Semua zat kimia yang bersifat korosif dapat menimbulkan luka bakar pada tubuh
korban, dan oleh karena rasa nyeri yang di akibatkan oleh zat- zat tersebut sedemikian
hebatnya, maka pada umumnya kasus yang di hadapi adalah kasus bunuh diri atau
kecelakaan. Pembunuhan pada zat- zat kimia yang bersifat korosif sangat jarang, oleh karena
korban dengan segera dapat mengetahui adanya zat- zat tersebut, kecuali bila pembunuhan di
lakukan dengan cara menyiram tubuh dengan zat- zat yang dapat membakar tersebut.
Racun korosif adalalah golongan racun yang bersifat merusak atau menghancurkan
jaringan tubuh. Asam kuat dan basa kuat merupakan bahan kimia yang merupakan bagian dari
racun korosif.
Trauma kimia sebenarnya hanya merupakan efek korosi dari asam kuat dan basa kuat.
Asam kuat sifatnya mengkoagulasi protein sehingga menimbulkan luka korosi yang kering,
keras seperti kertas perkamen, sedangkan basa kuat bersifat membentuk penyabunan sehingga
menimbulkan luka yang basah, licin dan lunak. Basa kuat akan lebih berbahaya dari pada
asam kuat bila mengenai kornea, karena kerusakan akan terus berlanjut sampai kedalam.
Pada keracunan zat- zat yang bersifat korosif, kelainan terdapat pada tractus
gastrointestinal, terutama lambung, dimana kelainan tersebut dapat berupa : hiperemi,
perlunakan- nekrose, ulserasi atau perforasi. Kelainan- kelainan tersebut pada akhir kardia dan
pada curvatura mayor.1
Page 1
BAB 2
PEMBAHASAN
I.
Page 2
KUHP 345
Barang siapa sengaja mendorong orang lain untuk bunuh diri, menolongnya
dalam perbuatan itu atau memberi sarana kepadanya untuk itu, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat tahun kalau orang itu jadi bunuh
diri.2
II.
DEFINISI
Asam ialah setiap persenyawaan elemen elektronegatif dengan satu atau lebih atom
hydrogen yang dengan mudah dapat diganti dengan atom elektropositif, persenyawaan yang
dalam larutan air mengalami disosiasi dengan terbentuknya ion- ion hydrogen (proton),
substansi yang molekul atau ionnya dapat melepaskan proton (pada basa), yang mampu
menerima sepasang elektron dan membentuk ikatan kovalen sederajat. Asam mempunyai rasa
masam, mampu mengubah kertas lakmus biru menjadi merah, dan bergabung dengan basa
membentuk garam.
Basa ialah suatu persenyawaan yang membentuk sabun yang dapat larut dalam asam
lemak, mengubah lakmus merah menjadi biru, dan membentuk karbonat yang dapat larut.
Racun korosif adalah golongan- golongan racun yang bersifat merusak atau menghancurkan
jaringan tubuh. Asam kuat dan basa kuat merupakan bahan kimia yang merupakan bagian dari
racun korosif.3
III.
KLASIFIKASI
Yang termasuk dalam golongan ini ialah :
A. Asam- asam in organik yang bersifat korosif (corrosive inorganic acids)
1.1. asam sulfat
1.2. asam khlorida
1.3. asam nitrat
1.4. asam fluorida
B. Asam- asam organik yang bersifat korosif (corrosive organic acids)
2.1. asam oksalat
2.2. asam karbol (phenol)
2.3. asam sitrat
2.4. asam asetat
Page 3
Page 4
Page 5
menelan ; maka perubahan atau kelainan yang terdapat pada traktus respiratorius
ialah : pada laring dan trakhea terdapat tanda- tanda korosi atau peradangan yang
hebat.
f. Pemeriksaan kimia
Pemisahan bahan organik dari asam dilakukan dengan cara filtrasi atau dialysis.
Barium nitrat ditambahkan sehingga membentuk barium sulfat dan akan tampak
berupa endapan berwarna putih.
g. Aspek medikolegal
o Kebanyakan kasus merupakan upaya bunuh diri.
o Kadang- kadang digunakan sebagai racun untuk membunuh anak- anak dan
pada pasien yang tidak sadar.
Penyiraman asam pada wajah (Vitriot Trowing / Vitriolage)
Yaitu tindakan menyiramkan asam sulfat pekat adalah bertujuan untuk merusakkan
wajah. Dasar dari tindakan ini biasanya rasa benci yang sangat besar. Dampak lokal pada kulit
adalah berupa jejas yang permanen. Jika permukaan tubuh yang terkena sangat luas bisa
menyebabkan kematian. Jika mengenai kornea akan menyebabkan buta.4,5,6,7,8
1.2. Asam Khlorida ( HCL)
a. Sifat- sifat
Tidak berwarna, bau sangat merangsang dan larut sempurna dalam air.
b. Gejala- gejala
o Asam ini lebih ringan dibandingkan akibat asam sulfat dan asam nitrat, sehingga
gejala dan tanda yang ditimbulkan juga lebih ringan.
o Pakaian yang berwarna gelap akan menjadi merah kecoklatan jika terkena asam
ini. Kulit dan membran mukosa tidak mengalami perubahan warna.
o Pada beberapa kasus pernah diamati terjadinya salivasi, konvulsi, delirium dan
paralisis anggota badan.
o Keracunan
Page 6
Page 7
Page 8
Keracunan asam ini jarang terjadi. Biasanya karena kecelakaan atau upaya bunuh
diri.4, 6, 7, 8
Pada tahap awal bisa mengalami anuria. Kemudian secara perlahan- lahan
jumlah urine akan semakin meningkat. Pada urine ditemukan albumin yang
jumlahnya tidak begitu banyak. Pemeriksaan urine dengan mikroskop akan
menunjukkan adanya sel darah merah, silinder hialin dan banyak kristal
oksalat.
Pasien kemudian akan merasakan kebas dan mati rasa pada bagian anggota
badan.
Akhirnya pasien sampai pada tahap mengalami uremia dan kemudian koma.
Kontraksi otot dan kejang mungkin terjadi pada waktu koma sebelum pasien
meninggal
Page 9
d. Dosis fatal
Rata- rata 15 gr (10- 30 gr).
e. Periode fatal
1- 2 jam
f. Penatalakasanaan
o Bilas lambung dilakukan dengan sangat hati- hati dan hanya pada kasus terten
tu. Diberikan 2 sendok teh kalsium laktat, dimana akan menyebabkan terben
tuknya kalsium oksalat yang tidak larut sehingga tidak dapat diserap.
o Kalsium juga digunakan secara sistemik sebagai antidotum, diberikan dalam
bentuk kalsium glukonas secara intravena.
o Morfin diberikan untuk mengatasi rasa nyeri.
o Cairan glukosa dalam garam
Page 10
o Bilas lambung dilakukan dengan sangat hati-hati dan hanya pada kasus tertentu.
Diberikan 2 sendok teh kalsium laktat, di mana akan menyebabkan terbentuknya
kalsium oksalat yang tidak larut sehingga tidak dapat diserap.
o Kalsium juga digunakan secara sistemik sebagai antidotum, diberikan dalam
bentuk kalsium glukonas secara intravena.
o Morfin diberikan untuk mengatasi rasa nyeri.
o Cairan glukosa dalam garam fisiologis diberikan secara intravena untuk
mempertahankan jumlah cairan yang melalui ginjal sehingga mencegah terjadinya
uremia.
o Isi lambung dikeluarkan dengan cara enema.
o Larutan yang bersifat basa jangan digunakan karena akan menyebabkan
pembentukan garam yang mudah larut dan bersifat racun.
Perbedaan asam oksalat dam magnesium sulfat
Corak
Rasa
Asam oksalat
Asam
Reaksi
Sangat asam, pH < 7
Dengan sodium
Percepatan (-)
carbonat
Noda
Hilang/ lenyap
Magnesium sulfat
Pahit dan memabukkan
Netral, pH 7
Percepatan (+)
Tidak ada reaksi
Page 11
8- 15 gr ( 2 ml ) per- oral.
c. Absorpsi dan Gejala
Phenol dapat diabsorpsi melalui kulit yang normal atau yang sakit, traktus
digestivus, traktus urogenitalis, rektum dan traktus respiratorius. Eliminasinya
melalui urin dan dalam waktu 36 jam akan dieliminasikan seluruhnya. Didalam
urine
diperoleh
dalam
bentuk
hydroquinone
dan
pyrocatechine,
yang
menyebabkan urine warna hijau kecoklatan, dan bila ditambah FeCl 3 akan
memberikan warna biru (phenol) dan hijau (Cresol). Phenol mempunyai efek lokal
dan sistemik karena phenol merupakan fat soluble depressant, berpengaruh
terhadap susunan saraf pusat sehingga terjadi paralisis pernafasan.
d. Gambaran Post Mortem
Pemeriksaan luar
Korosif pada bibir dan jaringan disekitarnya yang berwarna abu- abu keputihan
warna ini lama- lama oleh karena pengeringan akan berwarna lebih gelap (coklat).
Juga mungkin didapatkan kelainan yang sama didaerah jari- jari tangan. Dari
mulut dan hidung dapat tercium bau yang khas. Tanda- tanda asfiksia pada
pemeriksaan luar dapat pula ditemukan.
Pemeriksaan dalam
Page 12
koagulasi pada tempat ini tidak terjadi atau jika terjadi hanya ringan saja. Sering
pula didapatkan mukosa yang terlepas / nekrotik, dan jaringan dibawahnya tampak
kongestif. Bau yang khas dari phenol dapat tercium. Pada traktus respiratorius
akan didapatkan kelainan yang serupa, terutama jika terjadi aspirasi dari isi
lambung. Pembengkakan (edema) pada laring dan paru- paru akan didapatkan
terutama jika uap phenol yang dihisap.
2. Lysol
Pada keracunan lysol, maka gambarannya agak berbeda, yaitu : lambung tidak
mengeras tetapi malah melunak dan pada perabaan mukosanya licin oleh karena
terjadi proses penyabunan, dan warna mukosa pada keracunan lysol adalah coklat tua
atau coklat- kemerahan, warna tersebut disebabkan karena terbentuknya hematinalkali.2, 6, 9, 10
a. Penatalaksanaan
o Bilas lambung bisa dengan aman dilakukan karena kemungkinan adanya
perforasi sangat kecil. Cairan yang digunakan untuk bilas lambung
sebaiknya mengandung zat arang hewan, magnesium sulfat atau natrium
sulfat; gliserin atau larutan sabun. Unsur tersebut diatas akan membentuk
senyawa yang tidak berbahaya.
o Perangsang muntah yang bekerja lokal tidak pada tempatnya diberikan
karena sistem pencernaan mati rasa. Perangsang muntah yang bekerja
secara sentral boleh digunakan secara hati-hati.
o Unsur demulsen, misalnya putih telur dapat digunakan.
o Pengobatan secara simptomatis diberikan bergantung pada keadaan pasien.
o Untuk luka bakar yang disebabkan oleh asam karbolat, bagian tersebut
dicuci berulang kali dan kemudian dioleskan minyak castor.
2.3. Asam Asetat (CH3COOH )
a. Sifat- sifat
Tidak berwarna, cairan yang mudah menguap membuat bau yang khas dan rasa asam
yang membuat terbakar.
dr. Netty Herawati
Page 13
Page 14
o Pembunuhan.
Bisa terjadi. Tetapi angka kejadian sangat kecil sekali.
o Bunuh diri.
Sangat sulit. Tetapi tidak terdeteksi.5, 8
Page 15
Page 16
dengan
cara
mukosa
kematian
2. as. Oksalat
Asam an organik
Asam organik
hitam.
2. As. Nitrat
Coklat
3. As. Fluorida
Merah kecoklatan,
perdarahan
Kaustik alkali
Keputih-putihan
Kecelakaan
2. mercury- chlorida
Page 17
BAB 3
PENUTUP
Pemeriksaan dalam pada kasus- kasus yang mati akibat racun, umumnya tidak akan di
jumpai kelainan- kelainan yang khas atau spesifik yang dapat dijadikan pegangan untuk
menegakkan diagnosa / menentukan sebab kematian karena keracunan sesuatu zat. Hanya
sedikit dari racun- racun yang dapat di kenali berdasarkan kelainan- kelainan yang di temukan
pada saat pemeriksaan mayat.
Jelas bahwa pemeriksaan analisa kimia (pemeriksaan toksikologik), untuk
menentukan adanya racun dan menentukan sebab kematian korban mutlak harus di lakukan
pada setiap kasus keracunan atau yang di duga mati akibat racun. Pembedahan mayat berguna
untuk menyingkirkan kemungkinan- kemungkinan lain sebagai penyebab kematian dan
bermanfaat untuk memberikan pengarahan pemeriksaan.
Page 18
DAFTAR PUSTAKA
1. Knight B. Simpsons Forensic Medicine. Eleventh Edition. Oxford University Press.
Inc. New York. 1997: 192- 196.
2. KUHPer, KUHP, KUHAP. Jakarta. 2008: 535- 536, 571- 572.
3. Sartono sartono. Racun dan keracunan. Widya Medika. Jakarta: 2002: 197- 29.
4. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian
Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Edisi Pertama,
Jakarta. 1997: 71-94.
5. Chadha PV. Ilmu Forensik dan Toksikologi, Edisi V. Penerbit Widya Medika. Jakarta.
1995: 49- 238.
6. Idries AM, Sidhi, Imam Santoso SS. Ilmu Kedokteran Kehakiman. Penerbit PT.
Gunun Agung. Jakarta. 1985: 10-12,52-56.
7. Nandy A. Principles of Forensic Medicine New Central Book Agency (p). Ltd.
Calcutta- India. 1996: 84- 472.
8. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik, Edisi Pertama. Binarupa Aksara.
Jakarta. 1997: 9- 125.
9. Franklin C.A. Modis Textbook of Medical Jurisprudence and Toxicology. 21th. N.M.
Tripathi Private Limited. Bombay. 1988: 35- 59.
10. Shahrom AW. Toksikologi Forensik. Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian
Pendidikan Malaysia. Kuala Lumpur. 1993: 463.
Page 19
Page 20
Page 21