Dinamika Pengosongan Tangki PDF
Dinamika Pengosongan Tangki PDF
ACARA D-11
DINAMIKA PENGOSONGAN TANGKI DAN PENGUKURAN
SUHU
DISUSUN OLEH :
DESY KURNIYATI 121100056
DIAH ASIH EKAWATI 121100067
YUNITA FITRI SUSANTI 121100080
MAKALAH
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
DISUSUN OLEH :
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke-Hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan resmi
Praktikum Dasar Teknik Kimia yang berjudul Sedimentasi dengan tepat.
Adapun tujuan dari pembuatan Laporan resmi ini adalah untuk memenuhi syarat
kelulusan mata kuliah Praktikum Dasar Teknik Kimia.
Dengan selesainya makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Ir. Gogot Haryono M.T., selaku Kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia UPN
Veteran Yogyakarta.
2. Dorman Try Noval S, selaku Asisten Pembimbing Praktikum Dasar Tenik Kimia
pada acara (D11) ini.
3. Rekan-rekan sesama Praktikan atas kerja samanya yang baik.
4. Seluruh staf Laboratorium Dasar Teknik Kimia atas seluruh bantuannya yang
telah diberikan kepada praktikan.
5. Seluruh pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Praktikan menyadari adanya kekurang sempurnaan pada laporan ini oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Praktikan harapkan demi
kesempurnaan penyusunan laporan selanjutnya.
Akhir kata penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun
dan semua pihak yang memerlukan laporan ini.
Praktikan
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii
Kata pengantar ................................................................................................. iii
Daftar Isi........................................................................................................... iv
Daftar Tabel ..................................................................................................... v
Daftar Gambar .................................................................................................. vi
Daftar Lambang ............................................................................................... vii
Intisari .............................................................................................................. viii
Bab I. Pendahuluan
1.1.Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2.Tujuan ............................................................................................ 1
1.3.Tinjauan Pustaka ........................................................................... 2
Bab II. Pelaksanaan Percobaan
2.1 Bahan............................................................................................. 12
2.2 Alat-alat .......................................................................................... 12
2.3 Gambar Rangkaian Alat ................................................................. 12
2.4 Cara Kerja ...................................................................................... 13
2.5 Analisa Perhitungan ...................................................................... 14
Bab III. Hasil dan Pembahasan ... 17
Bab IV. Kesimpulan ....................................................................................... 25
Daftar Pustaka .................................................................................................. 26
Lampiran
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1.1 Proses Pengosongan Tangki ................................................................17 ...
Tabel 3.1.2 Proses Pengukuran Suhu .....................................................................18
...
Tabel 3.2.5 Hubungan waktu dengan tinggi pada proses pngosongan tangki .......21 ...
Tabel 3.3.3 Konstanta waktu termometer ( ) ......................................................24 ....
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Respon output terhadap perubahan input ............................... 2
Gambar 2. Respon output terhadap gangguan pada proses ..................... 2
Gambar 3. Respon sistem proses ............................................................. 4
Gambar 4. Dinamika proses bentuk fungsi alih ....................................... 4
Gambar 5. Sistem tangki dengan input dan output .................................. 6
Gambar 6. Rangkaian alat pengosongan tangki ....................................... 12
Gambar 7 Rangkaian alat pengukuran suhu ........................................... 13
Gambar 3.2.1 Hubungan antara ln h vs ln(-A*dh/dt) ................................... 19
Gambar 3.2.2 Hubungan antara ln h vs ln(-A*dh/dt)................................... 19
Gambar 3.2.3 Hubungan antara ln h vs ln(-A*dh/dt)................................... 20
Gambar 3.2.4 Hubungan antara ln h vs ln(-A*dh/dt) ................................. 21
Gambar 3.2.5 Hubungan antara Waktu (detik) vs tinggi (cm) ..................... 22
Gambar 3.3.1 Hubungan waktu (t) vs suhu(T) dingin-panas ....................... 23
Gambar 3.3.2 Hubungan waktu (t) vs suhu(T) panas-dingin ....................... 23
Gambar 3.3.3 Hubungan waktu (detik) vs suhu (C) ................................... 24
vi
DAFTAR ARTI LAMBANG
vii
INTISARI
Dinamika proses merupakan salah satu ilmu terapan dalam teknik kimia yang
bertujuan memberikan dasar pengetahuan sifat dinamis dari suatu sistem dan
pengendalian sistem dengan pengenalan sepenuhnya terhadap kemungkinan adanya
bahaya dari sistem. Dinamika proses menunjukkan unjuk kerja proses yang profilnya
selalu berubah terhadap waktu. Dinamika proses selalu terjadi selama sistem proses
belum mencapai kondisi tunak. Keadaan tidak tunak terjadi karena adanya gangguan
terhadap kondisi proses yang tunak.
Pada percobaan ini dipelajari suatu cara untuk mengetahui respon dinamis
sistem terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.Pada dinamika pengosongan
tangki, hubungan tinggi cairan terhadap waktu pada proses pengosongan tangki
diperoleh bahwa semakin besar diameter pipa, maka waktu yang dibutuhkan untuk
pengosongan tangki semakin tepat. Hal ini disebabkan karena laju aliran fluida yang
keluar dari tangki semakin besar. Hal ini menunjukan bahwa banyaknya volume air
yang dapat dikeluarkan persatuan waktu pada proses pengosongan tangki
berbanding lurus dengan besarnya pipa keluaran. Pada percobaan pengukuran suhu,
dari dingin ke panas kestabilan dicapai saat termometer mencapai suhu 90C ,
sedangkan pada proses pengukuran suhu panas ke dingin, kestabilan dicapai saat
termometer mencapai suhu 10C . Konstanta waktu thermometer pada proses
pengukuran suhu didapatkan hasil yang berbeda, hal ini disebabkan oleh, perbedaan
suhu dari panas ke dingin yang terjadi secara tiba-tiba, menyebabkan respon
termometer terhadap perubahan suhu menjadi lambat. Sehingga dapat diketahui
bahwa respon termometer terhadap perubahan suhu dari dingin ke panas lebih cepat
dari pada perubahan suhu dari panas ke dingin. Faktor kelembaban udara juga
menjadi salah satu penyebab perbedaan suhu yang diperlukan untuk menaikan suhu
maupun menurunkan suhu.
Kesimpulan dari percobaan pengosongan tangki adalah semakin besar
diameter kran, maka waktu yang dibutuhkan untuk mengosongkan tangki semakin
cepat dan semakin besar diameter kran maka harga k juga semakin besar. Pada
percobaan pengukuran suhu didapat kesimpulan bahwa konstanta waktu termometer
dari panas ke dingin lebih besar dari pada dari dingin ke panas.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. Mempelajari kelakuan proses dinamik yaitu proses pengosongan tangki dan
pengukuran suhu dengan termometer.
2. Menentukan parameter proses pengosongan tangki.
3. Menentukan konstanta waktu termometer.
ix1
1.3 TINJAUAN PUSTAKA
Dinamika proses merupakan variasi dari kinerja proses sepanjang waktu
setelah setrop gangguan yang diberikan kedalam proses. Dinamika proses dapat
ditentukan dengan metode pengosongan tangki menggunakan sistem pemodelan.
Sedangkan metode pengaturan suhu, dilakukan dengan sistem berorde satu dan
berorde dua.
Tahap awal dari pembuatan model suatu proses adalah dengan melakukan
analisa dari proses tersebut. Tujuan analisa adalah mendapat gambaran dari
kejadian secara fisik, memprediksi kelakuan proses, membandingkan dengan
kelakuan sebenarnya , mengevaluasi terhadap keterbatasan dan model yang ada
dan dilanjutkan dengan perancangan unit proses.
Dinamika proses mempelajari respon sistem proses dengan adanya
perubahan terhadap proses, misalnya :
1. Respon output dengan adanya perubahan input
Proses
Proses
Gangguan
x2
Variabel-variabel proses seperti laju alir, suhu, tekanan dan konsentrasi dalam
pengendalian proses kimia dapat dikelompokkan menjadi :
1. Variabel input
Variabel input adalah variabel yang menunjukkan pengaruh lingkungan
terhadap proses kimia.
a. Variabel termanipulasi
Variabel termanipulasi adalah variabel yang nilainya dapat diatur secara
bebas oleh operator atau mekanisme pengendalian.
b. Gangguan
Gangguan adalah variabel yang nilainya bukan hasil pengaturan operator
atau mekanisme pengendalian.
2. Variabel output
Variabel output adalah variabel yang menunjukkan pengaruh proses terhadap
lingkungan.
a. Variabel terukur
Variabel terukur adalah jika nilai variabel yang dapat diketahui dengan
pengukuran secara langsung.
b. Variabel tidak terukur
Variabel tidak terukur adalah nilai variabel yang tidak dapat diukur secara
langsung.
Dinamika proses merupakan variabel unjuk kerja proses dari waktu ke waktu
sebagai respon terhadapnya. Untuk mendapatkan kelakuan dinamik dari proses kimia,
persamaan keadaan yang digunakan untuk memodelkan harus diintegralkan. Namun
demikian, kebanyakan sistem pemroses yang perlu diamati hanya dapat dimodelkan
dalam bentuk persamaan diferensial non-linier. Permasalahannya adalah penyelesaian
persamaan diferensial secara analitik hanya dimungkinkan untuk persaman
diferensial yang linier. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan dalam
analisis kelakukan dinamik sistem non linear adalah:
melakukan simulasi sistem non-linear pada komputer analog atau digital, dan
3xi
menghitung penyelesaiannya secara numerik,
mentransformasikan sistem non-linear menjadi suatu sistem yang linear melalui
transformasi variabel-variabel sistem non linear tersebut,
Gangguan
eksternal
Input Terukur Tidak terukur (d)
(d)
Variabel
Sistem Proses Output
Termanipulasi
terukur
(m)
(y)
Input G Output
4xii
Output
G= ..................................................................................(1)
Input
Fungsi alih diperoleh dengan membuat model matematik dari sistem dinamik.
Sebagian besar model matematik sistem dalam teknik kimia merupakan bentuk
persamaan kompleks dan non linear, sehingga diselesaikan dengan cara :
1. Analisa matematik
2. Simulasi Komputer
Dinamika proses menunjukkan unjuk kerja proses yang profilnya selalu
berubah terhadap waktu. Dinamika proses selalu terjadi selama sistem proses
belum mencapai kondisi tunak. Keadaan tidak tunak terjadi karena adanya
gangguan terhadap kondisi proses yang tunak.
xiii
5
Persamaan keadaan :
Akumulasi = Masukkan Keluaran + pembentukan .................... (2)
Proses-proses kimia mempunyai 3 kuantitas fundamental :
a. Massa
1) Massa total
2) Massa komponen
b. Energi total
c. Momentum
Perhatikan gambar berikut ini :
F1, CA1, 1
F2, CA2, 2
....................................................................... (3)
xiv
6
Luas penampang tangki dikalibrasi dengan mengalurkan grafik volume terhadap
penurunan ketinggian air dalam tangki (h).
l.D 2
V= h
4 ...(6)
l.D 2
dimana adalah luas penampan tangki. Dengan demikian A adalah gradien dari
4
grafik V-h. Jika diketahui luas penampang, maka laju alir volumetrik dari valve yang
digunakan (dengan bukaan tertentu) dapat diketahui. Pada percobaan ini digunakan
valve dengan diameter yang berbeda. Masing-masing valve mempunyai karakteristik
dan laju alir berbeda-beda. Pengukuran laju alir volumetrik dilakukan dengan
mengukur volume keluaran tiap selang waktu tertentu. Debit air biasa dihitung
dengan mencari gradien grafik Volume terhadap waktu. Persamaan yang digunakan
adalah:
Dv
Q= (7)
Dt
Debit air pada masing-masing valve bergantung pada variasi bukaan valve. Makin
besar bukaan valve, makin besar pula debit airnya. Perhitungan debit air ini dilakukan
untuk memperkirakan bukaan valve yang sesuai dengan yang dibutuhkan saat
percobaan simulasi gangguan.
P1 1 2 P 1
+ .V1 + g.h1 = 2 + .v2 2 + g.h2 (8)
P 2 P 2
xv
7
Mulut tangki dan saluran keluaran terbuka pada tekanan atmosfer sehingga
P1 P2
= . Persamaan tersebut menjadi:
P P
1 2
.V 2 -V12 = g. [ h1- h2] .(9)
2
v1 dapat diabaikan terhadap v2 2 karena
2
Selanjutnya digunkan asumsi
dianggap luas penampang tangki jauh lebih besar daripada saluran keluaran
1
sehingga .V 2 2 = g. [ h1- h2] . Persamaan tersebut disederhanakan:
2
v2 = 2.g.Dh1/2 .(11)
Q = k.h n .(12)
Pada proses pengosongan tangki ini, neraca massa dalam tangki adalah:
dV
= -Qout. (13)
dt
dV
A = -k.h n (14)
dt
dh k dV
=- .(15)
dt A dt
Dari persamaan tersebut disimpulkan bahwa laju perubahan ketinggian air dalam
tangki bergantung pada ketinggian tangki setiap saat. Konstanta k dan n merupakan
parameter yang menunjukkan keidelan tangki.
xvi
8
Data yang diperoleh adalah h dan t. Nilai k dan n bisa dicari dengan linearisasi
persamaan neraca massa:
dh k
ln = n. ln h - ln ..............(20)
dt A
k
dimana - ln adalah gradien garis. Cara lain yang lebih akurat adalah dengan
A
metoda numerik dengan menggunakan bantuan program komputer.
Simulasi gangguan pada tangki dilakukan dengan mengguanggiu sistem tangki yang
sudah tunak. Gangguan diberikan dengan menambahkan air masuk masuk secara
tiba-tiba atau mengurangi jumlah air yang sudah tunak degan memperbesar bukaan
valve keluaran.
Jika dilakukan gangguan penambahan air ke dalam tamgki, neraca massa tangki akan
menjadi:
dh
A. = (Q1 + Q2 ) - Qout
dt (21)
Dengan adanya tambahan air, maka debit keluaran akan berubah dan akhirnya
mencapai keadaan tunak yang kedua. Selama simulasi dicatat perubahan ketinggian
terhadap waktu. Umumnya keadaan tunak sulit dicapai, dibutuhkan waktu yang lebih
lama dan tangki dengan luas permukaan relatif besar untuk mencapai kondisi tunak
yang sempurna. Waktu untuk mencapai kondisi tunak dipengaruhi besar kecilnya
debit pada tiap-tiap valve. yang mempengaruhi parameter k dan n.
Kesalahan seringkali terjadi karena ketidaktepatan penentuan waktu saat terjadinya
kondisi tunak. Jika simulasi sudah berlangsung lama, perubahan ketinggian air pada
setiap variasi bukaan akan sangat lambat, walaupun mempunyai kecenderungan
untuk berubah pada jangka waktu yang lama.
xvii
9
Proses Dinamis pada Pengukuran Temperatur
Fenomena proses dinamis yang lain adalah pengukuran perubahan temperatur akibat
adanya perubahan temperatur yang mendadak, baik dari panas ke dingin maupun dari
dingin ke panas.
Alat ukur temperatur adalah termometer. Termometer berisi fluida yang koefisien
muainya cukup besar sehingga cukup sensitif terhadap perubahan temperatur. Proses
peprindahan yang terjadi pada termometer adalah proses perpindahan energi dalam
bentuk kalor. Tiga tahapan perpindahan kalor yang terjadi pada termometer adalah:
1. tidak ada kalor yang keluar (untuk Tlingkungan yang lebih tinggi)
2. dinding gelas sangat tipis sehingga hambatan karena konduksi dapat diabaikan
4. koefisien konveksi fluida termometer relatif besar sehingga dianggap tidak ada
panas yang terbuang karena konveksi ini.
xviii
10
5. kapasitas panas fluida termometer konstan.
xix
11
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
2.1 Bahan
1. Air
2. Es
2.2 Alat
1. Tangki
2. Termometer
3. Stopwatch
4. Meteran
5. Kran
6. Pemanas
7. Gelas beker
8. Ember
Keterangan:
1. Tangki
2. Meteran
2 3. Lubang keluaran
1
3
xx
12
2.Pengukuran suhu
3 4
xxi
13
setiap suhu tertentu, sampai suhu tertentu, sampai suhunya konstan. Secara
cepat memindahkan termometer dari cairan panas ke cairan dingin, dan
nyalakan stopwatch. Percobaan dilakukan berulang-ulang dengan mengamati
dan mencatat perubahan waktu setiap suhu tertentu, sampai suhunya konstan.
................................................................................. (24)
........................................................... (26)
Maka diperoleh :
................................................................... (27)
............................................................... (28)
xxii
14
dengan :
...................................................................... (30)
dilinierisasi menjadi :
.................................................... (31)
................................................................................ (32)
dengan :
...................................................................... (33)
..................................................................................... (34)
......................................................................................... (35)
..................................................................................... (36)
........................................................................... (37)
........................................................................... (38)
............................................................... (39)
15
xxiii
..................................................................................... (40)
...................................................................... (41)
................................................................................. (42)
........................................................................................ (43)
......................................................................................... (44)
b 0 ........................................................................................ (46)
Maka diperoleh :
Y
a .................................................................................... (47)
X
xxiv
16
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
xxv
17
3.1.2 Proses Pengukuran Suhu
Tabel 3.1.2 Proses Pengukuran Suhu
Panas Dingin Dingin Panas
No. T (C) t (dtk) T (C) t (dtk)
1 90 0 10 0
2 85 1,03 15 0,4
3 80 1,62 20 0,82
4 75 2,32 25 1,31
5 70 2,95 30 1,8
6 65 3,81 35 2,24
7 60 4,8 40 2,81
8 55 5,85 45 3,38
9 50 6,98 50 4,01
10 45 8,73 55 4,81
11 40 11 60 5,76
12 35 14,21 65 6,96
13 30 18,22 70 8,28
14 25 24,1 75 10,19
15 20 31,09 80 12,59
16 15 37,27 85 16,7
17 10 46,65 90 26,53
3.2 Pembahasan
Pengosongan Tangki
A = 2595,406 cm2
xxvi
18
Sehingga didapat persamaan garis yaitu :
Y=4,188+0,695X
112,813 0
% kesalahan rata-rata = 0 5,641%
20
3.2.2 Hubungan Waktu dan Tinggi Untuk Mencari parameter pengosongan
tangki ( k dan n ) pada D=1,4cm
a 3,8949 k 49,1511
b 0,661 b n 0,661
Sehingga didapat persamaan garis yaitu :
Y=3,8949+0,661X
xxvii
19
117,539 0
% kesalahan rata-rata = 0 5,877%
20
161,675 0
% kesalahan rata-rata = 0 8,084%
20
xxviii
20
Gambar 3.2.4 Hubungan antara ln h vs ln(-A*dh/dt)
133,448 0
% kesalahan rata-rata = 0 6,672%
20
3.2.5 Hubungan Waktu dengan Tinggi pada proses pengosongan tangki
H Waktu (Detik)
No (cm) D=1,7 cm D=1,4 cm D=0,8 cm D=0,6 cm
1 19 0 0 0 0
2 18 5 10 33 60
3 17 12 19 66 114
4 16 19 29 99 179
5 15 25 38 133 232
6 14 33 48 149 307
7 13 40 60 205 358
8 12 47 71 233 412
9 11 55 80 291 502
10 10 62 92 313 555
11 9 71 103 345 615
12 8 79 115 387 695
13 7 88 128 428 767
14 6 96 140 470 836
15 5 104 151 513 920
16 4 115 164 563 1001
17 3 125 178 614 1096
18 2 134 195 661 1195
19 1 146 211 719 1309
20 0 157 228 776 1401
xxix
21
Gambar 3.2.5 Hubungan Waktu (detik) vs Tinggi (cm)
Berdasarkan data percobaan diperoleh bahwa semakin besar diameter pipa,
maka waktu yang dibutuhkan untuk pengosongan tangki semakin cepat, hal ini
dikarenakan debit aliran air yang keluar tangki semakin besar. Hal ini
menunjukkan bahwa banyaknya volume air yang dapat dikeluarkan persatuan
waktu pada proses pengosongan tangki berbanding lurus dengan besarnya
diameter pipa keluaran.
Maka diperoleh :
a=
Sehingga diperoleh persamaan garis :
t
T 10
1 e 7,932
80
185,5442 0
% kesalahan rata-rata = 0 10,9144%
17
xxx
22
Gambar 3.3.1 Hubungan waktu (t) vs suhu (T) dingin-panas
Maka diperoleh :
=
1267,423 0
% kesalahan rata-rata = 0 15,7308%
17
xxxi
23
3.3.3 Konstanta Waktu Termometer ( )
Panas Dingin Dingin Panas
No. T (C) t (dtk) T (C) t (dtk)
1 90 0 10 0
2 85 1,03 15 0,4
3 80 1,62 20 0,82
4 75 2,32 25 1,31
5 70 2,95 30 1,8
6 65 3,81 35 2,24
7 60 4,8 40 2,81
8 55 5,85 45 3,38
9 50 6,98 50 4,01
10 45 8,73 55 4,81
11 40 11 60 5,76
12 35 14,21 65 6,96
13 30 18,22 70 8,28
14 25 24,1 75 10,19
15 20 31,09 80 12,59
16 15 37,27 85 16,7
17 10 46,65 90 26,53
24
xxxii
BAB IV
KESIMPULAN
No Perubahan Persamaan %
. suhu kesalahan
xxxiii
25
DAFTAR PUSTAKA
xxxiv
26
Lampiran
PERHITUNGAN
1. Pengosogan Tangki
1
AT = . . DT2
4
1
= (3,14)(57,5)2 cm2
4
= 2595,406 cm2
dh
2. Mencari
dt
dh h h1
2
dt 1, 2 t 2 t1
18 19 cm
-0,2
50 det ik
h2 h1
h1, 2
2
18 19
2
18,5cm
xxxv
dh
Analog dengan cara diatas maka dapat diperoleh dan h persamaan yang lainnya
dt
pada tabel.
H (cm) Waktu
dh h Ln(h pers) Ln(A.dh/dt)
No (detik) dt pers (-)A (X) (Y) X^2 XY
1 19 0 -0,2 18,5 -2595,406 2,918 6,252 8,513 18,242
2 18 5 -0,143 17,5 -2595,406 2,862 5,916 8,192 16,932
3 17 12 -0,143 16,5 -2595,406 2,803 5,916 7,859 16,584
4 16 19 -0,167 15,5 -2595,406 2,741 6,070 7,512 16,636
5 15 25 -0,125 14,5 -2595,406 2,674 5,782 7,151 15,462
6 14 33 -0,143 13,5 -2595,406 2,603 5,916 6,774 15,396
7 13 40 -0,143 12,5 -2595,406 2,526 5,916 6,379 14,941
8 12 47 -0,125 11,5 -2595,406 2,442 5,782 5,965 14,122
9 11 55 -0,143 10,5 -2595,406 2,351 5,916 5,529 13,910
10 10 62 -0,111 9,5 -2595,406 2,251 5,664 5,068 12,752
11 9 71 -0,125 8,5 -2595,406 2,140 5,782 4,580 12,374
12 8 79 -0,111 7,5 -2595,406 2,015 5,664 4,060 11,413
13 7 88 -0,125 6,5 -2595,406 1,872 5,782 3,504 10,823
14 6 96 -0,125 5,5 -2595,406 1,705 5,782 2,906 9,857
15 5 104 -0,091 4,5 -2595,406 1,504 5,464 2,262 8,218
16 4 115 -0,100 3,5 -2595,406 1,253 5,559 1,569 6,964
17 3 125 -0,111 2,5 -2595,406 0,916 5,664 0,840 5,190
18 2 134 -0,083 1,5 -2595,406 0,405 5,377 0,164 2,180
19 1 146 -0,091 0,5 -2595,406 -0,693 5,464 0,480 -3,787
20 0 157 0,000 0 -2595,406 0,000 0,000 0,000 0,000
Jumlah 37,289 109,666 89,309 218,208
xxxvi
Dari tabel diatas maka didapat grafik hubungan antara waktu dan tinggi:
xxxvii
xy = 218,208
x2 = 89,309
n = 20
(20)(218,208) (37,289)(109,666)
Sehingga ; b 0,695
(20)(89,309) (37,289) 2
109,666 (0,695)(37,289)
a 4,188
20
Mencari % kesalahan
Ydata Yhit
a). % kesalahan = x100 0 0
Ydata
xxxviii
Tabel 2. Hubungan antara Y data dan Y hitung
No X Y data Y hitung % Kesalahan
1 2,918 6,252 6,215 0,594
2 2,862 5,916 6,176 4,408
3 2,803 5,916 6,135 3,717
4 2,741 6,070 6,092 0,367
5 2,674 5,782 6,046 4,560
6 2,603 5,916 5,996 1,360
7 2,526 5,916 5,943 0,457
8 2,442 5,782 5,885 1,775
9 2,351 5,916 5,822 1,590
10 2,251 5,664 5,752 1,549
11 2,140 5,782 5,675 1,856
12 2,015 5,664 5,588 1,350
13 1,872 5,782 5,488 5,079
14 1,705 5,782 5,372 7,086
15 1,504 5,464 5,233 4,221
16 1,253 5,559 5,058 9,004
17 0,916 5,664 4,825 14,822
18 0,405 5,377 4,470 16,864
19 -0,693 5,464 3,707 32,155
20 0,000 0,000 4,188 0,000
Jumlah 112,813
112,813 0
b). % kesalahan rata-rata = 0 5,641%
20
1
AT = . . DT2
4
1
= (3,14)(57,5)2 cm2
4
= 2595,406 cm2
xxxix
dh
2. Mencari
dt
dh h h1
2
dt 1, 2 t 2 t1
18 19 cm
-0,1
10 0 det ik
h2 h1
h1, 2
2
18 19
2
18,5cm
xl
dh
Analog dengan cara diatas maka dapat diperoleh dan h persamaan yang lainnya
dt
pada tabel.
Dari table diatas maka didapat grafik hubungan antara waktu dan tinggi:
xli
Dari karakteristik Grafik yang ditunjukan maka dipakai persamaan linier
dh
A k .h n
dt
Dilinierisasikan menjadi :
dh
Ln A Lnk n.Lnh
dt
y =a+bx
Dengan :
dh
y = Ln A
dt
a = Ln k ..(A)
b=n ..(B)
x = Ln h
Dengan metode Least Square
y = a.x + n.b
xy = a.x2 + x.b
Maka diperoleh :
n. xy x. y y b. x
b= ; a =
n. x 2 x
2
n
102,528 (0,661)(37,289)
a 3,8949
20
xlii
Mencari % kesalahan
Ydata Yhit
a). % kesalahan = x100 0 0
Ydata
xliii
117,539 0
b). % kesalahan rata-rata = 0 5,877%
20
C. Untuk kran dengan Diameter dalam = 0,8 cm
1
AT = . . DT2
4
1
= (3,14)(57,5)2 cm2
4
= 2595,406 cm2
dh
2. Mencari
dt
dh h h1
2
dt 1, 2 t 2 t1
18 19 cm
-0,03
33 0 det ik
h2 h1
h1, 2
2
18 19
2
18,5cm
xliv
dh
Analog dengan cara diatas maka dapat diperoleh dan h persamaan yang lainnya
dt
pada tabel.
Dari table diatas maka didapat grafik hubungan antara waktu dan tinggi:
xlv
Grafik 5. HubunganWaktu (t) vs Tinggi (h) pada D=0,8 cm
xlvi
x2 = 89,309
n = 20
(20)(160,103) (37,289)(79,858)
Sehingga ; b 0,567
(20)(89,309) (37,289) 2
79,858 (0,567)(37,289)
a 2,936
20
Dari persamaan (A) : Dari persamaan (B) :
a = Ln k b=n
2,936
k=e n = 0,567
k = 18,8403 n = 0,567
Mencari % kesalahan
Ydata Yhit
a). % kesalahan = x100 0 0
Ydata
xlvii
Tabel 6. Hubungan antara Y data dengan Y hitung
X Y data Y hitung %
No Kesalahan
1 2,918 4,365 4,590 5,151
2 2,862 4,365 4,558 4,429
3 2,803 4,365 4,525 3,665
4 2,741 4,335 4,490 3,562
5 2,674 5,089 4,452 12,521
6 2,603 3,836 4,411 14,992
7 2,526 4,529 4,368 3,569
8 2,442 3,801 4,320 13,663
9 2,351 4,770 4,269 10,515
10 2,251 4,396 4,212 4,178
11 2,140 4,124 4,149 0,612
12 2,015 4,148 4,078 1,682
13 1,872 4,124 3,997 3,074
14 1,705 4,100 3,902 4,827
15 1,504 3,949 3,789 4,072
16 1,253 3,930 3,646 7,213
17 0,916 4,011 3,456 13,855
18 0,405 3,801 3,166 16,705
19 -0,693 3,818 2,543 33,390
20 0,000 0,000 2,936 0,000
Jumlah 161,675
161,675 0
b). % kesalahan rata-rata = 0 8,084%
20
xlviii
D. Untuk kran dengan Diameter dalam = 0,6 cm
1
= (3,14)(57,5)2 cm2
4
= 2595,406 cm
dh
2. Mencari
dt
dh h h1
2
dt 1, 2 t 2 t1
18 19 cm
-0,017
60 0 det ik
h2 h1
h1, 2
2
18 19
2
18,5cm
xlix
dh
Analog dengan cara diatas maka dapat diperoleh dan h persamaan yang lainnya
dt
pada tabel.
l
Dari table diatas maka didapat grafik hubungan antara waktu dan tinggi:
li
y = 68,213
xy =137,015
x2 = 89,309
n = 20
(20)(137,015) (37,289)(68,213)
Sehingga ; b 0,497
(20)(89,309) (37,289) 2
68,213 (0,497)(37,289)
a 2,484
20
Mencari % kesalahan
Ydata Yhit
a). % kesalahan = x100 0 0
Ydata
lii
Tabel 8. Hubungan antara Y data dengan Y hitung
No X Y data Y hitung % Kesalahan
1 2,918 3,767 3,934 4,437
2 2,862 3,873 3,907 0,882
3 2,803 3,687 3,877 5,162
4 2,741 3,891 3,846 1,153
5 2,674 3,544 3,813 7,595
6 2,603 3,930 3,778 3,868
7 2,526 3,873 3,739 3,437
8 2,442 3,362 3,698 10,003
9 2,351 3,891 3,653 6,129
10 2,251 3,767 3,603 4,359
11 2,140 3,479 3,548 1,960
12 2,015 3,585 3,485 2,773
13 1,872 3,627 3,414 5,875
14 1,705 3,431 3,331 2,899
15 1,504 3,467 3,231 6,795
16 1,253 3,308 3,107 6,079
17 0,916 3,266 2,939 10,015
18 0,405 3,125 2,685 14,079
19 -0,693 3,340 2,139 35,949
20 0,000 0,000 2,484 0,000
Jumlah 133,448
133,448 0
b). % kesalahan rata-rata = 0 6,672%
20
2. Menentukan waktu konstanta thermometer ()
t
T T0
1 e
Ti T0
t
y
1 e
x
t
y
1 e
x
liii
y 1
Ln1 .t
x
Y aX
Dimana :
y
Y Ln1
x
1 1
a
a
X t
Y a(X ) b.N ,b 0
Maka diperoleh :
Y
a
X
a.
liv
Untuk Proses Dingin Panas
Dengan analog di atas kita dapat memperoleh data-data sebagai berikut:
Tabel 9. Hubungan antara suhu dan waktu
No. T (C) X = Ti T0 y = T T0 y/x 1 - (y / x) X = t (dtk) Y = ln(1 - (y / x))
1 10 80 0 0,0000 1,0000 0 0
2 15 80 5 0,0625 0,9375 0,4 -0,065
3 20 80 10 0,1250 0,8750 0,82 -0,134
4 25 80 15 0,1875 0,8125 1,31 -0,208
5 30 80 20 0,2500 0,7500 1,8 -0,288
6 35 80 25 0,3125 0,6875 2,24 -0,375
7 40 80 30 0,3750 0,6250 2,81 -0,470
8 45 80 35 0,4375 0,5625 3,38 -0,575
9 50 80 40 0,5000 0,5000 4,01 -0,693
10 55 80 45 0,5625 0,4375 4,81 -0,827
11 60 80 50 0,6250 0,3750 5,76 -0,981
12 65 80 55 0,6875 0,3125 6,96 -1,163
13 70 80 60 0,7500 0,2500 8,28 -1,386
14 75 80 65 0,8125 0,1875 10,19 -1,674
15 80 80 70 0,8750 0,1250 12,59 -2,079
16 85 80 75 0,9375 0,0625 16,7 -2,773
17 90 80 80 1,0000 0,0000 26,53 0
Jumlah 108,59 -13,6896
Dimana :
T = suhu termometer
T0 = suhu mula-mula = 10 oC
Ti = suhu akhir = 90 oC
Maka diperoleh :
Y 1
a = =
X a
lv
Menghitung % kesalahan :
Tabel 10. Hubungan antara T data dengan T hitung
Waktu (t) Suhu (T) Data Suhu (T) Hitung % Kesalahan
0 10 10 0
0,4 15 13,934 7,106
0,82 20 17,857 10,716
1,31 25 22,178 11,286
1,8 30 26,241 12,529
2,24 35 29,682 15,196
2,81 40 33,864 15,340
3,38 45 37,756 16,097
4,01 50 41,745 16,510
4,81 55 46,374 15,683
5,76 60 51,298 14,503
6,96 65 56,732 12,720
8,28 70 61,832 11,669
10,19 75 67,859 9,521
12,59 80 73,640 7,950
16,7 85 80,255 5,582
26,53 90 87,178 3,136
Jumlah 185,5442
185,5442 0
% kesalahan rata-rata = 0 10,9144%
17
lvi
b. Untuk proses panas-dingin
Dengan analog di atas kita dapat memperoleh data-data sebagai berikut :
Dimana :
T = suhu termometer
T0 = suhu mula-mula = 90 oC
Ti = suhu akhir = 10 oC
Maka diperoleh :
Y 1
a = =
X a
lvii
Menghitung % kesalahan :
Tabel 12. Hubungan Y data dengan Y hitung
Waktu (t) Suhu (T) Data Suhu (T) Hitung % Kesalahan
0 90 90,0000 0
1,03 85 85,0472 0,05556
1,62 80 82,3496 2,93697
2,32 75 79,2745 5,69927
2,95 70 76,6188 9,45537
3,81 65 73,1571 12,5494
4,8 60 69,3943 15,6572
5,85 55 65,6481 19,3602
6,98 50 61,8801 23,7601
8,73 45 56,5418 25,6485
11 40 50,4272 26,068
14,21 35 43,1264 23,2183
18,22 30 35,8296 19,4319
24,1 25 27,9337 11,7347
31,09 20 21,6228 8,11391
37,27 15 17,9210 19,4731
46,65 10 14,4260 44,2605
Jumlah 267,423
1267,423 0
% kesalahan rata-rata = 0 15,7308%
17
lviii
C. Pembahasan
lix
Proses pengosongan tangki untuk diameter yang berbeda-beda dapat
ditunjukkan pada grafik berikut :
lx
Konstanta waktu termometer ( ) pada proses pengukuran temperatur panas
ke dingin didapatkan hasil yang negatif, hal ini disebabkan karena suhu pada
termometer bergerak dari suhu tinggi ke suhu rendah. Perbedaan suhu dari panas
ke dingin yang sangat tiba-tiba menyebabkan respon termometer terhadap
perubahan temperatur menjadi lambat.
Sehingga dapat diketahui bahwa respon termometer terhadap perubahan
temperatur dari dingin ke panas lebih cepat daripada perubahan temperatur dari
panas ke dingin, yang dapat ditunjukkan pada grafik berikut :
lxi
PERTANYAAN DAN JAWABAN SEMINAR
lxii