Anda di halaman 1dari 21

Pembimbing : dr. H.

Mistar Ritonga, SpF

TRAUMA ASAM DAN BASA KUAT


BAB 1
PENDAHULUAN

Semua zat kimia yang bersifat korosif dapat menimbulkan luka bakar pada tubuh
korban, dan oleh karena rasa nyeri yang di akibatkan oleh zat- zat tersebut sedemikian
hebatnya, maka pada umumnya kasus yang di hadapi adalah kasus bunuh diri atau
kecelakaan. Pembunuhan pada zat- zat kimia yang bersifat korosif sangat jarang, oleh karena
korban dengan segera dapat mengetahui adanya zat- zat tersebut, kecuali bila pembunuhan di
lakukan dengan cara menyiram tubuh dengan zat- zat yang dapat membakar tersebut.
Racun korosif adalalah golongan racun yang bersifat merusak atau menghancurkan
jaringan tubuh. Asam kuat dan basa kuat merupakan bahan kimia yang merupakan bagian dari
racun korosif.
Trauma kimia sebenarnya hanya merupakan efek korosi dari asam kuat dan basa kuat.
Asam kuat sifatnya mengkoagulasi protein sehingga menimbulkan luka korosi yang kering,
keras seperti kertas perkamen, sedangkan basa kuat bersifat membentuk penyabunan sehingga
menimbulkan luka yang basah, licin dan lunak. Basa kuat akan lebih berbahaya dari pada
asam kuat bila mengenai kornea, karena kerusakan akan terus berlanjut sampai kedalam.
Pada keracunan zat- zat yang bersifat korosif, kelainan terdapat pada tractus
gastrointestinal, terutama lambung, dimana kelainan tersebut dapat berupa : hiperemi,
perlunakan- nekrose, ulserasi atau perforasi. Kelainan- kelainan tersebut pada akhir kardia dan
pada curvatura mayor.1

dr. Netty Herawati

Page 1

Pembimbing : dr. H. Mistar Ritonga, SpF

BAB 2
PEMBAHASAN
I.

KAITAN ILMU KERACUNAN FORENSIK DENGAN UU


KUHP 204
1) Barang siapa menjual, menawarkan, menyerahkan atau membagi- bagikan
barang yang di ketahuinya membahayakan nyawa atau kesehatan orang,
padahal sifat; berbahaya itu tidak di beri tahu, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima belas tahun.
2) Jika perbuatan itu mengakibatkan orang mati, yang bersalah diancam dengan
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu paling
lama dua puluh tahun.
KUHP 205
1) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan barangbarang yang berbahaya bagi nyawa atau kesehatan orang, dijual, diserahkan
atau di bagi- bagikan tampa di ketahui sifat berbahayanya oleh yang membeli
atau yang memperoleh, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan
bulan atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah.
2) Jika perbuatan itu mengakibatkan orang mati, yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana kurungan
paling lama satu tahun.
3) Barang- barang itu dapat di sita.
KUHP 340
Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas
nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan
pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu,
paling lama dua puluh tahun.

dr. Netty Herawati

Page 2

Pembimbing : dr. H. Mistar Ritonga, SpF

KUHP 345
Barang siapa sengaja mendorong orang lain untuk bunuh diri, menolongnya
dalam perbuatan itu atau memberi sarana kepadanya untuk itu, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat tahun kalau orang itu jadi bunuh
diri.2

II.

DEFINISI
Asam ialah setiap persenyawaan elemen elektronegatif dengan satu atau lebih atom

hydrogen yang dengan mudah dapat diganti dengan atom elektropositif, persenyawaan yang
dalam larutan air mengalami disosiasi dengan terbentuknya ion- ion hydrogen (proton),
substansi yang molekul atau ionnya dapat melepaskan proton (pada basa), yang mampu
menerima sepasang elektron dan membentuk ikatan kovalen sederajat. Asam mempunyai rasa
masam, mampu mengubah kertas lakmus biru menjadi merah, dan bergabung dengan basa
membentuk garam.
Basa ialah suatu persenyawaan yang membentuk sabun yang dapat larut dalam asam
lemak, mengubah lakmus merah menjadi biru, dan membentuk karbonat yang dapat larut.
Racun korosif adalah golongan- golongan racun yang bersifat merusak atau menghancurkan
jaringan tubuh. Asam kuat dan basa kuat merupakan bahan kimia yang merupakan bagian dari
racun korosif.3

III.

KLASIFIKASI
Yang termasuk dalam golongan ini ialah :
A. Asam- asam in organik yang bersifat korosif (corrosive inorganic acids)
1.1. asam sulfat
1.2. asam khlorida
1.3. asam nitrat
1.4. asam fluorida
B. Asam- asam organik yang bersifat korosif (corrosive organic acids)
2.1. asam oksalat
2.2. asam karbol (phenol)
2.3. asam sitrat
2.4. asam asetat

dr. Netty Herawati

Page 3

Pembimbing : dr. H. Mistar Ritonga, SpF

C. Kaustik alkali (Caustic alkalis)


3.1. natrium hidroksida
3.2. kalium hidroksida
3.3. kalsium hidroksida
3.4. amoniak

Senyawa asam dan yang bersifat asam


Secara kimia senyawa asam dan senyawa yang bersifat asam akan merusak langsung
jaringan. Protein jaringan dirubah menjadi asam proteinat yang larut dalam asam pekat.
Hemoglobin dirubah menjadi hematin yang mengendap. Stimulasi oleh asam yang intensif
menyebabkan hilangnya refleks tonus vaskuler. Sebagai akibat keracunan senyawa asam dan
senyawa yang bersifat asam ialah korosi dan iritasi.3

A. Asam- Asam Inorganik Yang Bersifat Korosif


1.1. Asam Sulfat (H2SO4)
a. Sifat- sifat
Asam sulfat murni merupakan cairan tidak berwarna dan pekat. Cairan ini tidak
mudah terbakar pada udara terbuka. Jika ditambahkan air akan menghasilkan panas.
Jika mengenai benda yang bersifat organik, kulit atau tekstil akan menyebabkan
perubahan warna menjadi hitam dan seperti terbakar.
b. Gejala- gejala
o Asam sulfat mempunyai afinitas yang tinggi terhadap air (efek higroskopis)
sehingga jaringan akan mengalami dehidrasi. Karena kenaikan temperatur yang
sangat tinggi akan menyebabkan luka bakar.
o Lidah bengkak dan ditutupi selaput yang putih. Kadang- kadang karena derajat
keasaman yang tinggi bisa mengakibatkan berbentuk seperti suatu massa jaringan.
o Gigi berwarna putih seperti putih kapur dan tidak berkilat.
o Bibir bengkak dan mengalami ekskoriasi .
o Asam menetes dari sudut bibir menuju dagu, sehingga bekas tetesan akan
berwarna hitam.
dr. Netty Herawati

Page 4

Pembimbing : dr. H. Mistar Ritonga, SpF

o Air liur sangat berlebihan dalam beberapa hari.


o Urine mungkin akan berwarna biru.
c. Dosis fatal
Dosis fatal dewasa untuk asam sulfat pekat adalah 5- 20 ml, anak- anak 2 ml.
d. Periode fatal
18 jam 24 jam, Kematian mendadak pernah terjadi pada anak- anak karena kesulitan
bernafas.
e. Gambaran Post Mortem
Pemeriksaan luar :
o Terdapat tanda- tanda korosi seperti halnya korosi yang ditimbulkan oleh racunracun lain. Warna luka bakar pada keracunan asam sulfat mula- mula berwarna
abu- abu putih, yang degan cepat berubah menjadi coklat atau hitam.
o Kulit yang terbakar tersebut kemudian akan menjadi keras seperti perkamen,
sehingga perlu dibedakan dengan luka lecet.
o Dan oleh karena terjadi reaksi peradangan yang hebat, dapat terjadi pembengkakan
pada bibir dan mulut.
Pemeriksaan dalam :
o Selama asam sulfat ini bekerja hanya secara lokal, maka kelainan pada
pemeriksaan dalam hanya terbatas pada traktus digestivus bagian atas saja dan
traktus respiratorius.
o Pada traktus digestivus, mulai dari mulut sampai dengan lambung dapat ditemukan
reaksi peradangan yang hebat, oedema disertai perdarahan- perdarahan interstitial
yang hebat. Mukosa atau seluruh dinding lambung menebal, pada daerah- daerah
yang terkena akan berwarna coklat atau hitam dan pada perabaan rapuh. Perforasi
lambung sering terjadi, dan ini akan menimbulkan komplikasi chemical peritonitis.
o Pada muntahan mungkin didapatkan mukosa- mukosa lambung yang rusak.
Duodenum biasanya tidak menunjukkan kelainan hal ini dimungkinkan karena
adanya spasme dari pilorus.
o Pada traktus respiratorius, pada keracunan asam sulfat dimana sering terjadi
regurtasi isi lambung sewaktu korban muntah atau terjadi aspirasi sewaktu
dr. Netty Herawati

Page 5

Pembimbing : dr. H. Mistar Ritonga, SpF

menelan ; maka perubahan atau kelainan yang terdapat pada traktus respiratorius
ialah : pada laring dan trakhea terdapat tanda- tanda korosi atau peradangan yang
hebat.
f. Pemeriksaan kimia
Pemisahan bahan organik dari asam dilakukan dengan cara filtrasi atau dialysis.
Barium nitrat ditambahkan sehingga membentuk barium sulfat dan akan tampak
berupa endapan berwarna putih.
g. Aspek medikolegal
o Kebanyakan kasus merupakan upaya bunuh diri.
o Kadang- kadang digunakan sebagai racun untuk membunuh anak- anak dan
pada pasien yang tidak sadar.
Penyiraman asam pada wajah (Vitriot Trowing / Vitriolage)
Yaitu tindakan menyiramkan asam sulfat pekat adalah bertujuan untuk merusakkan
wajah. Dasar dari tindakan ini biasanya rasa benci yang sangat besar. Dampak lokal pada kulit
adalah berupa jejas yang permanen. Jika permukaan tubuh yang terkena sangat luas bisa
menyebabkan kematian. Jika mengenai kornea akan menyebabkan buta.4,5,6,7,8
1.2. Asam Khlorida ( HCL)
a. Sifat- sifat
Tidak berwarna, bau sangat merangsang dan larut sempurna dalam air.
b. Gejala- gejala
o Asam ini lebih ringan dibandingkan akibat asam sulfat dan asam nitrat, sehingga
gejala dan tanda yang ditimbulkan juga lebih ringan.
o Pakaian yang berwarna gelap akan menjadi merah kecoklatan jika terkena asam
ini. Kulit dan membran mukosa tidak mengalami perubahan warna.
o Pada beberapa kasus pernah diamati terjadinya salivasi, konvulsi, delirium dan
paralisis anggota badan.
o Keracunan

kronis terjadi karena sering menghirup asap dari HCL. Pasien

keracunan kronis ini akan mengalami coryza, konjungtivitis, faringitis dan


bronkitis.
c. Dosis fatal
dr. Netty Herawati

Page 6

Pembimbing : dr. H. Mistar Ritonga, SpF

Biasanya 15- 20 ml asam pekat


d. Periode fatal
24- 36 jam.
e. Gambaran Post mortem
o Tidak ada perubahan warna pada kulit dan membran mukosa.
o Kulit menjadi keras dan mengalami parchmentasi.
o Membran mukosa pada lambung berwarna putih kelabu, disertai dengan adanya
beberapa tempat yang mengalami korosi dan berwarna hitam.
o Jarang ditemukan adanya perforasi. Biasanya tampak gambaran berupa gastritik
akut.
o Paru- paru mengalami edema dan kongesti jika kasusnya karena menghirup uap
asam.
f. Aspek medikolegal
Pada umumnya jarang terjadi keracunan karena asam ini. Pernah ada kasus karena
kecelakaan atau upaya bunuh diri.4, 7, 8
Penatalaksanaan keracunan asam mineral
1. Jangan melakukan tindakan bilas lambung dan perangsangan muntah.
2. Karbonat dalam konsentrasi pekat jangan digunakan, karena akan terjadi pembentukan
gas yang akan lebih berbahaya dan menyebabkan perforasi.
3. Batasi pemasukan cairan melalui mulut. Pada pasien bisa segera diberikan satu sendok
makan kalsium oksida atau magnesium oksida. Setelah itu bisa diberikan minuman
seperti air barley (semacam gandum), minyak zaitun. Bisa juga diberikan mentega
cair.
4. Jika nyeri dan syok, berikan suntikan morfin dengan dosis 10-20 mg secara intravena
atau intramuskular.
5. Steroid diberikan secara sisitemik..
6. Jika ada kegagalan pernafasan harus segera dilakukan tindakan trakeostomi.
7. Berikan cairan melalui intravena.
8. Luka bakar pada kulit dibungkus dengan salep antibiotik.

dr. Netty Herawati

Page 7

Pembimbing : dr. H. Mistar Ritonga, SpF

1.3. Asam Nitrat (HNO3)


a. Sifat- sifat
Asam nitrat pekat merupakan cairan bening dan tidak berwarna, di mana jika bereaksi
dengan udara akan mengeluarkan asap yang tidak berwarna. Asam nitrat yang
berwarna merah kekuningan adalah asam nitrat yang terdapat di pasaran yang
mengandung nitrogen oksida.
b. Gejala- gejala dan tanda- tanda khusus
o Bibir, lidah dan gigi menjadi kuning karena perubahan protein tubuh menjadi
xantho- protein. Email gigi yang mengalami kerusakan akan membuat gigi
menjadi berwarna kuning.
o Kulit dan pakaian yang terkena asam akan berwarna kuning.
o Bahan yang dimuntahkan berwarna kuning kecoklatan.
o Abdomen mengalami distensi karena pembentukan gas.
o Mungkin ditemukan adanya oliguri atau anuria. Pada urin bisa dijumpai adanya
albumin dan endapan protein.
o Kejang mulut dan insensibilitas dapat dijumpai pada beberapa kasus.
c. Dosis fatal
Jumlah sebanyak 10 ml atau lebih bisa berakibat fatal, tergantung dari usia dan
besarnya kerusakan yang disebabkan oleh asam.
d. Periode fatal
Lamanya 12- 24 jam.
e. Gambaran post- mortem
o Kulit dan membran mukosa pada sistem pencernaan tampak berwarna kuing.
o Jarang terjadi perforasi. Tanda korosi tampak pada lambung dan mukosa
duodenum.
o Jika kematian terjadi karena inhalasi asap dari asam tersebut, pada laring, trakea
dan saluran bronkus akan tampak mengalami kongesti dan oedema.
f. Aspek medikolegal

dr. Netty Herawati

Page 8

Pembimbing : dr. H. Mistar Ritonga, SpF

Keracunan asam ini jarang terjadi. Biasanya karena kecelakaan atau upaya bunuh
diri.4, 6, 7, 8

B. Asam- Asam Organik Yang Bersifat Korosif


2.1. Asam oksalat (COOH COOH)
a. Sifat- sifat
Tidak berwarna, bentuk kristal, larut dalam air dan alkohol
b. Penggunaan secara umum
o Sebagai bahan pemutih untuk menghilangkan bercak pada pakaian.
o Sebagai bahan pewarna pada proses percetakan dan mengkilatkan besi.
c. Gejala- gejala
o Gejala yang timbul bisa akibat dampak lokal ataupun sistemik. Dampak lokal
berupa korosi pada mukosa, tetapi tidak pada kulit.
o Gejala sistemik menyerupai gejala yang disebabkan oleh bahan korosif lain
nya, kecuali pada beberapa hal:
o Perasaan terbakar pada mulut, tenggorokan dan esofagus. Perasaan tercekik pada
tenggorokan.
o Muntah yang berulang dan terus menerus, bahkan bisa terus berlangsung sampai
meninggal. Bahan muntahan berwarna hijau kecoklatan atau hijau kehitaman.
-

Pada awalnya tidak disertai dengan diare.

Sering dijumpai adanya tenesmus.

Pada tahap awal bisa mengalami anuria. Kemudian secara perlahan- lahan
jumlah urine akan semakin meningkat. Pada urine ditemukan albumin yang
jumlahnya tidak begitu banyak. Pemeriksaan urine dengan mikroskop akan
menunjukkan adanya sel darah merah, silinder hialin dan banyak kristal
oksalat.

Kegagalan peredaran darah perifer semakin lama semakin nyata.

Pasien kemudian akan merasakan kebas dan mati rasa pada bagian anggota
badan.

Akhirnya pasien sampai pada tahap mengalami uremia dan kemudian koma.
Kontraksi otot dan kejang mungkin terjadi pada waktu koma sebelum pasien
meninggal

dr. Netty Herawati

Page 9

Pembimbing : dr. H. Mistar Ritonga, SpF

d. Dosis fatal
Rata- rata 15 gr (10- 30 gr).
e. Periode fatal
1- 2 jam
f. Penatalakasanaan
o Bilas lambung dilakukan dengan sangat hati- hati dan hanya pada kasus terten
tu. Diberikan 2 sendok teh kalsium laktat, dimana akan menyebabkan terben
tuknya kalsium oksalat yang tidak larut sehingga tidak dapat diserap.
o Kalsium juga digunakan secara sistemik sebagai antidotum, diberikan dalam
bentuk kalsium glukonas secara intravena.
o Morfin diberikan untuk mengatasi rasa nyeri.
o Cairan glukosa dalam garam

fisiologis diberikan secara intravena untuk

mempertahankan jumlah cairan yang melalui ginjal sehingga mencegah terjadinya


uremia.
o Isi lambung dikeluarkan secara enema.
o Larutan yang bersifat basa jangan digunakan karena akan menyebabkan
pembentukan garam yang mudah larut dan bersifat racun.
g. Gambaran post mortem
o Ditemukan tanda- tanda korosi. Paling banyak pada lambung dan paling sedikit
pada esofagus dan rongga mulut. Mukosa lambung berwarna putih, menyusut,
serta kehilangan tonjolan- tonjolan mukosa. Isi lambung berwarna coklat
kehitaman karena bercampur dengan darah.
o Usus. Usus bagian atas mengalami hiperemis dan kongesti.
o Ginjal. Tubulus ginjal berisi kristal oksalat. Ini merupakan tanda khas dari
keracunan oksalat. Tanda- tanda nefritis akut lainnya bisa ditemukan pada
beberapa kasus.
o Organ tubuh lainnya mengalami kongesti.
h. Aspek medikolegal
Keracunan secara tidak sengaja jarang terjadi karena asam ini.6, 7, 9
i. Penatalaksanaan

dr. Netty Herawati

Page 10

Pembimbing : dr. H. Mistar Ritonga, SpF

o Bilas lambung dilakukan dengan sangat hati-hati dan hanya pada kasus tertentu.
Diberikan 2 sendok teh kalsium laktat, di mana akan menyebabkan terbentuknya
kalsium oksalat yang tidak larut sehingga tidak dapat diserap.
o Kalsium juga digunakan secara sistemik sebagai antidotum, diberikan dalam
bentuk kalsium glukonas secara intravena.
o Morfin diberikan untuk mengatasi rasa nyeri.
o Cairan glukosa dalam garam fisiologis diberikan secara intravena untuk
mempertahankan jumlah cairan yang melalui ginjal sehingga mencegah terjadinya
uremia.
o Isi lambung dikeluarkan dengan cara enema.
o Larutan yang bersifat basa jangan digunakan karena akan menyebabkan
pembentukan garam yang mudah larut dan bersifat racun.
Perbedaan asam oksalat dam magnesium sulfat
Corak
Rasa

Asam oksalat
Asam

Reaksi
Sangat asam, pH < 7
Dengan sodium
Percepatan (-)
carbonat
Noda

Hilang/ lenyap

Magnesium sulfat
Pahit dan memabukkan
Netral, pH 7
Percepatan (+)
Tidak ada reaksi

2.2. Asam Karbolat (C6H5OH )


Yang termasuk golongan ini adalah Cresol ( methyl phenol ), Lysol ( Cresol + Larutan sabun),
Dettol (Chloroxylenol ) dan Hexacholorophene.
1. Phenol
a. Sifat- sifat
larutan tidak berwarna, kristalnya berbentuk jarum yang berwarna agak merah
jambu yaitu bila terkena udara, mempunyai rasa agak manis dan mempunyai
bau yang khas yaitu carbolic smell . Phenol juga mudah larut dalam air, al
kohol, eter, dan gliserin.
b. Dosis Letal
dr. Netty Herawati

Page 11

Pembimbing : dr. H. Mistar Ritonga, SpF

8- 15 gr ( 2 ml ) per- oral.
c. Absorpsi dan Gejala
Phenol dapat diabsorpsi melalui kulit yang normal atau yang sakit, traktus
digestivus, traktus urogenitalis, rektum dan traktus respiratorius. Eliminasinya
melalui urin dan dalam waktu 36 jam akan dieliminasikan seluruhnya. Didalam
urine

diperoleh

dalam

bentuk

hydroquinone

dan

pyrocatechine,

yang

menyebabkan urine warna hijau kecoklatan, dan bila ditambah FeCl 3 akan
memberikan warna biru (phenol) dan hijau (Cresol). Phenol mempunyai efek lokal
dan sistemik karena phenol merupakan fat soluble depressant, berpengaruh
terhadap susunan saraf pusat sehingga terjadi paralisis pernafasan.
d. Gambaran Post Mortem
Pemeriksaan luar
Korosif pada bibir dan jaringan disekitarnya yang berwarna abu- abu keputihan
warna ini lama- lama oleh karena pengeringan akan berwarna lebih gelap (coklat).
Juga mungkin didapatkan kelainan yang sama didaerah jari- jari tangan. Dari
mulut dan hidung dapat tercium bau yang khas. Tanda- tanda asfiksia pada
pemeriksaan luar dapat pula ditemukan.
Pemeriksaan dalam

Warna coklat keabuan pada mukosa lambung


Tanda- tanda korosif akan ditemukan pada traktus digestivus mulai dari mulut
sampai lambung; kelainan yang paling jelas terdapat di lambung yaitu berupa:
lambung akan kaku, keras, perabaan keras seperti meraba kulit, mukosa
membengkak dan ditutupi oleh lapisan membran yang berwarna abu- abu atau
kecoklatan dan memberikan gambaran seperti perak (silvery appearance).
Kelainan tersebut tampak jelas pada lipatan- lipatan mukosa, sedangkan jaringan
diantara lipatan biasanya tidak akan memperlihatkan kelainan, oleh karena
dr. Netty Herawati

Page 12

Pembimbing : dr. H. Mistar Ritonga, SpF

koagulasi pada tempat ini tidak terjadi atau jika terjadi hanya ringan saja. Sering
pula didapatkan mukosa yang terlepas / nekrotik, dan jaringan dibawahnya tampak
kongestif. Bau yang khas dari phenol dapat tercium. Pada traktus respiratorius
akan didapatkan kelainan yang serupa, terutama jika terjadi aspirasi dari isi
lambung. Pembengkakan (edema) pada laring dan paru- paru akan didapatkan
terutama jika uap phenol yang dihisap.
2. Lysol
Pada keracunan lysol, maka gambarannya agak berbeda, yaitu : lambung tidak
mengeras tetapi malah melunak dan pada perabaan mukosanya licin oleh karena
terjadi proses penyabunan, dan warna mukosa pada keracunan lysol adalah coklat tua
atau coklat- kemerahan, warna tersebut disebabkan karena terbentuknya hematinalkali.2, 6, 9, 10
a. Penatalaksanaan
o Bilas lambung bisa dengan aman dilakukan karena kemungkinan adanya
perforasi sangat kecil. Cairan yang digunakan untuk bilas lambung
sebaiknya mengandung zat arang hewan, magnesium sulfat atau natrium
sulfat; gliserin atau larutan sabun. Unsur tersebut diatas akan membentuk
senyawa yang tidak berbahaya.
o Perangsang muntah yang bekerja lokal tidak pada tempatnya diberikan
karena sistem pencernaan mati rasa. Perangsang muntah yang bekerja
secara sentral boleh digunakan secara hati-hati.
o Unsur demulsen, misalnya putih telur dapat digunakan.
o Pengobatan secara simptomatis diberikan bergantung pada keadaan pasien.
o Untuk luka bakar yang disebabkan oleh asam karbolat, bagian tersebut
dicuci berulang kali dan kemudian dioleskan minyak castor.
2.3. Asam Asetat (CH3COOH )
a. Sifat- sifat
Tidak berwarna, cairan yang mudah menguap membuat bau yang khas dan rasa asam
yang membuat terbakar.
dr. Netty Herawati

Page 13

Pembimbing : dr. H. Mistar Ritonga, SpF

b. Tanda dan gejala


Asam asetat dengan konsentrasi 100% dikenal dengan nama asam asetat glasial. Asam
ini merupakan zat korosif keras pada selaput mukosa dan ketika masuk ke dalam
mulut, akan mengiritasi selaput mukosa mulut, lidah, esofagus dan lambung. Dijumpai
muntah dan muntahannya terdiri dari darah dan lendir. Aspirasi dari muntahan atau
sisa asam pada laring akan menyebabkan gagal nafas dan kemungkinan oedem paru.
Bisa dijumpai adanya melena. Cuka terdiri dari 4- 6 % asam asetat dan tidak bersifat
korosif. Asetic anhydrid ketika di gabungkan dengan air membentuk asam asetat.
Asetic anhydrid sebagai korosif yang paling tinggi.
c. Fatal Dose
Kira- kira 5 ml. Konsentrasi asam ini dapat menyebabkan kematian pada anak- anak,
umumnya 60 ml dapat menyebabkan fatal dose tetapi angka kesembuhan dijumpai
pada orang dewasa setelah pelan- pelan 2 sampai 6 botol cairan dapat memperbaiki
keadaan yang buruk.
d. Periode Fatal
Kematian dijumpai 1- 48 jam , walaupun ada yang melaporkan sampai 3, 7 dan
14 hari.
e. Penatalaksanaan
o Kumbah lambung.
o Minuman kental.
o Bantuan pernafasan, bila perlu kasih oksigen.
f. Gambaran Post Mortem
o Dijumpai tanda korosi didalam mulut dan oesofagus.
o Dinding lambung lunak, selaput mkosa teriritasi dengan pengelupasan dan
perdarahan, yang terdiri dari sel- sel darah disertai cairan lendir. Bau asam asetat
dapat terdeteksi.
o Dijumpai inflamasi pada pernafasan bagian bawah, kongesti dan oedem paru. Jika
inhalasi dari muntah atau memasuki saluran pernafasan.
g. Aspek medikolegal
o Kecelakaan.
Jarang terjadi pada anak- anak atau orang dewasa biasanya terjadi salah letak
penempatan zat tersebut.
dr. Netty Herawati

Page 14

Pembimbing : dr. H. Mistar Ritonga, SpF

o Pembunuhan.
Bisa terjadi. Tetapi angka kejadian sangat kecil sekali.
o Bunuh diri.
Sangat sulit. Tetapi tidak terdeteksi.5, 8

C. Kaustik Alkali (Custic Alkalis)


Senyawa Alkali
Senyawa alkali dengan protein akan membentuk proteinat dan dengan lemak akan
membentuk sabun. Dengan demikian, jika terjadi kontak antara senyawa alkali dengan
jaringan menyebabkan jaringan menjadi lunak, nekrotik dan akan terjadi penetrasi yang
dalam. Karena kelarutannya dapat menyebabkan terjadi penetrasi lebih lanjut dalam beberapa
hari. Akibat stimulasi yang intensif dari senyawa alkali menyebabkan hilangnya refleks tonus
vaskuler dan hambatan kerja jantung.3
3.1. Natrium Hidroksida dan Kalium Hidroksida ( NaOH dan KOH )
a. Sifat- sifat
Bahan kimia ini adalah bahan alkali yang mengikis.
b. Gejala- gejala
o rasa sakit seperti terbakar di mulut, kerongkongan dan esofagus.
o abdomen terasa sakit yang hebat.
o kesukaran menelan.
o bahagian bibir dan kulit disekitar mulut kelihatan berwarna kecoklatan
karena luka terbakar akibat alkali pengikis ini
o muntah dan bau muntah seakan akan racun lisol.
o warna muntah hitam akibat bercampur dengan darah.
o kesukaran bernafas dan rasa tercekik sangat sering dijumpai karena bagian
glotis terkikis.
o pingsan dijumpai dalam beberapa jam akibat kegagalan kardiovaskuler dan
pernafasan jika yang diminum banyak.
o jika yang diminum sedikit akan mengalami pneumonia dan jika sembuh
dijumpai pengerutan jaringan dalam esofagus.
dr. Netty Herawati

Page 15

Pembimbing : dr. H. Mistar Ritonga, SpF

b. Gambaran Post Mortem


Pemeriksaan dalam :
o mukosa lambung lunak, sembab dan basah.
o mucosa berwarna merah atau coklat.
o pada perabaan memberi kesan seakan meraba sabun, oleh karena terjadi
proses penyabunan.
c. Dosis Fatal
Dosis yang menyebabkan kematian ialah kurang lebih 10- 15 g.10
3.2. Amoniak ( NH3 )
a. Sifat- sifat
Amoniak terdiri dari 32,5 % larutan tidak berwarna, mempunyai karakteristik
bau yang khas, merupakan reaksi alkalin yang kuat. Amoniak dalam bentuk
gas ketika dilarutkan dalam air, membentuk larutan amoniak yang kuat yang di
kenal sebagai Hartshorn. Larutannya digunakan sebagai produk rumah tangga
pada dalam banyak produk. Gasnya digunakan sebagai refrigeran alat pendi
ngin dan fertilisasi.
b. Dosis fatal
Batas paparan 25 ppm.3, 7
Penatalaksanaan
1. Racun bisa dinetralkan dengan larutan asam yang diencerkan, misalnya asam asetat.
Minuman yang mengandung demulsen juga diberikan.
2. Bilas lambung dilakukan pada kasus yang ringan dan dengan hati-hati.
3. Pengobatan simptomatik:
4. Morfin untuk rasa nyeri.
5. Cairan intravena untuk mengatasi syok dan dehidrasi.
6. Pada kasus keracunan amoniak, perlu diberikan oksigen. Udara yang dihirup juga
harus tetap lembab.
7. Striktur esofagus yang terlambat penanganannya mungkin harus ditangani oleh ahli
bedah.

dr. Netty Herawati

Page 16

Pembimbing : dr. H. Mistar Ritonga, SpF

Kekerasan kimiawi dan artinya bagi penyidikan


Jenis kekerasan kimiawi

Luka bakar pada kulit / Hubungan

dengan

cara

mukosa

kematian

1. as. Karbol (phenol)

Abu- abu keputih- putihan

Bunuh diri, kecelakaan

2. as. Oksalat
Asam an organik

Abu- abu kehitam- hitaman

Bunuh diri, kecelakaan


Bunuh
diri,
kecelakaan,

1. As. Sulfat, as. Khlrorida

Abu- abu kemudian menjadi pembunuhan

Asam organik

hitam.
2. As. Nitrat

Coklat

3. As. Fluorida

Merah kecoklatan,

Bunuh diri, kecelakaan

perdarahan
Kaustik alkali

Abu- abu keputih- putihan

bunuh diri, kecelakaan,


pembunuhan
Bunuh diri

Garam logam berat


1. zinc- chlorida

Keputih-putihan

Kecelakaan

2. mercury- chlorida

Biru- Keputihan, pendarahan

Bunuh diri, kecelakaan

dr. Netty Herawati

Page 17

Pembimbing : dr. H. Mistar Ritonga, SpF

BAB 3
PENUTUP
Pemeriksaan dalam pada kasus- kasus yang mati akibat racun, umumnya tidak akan di
jumpai kelainan- kelainan yang khas atau spesifik yang dapat dijadikan pegangan untuk
menegakkan diagnosa / menentukan sebab kematian karena keracunan sesuatu zat. Hanya
sedikit dari racun- racun yang dapat di kenali berdasarkan kelainan- kelainan yang di temukan
pada saat pemeriksaan mayat.
Jelas bahwa pemeriksaan analisa kimia (pemeriksaan toksikologik), untuk
menentukan adanya racun dan menentukan sebab kematian korban mutlak harus di lakukan
pada setiap kasus keracunan atau yang di duga mati akibat racun. Pembedahan mayat berguna
untuk menyingkirkan kemungkinan- kemungkinan lain sebagai penyebab kematian dan
bermanfaat untuk memberikan pengarahan pemeriksaan.

dr. Netty Herawati

Page 18

Pembimbing : dr. H. Mistar Ritonga, SpF

DAFTAR PUSTAKA
1. Knight B. Simpsons Forensic Medicine. Eleventh Edition. Oxford University Press.
Inc. New York. 1997: 192- 196.
2. KUHPer, KUHP, KUHAP. Jakarta. 2008: 535- 536, 571- 572.
3. Sartono sartono. Racun dan keracunan. Widya Medika. Jakarta: 2002: 197- 29.
4. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian
Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Edisi Pertama,
Jakarta. 1997: 71-94.
5. Chadha PV. Ilmu Forensik dan Toksikologi, Edisi V. Penerbit Widya Medika. Jakarta.
1995: 49- 238.
6. Idries AM, Sidhi, Imam Santoso SS. Ilmu Kedokteran Kehakiman. Penerbit PT.
Gunun Agung. Jakarta. 1985: 10-12,52-56.
7. Nandy A. Principles of Forensic Medicine New Central Book Agency (p). Ltd.
Calcutta- India. 1996: 84- 472.
8. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik, Edisi Pertama. Binarupa Aksara.
Jakarta. 1997: 9- 125.
9. Franklin C.A. Modis Textbook of Medical Jurisprudence and Toxicology. 21th. N.M.
Tripathi Private Limited. Bombay. 1988: 35- 59.
10. Shahrom AW. Toksikologi Forensik. Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian
Pendidikan Malaysia. Kuala Lumpur. 1993: 463.

dr. Netty Herawati

Page 19

Pembimbing : dr. H. Mistar Ritonga, SpF

dr. Netty Herawati

Page 20

Pembimbing : dr. H. Mistar Ritonga, SpF

dr. Netty Herawati

Page 21

Anda mungkin juga menyukai