Anda di halaman 1dari 8

FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No.

BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN

Oleh : Nurhenu Karuniastuti *)

Abstrak

Konsep bangunan ramah lingkungan atau green building concept adalah


terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk
konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, serta
berbiaya rendah, dan memperhatikan kesehatan, kenyamanan penghuninya yang
semuanya berpegang kepada kaidah bersinambungan.Bangunan hijau juga harus dimulai
dengan penggunaan lahan yang sesuai dengan tata ruang kota dan merupakan daerah
peruntukan. Selain itu Green Building juga memperhatikan sampai taraf pengoperasian
hingga dalam operasional pemeliharaannya. Manfaat Pembangunan Green Building
meliputi manfaat lingkungan, manfaat ekonomi, manfaat sosial.
Setiap kawasan memiliki peraturan mendirikan bangunan yang harus dipatuhi seperti
Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Garis Sepadan
Bangunan (GSB), dan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Kata kunci : pemilihan lahan, bangunan, ramah lingkungan

I. PENDAHULUAN B.TUJUAN
A. LATAR BELAKANG 1. Mengetahui mengenai pemilihan lahan
yang berwawasan lingkungan
Konsep penghematan energi pada
2. Mengetahui tentang bangunan yang
bangunan sebaiknya dimulai dengan
ramah lingkungan
pemilihan lahan dimana bangunan tersebut
C. MASALAH
ditempatkkan. Efisiensi energi, air, dll,
diterapkan pada aspek lahan dalam skala 1. Bagaimana memilih lahan yang dapat
kawasan dan kota yang terkait dengan berwawasan lingkungan
lingkungan binaan (built environment) akan
2. Apa yang dapat menjadikan bangunan
semakin nyata. Efisiensi energi dalam hal
dinamakan Green Building
aspek lahan yaitu dengan cara merancang
lahan dan bangunan dengan II. PEMBAHASAN
mempertimbangkan aspek penghematan 1. PEMILIHAN LAHAN
penggunaan energi. Sebagai contoh
pengalihan fungsi area tanam menjadi Proses deforestasi ( pembabatan
bangunan menyumbang emisi CO2 hutan ) untuk tujuan atau fungsi lain telah
sebesar 18,3 %. Kemudian jika bangunan menyumbang 18,3% emisi gas CO2. Disini
sudah dipakai baik sebagai rumah tinggal terlihat emisi yang dikeluarkan secara tidak
atau bangunan komersial menyumbang langsung menunjukkan bahwa kegiatan
emisi CO2 sebesar lebih dari 15 %. tersebut baik pada pembukaan hutan
Dengan demikian perlu diantisipasi maupun setelah digunakan fungsi lain
berbagai kemungkinan pelestarian menggunakan energi yang cukup besar.
lingkungan dan penghematan energi. Oleh karenanya pemilihan lahan sudah
sepantasnya mendapat perhatian dan
8
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1

pertimbangan yang cermat, terutama pada payung, kesumba, glodokan, akasia


proses konstruksi berskala besar maupun aurikuliformis dan salam. Adapun tanaman
kecil. Misal : perumahan, apartemen, yang tergolong sangat tahan terhadap
supermal, rumah tinggal. Sehingga dalam pencemaran kendaraan bermotor adalah
hal alih fungsi, dibutuhkan kemampuan akasia mangium, sawo kecik, kayu manis,
manusia untuk menjaga keseimbangan kayu putih, beringin dan kenari diacu
rantai fungsi lahan, terutama dari keadaan dalam (Abrarsyah 2002). Sumber:
alamiah menjadi buatan yang tidak http://hends86.wordpress.com/2011/07/01/
merusak lingkungan, tempat kehidupan karbon-dioksida-co2-efek-dan-
makhluk hidup setempat (ekosistem). penanganannya/
Penataan sesuai zona peruntukan Sedangkan untuk mengurangi
akan menempatkan kota tertata dengan pengurukan atupun pengangkutan tanah
baik serta mempermudah penyediaan mka seorang arsitek sebaiknya
sarana dan prasarana. Tetapi ada memanfaatkan kontur tanah, kemiringan
kemungkinan terjadi pemborosan energi tanah untuk bangunan yang dibangun,
terutama masalah transportasi, Misal : bangunan hotel resort ditempatkan
olehkarenanya untuk penghematan energi pada lahan yang mempunyai keindahan
harus benar-benar diperhatikan tentang alam dan bila lahan mempunyai
posisi lahan yang ada yang memungkinkan kemiringan tanah/ tidak datar atau curam
pemakaian energi bisa dikurangi bisa dibuat perencanaan bangunan yang
semaksimal mungkin. Untuk mengurangi memanfaatkan kemiringan lahan sebanyak
emisi gas CO2 maka berikut ini adalah : banyaknya sehingga bisa mengurangi
beberapa tanaman akan sangat baik penggunaan energi, tidak perlu
dalam penyerapan CO2. Setiawati (2000) mengangkut material dari tempat lain
dalam Abrarsyah (2002) menyebutkan sehingga mengurangi transportasi yang
bahwa tanaman yang tergolong tahan akan mengurangi emisi gas CO2.
terhadap pencemaran kendaraan bermotor
Contoh : pemilihan lahan yang
adalah kembang merak, trembesi,
memperhatikan kemiringan tanah dan
angsana, asam londo, flamboyan, kupu
keindahan alam.
kupu, saputangan, kaliandra, sengon,
nyamplung, kenanga, mahoni, eboni, krey

9
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1

Gambar 1. Pemilihan Lahan Yang Memperhatikan Kemiringan Tanah dan Keindahan Alam.

Setiap kawasan/zone peruntukan memiliki yang dapat dibangun oleh pemilik lahan.
peraturan mendirikan bangunan yang Angka KDB bisa bervariasi tergantung
harus dipatuhi seperti Koefisien Dasar pada lokasi lahannya. Semakin besar KDB
Bangunan (KDB), Koefisien Lantai maka semakin kecil RTH nya. Semakin
Bangunan (KLB), Garis Sepadan besar RTH maka semakin besar
Bangunan (GSB), dan Ruang Terbuka kemungkinan air masuk ke dalam tanah
Hijau (RTH). pada lahan tersebut, dan semakin besar
tanah menyerap air dari atas permukaan
Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
tanah, bisa memperkecil kemungkinan
mengharuskan luas lantai dasar bangunan
banjir. Air hujan tersebut disimpan di dalam
tidak melebihi prosentase yang telah
tanah, air hujan tersebut ditabung oleh
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
bumi. Pada saat kemarau, tabungan air
setempat. Misal KDB kawasan hunian
dapat diambil sebagai persediaan air
maksimal 70%, Ruang Terbuka Hijau
bersih.
(RTH) seluas 30% dari total luas lahan
tersebut. Artinya bila lahan seluas 100m2 Air hujan bukan untuk disalurkan menjauhi
akan dibangun rumah hijau, maka luas para pemakai air, tetapi air perlu disimpan
maksimal lantai dasar adalah 100m2x 70% sebagai persediaan pada musim kemarau.
= 70m2, 30m2 nya digunakan untuk Managemen air yang kurang baik, bila ada
taman. (Nirwono Yoga, anggota Ikatan saat tertentu akan berlimpah air tapi ada
Arsitek Lanskap Indonesia (IALI) di buku saat lain kawasan tersebut tidak memiliki
Gerakan Kota Hijau) air. Bangunan ramah lingkungan mampu
menyerap air yang jatuh sebanyak
Bila KDB 70% maka luas lahan 100m2,
banyaknya ke dalam tanah (zero run off).
maka luas 70m2 adalah luas maksimal
10
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan terhadap lingkungan dan sumber daya
dalam memilih lahan untuk pembangunan yang efisien di seluruh siklus hidup
lingkungan binaan yang berwawasan bangunan: dari tapak untuk desain,
lingkungan yaitu : bila lahan belum tersedia konstruksi, operasi, pemeliharaan,
maka mencari lahan yang sesuai dengan renovasi, dan dekonstruksi.
peruntukannya. Misal : mendirikan
Tujuan umumnya adalah bahwa
bangunan yang berfungsi untuk kantor
bangunan hijau dirancang untuk me-
maka pemilik proyek harus mencari lahan
ngurangi dampak keseluruhan dari ling-
yang memang diperuntukkan bagi fungsi
kungan yang dibangun pada kesehatan
perkantoran, dst.
manusia dan lingkungan alam dengan cara
Peruntukan lahan dalam suatu wilayah :
kota maka diatur melalui rencana umum * Efisien menggunakan energi, air
tata ruang kota (RUTK) dan rencana detail (memilih keran yang memakai tap
tata ruang kota (RDTRK). Pemilihan lahan yang hanya mengeluarkan air dalam
yang memperhatikan mengenai konservasi volume tertentu) dan sumber daya
energi, seperti : dengan memperbanyak lain seperti material bagunan
RHT maka memperbanyak tabungan air * Kesehatan penghuni, melindungi dan
tanah, lanskap arsitektur hemat energi meningkatkan produktivitas manusia
yaitu dalam pemilihan material pembentuk dalam bekerja.
lanskap , proses konstruksi dan * Mengurangi limbah, polusi dan
pemeliharaan lanskap yang hemat energi. degradasi lingkungan.
Sebagai contoh bangunan yang
b). GREEN BUILDING
ramah lingkungan adalah dengan
Arsitektur ramah lingkungan, yang mendesain bangunan yang
juga merupakan arsitektur hijau, mencakup memperhatikan banyak bukaan untuk
keselarasan antara manusia dan memaksimalkan sirkulasi udara dan
lingkungan alamnya. Arsitektur hijau cahaya alami. Seperti desain interior,
mengandung juga dimensi lain seperti menggunakan interior yang ramah
waktu, lingkungan alam, sosio-kultural, lingkungan dan mengurangi pengunaan
ruang, serta teknik bangunan. Hal ini listrik yang sangat berlebihan, misalnya
menunjukkan bahwa arsitektur hijau menggunakan lampu hemat energi seperti
bersifat kompleks, padat dan vital lampu LED yang rendah konsumsi listrik,
dibanding dengan arsitektur pada memperbanyak penggunaan panel sel
umumnya. surya sehingga bisa mengurangi
Green architecture adalah kebutuhan energi listrik bangunan dan
pembangunan yang memperhatikan memberikan keuntungan antara lain tidak
masalah ekonomi, hema energi, utilitas, perlu takut kebakaran, hubungan pendek
daya tahan, dan kenyamanan, ramah (korsleting), bebas polusi, hemat listrik,
lingkungan, dan dapat dikembangkan hemat biaya listrik, dan rendah perawatan.
menjadi pembangunan Sesedikit mungkin penggunaan pendingin
berkesinambungan. Green architecture ruang / AC pada siang hari dan
(dikenal sebagai konstruksi hijau atau memperbanyak pembuatan taman di
bangunan yang berkelanjutan) adalah lingkungan rumah dan gedung. Dengan
membuat struktur dan menggunakan jendela besar untuk lubang sirkulasi udara
proses pembuatannya memperhatikan ke dalam ruangan.

11
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1

Gambar 2. Contoh Ruang banyak bukaannya (ventilasi banyak dan penerangan alami)
Sumber foto: noenkcahyana.blogspot.com

Sedangkan pada desain Desain bangunan dengan atap-atap


eksteriornya, dengan menghindari bangunan dikembangkan menjadi taman
penggunaan bahan bangunan yang atap (roof garden, green roof) yang
berbahaya dan diganti dengan yang ramah memiliki nilai ekologis tinggi (suhu udara
lingkungan, dengan memperbanyak taman turun, pencemaran berkurang, ruang hijau
hijau dan taman dilingkungan rumah dan bertambah).
gedung untuk mengatur keseimbangan
lingkungan sekitar.

Singapore School of Art and Design ACROS Fukoka Building, Jepang


Gambar 3. Bangunan Dengan Atap-Atap Bangunan Dikembangkan Menjadi Taman Atap (Roof
Garden, Green Roof)

12
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1

Sedangkan untuk material bangunan tidak perlu diganti sama sekali hanya karet
yang ramah lingkungan seperti misalnya pengganjal saja, tersedia beragam warna,
kerangka bangunan utama dan atap, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi
menggunakan material baja memiliki (klasik, kayu). sehingga dapat
keunggulan lebih kuat, antikarat, mewujudkan konsep bangunan ramah
antikeropos, antirayap, lentur, mudah lingkungan.
dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak
Untuk bangunan ramah lingkungan
membebani konstruksi dan fondasi,
(green building), tidak hanya disain
sehingga baja dapat digunakan sebagai
bangunan dan material bangunannya saja
pengganti pemakaian material kayu, untuk
yang dipikirkan tetapi juga dipikirkan
mengurangi penebangan
masalah energi,selain energi listrik seperti
hutan/pembabatan kayu hutan yang tak
diatas, merambah ke dunia sanitasi. Septic
terkendali menempatkan bangunan
tank dengan penyaring biologis (biological
berbahan kayu mulai berkurang sebagai
filter septic tank) berbahan fiberglass
wujud kepedulian dan keprihatinan
dirancang dengan teknologi khusus untuk
terhadap penebangan kayu dan
tidak mencemari air tanah dan lingkungan,
kelestarian hutan sebagai paru-paru dunia.
antibocor atau tidak rembes, tahan korosi.
Material bangunan lainnya yang ramah
lingkungan misalnya semen instan, Untuk mengantisipasi krisis air
keramik ( untuk dinding pengganti bersih, dikembangkan sistem pengurangan
wallpaper dan lantai ). Dinding keramik pemakaian air (reduce), penggunaan
memberikan kemudahan dalam kembali air untuk berbagai keperluan
perawatan, pembersihan dinding (tidak sekaligus (reuse), mendaur ulang buangan
perlu dicat ulang, cukup dilap), motif air bersih (recycle), dan pengisian kembali
beragam dengan warna pilihan eksklusif air tanah (recharge).
dan elegan, serta menyuguhkan suasana Dikembangkan sistem pengolahan
ruang yang bervariasi, batu bata, air limbah bersih yang mendaur ulang air
aluminium (bisa untuk kusen jendela dan buangan sehari-hari (cuci tangan, piring,
pintu juga sudah mulai menggunakan kendaraan, bersuci diri) maupun air limbah
bahan aluminium sebagai generasi bahan (air buangan dari kamar mandi) yang dapat
bangunan masa datang). Aluminium digunakan kembali untuk mencuci
memiliki keunggulan dapat didaur ulang kendaraan, membilas kloset, dan
(digunakan ulang), bebas racun dan zat menyirami taman, serta membuat sumur
pemicu kanker, bebas perawatan dan resapan air (1 x 1 x 2 meter) dan lubang
praktis (sesuai gaya hidup modern), hemat biopori (10 sentimeter x 1 meter) sesuai
biaya, lebih kuat, tahan lama, antikarat, kebutuhan.

13
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1

Gambar 4. Desain Lubang Biopori

Gambar 5. Lubang Biopori

14
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 1

III. KESIMPULAN lingkungan meliputi: 1) Penataan dan


penggunaan lahan sesuai dengan
Green building dimulai dengan
peruntukannya dan berkelanjutan; 2)
perencanaan pada pemilihan lahan yang
Penghematan sumber daya energi; 3)
sesuai dengan tata ruang kota yaitu sesuai
Konservasi sumber daya air untuk
dengan peruntukannya, kemudian
menjamin keberlanjutan penyediaan air
membuat bangunan hijau sebagai desain
bersih; 4) Pemilihan material yang ramah
bangunan yang hemat energy, dimana
lingkungan dan memiliki daur hidup yang
system bangunan yang didesain dapat
panjang; 5) Peningkatan kesehatan dan
mengurangi pemakaian listrik untuk
kenyamanan dalam ruang yang sehat dan
pencahayaan dan sirkulasi udara yang
nyaman; serta 6) pengelolaan sistem
memungkinkan mengurangi penggunaan
bangunan yang mendukung keberlanjutan
AC juga konstruksi yang menggunakan
lingkungan.
material bangunan yang ramah
lingkungan.
Konsep hijau yang terdiri dari enam
aspek penting untuk bangunan ramah

DAFTAR PUSTAKA

1. Christine E. Mediastika, 2013, Hemat Energi dan Lestari Lingkungan melalui Bangunan,
Yogyakarta : Penerbit Andi
2. https://aditharachman.wordpress.com/tag/green-building-concept/
3. http://helmizulmar.blogspot.com/2012/06/definisi-greenbuilding-adalah-bangunan.html
4. http://inhabitat.com/top-ten-green-architecture-projects-of-2008/
5. https://ismiy.wordpress.com/2010/10/20/bangunan-arsitektur-ramah-lingkungan-4/
6. http://www.jagatreview.com/2013/03/active-house-rumah-paling-ramah-lingkungan/
7. https://ritalaksmitasari.wordpress.com/2013/05/19/rumah-hijau-rumah-ramah-
lingkungan/

15

Anda mungkin juga menyukai