

organisasi dalam mengelola sistem informasi, prosedur administrasi, & struktur organisasi.

38

The General Accounting Office Standards (1994) menegaskan bahwa audit ekonomi & efisiensi dilakukan dengan mempertimbangkan apakah entitas yang diaudit telah: a. Mengikuti ketentuan pelaksanaan pengadaan yang sehat b. Melakukan pengadaan sdm, mutu & jumlah sesuai kebutuhan pada biaya terendah c. Melindungi & memelihara sumber daya yang ada secara memadai d. Menghindari duplikasi kegiatan yang tanpa atau kurang jelas tujuannya e. Menghindari pengangguran atau berlebihan sumber daya f. Menggunakan prosedur kerja yang efisien; g. Menggunakan sumber daya yang minimum dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa dengan kuantitas & kualitas yang tepat; h. Mematuhi persyaratan peraturan perundangan yang berkaitan dengan perolehan, pemeliharaan, & penggunaan sumber daya i. Melaporkan ukuran sah & dapat dipertanggungjawabkan tentang kehematan dan efisiensi.

Pada audit ekonomi & efisiensi, ukuran output idealnya dispesifikasikan oleh organisasi yang bersangkutan dan ukuran tersebut digunakan untuk mengukur kinerja manajer. Auditor harus mampu menilai apakah output telah dihasilkan dengan biaya yang lebih rendah atau apakah biaya yang terjadi dapat menghasilkan output yang lebih besar. Untuk mengetahui apakah organisasi menghasilkan output yang optimal dengan sumber daya yang dimilikinya, auditor dapat membandingkan output yang telah dicapai pada bersangkutan dengan : a. b. c. Standar yang telah ditetapkan sebelumnya, Kinerja tahun tahun sebelumnya, Unit lain pada organisasi yang sama atau pada organisasi yang berbeda. periode yang

Prosedur audit ekonomi dan efisienisi meliputi: a. Perencanaan audit, 39

b. c. d. e.

Mereview sistem akuntansi & pengendalian interen, Menguji sistem akuntansi & pengendalian interen, Melaksanakan audit, Menyampaikan laporan.

2) Audit Efektivitas Efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan. Menurut Audit Commission (1986), efektivitas berarti menyediakan jasa yang benar sehingga memungkinkan pihak yang berwenang untuk mengimplementasikan kebijakan dan tujuannya. Tujuan audit efektivitas (audit program) untuk menentukan: a. tingkat pencapaian hasil/manfaat yang diinginkan b. kesesuaian hasil dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya c. apakah entitas yang diaudit telah mempertimbangkan alternatif lain yang memberikan hasil yang sama dengan biaya yang terendah.

Tujuan pelaksanaan audit efektivitas/audit program secara rinci adalah a. Menilai tujuan program (baru/sedang berjalan) apakah sudah memadai dan tepat; b. Menentukan tingkat pencapaian hasil suatu program yang diinginkan; c. Menilai efektivitas program dan/atau unsur program secara terpisah; d. Mengidentifikasi faktor penghambat kinerja yang baik & memuaskan; e. Menentukan apakah manajemen telah mempertimbangkan alternatif pelaksanakan program yang memberi hasil lebih baik & biaya lebih rendah; f. Menentukan apakah program tersebut saling melengkapi, tumpang-tindih atau bertentangan dengan program lain yang terkait; g. Mengidentifikasi cara untuk dapat melaksanakan program tersebut dengan lebih baik; 40

h. Menilai ketaatan terhadap peraturan yang berlaku untuk program tersebut; i. Menilai apakah SPM sudah cukup memadai untuk mengukur, melaporkan, & memantau tingkat efektivitas program; j. Menentukan apakah manajemen telah melaporkan ukuran yang sah & dapat

dipertanggungjawabkan mengenai efektivitas program. Efektivitas berkenaan dengan dampak suatu output bagi pengguna jasa. Mengukur efektivitas kegiatan harus didasarkan pada kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Jika belum tersedia, auditor bekerja sama dengan top management & badan pembuat keputusan untuk menghasilkan kriteria tersebut dengan berpedoman pd tujuan pelaksanaan program. Meskipun efektivitas program tak dapat diukur secara langsung, beberapa alternatif untuk mengevaluasi pelaksanaan program: a. b. c. Proksi untuk mengukur dampak/ pengaruh, Evaluasi oleh konsumen, Evaluasi yang menitikberatkan pada proses bukan pada hasil.

Tingkat komplain & permintaan dari pengguna jasa dapat sebagai proksi pengukuran standar kinerja. Evaluasi pelaksanaan program mempertimbangkan hal: a. Apakah program tersebut relevan atau realistis b. Apakah ada pengaruh dari program tersebut, c. Apakah program telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan, & d. Apakah ada cara yang lebih baik dalam mencapai hasil.

Tiga kategori kegiatan VFM audit secara umum: a. By product VFM work

41

Pekerjaan VFM audit yang merupakan tujuan sekunder biasanya kurang terstruktur. Tipe pekerjaan: berupaya untuk mencari penghematan dengan jalan melakukan sedikit perubahan dalam praktik kerja & memiliki manfaat yang substansial. b. An arrangement review Pekerjaan VFM audit: untuk menjamin bahwa klien melakukan tugas administrasi yang diperlukan untuk mencapai VFM berdasarkan peraturan formal yang ada . Dalam Arrangement Review Auditor dapat: mengecek & menilai keberadaan peraturan formal semacam ini. memberikan gambaran bagi auditor untuk mereview kinerja

Pekerjaan VFM audit: untuk menjamin bahwa klien melakukan tugas administrasi yang diperlukan untuk mencapai VFM berdasarkan peraturan formal yang ada . Dalam Arrangement Review Auditor dapat: mengecek & menilai keberadaan peraturan formal semacam ini. memberikan gambaran bagi auditor untuk mereview kinerja

c. Performance rivew Pekerjaan yang dilakukan untuk menilai secara obyektif VFM yang dicapai oleh klien & membandingkannya dengan kriteria (pembanding) yang valid. Penilaian terhadap kinerja klien dapat dilakukan dengan membandingkan hasil yang dicapai dengan kinerja masa Ialu, target yang ditetapkan sebelumnya atau kinerja organisasi sejenis lainnya.

Prasyarat pelaksanaan proses audit kinerja pada organisasi sektor publik: a. Auditor (orang/lembaga yang melakukan audit), auditee (pihak yang diaudit), recipent (pihak yang menerima hasil audit) b. Hubungan akuntabilitas antara auditee (subordinate) & audit recipent (otoritas yang lebih tinggi) 42

c. Independensi antara auditor & auditee d. Pengujian & evaluasi terdiri atas aktivitas yang menjadi tanggung jawab auditee oleh auditor untuk audit recipent.

Auditor sebagai pihak pertama memegang peran utama dalam audit kinerja karena: a. dapat mengakses informasi keuangan & informasi manajemen dari organisasi yang diaudit, b. memiliki kemampuan profesional & bersifat independen. Auditee sebagai pihak kedua terdiri dari manajemen atau pekerja organisasi yang bertanggungjawab kepada recipent. Recipent merupakan pihak ke-3 yang menerima laporan yang terdiri dari beberapa kelompok antara lain: tingkatan yang lebih tinggi dalam organisasi yang sama, dewan komisaris, stockholder, masyarakat, & investor secara individual/kelompok. Untuk menjadi profesional auditor sektor publik diperlukan beberapa syarat: a. Seorang auditor harus telah diakui dapat melakukan pemeriksaan (audit); Mempunyai pemahaman tentangg akun yang ada, sesuai dengan peraturan yang berlaku serta mentaati perundangan. Auditor telah diakui kemampuannya dalam melakukan praktik audit. Auditor harus dapat memahami apakah klien telah memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara ekonomis, efisien, & efektif. b. c. Seorang auditor harus mematuhi kode etik yang berlaku. Seorang auditor harus dapat melakukan audit dengan bertanggungjawab, karena terdorong

oleh kesadaran bahwa audit yang akan dilaksanakannya pada organisasi sektor publik, terutama untuk memenuhi kepentingan masyarakat Dua prosedur utama praktik auditing terhadap kinerja orang secara komprehensif: a. management and technical review b. special studies.

2.6 Value For Money Sebagai Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia antara lain disebabkan oleh tata cara penyelenggaraan pemerintahan yang tidak dikelola dan diatur dengan baik. Akibatnya timbul berbagai masalah seperti 43

korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang sulit diberantas, masalah penegakan hukum yang sulit berjalan, monopoli dalam kegiatan ekonomi, serta kualitas pelayanan kepada masyarakat yang memburuk. Semakin pesatnya perkembangan dalam dunia usaha, menyebabkan persaingan semakin meningkat. Hal tersebut mengakibatkan menurunnya Akuntabilitas Publik pada perusahaan publik dan semakin rumitnya masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi publik dalam menjalankan fungsi pengendalian dan pengawasan kegiatan perusahaan. Untuk mencapai Akuntabilitas Publik yang baik dengan digunakannya pengukuran kinerja Value For Money. Maka menurut Mardiasmo (2004:121) dalam bukunya Akuntansi Sektor Publik menyatakan bahwa: Akuntabilitas Publik bukan sekedar kemampuan menunjukan bagaimana uang publik dibelanjakan, akan tetapi meliputi kemampuan menunjukan bahwa uang publik tersebut telah dibelanjaka secara ekonomis, efisien dan efektif (Value For Money). Sedangkan menurut Ihyaul Ulum (2004:270) dalam bukunya Akuntansi Sektor Publik menyatakan bahwa: Manfaat implementasi konsep Value For Money pada organisasi sektor publik antara lain: 1. Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat sasaran; 2. Meningkatkan mutu pelayanan publik; 3. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya penghematan dalam penggunaan input; 4. Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik; dan 5. Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public cost awareness) sabagai akar pelaksanaan Akuntabilitas Publik. Indra Bastian (2006:74) dalam bukunya Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar menyatakan, bahwa: Asumsi UU No. 17/2003 membawa Akuntabilitas hasil sebagai notasi yang pertanggungjawabkan. Indikator hasil seperti ekonomi, efisiensi dan efektivitas harus dapat direfleksikan dalam laporan pertanggungjawaban pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. 44

Suatu organisasi atau perusahaan pemerintah atau publik dalam pelaksanaan kegiatannya tidak terlepas dari bagaimana kinerja perusahaan tersebut mencapai hasil yang ditargetkan oleh perusahaan. Dalam kaitannya dengan kegiatan perusahaan atas kinerja, manajemen memerlukan adanya laporan untuk menganalisis aktivitas kinerja tersebut yang mengungkapkan penyimpanganpenyimpangan dari standar atau dari criteria yang ditetapkan agar segera dapat diambil suatu tindakan perbaikan kualitas kinerja perusahaan dan para pegawai perusahaan. Bagi audit internal untuk melakukan tugas-tugas pemeriksaaan terhadap bagimana Akuntabilitas Publik berjalan pada perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan karena bahwa hanya para satuan pengawas internal saja yang dapat menilai bagaimana kinerja yang baik menghasilkan Akuntabilitas yang baik pula, yang sesuai dengan standar yang berlaku di perusahaan dan umum.

45

Daftar Pustaka Adibrata, Achmad Basuki. Kemungkinan Penerapan Value For Money Dan Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, Dan Aset Kota Surakarta. Http://Digilib.Uns.Ac.Id/Abstrak_16980_Kemungkinan-Penerapan-Value-For-Money-Dan-BalancedScorecard-Sebagai-Alternatif-Pengukuran-Kinerja-Dinas-Pendapatan,-Pengelolaan-Keuangan,-DanAset-Kota-Surakarta.Html. [13 Juni 2011] Analytic Kualitas Daftar Istilah. Http://Www.Qualityresearchinternational.Com/Glossary/Valueformoney.Htm. [12 Juni 2011]

Apa Nilai Untuk Uang?. Http://Www.Improvementnetwork.Gov.Uk/Imp/Core/Page.Do?Pageid=106839 8. [12 Juni 2011].


Mahsun, Moh. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Http://Mohmahsun.Blogspot.Com/2011/04/Value-ForMoney-Audit-Economy.Html. [13 Juni 2011]

Nilai Untuk Kebijakan Uang. Http://Www3.Imperial.Ac.Uk/Secretariat/Policiesandpublications/Valueformon ey. [12 Juni 2011] Rseno, Aji. 2011. Implementasi Konsep Value For Money. Http://Rsenoaji.Blogspot.Com/2011/01/Emplementasi-Konsep-Value-For-Money.Html. [13 Juni 2011]

46

Anda mungkin juga menyukai