Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA


SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2012/2013

ACARA D-11
DINAMIKA PENGOSONGAN TANGKI DAN PENGUKURAN
SUHU

DISUSUN OLEH :
DESY KURNIYATI 121100056
DIAH ASIH EKAWATI 121100067
YUNITA FITRI SUSANTI 121100080

LABORATORIUM PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA


PRODI TEKNIK KIMIA - FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UPN VETERAN YOGYAKARTA
2012
LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA

DINAMIKA PENGOSONGAN TANGKI DAN PENGUKURAN SUHU


D-11

DISUSUN OLEH :

DESY KURNIYATI 121100056/TK


DIAH ASIH EKAWATI 121100067/TK
YUNITA FITRI SUSANTI 121100080/TK

Yogyakarta, Desember 2012


Disetujui
Asisten Pembimbing

Dorman Try Noval S

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke-Hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan resmi
Praktikum Dasar Teknik Kimia yang berjudul Sedimentasi dengan tepat.
Adapun tujuan dari pembuatan Laporan resmi ini adalah untuk memenuhi syarat
kelulusan mata kuliah Praktikum Dasar Teknik Kimia.
Dengan selesainya makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Ir. Gogot Haryono M.T., selaku Kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia UPN
Veteran Yogyakarta.
2. Dorman Try Noval S, selaku Asisten Pembimbing Praktikum Dasar Tenik Kimia
pada acara (D11) ini.
3. Rekan-rekan sesama Praktikan atas kerja samanya yang baik.
4. Seluruh staf Laboratorium Dasar Teknik Kimia atas seluruh bantuannya yang
telah diberikan kepada praktikan.
5. Seluruh pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Praktikan menyadari adanya kekurang sempurnaan pada laporan ini oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Praktikan harapkan demi
kesempurnaan penyusunan laporan selanjutnya.
Akhir kata penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun
dan semua pihak yang memerlukan laporan ini.

Yogyakarta, Desember 2012

Praktikan

iii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii
Kata pengantar ................................................................................................. iii
Daftar Isi........................................................................................................... iv
Daftar Tabel ..................................................................................................... v
Daftar Gambar .................................................................................................. vi
Daftar Lambang ............................................................................................... vii
Intisari .............................................................................................................. viii
Bab I. Pendahuluan
1.1.Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2.Tujuan ............................................................................................ 1
1.3.Tinjauan Pustaka ........................................................................... 2
Bab II. Pelaksanaan Percobaan
2.1 Bahan............................................................................................. 12
2.2 Alat-alat .......................................................................................... 12
2.3 Gambar Rangkaian Alat ................................................................. 12
2.4 Cara Kerja ...................................................................................... 13
2.5 Analisa Perhitungan ...................................................................... 14
Bab III. Hasil dan Pembahasan ... 17
Bab IV. Kesimpulan ....................................................................................... 25
Daftar Pustaka .................................................................................................. 26
Lampiran

iv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1.1 Proses Pengosongan Tangki ................................................................17 ...
Tabel 3.1.2 Proses Pengukuran Suhu .....................................................................18
...
Tabel 3.2.5 Hubungan waktu dengan tinggi pada proses pngosongan tangki .......21 ...
Tabel 3.3.3 Konstanta waktu termometer ( ) ......................................................24 ....

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Respon output terhadap perubahan input ............................... 2
Gambar 2. Respon output terhadap gangguan pada proses ..................... 2
Gambar 3. Respon sistem proses ............................................................. 4
Gambar 4. Dinamika proses bentuk fungsi alih ....................................... 4
Gambar 5. Sistem tangki dengan input dan output .................................. 6
Gambar 6. Rangkaian alat pengosongan tangki ....................................... 12
Gambar 7 Rangkaian alat pengukuran suhu ........................................... 13
Gambar 3.2.1 Hubungan antara ln h vs ln(-A*dh/dt) ................................... 19
Gambar 3.2.2 Hubungan antara ln h vs ln(-A*dh/dt)................................... 19
Gambar 3.2.3 Hubungan antara ln h vs ln(-A*dh/dt)................................... 20
Gambar 3.2.4 Hubungan antara ln h vs ln(-A*dh/dt) ................................. 21
Gambar 3.2.5 Hubungan antara Waktu (detik) vs tinggi (cm) ..................... 22
Gambar 3.3.1 Hubungan waktu (t) vs suhu(T) dingin-panas ....................... 23
Gambar 3.3.2 Hubungan waktu (t) vs suhu(T) panas-dingin ....................... 23
Gambar 3.3.3 Hubungan waktu (detik) vs suhu (C) ................................... 24

vi
DAFTAR ARTI LAMBANG

: densitas material dalam sistem, g / cm3


: volume total sistem, cm3
F : laju alir volumetrik, cm3 / s
: konsentrasi molar A dalam sistem, M / cm3
H : entalphi spesifik material, J / g
: jumlah panas yang ditukarkan antara sistem dengan lingkungannya, J
: jumlah kerja diantara sistem dan sekeliling, J
: energi dalam, energi kinetic, energi potensial, J
D : diameter tangki, cm
A : luas permukaan tangki, cm2
h : ketinggian cairan dalam tangki, cm
t : waktu, s
: konstanta waktu termometer, s
T : suhu, C

vii
INTISARI

Dinamika proses merupakan salah satu ilmu terapan dalam teknik kimia yang
bertujuan memberikan dasar pengetahuan sifat dinamis dari suatu sistem dan
pengendalian sistem dengan pengenalan sepenuhnya terhadap kemungkinan adanya
bahaya dari sistem. Dinamika proses menunjukkan unjuk kerja proses yang profilnya
selalu berubah terhadap waktu. Dinamika proses selalu terjadi selama sistem proses
belum mencapai kondisi tunak. Keadaan tidak tunak terjadi karena adanya gangguan
terhadap kondisi proses yang tunak.
Pada percobaan ini dipelajari suatu cara untuk mengetahui respon dinamis
sistem terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.Pada dinamika pengosongan
tangki, hubungan tinggi cairan terhadap waktu pada proses pengosongan tangki
diperoleh bahwa semakin besar diameter pipa, maka waktu yang dibutuhkan untuk
pengosongan tangki semakin tepat. Hal ini disebabkan karena laju aliran fluida yang
keluar dari tangki semakin besar. Hal ini menunjukan bahwa banyaknya volume air
yang dapat dikeluarkan persatuan waktu pada proses pengosongan tangki
berbanding lurus dengan besarnya pipa keluaran. Pada percobaan pengukuran suhu,
dari dingin ke panas kestabilan dicapai saat termometer mencapai suhu 90C ,
sedangkan pada proses pengukuran suhu panas ke dingin, kestabilan dicapai saat
termometer mencapai suhu 10C . Konstanta waktu thermometer pada proses
pengukuran suhu didapatkan hasil yang berbeda, hal ini disebabkan oleh, perbedaan
suhu dari panas ke dingin yang terjadi secara tiba-tiba, menyebabkan respon
termometer terhadap perubahan suhu menjadi lambat. Sehingga dapat diketahui
bahwa respon termometer terhadap perubahan suhu dari dingin ke panas lebih cepat
dari pada perubahan suhu dari panas ke dingin. Faktor kelembaban udara juga
menjadi salah satu penyebab perbedaan suhu yang diperlukan untuk menaikan suhu
maupun menurunkan suhu.
Kesimpulan dari percobaan pengosongan tangki adalah semakin besar
diameter kran, maka waktu yang dibutuhkan untuk mengosongkan tangki semakin
cepat dan semakin besar diameter kran maka harga k juga semakin besar. Pada
percobaan pengukuran suhu didapat kesimpulan bahwa konstanta waktu termometer
dari panas ke dingin lebih besar dari pada dari dingin ke panas.

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam suatu proses dalam teknik kimia ada beberapa factor-faktor penting.
Antara lain waktu dan suhu, karena merupakan factor utama yang mempengaruhi
suatu pengendalian proses atau dinamika proses. Dinamika proses merupakan
salah satu ilmu terapan dalam teknik kimia yang bertujuan memberikan :
a. Dasar pengetahuan sifat dinamis suatu sistem.
b. Pengendalian sistem dengan pengenalan sepenuhnya terhadap kemungkinan
adanya bahaya dari sistem.
Untuk mengetahui suatu nilai dinamika proses dalam teknik kimia digunakan
prinsip reaksi kimia, proses fisika dan matematika. Dengan menggunakan
persamaan tersebut dapat diperkirakan suatu kejadian pada suatu hasil (produk)
dengan mengubah suhu, tekanan, ukuran alat dan sebagainya. Penentuan
dinamika proses dengan menggunakan metode pengosongan tangki menggunakan
sistem pemodelan. Sedangkan penentuan dinamika proses dengan menggunakan
metode pengaturan suhu digunakan sistem berorde satu dan berorde dua.

1.2 TUJUAN
1. Mempelajari kelakuan proses dinamik yaitu proses pengosongan tangki dan
pengukuran suhu dengan termometer.
2. Menentukan parameter proses pengosongan tangki.
3. Menentukan konstanta waktu termometer.

ix1
1.3 TINJAUAN PUSTAKA
Dinamika proses merupakan variasi dari kinerja proses sepanjang waktu
setelah setrop gangguan yang diberikan kedalam proses. Dinamika proses dapat
ditentukan dengan metode pengosongan tangki menggunakan sistem pemodelan.
Sedangkan metode pengaturan suhu, dilakukan dengan sistem berorde satu dan
berorde dua.
Tahap awal dari pembuatan model suatu proses adalah dengan melakukan
analisa dari proses tersebut. Tujuan analisa adalah mendapat gambaran dari
kejadian secara fisik, memprediksi kelakuan proses, membandingkan dengan
kelakuan sebenarnya , mengevaluasi terhadap keterbatasan dan model yang ada
dan dilanjutkan dengan perancangan unit proses.
Dinamika proses mempelajari respon sistem proses dengan adanya
perubahan terhadap proses, misalnya :
1. Respon output dengan adanya perubahan input

Proses

Gambar 1. Respon output terhadap perubahan input


2. Respon output dengan adanya gangguan pada proses

Proses

Gangguan

Gambar 2. Respon output terhadap gangguan pada proses

x2
Variabel-variabel proses seperti laju alir, suhu, tekanan dan konsentrasi dalam
pengendalian proses kimia dapat dikelompokkan menjadi :
1. Variabel input
Variabel input adalah variabel yang menunjukkan pengaruh lingkungan
terhadap proses kimia.
a. Variabel termanipulasi
Variabel termanipulasi adalah variabel yang nilainya dapat diatur secara
bebas oleh operator atau mekanisme pengendalian.
b. Gangguan
Gangguan adalah variabel yang nilainya bukan hasil pengaturan operator
atau mekanisme pengendalian.
2. Variabel output
Variabel output adalah variabel yang menunjukkan pengaruh proses terhadap
lingkungan.
a. Variabel terukur
Variabel terukur adalah jika nilai variabel yang dapat diketahui dengan
pengukuran secara langsung.
b. Variabel tidak terukur
Variabel tidak terukur adalah nilai variabel yang tidak dapat diukur secara
langsung.
Dinamika proses merupakan variabel unjuk kerja proses dari waktu ke waktu
sebagai respon terhadapnya. Untuk mendapatkan kelakuan dinamik dari proses kimia,
persamaan keadaan yang digunakan untuk memodelkan harus diintegralkan. Namun
demikian, kebanyakan sistem pemroses yang perlu diamati hanya dapat dimodelkan
dalam bentuk persamaan diferensial non-linier. Permasalahannya adalah penyelesaian
persamaan diferensial secara analitik hanya dimungkinkan untuk persaman
diferensial yang linier. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan dalam
analisis kelakukan dinamik sistem non linear adalah:

melakukan simulasi sistem non-linear pada komputer analog atau digital, dan

3xi
menghitung penyelesaiannya secara numerik,
mentransformasikan sistem non-linear menjadi suatu sistem yang linear melalui
transformasi variabel-variabel sistem non linear tersebut,

mengembangkan suatu model linier yang kelakuan dinamiknya mendekati sistem


linier pada daerah kondisi operasi tertentu yang ditetapkan. Penyelesaian PD non
linear secara numerik diselesaikan dengan bantuan komputer. Simulasi komputer
sekarang telah digunakan secara luas untuk menganalisis kelakuan dinamik proses-
proses kimia untuk membantu perancangan perangkat pengendali dan mempelajari
efektivitas suatu sistem pengendali. Simulasi proses kimia menggunakan komputer
digital mencakup penyelesaian kumpulan persamaan diferensial dan aljabar yang
digunakan untuk menggambarkan kelakuan proses.

Dinamika proses mempelajari respon sistem proses dengan adanya perubahan


terhadap proses. Proses yang dinamik merupakan fungsi waktu. Perubahan
terhadap sistem proses dapat kita lihat dari gambar berikut :

Gangguan
eksternal
Input Terukur Tidak terukur (d)
(d)

Variabel
Sistem Proses Output
Termanipulasi
terukur
(m)
(y)

Output tidak terukur


(x)
Gambar 3. Respon sistem proses
Dinamika proses juga dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi alih (G) atau
fungsi transfer (transfer function)

Input G Output

Gambar 4. Dinamika proses bentuk fungsi alih

4xii
Output
G= ..................................................................................(1)
Input
Fungsi alih diperoleh dengan membuat model matematik dari sistem dinamik.
Sebagian besar model matematik sistem dalam teknik kimia merupakan bentuk
persamaan kompleks dan non linear, sehingga diselesaikan dengan cara :
1. Analisa matematik
2. Simulasi Komputer
Dinamika proses menunjukkan unjuk kerja proses yang profilnya selalu
berubah terhadap waktu. Dinamika proses selalu terjadi selama sistem proses
belum mencapai kondisi tunak. Keadaan tidak tunak terjadi karena adanya
gangguan terhadap kondisi proses yang tunak.

Dalam dinamika proses ada 2 keadaan yang ditinjau yaitu :

1. Keadaan tunak (steady state)


Keadaan tunak (steady state) adalah kondisi sewaktu sifat-sifat suatu sistem
tak berubah dengan berjalannya waktu atau dengan kata lain, konstan. Pada
kebanyakan sistem, keadaan tunak baru akan dicapai beberapa waktu setelah
sistem dimulai atau diinisiasi. Kondisi awal ini sering disebut sebagai keadaan
transien.
2. Keadaan tidak tunak (unsteady state)
Untuk mempermudah penyelesaian bentuk kompleks dan non linear diubah
menjadi bentuk linear disekitar kondisi tunak.
Untuk mempelajari karakteristik sistem proses dan kelakuannya diperlukan :
1. Variabel-variabel bebas (independent variables) dan variabel-variabel tidak
bebas (state variables) dari sistem.
2. Persamaan-persamaan hubungan antara variabel proses yang dapat
menggambarkan kelakuan dinamik proses terhadap perubahan waktu.
Persamaan hubungan antara variabel-variabel bebas dan tidak bebas dapat
ditentukan dengan menggunakan prinsip kekekalan disebut persamaan
keadaan (equation of state).

xiii
5
Persamaan keadaan :
Akumulasi = Masukkan Keluaran + pembentukan .................... (2)
Proses-proses kimia mempunyai 3 kuantitas fundamental :
a. Massa
1) Massa total
2) Massa komponen
b. Energi total
c. Momentum
Perhatikan gambar berikut ini :

F1, CA1, 1

F2, CA2, 2

Gambar 5. Sistem tangki dengan input dan output

Neraca massa total

....................................................................... (3)

Neraca massa komponen


d(CAV)
dt = CA1F1-CA2F2 V
.............................................(4)
Neraca energi total
dE d(U + K + P)
= = r1F1H1 - r2 F2 H 2 Q Ws ................................(5)
dT dT

Proses Dinamis pada Tangki


Kedinamisan tangki air diuji coba dengan pengosongan tangki dan pemberian
gangguan pada tangki berisi air yang tenang dengan ketinggian tunak.

xiv
6
Luas penampang tangki dikalibrasi dengan mengalurkan grafik volume terhadap
penurunan ketinggian air dalam tangki (h).

Volume tangki dihitung dengan persamaan:

l.D 2
V= h
4 ...(6)

l.D 2
dimana adalah luas penampan tangki. Dengan demikian A adalah gradien dari
4
grafik V-h. Jika diketahui luas penampang, maka laju alir volumetrik dari valve yang
digunakan (dengan bukaan tertentu) dapat diketahui. Pada percobaan ini digunakan
valve dengan diameter yang berbeda. Masing-masing valve mempunyai karakteristik
dan laju alir berbeda-beda. Pengukuran laju alir volumetrik dilakukan dengan
mengukur volume keluaran tiap selang waktu tertentu. Debit air biasa dihitung
dengan mencari gradien grafik Volume terhadap waktu. Persamaan yang digunakan
adalah:

Dv
Q= (7)
Dt

Debit air pada masing-masing valve bergantung pada variasi bukaan valve. Makin
besar bukaan valve, makin besar pula debit airnya. Perhitungan debit air ini dilakukan
untuk memperkirakan bukaan valve yang sesuai dengan yang dibutuhkan saat
percobaan simulasi gangguan.

Proses pengosongan tangki dimaksudkan untuk menentukan parameter laju


volumeterik keluaran (k dan n). Laju volumetrik keluaran tangki merupakan fungsi
dari ketinggian air dalam tangki. Dasar percobaan ini adalah persamaan
Bernoulli:

P1 1 2 P 1
+ .V1 + g.h1 = 2 + .v2 2 + g.h2 (8)
P 2 P 2

xv
7
Mulut tangki dan saluran keluaran terbuka pada tekanan atmosfer sehingga

P1 P2
= . Persamaan tersebut menjadi:
P P
1 2
.V 2 -V12 = g. [ h1- h2] .(9)
2
v1 dapat diabaikan terhadap v2 2 karena
2
Selanjutnya digunkan asumsi
dianggap luas penampang tangki jauh lebih besar daripada saluran keluaran
1
sehingga .V 2 2 = g. [ h1- h2] . Persamaan tersebut disederhanakan:
2

v2 = 2.g. [ h1- h2] ..(10)

v2 = 2.g.Dh1/2 .(11)

v 2 adalah laju linear, sedangkan debit adalah A.v2 = A. 2.g.Dh1/2 ,Dari


persamaan ini diketahui bahwa debit adalah fungsi h,

Q = k.h n .(12)

Pada proses pengosongan tangki ini, neraca massa dalam tangki adalah:

akumulasi air = massa air masuk massa air keluar

Pada proses pengosongan tangki massa air masuk = 0, sehingga:

akumulasi air = - massa air keluar

dV
= -Qout. (13)
dt

dV
A = -k.h n (14)
dt

dh k dV
=- .(15)
dt A dt

Dari persamaan tersebut disimpulkan bahwa laju perubahan ketinggian air dalam
tangki bergantung pada ketinggian tangki setiap saat. Konstanta k dan n merupakan
parameter yang menunjukkan keidelan tangki.

xvi
8
Data yang diperoleh adalah h dan t. Nilai k dan n bisa dicari dengan linearisasi
persamaan neraca massa:

dh k
ln = n. ln h - ln ..............(20)
dt A

k
dimana - ln adalah gradien garis. Cara lain yang lebih akurat adalah dengan
A
metoda numerik dengan menggunakan bantuan program komputer.

Simulasi gangguan pada tangki dilakukan dengan mengguanggiu sistem tangki yang
sudah tunak. Gangguan diberikan dengan menambahkan air masuk masuk secara
tiba-tiba atau mengurangi jumlah air yang sudah tunak degan memperbesar bukaan
valve keluaran.

Jika dilakukan gangguan penambahan air ke dalam tamgki, neraca massa tangki akan
menjadi:

akumulasi air = massa air masuk massa air keluar

dh
A. = (Q1 + Q2 ) - Qout
dt (21)

Dengan adanya tambahan air, maka debit keluaran akan berubah dan akhirnya
mencapai keadaan tunak yang kedua. Selama simulasi dicatat perubahan ketinggian
terhadap waktu. Umumnya keadaan tunak sulit dicapai, dibutuhkan waktu yang lebih
lama dan tangki dengan luas permukaan relatif besar untuk mencapai kondisi tunak
yang sempurna. Waktu untuk mencapai kondisi tunak dipengaruhi besar kecilnya
debit pada tiap-tiap valve. yang mempengaruhi parameter k dan n.
Kesalahan seringkali terjadi karena ketidaktepatan penentuan waktu saat terjadinya
kondisi tunak. Jika simulasi sudah berlangsung lama, perubahan ketinggian air pada
setiap variasi bukaan akan sangat lambat, walaupun mempunyai kecenderungan
untuk berubah pada jangka waktu yang lama.

xvii
9
Proses Dinamis pada Pengukuran Temperatur
Fenomena proses dinamis yang lain adalah pengukuran perubahan temperatur akibat
adanya perubahan temperatur yang mendadak, baik dari panas ke dingin maupun dari
dingin ke panas.
Alat ukur temperatur adalah termometer. Termometer berisi fluida yang koefisien
muainya cukup besar sehingga cukup sensitif terhadap perubahan temperatur. Proses
peprindahan yang terjadi pada termometer adalah proses perpindahan energi dalam
bentuk kalor. Tiga tahapan perpindahan kalor yang terjadi pada termometer adalah:

1. konveksi dari lingkungan/medium ke lapisan film dinding gelas termometer-


medium
2. konduksi dalam dinding gelas
3. konveksi dari dinding gelas ke fluida dalam termometer.
Dengan adanya ketiga hambatan perpindahan di atas, maka tidak mengkin terjadi
respons yang bersamaan secara serempak dari termometer. Walaupun perubahan
temperaur terjadi secara mendadak, pasti ada keterlambatan termometer dalam
mengindra/ sensor temperatur dan memberikan hasil pengukurannya.

Neraca energi pada termometer tersebut adalah:

kalor masuk = kalor keluar + akumulasi kalor.

Asumsi-asumsi yang digunakan adalah:

1. tidak ada kalor yang keluar (untuk Tlingkungan yang lebih tinggi)

2. dinding gelas sangat tipis sehingga hambatan karena konduksi dapat diabaikan

3. tidak terjadi konstraksi atau pemuaian dinding gelas yang berakibat


perubahan volume fluida termometer.

4. koefisien konveksi fluida termometer relatif besar sehingga dianggap tidak ada
panas yang terbuang karena konveksi ini.

xviii
10
5. kapasitas panas fluida termometer konstan.

6. temperatur fluida termometer sama di setiap titik.

xix
11
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN

2.1 Bahan
1. Air
2. Es

2.2 Alat
1. Tangki
2. Termometer
3. Stopwatch
4. Meteran
5. Kran
6. Pemanas
7. Gelas beker
8. Ember

2.3 Rangkaian Alat


1. Pengosongan tangki

Keterangan:
1. Tangki
2. Meteran
2 3. Lubang keluaran
1
3

Gambar 6. Rangkaian alat pengosongan tangki

xx
12
2.Pengukuran suhu

3 4

Gambar 7. Rangkaian alat pengukuran suhu


Keterangan :
1. Termometer
2. Pemanas (kompor listrik)
3. Beker Glass yang berisi air dididihkan
4. Beker Glass yang berisi air dingin

2.4 Cara Kerja


1. Proses Pengosongan Tangki
Pada percobaan pengosongan tangki, pertama-tama memasang kran pada
tangki dan mengisi tangki dengan air sampai ketinggian tertentu. Kemudian
membuka kran dan secara bersamaan menghidupkan stopwatch lalu
menghitung waktu berkurangnya ketinggian fluida dalam tangki dengan
interval tertentu. Percobaan dilanjutkan dengan mengalirkan fluida melalui
bukaan kran yang berbeda-beda.

2. Proses Pengukuran Suhu


Pada percobaan pengukuran suhu, pertama-tama menyiapkan alat dan bahan.
Kemudian mengisi gelas beker dengan air dan memanaskan air hingga
mencapai titik didih. Sambil menunggu air mendidih, masukkan air dingin
atau es ke dalam gelas beker yang lain. Langkah selanjutnya adalah mencatat
suhu awal termometer kemudian memanaskan termometer ke dalam air panas
dan menghidupkan stopwatch lalu mengamati dan mencatat perubahan waktu

xxi
13
setiap suhu tertentu, sampai suhu tertentu, sampai suhunya konstan. Secara
cepat memindahkan termometer dari cairan panas ke cairan dingin, dan
nyalakan stopwatch. Percobaan dilakukan berulang-ulang dengan mengamati
dan mencatat perubahan waktu setiap suhu tertentu, sampai suhunya konstan.

2.5 Analisis Perhitungan


1. Proses Pengosongan Tangki
a. Mencari Luas permukaan tangki
................................................................................. (22)

b. Mencari Perubahan ketinggian cairan setiap perubahan waktu


................................................................................. (23)

c. Mencari h pada persamaan

................................................................................. (24)

d. Dengan Metode Least Square :


.................................................................... (25)

........................................................... (26)

Maka diperoleh :

................................................................... (27)

............................................................... (28)

xxii
14
dengan :

Sehingga persamaan garisnya : .................... (29)

e. Menentukan Parameter Pengosongan Tangki

...................................................................... (30)

dilinierisasi menjadi :

.................................................... (31)

................................................................................ (32)

dengan :

...................................................................... (33)

..................................................................................... (34)

......................................................................................... (35)

..................................................................................... (36)

2. Menentukan konstanta waktu termometer

........................................................................... (37)

........................................................................... (38)

............................................................... (39)

15
xxiii
..................................................................................... (40)

...................................................................... (41)

................................................................................. (42)

........................................................................................ (43)

......................................................................................... (44)

Dengan metode Least Square :


Y a(X ) b.N ................................................................ (45)

b 0 ........................................................................................ (46)

Maka diperoleh :
Y
a .................................................................................... (47)
X

Akhirnya diperoleh konstanta waktu termometer adalah :


....................................................................................... (48)

xxiv
16
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Percobaan


Suhu lingkungan : 27 C
Ketinggian tangki mula-mula : 19 cm
Diameter tangki : 57,5 cm
Jumlah kran : 4 buah

3.1.1 Proses Pengosongan Tangki


Tabel 3.1.1 Proses Pengosongan Tangki
H Waktu (Detik)
No (cm) D=1,7 cm D=1,4 cm D=0,8 cm D=0,6 cm
1 19 0 0 0 0
2 18 5 10 33 60
3 17 12 19 66 114
4 16 19 29 99 179
5 15 25 38 133 232
6 14 33 48 149 307
7 13 40 60 205 358
8 12 47 71 233 412
9 11 55 80 291 502
10 10 62 92 313 555
11 9 71 103 345 615
12 8 79 115 387 695
13 7 88 128 428 767
14 6 96 140 470 836
15 5 104 151 513 920
16 4 115 164 563 1001
17 3 125 178 614 1096
18 2 134 195 661 1195
19 1 146 211 719 1309
20 0 157 228 776 1401

xxv
17
3.1.2 Proses Pengukuran Suhu
Tabel 3.1.2 Proses Pengukuran Suhu
Panas Dingin Dingin Panas
No. T (C) t (dtk) T (C) t (dtk)
1 90 0 10 0
2 85 1,03 15 0,4
3 80 1,62 20 0,82
4 75 2,32 25 1,31
5 70 2,95 30 1,8
6 65 3,81 35 2,24
7 60 4,8 40 2,81
8 55 5,85 45 3,38
9 50 6,98 50 4,01
10 45 8,73 55 4,81
11 40 11 60 5,76
12 35 14,21 65 6,96
13 30 18,22 70 8,28
14 25 24,1 75 10,19
15 20 31,09 80 12,59
16 15 37,27 85 16,7
17 10 46,65 90 26,53

3.2 Pembahasan

Pengosongan Tangki
A = 2595,406 cm2

3.2.1 Hubungan Waktu dan Tinggi Untuk Mencari parameter pengosongan


tangki ( k dan n ) pada D=1,7cm
a 4,188 k 65,891
b 0,695 b n 0,695

xxvi
18
Sehingga didapat persamaan garis yaitu :
Y=4,188+0,695X

Gambar 3.2.1 Hubungan antara ln h vs ln(-A* dh/dt)

112,813 0
% kesalahan rata-rata = 0 5,641%
20
3.2.2 Hubungan Waktu dan Tinggi Untuk Mencari parameter pengosongan
tangki ( k dan n ) pada D=1,4cm
a 3,8949 k 49,1511
b 0,661 b n 0,661
Sehingga didapat persamaan garis yaitu :
Y=3,8949+0,661X

Gambar 3.2.2 Hubungan ln h vs ln(-A*dh/dt)

xxvii
19
117,539 0
% kesalahan rata-rata = 0 5,877%
20

3.2.3 Hubungan Waktu dan Tinggi Untuk Mencari parameter pengosongan


tangki ( k dan n ) pada D=0,8cm
a 2,936 k 18,8403
b 0,567 b n 0,567
Sehingga didapat persamaan garis yaitu :
Y=2,936+0,567X

Gambar 3.2.3 . Hubungan antara ln h vs ln(-A*dh/dt)

161,675 0
% kesalahan rata-rata = 0 8,084%
20

3.2.4 Hubungan Waktu dan Tinggi Untuk Mencari parameter pengosongan


tangki ( k dan n ) pada D=0,6cm
a 2,484 k 11,9891
b 0,497 b n 0,497
Sehingga didapat persamaan garis yaitu :
Y=2,484+0,497X

xxviii
20
Gambar 3.2.4 Hubungan antara ln h vs ln(-A*dh/dt)

133,448 0
% kesalahan rata-rata = 0 6,672%
20
3.2.5 Hubungan Waktu dengan Tinggi pada proses pengosongan tangki
H Waktu (Detik)
No (cm) D=1,7 cm D=1,4 cm D=0,8 cm D=0,6 cm
1 19 0 0 0 0
2 18 5 10 33 60
3 17 12 19 66 114
4 16 19 29 99 179
5 15 25 38 133 232
6 14 33 48 149 307
7 13 40 60 205 358
8 12 47 71 233 412
9 11 55 80 291 502
10 10 62 92 313 555
11 9 71 103 345 615
12 8 79 115 387 695
13 7 88 128 428 767
14 6 96 140 470 836
15 5 104 151 513 920
16 4 115 164 563 1001
17 3 125 178 614 1096
18 2 134 195 661 1195
19 1 146 211 719 1309
20 0 157 228 776 1401

xxix
21
Gambar 3.2.5 Hubungan Waktu (detik) vs Tinggi (cm)
Berdasarkan data percobaan diperoleh bahwa semakin besar diameter pipa,
maka waktu yang dibutuhkan untuk pengosongan tangki semakin cepat, hal ini
dikarenakan debit aliran air yang keluar tangki semakin besar. Hal ini
menunjukkan bahwa banyaknya volume air yang dapat dikeluarkan persatuan
waktu pada proses pengosongan tangki berbanding lurus dengan besarnya
diameter pipa keluaran.

3.3 pengukuran suhu


3.3.1 Proses Dingin Panas
T0 = suhu mula-mula = 10 oC
Ti = suhu akhir = 90 oC

Maka diperoleh :
a=
Sehingga diperoleh persamaan garis :
t
T 10
1 e 7,932
80
185,5442 0
% kesalahan rata-rata = 0 10,9144%
17

xxx
22
Gambar 3.3.1 Hubungan waktu (t) vs suhu (T) dingin-panas

3.3.2 Proses Panas Dingin


T0 = suhu mula-mula = 90 oC
Ti = suhu akhir = 10 oC

Maka diperoleh :
=

Sehingga diperoleh persamaan garis :


t
T 90
1 e 16,1167
80

1267,423 0
% kesalahan rata-rata = 0 15,7308%
17

Gambar 3.3.2 Hubungan antara waktu (t) vs suhu (T) panas-dingin

xxxi
23
3.3.3 Konstanta Waktu Termometer ( )
Panas Dingin Dingin Panas
No. T (C) t (dtk) T (C) t (dtk)
1 90 0 10 0
2 85 1,03 15 0,4
3 80 1,62 20 0,82
4 75 2,32 25 1,31
5 70 2,95 30 1,8
6 65 3,81 35 2,24
7 60 4,8 40 2,81
8 55 5,85 45 3,38
9 50 6,98 50 4,01
10 45 8,73 55 4,81
11 40 11 60 5,76
12 35 14,21 65 6,96
13 30 18,22 70 8,28
14 25 24,1 75 10,19
15 20 31,09 80 12,59
16 15 37,27 85 16,7
17 10 46,65 90 26,53

Konstanta waktu termometer ( ) pada proses pengukuran temperatur panas


ke dingin didapatkan hasil yang negatif, hal ini disebabkan karena suhu pada
termometer bergerak dari suhu tinggi ke suhu rendah. Perbedaan suhu dari panas ke
dingin yang sangat tiba-tiba menyebabkan respon termometer terhadap perubahan
temperatur menjadi lambat.
Sehingga dapat diketahui bahwa respon termometer terhadap perubahan
temperatur dari dingin ke panas lebih cepat daripada perubahan temperatur dari panas
ke dingin, yang dapat ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 3.3.3 Hubungan Waktu (detik) vs Suhu (C)

24
xxxii
BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dan perhitungan dapat disimpulkan bahwa :


1. Proses Pengosongan Tangki
a. Semakin besar diameter pipa, maka waktu yang dibutuhkan untuk
pengosongan tangki semakin cepat. Hal ini disebabkan karena debit aliran
yang keluar dari tangki berbanding lurus dengan diameter pipa keluaran.
b. Semakin besar diameter tangki, maka harga k yang didapat juga semakin
besar.
Diameter Pipa
No. k n Persamaan % Kesalahan
(cm)
1,7 4,188+0,695X 5,641
1 65,891 0,695
1,4 3,8949+0,661X 5,877
2 49,1511 0,661
0,8 2,936+0,567X 8,084
3 18,8403 0,567
0,6 2,484+0,497X 6,672
4 11,9891 0,497

2. Proses pengukuran suhu

No Perubahan Persamaan %
. suhu kesalahan

1 Panas - dingin 16,116


T= 15,7308
7
2 Dingin -panas
T= 10,914

xxxiii
25
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Keadaan Tunak. http://id.wikipedia.org/wiki/keadaan_tunak diakses


pada tanggal 13 Desember 2012 pukul 20.00 WIB
Gunawan, 2012. Modul 1.12 Dinamika Proses.
http://akademik.che.itb.ac.id/labtek/wp-content/uploads/2012/05/dpt-dinamika-
proses-tangki.pdf diakses pada tanggal 13 Desember 2012 pukul 20.00 WIB
Harriot, P., 1992. Process Control, McGraw Hill Book Inc., New York
Stephanopoulus, G., 1984, Chemical Process Control : An Introduction to Theory
and Practice, Prentice-Hall Inc., New Jersey

xxxiv
26
Lampiran

PERHITUNGAN

1. Pengosogan Tangki

Parameter pengosongan tangki

A. Untuk kran dengan Diameter dalam = 1,7 cm

1. Mencari luas tangki

1
AT = . . DT2
4

1
= (3,14)(57,5)2 cm2
4

= 2595,406 cm2

dh
2. Mencari
dt
dh h h1
2
dt 1, 2 t 2 t1

18 19 cm
-0,2
50 det ik

3. Mencari h pada persamaan (h pers)

h2 h1
h1, 2
2

18 19

2

18,5cm

xxxv
dh
Analog dengan cara diatas maka dapat diperoleh dan h persamaan yang lainnya
dt
pada tabel.

Tabel 1. Hubungan antara ketinggian (h) terhadap waktu (t)

H (cm) Waktu
dh h Ln(h pers) Ln(A.dh/dt)
No (detik) dt pers (-)A (X) (Y) X^2 XY
1 19 0 -0,2 18,5 -2595,406 2,918 6,252 8,513 18,242
2 18 5 -0,143 17,5 -2595,406 2,862 5,916 8,192 16,932
3 17 12 -0,143 16,5 -2595,406 2,803 5,916 7,859 16,584
4 16 19 -0,167 15,5 -2595,406 2,741 6,070 7,512 16,636
5 15 25 -0,125 14,5 -2595,406 2,674 5,782 7,151 15,462
6 14 33 -0,143 13,5 -2595,406 2,603 5,916 6,774 15,396
7 13 40 -0,143 12,5 -2595,406 2,526 5,916 6,379 14,941
8 12 47 -0,125 11,5 -2595,406 2,442 5,782 5,965 14,122
9 11 55 -0,143 10,5 -2595,406 2,351 5,916 5,529 13,910
10 10 62 -0,111 9,5 -2595,406 2,251 5,664 5,068 12,752
11 9 71 -0,125 8,5 -2595,406 2,140 5,782 4,580 12,374
12 8 79 -0,111 7,5 -2595,406 2,015 5,664 4,060 11,413
13 7 88 -0,125 6,5 -2595,406 1,872 5,782 3,504 10,823
14 6 96 -0,125 5,5 -2595,406 1,705 5,782 2,906 9,857
15 5 104 -0,091 4,5 -2595,406 1,504 5,464 2,262 8,218
16 4 115 -0,100 3,5 -2595,406 1,253 5,559 1,569 6,964
17 3 125 -0,111 2,5 -2595,406 0,916 5,664 0,840 5,190
18 2 134 -0,083 1,5 -2595,406 0,405 5,377 0,164 2,180
19 1 146 -0,091 0,5 -2595,406 -0,693 5,464 0,480 -3,787
20 0 157 0,000 0 -2595,406 0,000 0,000 0,000 0,000
Jumlah 37,289 109,666 89,309 218,208

xxxvi
Dari tabel diatas maka didapat grafik hubungan antara waktu dan tinggi:

Grafik 1. Hubungan Waktu (t) vs Tinggi (h) pada D=1,7cm

Dari karakteristik Grafik yang ditunjukan maka dipakai persamaan linier


dh
A k .h n
dt
Dilinierisasikan menjadi :
dh
Ln A Lnk n.Lnh
dt
y =a+bx
Dengan :
dh
y = Ln A
dt
a = Ln k ..(A)
b=n ..(B)
x = Ln h
Dengan metode Least Square
y = a.x + n.b
xy = a.x2 + x.b
Maka diperoleh :
n. xy x. y y b. x
b= ; a=
n. x 2 x
2
n

Dari table 1. diperoleh


x = 37,289
y = 109,666

xxxvii
xy = 218,208
x2 = 89,309
n = 20
(20)(218,208) (37,289)(109,666)
Sehingga ; b 0,695
(20)(89,309) (37,289) 2

109,666 (0,695)(37,289)
a 4,188
20

Dari persamaan (A) : Dari persamaan (B) :


a = Ln k b=n
4,188
k=e n = 0,695
k = 65,891 n = 0,695

Grafik 2. Hubungan antara ln h vs ln(-A* dh/dt)

Mencari % kesalahan
Ydata Yhit
a). % kesalahan = x100 0 0
Ydata

xxxviii
Tabel 2. Hubungan antara Y data dan Y hitung
No X Y data Y hitung % Kesalahan
1 2,918 6,252 6,215 0,594
2 2,862 5,916 6,176 4,408
3 2,803 5,916 6,135 3,717
4 2,741 6,070 6,092 0,367
5 2,674 5,782 6,046 4,560
6 2,603 5,916 5,996 1,360
7 2,526 5,916 5,943 0,457
8 2,442 5,782 5,885 1,775
9 2,351 5,916 5,822 1,590
10 2,251 5,664 5,752 1,549
11 2,140 5,782 5,675 1,856
12 2,015 5,664 5,588 1,350
13 1,872 5,782 5,488 5,079
14 1,705 5,782 5,372 7,086
15 1,504 5,464 5,233 4,221
16 1,253 5,559 5,058 9,004
17 0,916 5,664 4,825 14,822
18 0,405 5,377 4,470 16,864
19 -0,693 5,464 3,707 32,155
20 0,000 0,000 4,188 0,000
Jumlah 112,813

112,813 0
b). % kesalahan rata-rata = 0 5,641%
20

B. Untuk kran dengan Diameter dalam = 1,4 cm

1. Mencari luas tangki

1
AT = . . DT2
4

1
= (3,14)(57,5)2 cm2
4

= 2595,406 cm2

xxxix
dh
2. Mencari
dt

dh h h1
2
dt 1, 2 t 2 t1

18 19 cm
-0,1
10 0 det ik

3. Mencari h pada persamaan (h pers)

h2 h1
h1, 2
2

18 19

2

18,5cm

xl
dh
Analog dengan cara diatas maka dapat diperoleh dan h persamaan yang lainnya
dt
pada tabel.

Tabel 3. Hubungan antara ketinggian (h) terhadap waktu (t)


dh
H Waktu h Ln(h X^2 XY
dt
(cm) (detik) (pers) pers) Ln(A.dh
No -(A) (X) /dt) (Y)
1 19 0 -0,1000 18,5 -2595,406 2,918 5,559 8,513 16,220
2 18 10 -0,1111 17,5 -2595,406 2,862 5,664 8,192 16,212
3 17 19 -0,1000 16,5 -2595,406 2,803 5,559 7,859 15,584
4 16 29 -0,1111 15,5 -2595,406 2,741 5,664 7,512 15,525
5 15 38 -0,1000 14,5 -2595,406 2,674 5,559 7,151 14,865
6 14 48 -0,0833 13,5 -2595,406 2,603 5,377 6,774 13,994
7 13 60 -0,0909 12,5 -2595,406 2,526 5,464 6,379 13,800
8 12 71 -0,1111 11,5 -2595,406 2,442 5,664 5,965 13,834
9 11 80 -0,0833 10,5 -2595,406 2,351 5,377 5,529 12,642
10 10 92 -0,0909 9,5 -2595,406 2,251 5,464 5,068 12,300
11 9 103 -0,0833 8,5 -2595,406 2,140 5,377 4,580 11,506
12 8 115 -0,0769 7,5 -2595,406 2,015 5,297 4,060 10,672
13 7 128 -0,0833 6,5 -2595,406 1,872 5,377 3,504 10,064
14 6 140 -0,0909 5,5 -2595,406 1,705 5,464 2,906 9,314
15 5 151 -0,0769 4,5 -2595,406 1,504 5,297 2,262 7,966
16 4 164 -0,0714 3,5 -2595,406 1,253 5,222 1,569 6,542
17 3 178 -0,0588 2,5 -2595,406 0,916 5,028 0,840 4,607
18 2 195 -0,0625 1,5 -2595,406 0,405 5,089 0,164 2,063
19 1 211 -0,0588 0,5 -2595,406 -0,693 5,028 0,480 -3,485
20 0 228 0,0000 0 -2595,406 0,000 0,000 0,000 0,000
Jumlah 37,289 102,528 89,309 204,226

Dari table diatas maka didapat grafik hubungan antara waktu dan tinggi:

Grafik 3. Hubungan Waktu(t) vs Tinggi(h) pada D=1,4 cm

xli
Dari karakteristik Grafik yang ditunjukan maka dipakai persamaan linier
dh
A k .h n
dt
Dilinierisasikan menjadi :
dh
Ln A Lnk n.Lnh
dt
y =a+bx
Dengan :
dh
y = Ln A
dt
a = Ln k ..(A)
b=n ..(B)
x = Ln h
Dengan metode Least Square
y = a.x + n.b
xy = a.x2 + x.b
Maka diperoleh :
n. xy x. y y b. x
b= ; a =
n. x 2 x
2
n

Dari table 1.A diperoleh


x = 37,289
y = 102,528
xy = 204,226
x2 = 89,309
n = 20
(20)(204,226) (37,289)(102,528)
Sehingga ; b 0,661
(20)(89,309) (37,289) 2

102,528 (0,661)(37,289)
a 3,8949
20

Dari persamaan (A) : Dari persamaan (B) :


a = Ln k b=n
3,8949
k=e n = 0,661
k = 49,1511 n = 0,661

xlii
Mencari % kesalahan
Ydata Yhit
a). % kesalahan = x100 0 0
Ydata

Grafik 4. Hubungan antara ln h vs ln(-A* dh/dt)

Tabel 4. Hubungan Y data dengan Y hitung


No X Y data Y hitung % Kesalahan
1 2,918 5,559 5,822 4,736
2 2,862 5,664 5,785 2,139
3 2,803 5,559 5,747 3,376
4 2,741 5,664 5,705 0,724
5 2,674 5,559 5,661 1,841
6 2,603 5,377 5,614 4,416
7 2,526 5,464 5,563 1,823
8 2,442 5,664 5,508 2,757
9 2,351 5,377 5,448 1,329
10 2,251 5,464 5,382 1,495
11 2,140 5,377 5,308 1,267
12 2,015 5,297 5,226 1,336
13 1,872 5,377 5,131 4,563
14 1,705 5,464 5,021 8,103
15 1,504 5,297 4,888 7,707
16 1,253 5,222 4,722 9,576
17 0,916 5,028 4,500 10,504
18 0,405 5,089 4,163 18,201
19 -0,693 5,028 3,437 31,647
20 0,000 0,000 3,895 0,000
Jumlah 117,539

xliii
117,539 0
b). % kesalahan rata-rata = 0 5,877%
20
C. Untuk kran dengan Diameter dalam = 0,8 cm

1. Mencari luas tangki

1
AT = . . DT2
4

1
= (3,14)(57,5)2 cm2
4

= 2595,406 cm2

dh
2. Mencari
dt
dh h h1
2
dt 1, 2 t 2 t1

18 19 cm
-0,03
33 0 det ik

3. Mencari h pada persamaan (h pers)

h2 h1
h1, 2
2

18 19

2

18,5cm

xliv
dh
Analog dengan cara diatas maka dapat diperoleh dan h persamaan yang lainnya
dt
pada tabel.

Tabel 5. Hubungan antara ketinggian (h) terhadap waktu (t)


H Waktu dh h
(cm) (detik) pers -(A) X^2 XY
dt
Ln(h Ln(A.d
pers) h/dt)
No (X) (Y)
1 19 0 -0,030 18,5 -2595,406 2,918 4,365 8,513 12,736
2 18 33 -0,030 17,5 -2595,406 2,862 4,365 8,192 12,493
3 17 66 -0,030 16,5 -2595,406 2,803 4,365 7,859 12,237
4 16 99 -0,029 15,5 -2595,406 2,741 4,335 7,512 11,882
5 15 133 -0,063 14,5 -2595,406 2,674 5,089 7,151 13,609
6 14 149 -0,018 13,5 -2595,406 2,603 3,836 6,774 9,984
7 13 205 -0,036 12,5 -2595,406 2,526 4,529 6,379 11,440
8 12 233 -0,017 11,5 -2595,406 2,442 3,801 5,965 9,283
9 11 291 -0,045 10,5 -2595,406 2,351 4,770 5,529 11,217
10 10 313 -0,031 9,5 -2595,406 2,251 4,396 5,068 9,896
11 9 345 -0,024 8,5 -2595,406 2,140 4,124 4,580 8,825
12 8 387 -0,024 7,5 -2595,406 2,015 4,148 4,060 8,358
13 7 428 -0,024 6,5 -2595,406 1,872 4,124 3,504 7,719
14 6 470 -0,023 5,5 -2595,406 1,705 4,100 2,906 6,990
15 5 513 -0,020 4,5 -2595,406 1,504 3,949 2,262 5,940
16 4 563 -0,020 3,5 -2595,406 1,253 3,930 1,569 4,923
17 3 614 -0,021 2,5 -2595,406 0,916 4,011 0,840 3,676
18 2 661 -0,017 1,5 -2595,406 0,405 3,801 0,164 1,541
19 1 719 -0,018 0,5 -2595,406 -0,693 3,818 0,480 -2,647
20 0 776 0,000 0 -2595,406 0,000 0,000 0,000 0,000
Jumlah 37,289 79,858 89,309 160,103

Dari table diatas maka didapat grafik hubungan antara waktu dan tinggi:

xlv
Grafik 5. HubunganWaktu (t) vs Tinggi (h) pada D=0,8 cm

Dari karakteristik Grafik yang ditunjukan maka dipakai persamaan linier


dh
A k .h n
dt
Dilinierisasikan menjadi :
dh
Ln A Lnk n.Lnh
dt
y =a+bx
Dengan :
dh
y = Ln A
dt
a = Ln k ..(A)
b=n ..(B)
x = Ln h
Dengan metode Least Square
y = a.x + n.b
xy = a.x2 + x.b
Maka diperoleh :
n. xy x. y y b. x
b= ; a=
n. x x
2 2
n

Dari table 1.A diperoleh


x = 37,289
y = 79,858
xy = 160,103

xlvi
x2 = 89,309
n = 20
(20)(160,103) (37,289)(79,858)
Sehingga ; b 0,567
(20)(89,309) (37,289) 2

79,858 (0,567)(37,289)
a 2,936
20
Dari persamaan (A) : Dari persamaan (B) :
a = Ln k b=n
2,936
k=e n = 0,567
k = 18,8403 n = 0,567

Grafik 6. Hubungan antara ln h vs ln(-A*dh/dt)

Mencari % kesalahan
Ydata Yhit
a). % kesalahan = x100 0 0
Ydata

xlvii
Tabel 6. Hubungan antara Y data dengan Y hitung
X Y data Y hitung %
No Kesalahan
1 2,918 4,365 4,590 5,151
2 2,862 4,365 4,558 4,429
3 2,803 4,365 4,525 3,665
4 2,741 4,335 4,490 3,562
5 2,674 5,089 4,452 12,521
6 2,603 3,836 4,411 14,992
7 2,526 4,529 4,368 3,569
8 2,442 3,801 4,320 13,663
9 2,351 4,770 4,269 10,515
10 2,251 4,396 4,212 4,178
11 2,140 4,124 4,149 0,612
12 2,015 4,148 4,078 1,682
13 1,872 4,124 3,997 3,074
14 1,705 4,100 3,902 4,827
15 1,504 3,949 3,789 4,072
16 1,253 3,930 3,646 7,213
17 0,916 4,011 3,456 13,855
18 0,405 3,801 3,166 16,705
19 -0,693 3,818 2,543 33,390
20 0,000 0,000 2,936 0,000
Jumlah 161,675

161,675 0
b). % kesalahan rata-rata = 0 8,084%
20

xlviii
D. Untuk kran dengan Diameter dalam = 0,6 cm

1. Mencari luas tangki


1
AT = . . DT2
4

1
= (3,14)(57,5)2 cm2
4

= 2595,406 cm

dh
2. Mencari
dt
dh h h1
2
dt 1, 2 t 2 t1

18 19 cm
-0,017
60 0 det ik

3. Mencari h pada persamaan (h pers)

h2 h1
h1, 2
2

18 19

2

18,5cm

xlix
dh
Analog dengan cara diatas maka dapat diperoleh dan h persamaan yang lainnya
dt
pada tabel.

Tabel 7. Hubungan antara ketinggian (h) terhadap waktu (t)


Ln(hpers) Ln
No h Wakt dh h (X) (A.dh/dt)
(cm) u dt pers -(A) (Y) X^2 XY
(detik
)
1 19 0 -0,017 18,5 -2595,406 2,918 3,767 8,513 10,992
2 18 60 -0,019 17,5 -2595,406 2,862 3,873 8,192 11,084
3 17 114 -0,015 16,5 -2595,406 2,803 3,687 7,859 10,336
4 16 179 -0,019 15,5 -2595,406 2,741 3,891 7,512 10,665
5 15 232 -0,013 14,5 -2595,406 2,674 3,544 7,151 9,477
6 14 307 -0,020 13,5 -2595,406 2,603 3,930 6,774 10,228
7 13 358 -0,019 12,5 -2595,406 2,526 3,873 6,379 9,781
8 12 412 -0,011 11,5 -2595,406 2,442 3,362 5,965 8,210
9 11 502 -0,019 10,5 -2595,406 2,351 3,891 5,529 9,150
10 10 555 -0,017 9,5 -2595,406 2,251 3,767 5,068 8,481
11 9 615 -0,013 8,5 -2595,406 2,140 3,479 4,580 7,446
12 8 695 -0,014 7,5 -2595,406 2,015 3,585 4,060 7,223
13 7 767 -0,014 6,5 -2595,406 1,872 3,627 3,504 6,790
14 6 836 -0,012 5,5 -2595,406 1,705 3,431 2,906 5,848
15 5 920 -0,012 4,5 -2595,406 1,504 3,467 2,262 5,215
16 4 1001 -0,011 3,5 -2595,406 1,253 3,308 1,569 4,144
17 3 1096 -0,010 2,5 -2595,406 0,916 3,266 0,840 2,993
18 2 1195 -0,009 1,5 -2595,406 0,405 3,125 0,164 1,267
19 1 1309 -0,011 0,5 -2595,406 -0,693 3,340 0,480 -2,315
20 0 1401 0,000 0 -2595,406 0,000 0,000 0,000 0,000
37,28 68,21 89,30 137,01
Jumlah 9 3 9 5

l
Dari table diatas maka didapat grafik hubungan antara waktu dan tinggi:

Grafik 7. Hubungan Waktu (t) vs Tinggi (h) pada D=0,6cm

Dari karakteristik Grafik yang ditunjukan maka dipakai persamaan linier


dh
A k .h n
dt
Dilinierisasikan menjadi :
dh
Ln A Lnk n.Lnh
dt
y =a+bx
Dengan :
dh
y = Ln A
dt
a = Ln k ..(A)
b=n ..(B)
x = Ln h
Dengan metode Least Square
y = a.x + n.b
xy = a.x2 + x.b
Maka diperoleh :
n. xy x. y y b. x
b= ; a=
n. x x
2 2
n

Dari table 1.A diperoleh


x = 37,289

li
y = 68,213
xy =137,015
x2 = 89,309
n = 20
(20)(137,015) (37,289)(68,213)
Sehingga ; b 0,497
(20)(89,309) (37,289) 2

68,213 (0,497)(37,289)
a 2,484
20

Dari persamaan (A) : Dari persamaan (B) :


a = Ln k b=n
2,484
k=e n = 0,497
k = 11,9891 n = 0,497

Grafik 8. Hubungan antara ln h vs ln(-A*dh/dt)

Mencari % kesalahan
Ydata Yhit
a). % kesalahan = x100 0 0
Ydata

lii
Tabel 8. Hubungan antara Y data dengan Y hitung
No X Y data Y hitung % Kesalahan
1 2,918 3,767 3,934 4,437
2 2,862 3,873 3,907 0,882
3 2,803 3,687 3,877 5,162
4 2,741 3,891 3,846 1,153
5 2,674 3,544 3,813 7,595
6 2,603 3,930 3,778 3,868
7 2,526 3,873 3,739 3,437
8 2,442 3,362 3,698 10,003
9 2,351 3,891 3,653 6,129
10 2,251 3,767 3,603 4,359
11 2,140 3,479 3,548 1,960
12 2,015 3,585 3,485 2,773
13 1,872 3,627 3,414 5,875
14 1,705 3,431 3,331 2,899
15 1,504 3,467 3,231 6,795
16 1,253 3,308 3,107 6,079
17 0,916 3,266 2,939 10,015
18 0,405 3,125 2,685 14,079
19 -0,693 3,340 2,139 35,949
20 0,000 0,000 2,484 0,000
Jumlah 133,448

133,448 0
b). % kesalahan rata-rata = 0 6,672%
20
2. Menentukan waktu konstanta thermometer ()

t
T T0
1 e
Ti T0

t
y
1 e
x

t
y
1 e
x

liii
y 1
Ln1 .t
x

Y aX

Dimana :
y
Y Ln1
x

1 1
a
a

X t

Dengan metode Least Square :

Y a(X ) b.N ,b 0

Maka diperoleh :

Y
a
X
a.

liv
Untuk Proses Dingin Panas
Dengan analog di atas kita dapat memperoleh data-data sebagai berikut:
Tabel 9. Hubungan antara suhu dan waktu
No. T (C) X = Ti T0 y = T T0 y/x 1 - (y / x) X = t (dtk) Y = ln(1 - (y / x))
1 10 80 0 0,0000 1,0000 0 0
2 15 80 5 0,0625 0,9375 0,4 -0,065
3 20 80 10 0,1250 0,8750 0,82 -0,134
4 25 80 15 0,1875 0,8125 1,31 -0,208
5 30 80 20 0,2500 0,7500 1,8 -0,288
6 35 80 25 0,3125 0,6875 2,24 -0,375
7 40 80 30 0,3750 0,6250 2,81 -0,470
8 45 80 35 0,4375 0,5625 3,38 -0,575
9 50 80 40 0,5000 0,5000 4,01 -0,693
10 55 80 45 0,5625 0,4375 4,81 -0,827
11 60 80 50 0,6250 0,3750 5,76 -0,981
12 65 80 55 0,6875 0,3125 6,96 -1,163
13 70 80 60 0,7500 0,2500 8,28 -1,386
14 75 80 65 0,8125 0,1875 10,19 -1,674
15 80 80 70 0,8750 0,1250 12,59 -2,079
16 85 80 75 0,9375 0,0625 16,7 -2,773
17 90 80 80 1,0000 0,0000 26,53 0
Jumlah 108,59 -13,6896

Dimana :
T = suhu termometer
T0 = suhu mula-mula = 10 oC
Ti = suhu akhir = 90 oC

Maka diperoleh :
Y 1
a = =
X a

Sehingga diperoleh persamaan garis :


t
T 10
1 e 7,932 maka, T=
80

lv
Menghitung % kesalahan :
Tabel 10. Hubungan antara T data dengan T hitung
Waktu (t) Suhu (T) Data Suhu (T) Hitung % Kesalahan
0 10 10 0
0,4 15 13,934 7,106
0,82 20 17,857 10,716
1,31 25 22,178 11,286
1,8 30 26,241 12,529
2,24 35 29,682 15,196
2,81 40 33,864 15,340
3,38 45 37,756 16,097
4,01 50 41,745 16,510
4,81 55 46,374 15,683
5,76 60 51,298 14,503
6,96 65 56,732 12,720
8,28 70 61,832 11,669
10,19 75 67,859 9,521
12,59 80 73,640 7,950
16,7 85 80,255 5,582
26,53 90 87,178 3,136
Jumlah 185,5442

185,5442 0
% kesalahan rata-rata = 0 10,9144%
17

Grafik 9. Hubungan waktu (t) vs suhu (T) dingin-panas

lvi
b. Untuk proses panas-dingin
Dengan analog di atas kita dapat memperoleh data-data sebagai berikut :

Tabel 11. Hubungan antara waktu dengan suhu


No. T (C) x = Ti T0 y = T - T0 y/x 1 - (y / x) X = t (dtk) Y = ln(1 - (y / x))
1 90 -80 0 0,0000 1,0000 0 0
2 85 -80 -5 0,0625 0,9375 1,03 -0,065
3 80 -80 -10 0,1250 0,8750 1,62 -0,134
4 75 -80 -15 0,1875 0,8125 2,32 -0,208
5 70 -80 -20 0,2500 0,7500 2,95 -0,288
6 65 -80 -25 0,3125 0,6875 3,81 -0,375
7 60 -80 -30 0,3750 0,6250 4,8 -0,470
8 55 -80 -35 0,4375 0,5625 5,85 -0,575
9 50 -80 -40 0,5000 0,5000 6,98 -0,693
10 45 -80 -45 0,5625 0,4375 8,73 -0,827
11 40 -80 -50 0,6250 0,3750 11 -0,981
12 35 -80 -55 0,6875 0,3125 14,21 -1,163
13 30 -80 -60 0,7500 0,2500 18,22 -1,386
14 25 -80 -65 0,8125 0,1875 24,1 -1,674
15 20 -80 -70 0,8750 0,1250 31,09 -2,079
16 15 -80 -75 0,9375 0,0625 37,27 -2,773
17 10 -80 -80 1,0000 0,0000 46,65 0,000
Jumlah 220,63 -13,690

Dimana :
T = suhu termometer
T0 = suhu mula-mula = 90 oC
Ti = suhu akhir = 10 oC

Maka diperoleh :
Y 1
a = =
X a

Sehingga diperoleh persamaan garis :


t
T 90
1 e 16,1167 maka, T=
80

lvii
Menghitung % kesalahan :
Tabel 12. Hubungan Y data dengan Y hitung
Waktu (t) Suhu (T) Data Suhu (T) Hitung % Kesalahan
0 90 90,0000 0
1,03 85 85,0472 0,05556
1,62 80 82,3496 2,93697
2,32 75 79,2745 5,69927
2,95 70 76,6188 9,45537
3,81 65 73,1571 12,5494
4,8 60 69,3943 15,6572
5,85 55 65,6481 19,3602
6,98 50 61,8801 23,7601
8,73 45 56,5418 25,6485
11 40 50,4272 26,068
14,21 35 43,1264 23,2183
18,22 30 35,8296 19,4319
24,1 25 27,9337 11,7347
31,09 20 21,6228 8,11391
37,27 15 17,9210 19,4731
46,65 10 14,4260 44,2605
Jumlah 267,423

1267,423 0
% kesalahan rata-rata = 0 15,7308%
17

Grafik 10. Hubungan antara waktu (t) vs suhu (T) panas-dingin

lviii
C. Pembahasan

1. Hubungan tinggi cairan terhadap waktu pada proses pengosongan tangki


H Waktu (Detik)
No (cm) D=1,7 cm D=1,4 cm D=0,8 cm D=0,6 cm
1 19 0 0 0 0
2 18 5 10 33 60
3 17 12 19 66 114
4 16 19 29 99 179
5 15 25 38 133 232
6 14 33 48 149 307
7 13 40 60 205 358
8 12 47 71 233 412
9 11 55 80 291 502
10 10 62 92 313 555
11 9 71 103 345 615
12 8 79 115 387 695
13 7 88 128 428 767
14 6 96 140 470 836
15 5 104 151 513 920
16 4 115 164 563 1001
17 3 125 178 614 1096
18 2 134 195 661 1195
19 1 146 211 719 1309
20 0 157 228 776 1401

Berdasarkan data percobaan diperoleh bahwa semakin besar diameter pipa,


maka waktu yang dibutuhkan untuk pengosongan tangki semakin cepat, hal ini
dikarenakan debit aliran air yang keluar tangki semakin besar. Hal ini
menunjukkan bahwa banyaknya volume air yang dapat dikeluarkan persatuan
waktu pada proses pengosongan tangki berbanding lurus dengan besarnya
diameter pipa keluaran.

lix
Proses pengosongan tangki untuk diameter yang berbeda-beda dapat
ditunjukkan pada grafik berikut :

Grafik Hubungan Waktu (detik) vs Tinggi (cm)

2. Konstanta waktu termometer ( )


Panas Dingin Dingin Panas
No. T (C) t (dtk) T (C) t (dtk)
1 90 0 10 0
2 85 1,03 15 0,4
3 80 1,62 20 0,82
4 75 2,32 25 1,31
5 70 2,95 30 1,8
6 65 3,81 35 2,24
7 60 4,8 40 2,81
8 55 5,85 45 3,38
9 50 6,98 50 4,01
10 45 8,73 55 4,81
11 40 11 60 5,76
12 35 14,21 65 6,96
13 30 18,22 70 8,28
14 25 24,1 75 10,19
15 20 31,09 80 12,59
16 15 37,27 85 16,7
17 10 46,65 90 26,53

lx
Konstanta waktu termometer ( ) pada proses pengukuran temperatur panas
ke dingin didapatkan hasil yang negatif, hal ini disebabkan karena suhu pada
termometer bergerak dari suhu tinggi ke suhu rendah. Perbedaan suhu dari panas
ke dingin yang sangat tiba-tiba menyebabkan respon termometer terhadap
perubahan temperatur menjadi lambat.
Sehingga dapat diketahui bahwa respon termometer terhadap perubahan
temperatur dari dingin ke panas lebih cepat daripada perubahan temperatur dari
panas ke dingin, yang dapat ditunjukkan pada grafik berikut :

Grafik Hubungan Waktu (detik) vs Suhu (C)

lxi
PERTANYAAN DAN JAWABAN SEMINAR

1. Sampai kapan dinamika proses berhenti ?

Dinamika proses menunjukkan unjuk kerja proses yang profilnya selalu


berubah terhadap waktu. Dinamika proses selalu terjadi selama sistem proses
belum mencapai kondisi tunak. Keadaan tidak tunak terjadi karena adanya
gangguan terhadap kondisi proses yang tunak. Oleh karena itu, Dinamika
proses akan berhenti ketika suatu proses sudah mencapai kondisi tunak
(steady state).
2. Jelaskan grafik ln h vs ln(-A*dh/dt) pada setiap diameter?
Dalam percobaan pengosongan tangki ini ada dua hal yang ditinjau
yaitu antara ketinggian dan waktu, dalam percobaan ini kami menghitung
selisih waktu setiap ketinggiannya turun 1 cm.
Dalam percobaan ini diperoleh hubungan antara tinggi dengan waktu
berbanding lurus, yaitu jika ketinggian fluida yang akan dikosongkan lebih
tinggi maka butuh waktu pengosongan tangkinya pun juga semakin lama,
begitu pula sebaliknya. Hal ini berlaku bila diameter kran pengeluarannya
sama.
Selain itu dalam percobaan ini kami menggunakan diameter kran yang
berbeda beda. Kran yang memiliki diameter paling besar, waktu
pengosongan tangkinya lebih cepat. Karena dengan diameter yang lebih besar
akan diperoleh luasan kran yang lebih besar pula, sehingga laju alir
volumetriknya lebih besar,hal ini disebabkan karena volume yang keluar tiap
waktu lebih banyak.
3. Apa hubungan percobaan pengosongan tangki dengan Pengukuran suhu?
Dalam percobaan pengosongan tangki ini untuk menentukan konstanta
pengosongan tangki (k dan n). Sedangkan pada percobaan pengukuran suhu
untuk menentukan konstanta waktu termometer. Sehingga diperoleh, apabila
suhu semakin tinggi, maka kecepatan aliran nya akan bertambah.

lxii

Anda mungkin juga menyukai