Anda di halaman 1dari 3

HUKUM-HUKUM SEPUTAR WANITA HAIDH

A. HAL-HAL YANG DILARANG

1. Sholat dan shoum, riwayat Ibnu Umar, Rosululloh J bersabda:

!
$

 + -.) +  , ) *   ' () $
%&   
 

 ! "# 
   
 

     
    
 
 
*
>  :2 5 < = 4 :;
 4  :3() 8"94 +  , ) *  )
0 2
 7  /
 06 $., 4 + 34
5  ) /01 2
+  , ) * 
+ -.) *  )
0 2

Aku tidak melihat mereka yang kekurangan akal dan agama yang lebih menguasai pemilik akal,
daripada golongan kamu." wanita itu bertanya lagi, "wahai rasulullah! Apakah maksud
kekurangan akal dan agama itu?" Rasulullah J menjawab: "maksud kekurangan akal ialah
persaksian dua orang wanita sama dengan persaksian seorang lelaki. Inilah yang dikatakan
kekurangan akal. Begitu juga kaum wanita tidak mengerjakan shalat pada malam-malam yang
dilaluinya kemudian berbuka pada bulan ramadlan (karena haid). Maka inilah yang dikatakan
kekurangan agama." (HR. Muslim - 114)

Hadits riwayat Aisyah ketika ditanya Muadzah:

/ 

! ) ED >
F+ 5  C  
 G+ % 
! ) ED >
F+ 5  C #2
A
 B
#@3 *

?
Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha' puasa dan
tidak diperintahkan untuk mengqadha' shalat'." (HR. Muslim - 508)

Faidah Hadits
- Perempuan yang haidh diharamkan sholat dan shoum baik wajib atau sunnah.
- Sholat yang ditinggalkan karena haidh, maka tidak ada perintah mengqodhonya
(mengganti). Namun qodho hanya diwajibkan untuk puasa yang ditinggalkan.

2. Thowaf di Baitulloh, Riwayat aisyah, ia berkata :


   
 N
 = 
A
 
 $

 :"F

 J ' () $%&  :! 
 
H . 2

 >  O M  5+ N
 F+ !#? !9
2
K! L  ) (J+ I5 
 #7 5 H

 3@+F :2%<4 
 *
5 3
W
V L) :>   :> 
2 G  U 
 #F T
 ' () ' @S?
5R 
)
Q *( J+ $

 P , 

Kami keluar dan tidak ada tujuan selain untuk ibadah haji. Ketika tiba di Sarif aku mengalami
haid, kemudian Rasulullah J masuk menemuiku sementara aku sedang menangis. Beliau
bertanya: "apa yang terjadi denganmu? Apakah kamu datang haid?" aku jawab, "ya." beliau
lalu bersabda: "sesungguhnya ini adalah perkara yang telah Allah tetapkan bagi kaum wanita
dari anak cucu adam. Lakukanlah apa yang dilakukan oleh orang-orang yang haji, kecuali
thawaf di ka'bah." (HR. BUKHARI - 285)

FAIDAH HADITS
Orang yang haidh tidak terhalang baginya melakukan manasik ibadah haji seperti: Sai, wuquf,
mabit di Muzdfalifah dan Mina, melempar jumroh, dan manasik lainnya kecuali thowaf. maka
sebagai gantinya ia cukup membayar dam (menyembelih) agar hajinya sah.
3. Berjima, Alloh taala berfirman:

tss? #s*s ( tt 4Lym /t)s? u ( sy9$# u!$|i9$# (#9tI$$s ]r& u % ( sy9$# t t=tou

dstF9$# =tu t/G9$# =t !$# ) 4 !$# .ttr& ]ym ?'s


Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "haidh itu adalah suatu kotoran". Oleh
sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu
mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka
itu di tempat yang diperintahkan allah kepadamu. Sesungguhnya allah menyukai orang-orang
yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. Al Baqoroh/2: 222)

Adapun bersenang dan bercumbu dengan istri haidh, maka itu diperbolehkan asal tidak
melampaui batas. Dan hendaklah istri memakai kain penghalang (seperti sarung) antara pusar
dan lutut, sebagaimana yang dilakukan Nabi J terhadap Aisyah.

B. HAL-HAL YANG DIPERBOLEHKAN


1. Berdzikir dan membaca al Quran
Boleh hukumnya wanita haidh berdzikir dan membaca alquran, berdasar riwayat aisyah saat
datang ke mekkah dalam keadaan haid, nabi J bersabda padanya:

+50 < 4 T!SO 


 3@+F :2%<4 
 *
5 3
W
V L) ,=   :, 2 
2 G  U 
 #F T
 ' () ' @S?
EY : 6 A
 B
*( X+2

"Yang demikian itu adalah perkara yang sudah allah tetapkan buat puteri-puteri keturunan
adam. maka lakukanlah apa yang dilakukan orang yang berhaji kecuali thawaf di ka'bah hingga
kamu suci." (HR. Bukhori)

FAIDAH HADITS
Hadits tersebut menjelaskan melakukan ibadah apa saja selain thowaf diperbolehkan termasuk
dzikir-dzikir yang dibaca ketika manasik. dan membaca al quran adalah salah satu bentuk dzikir
(sebagaimana firman Alloh surat QS. al Hijr/15: 9)

Adapun semua hadits yang melarang bahkan mengharamkan orang haidl membaca dan
menyentuh al Quran adalah dloif/lemah.

2. Masuk masjid baik untuk keperluan atau tidak suatu keperluan


Banyak sekali riwayat yang menunjukkan kebolehan orang haidh masuk masjid baik karena
keperluan atau tidak. Di antaranya:

a. Hadits tentang masuknya Aisyah yang masuk Masjidil Harom untuk haji dalam keadaan
haidh (sebagaimana hadits di atas). Jadi jika masjidil harom saja dibolehkan apalagi masjid
lain yang keutamaanya jauh di bawahnya.

b. Hadits tentang Walidah Sauda yang membuat rumah di dalam masjid, Aisyah berkata:

'3
 aR = S! .8

.L
 )
....#  _!.L
 S2
, :+#34^ 4 
 
"2
, . \
+N
 9 )
:2 EY @H 0
*

? E[ )% & /Z . 3 *(

Sesungguhnya walidah Sauda mempunyai rumah kecil (tenda yang terbuat dari bulu) di
masjid, dia mendatangiku, ia bercerita di sisiku...Hadits. (HR. al-Bukhari, Fathul Bari, 2/150).
Maka pada situasi seperti ini tentunya sebagaimana kebiasaan seorang wanita, dia akan
mengalami masa haid, namun Nabi J tidak merang dia tidur di dalamnya. Dan sekiranya yang
demikian terlarang maka Nabi sama sekali tidak akan memperkenankan sama sekali.

c. Hadits tentang Tsumamah (orang musyrik yang Nabi J mendiamkan kaum muslimin
menawan dan mengikatnya di tiang masjid), Abu Huroiroh berkata:

g %<F5 2
d $ 
f  F e9f ' 
$
 e
=
3+#O T+#F    7 5 F+ 
 E[ \2
d .c \
  
@ bZ 3H J TV @+#!) 8
, F
. \
+N  9 ) I+ )%&   ec  + NF+
Nabi J mengutus pasukan berkuda ke arah Najd, kemudian pasukan itu membawa
seorang laki-laki dari bani Hunaifah bernama Tsumamah bin Atsaal, kemu dian mereka
mengikatnya di tiang dari tiang-tiang masjid. (HR. al-Bukhari, 2/102 dari Fathul Baari dan
Abu Dawud, 2/452; 3/82).

Dan masih banyak lagi hadits yang menguatkan bolehnya masuk masjid bagi wanita haidl.

3. Mengkonsumsi obat mencegah haidh untuk menyempurnakan ibadah (seperti haji dan Puasa),
dengan syarat tidak ada efek negatif (madhorot) setelahnya, sebagaimana kesepakatan ulama.

4. Makan dan minum bersama, sebagaimana yang pernah dilakukan nabi beliau meminum air di
gelas dengan meletakkan mulut beliau pada bekas mulut Aisyah, begitu pula ketika makan
daging (HR. Muslim dari Aisyah)

5. Suami tidur dengan satu selimut bersama istrinya yang sedang haidl, dengan syarat ada
penghalang (kain antara pusar hingga lutut). Seperti yang dituturkan dengan Ummu Salamah. Ia
berkata: ketika aku bersama Nabi berbaring di dalam selimut, tiba-tiba aku haidh. Akupun
mengambil pakaian haidhku. Rosululloh bertanya, apakah engkau haidh? aku menjawab: ya.
Beliau lalu mengajakku untuk tidur bersamanya di dalam selimut beludruku (HR. Bukhori)

6. Tidak harus thowaf wada (thowaf perpisahan dengan kota Mekah), jika sudah melakukan
thowaf Ifadhoh. Rosululloh memerintahkan orang-orang untuk untuk menjadikan thowaf di
baitulloh sebagai akhir ikatan mereka, namun beliau memberi rukhshoh (keringanan) bagi
wanita haidh (HR. Bukhori)

7. Ikut menyaksikan sholat id, Riwayat Ummu Athiyyah Nabi bersabda:

j
 #+ C 9 ) /
%    5 3h
 ) *
. 0 1
 3 i 3!L  ) + .h
 )   )B
a 4)%, ) 
+ .h
 )  )B
 a 4)%, ) W
 5 h
 
)
?
 )
?
 e
2
5  . 0 1
 4 l
 3


 

2
i
 3!L ) 
  
2 e= O   

 T(
 9 ) i
 3!L  ) $+kS,  
Hendaklah para gadis remaja dan wanita-wanita yang dipingit di rumah, dan wanita yang
sedang haid keluar (lapangan tempat sholat id) ikut menyaksikan kebaikan dan mendo'akan
Kaum Muslimin, dan wanita-wanita haid menjauh dari tempat shalat." Hafshah, "Aku katakan,
"Wanita haid?" Wanita itu menjawab, "Bukankah mereka juga hadir di 'Arafah, begini dan
begini (BUKHARI 313)

Adapun keyakinan-keyakinan sebagian orang, bahwa wanita yang sedang haidh tidak
diperbolehkan: memotong kuku, keramas, menyisir rambut adalah keyakinan bathil yang tidak
ada asal-usulnya. Wallohul mustaan
(AINUR ROFIQ/08533162683)

Anda mungkin juga menyukai