Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KEPEMIMPINAN DAN BERFIKIR SISTEM


(Gaya Kepemimpinan)

OLEH:

KELOMPOK 2

SRIA J1A115122
MUH. ABDULA ASIS J1A116072
RESI J1A116102
SRI MULIANTI J1A116127
VIRDA YANTI J1A116137
NENENG YULIA NINGSI J1A116079
TITIN ZUMARTIN J1A116137
LISNAWATI AYU NINGSI J1A116207
NI KETUT SANTI RATNA PURI J1A116081

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena limpahan

rahmat dan bimbinganNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini

sebagai tugas pada mata kuliah KEPEMIMPINAN DAN BERIKIR SISTEM

dengan judul makalah yaitu “Gaya Kepemimpinan”.

Kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu

dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh

dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua

pihak untuk perbaikan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Kendari ,Februari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR…………………………………………………………II

DAFTAR ISI………………………………………………………………….II

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1

A. Latar Belakang…………………………..……………………………..1

B. Rumusan Masalah……………………..……………………………….1

C. Tujuan Dan Manfaat…………………..………………………………2

BAB II PEMBAHASAN……………….………………………………………3

A. Teori Kepemimpinan……………….…………………………………3

B. Gaya Kepemimpinan………………………………………………….3

C. Kelebihan dan Kekurangan Setiap Gaya

Kepemimpinan………………………………………………………13

D. Faktor yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan yang

Digunakan……………………………………...……………………14

BAB III PENUTUP…………………………………………………………16

A. Kesimpulan……………………………………………..……………16

B. Saran………………………………………………………………..16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori kepemimpinan mengalami perkembangan yang demikian

pesat. Perdebatan bahwa pemimpin itu di lahirkan, atau diciptakan atau

kedua-duanya berjalan terus bukan hanya dalam tori kepemimpinan secara

keseluruhan tetapi itu juga terjadi dalam impelmentasinya dalam

kesehatan. Demikian halnya sifat dan karakteristik yang dimiliki oleh

seorang pemimpin,para pakar mempunyai pandangan yang berbeda yang

sifatnya saling complementary sampai pada teori kontenporer

kepemimpinan saat ini. Makalah ini menjelaskan berbagai teori-teori

kepmimpinan, gaya kepemimpinan serta kelebihan dan kekurangan yang

dimiliki oleh gaya kepemimpinan tesebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan teori kepmimpinan?

2. Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan?

3. Apa saja jenis-jenis gaya kepemimpinan?

4. Apa saja kelebihan dan kekurangan setiap gaya kepemimpinan?

5. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan yang

digunakan?

1
C. Tujuan Dan Manfaat

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui yang dimaksud dengan teori

kepmimpinan?

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui yang dimaksud dengan gaya

kepemimpinan?

3. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis gaya kepemimpinan?

4. Agar mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap

gaya kepemimpinan?

5. Agar mahasiswa dapat mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi

gaya kepemimpinan yang digunakan?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Kepemimpinan

Kebanyakan pihak dalam kepemimpinan organisasi menyetujui

bahwa teori utama kepemimpinan adalah cirri, gaya kpeimpinan dan

kontigensi (kadang juga disebut gaya kepemimpinan situasional).

Meskipun demikian, gaya kepemimpinan dan teori kontigensi yang

mendominasi literature saat ini, sementara teori sifat secara umum telah

diberhentikan karena masalah teoritis, metodologi, dan praktis yang

terlibat dalam mengidentifikasi dan mendukung dafta sifat secara

konsisten (warrick, 1981)

B. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan diartikan sebagai cara atau pendekatan dalam

menyiapkan arah, memotivasi orang dalam mencapai tujuan. Gaya

kepemimpinan berkaitan dengan model prilaku yang digunakan oleh

seorang pemimpin ketika bekerja dengan orang lain. Gaya kepemimpinan

merujuk pada cara dimana seorang pemimpin berinteraksi dengan

bawahannya.

3
1. Jenis Teori Gaya Kepemimpinan

a. Teori X dan Y

McGregor membagi dua gaya kepemimpinan (Rowitz,

2009), yaitu Teori X dan Teori Y. table berikut membandingkan

antara gaya kepemimpinan Teori X dan Teori Y.

Teoti X Teori Y

Cocok untuk organisasi dengan


Cocok untuk organisasi yang tidak
organisasi yang menyukai
menyukai situasi kerja merka
pekerjaan

Pekerjaan menghasilkan
Pegawai menghidari pekerjaan
ketenagaan

Pegawai dipaksa, dikendalikan atau


Pegawai menerimah sasaran dan
ditegur agar tujuan organisasi
tujuan organisasi
tercapai

Pegawai berkeinginan
Pegawai mencari kendali karena
mengarahkan diri sendiri dan
mereka tidak bersedia
bahkan mencari tanggung jawab
mengarahkan proses kerja
yang lebih tinggi

Yang paling penting bagi mereka Pengambilan keputusan terjadi

adalah keamanan pada semua tingkat organisasi

Sumber:Ddiadabtasi dari Rowitz (2009)

McGregor berpendapat bahwa ketika pegawai tidak senang dengan

pekerjaan mereka perlu ditegur, dipaksa dan dikendalikan akan

mendorong gaya kepemimpinan otoriter, sedangkan mereka yang

4
senang dengan pekerjaan, pegawai menerimah tanggung jawab

mendorong lahirnya gaya kepemimpinan demokratis (Rowits,

2009)

b. Kepemimpinan Situasional

Pemimpin menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda

pada situasi yang berbeda pula. Ketika tugas mendesak dengan

deadline yang singkat dan pegawai cendrung pesimis untuk

menyelesaikan pekerjaan tersbut, bias jadi gaya kepemimpinan

yang paling tepat adalah otoriter. Pada waktu yang bersamaan,

pegawai mau mengerjakan dengan baik, ada jiwa optimisme yang

tinggi dengan target yang di harapkan, maka gaya kepemimpinan

otoriter tidak dipelukan bias yang paling tepat adalah gaya

kepemimpinan demokratis. Karena itu, seorang pemimpin bias

menggunakan lebih dari satu gaya kepemimpinan. Pemimpin

menggunakan strategi yang berbeda untuk pegawai yang berbeda

pula.

2. Menganalisis Gaya/Teori Kepemimpinan Lainnya

a. Kepemimpinan Otokratis

Gaya kepemimpinan otokratis berasumsi bahwa individu-

individu dimotivasi oleh kekuatan eksternal seperti kekuasaan,

kewenangan dan kebutuhan persetujuan. Semua keputusan dibuat

oleh pemimpin dan cenderung menggunakan paksaan (coercion),

5
sanks (punishment) dan arah untuk menggubah perilaku pengikut

(followers) untuk mencapai hasil. Pemimpin otokratis cendrung

mensentralisasi otoritas dan mngandalkan kekuatan legitimasi dan

penghargaan untuk mengatur bawahan.

b. Kepemimpinan demokratis

Berbeda halnya dengan gaya kepemimpinan demokratis

(democratic leadership). Gaya kepemimpinan ini berpendapat

bahwa individu-individu dimotivasi oleh kekuatan internal bukan

kekuatan eksternal. Dengan demikian, individu-individu aktif

berpartisipasi dalam mengambil keputusan dan indiviudu-individu

tersebut ingin memperoleh tugas. Pemimpin menggunakan perenan

partisipasi dan majority rule melakukan pekerjaan dalam mencapai

tujuan. Gaya kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusai

dan memberikan bimbingan kepada para bawahannya. Gaya

kepemimpinan ini menekannkan pada tanggung jawab dan kerja

yang baik. Gaya kepemimpinan demokratis mendelegasikan

otoritas atau kewenagan yang dimiliki oleh pimpinan kepada orang

lain dan mendorong lairnya partisipasi dari karyawan.

c. Kepemimpinan laizzes-fairel

Gaya kepemimpinan laizzes-fairel berpendapat bahwa

individu-individu tetap perlu dimotivasi oleh kekuatan dan

dorongan internal dan individu-individu cendrung untuk diberi

kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri tentang bagaimana

6
melakukan dan menyelesaikan pekerjaannya. Gaya kepemimpinan

ini menekankan bahwa pemimpin tidak memfasilitasi dan tidak

menyiapkan bimbingan atau arah, hanya sedikit kekuatan dan

member banyak kekuasaan dan member banyak kebebasan dan

kewenangan kepada para bawahannya untuk mengambil keputusan

dan menjalankan program yang ada. Pemimpin hanya merupakan

symbol dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis. Semua

pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan oleh bawahannya sendiri.

d. Studi Kepemimpinan State Ohio

Pendekatan gaya kepemimpinan ini muncul dari studi

kepemimpinan State Ohio pada tahun 1945. Bebrapa orang yang

berkontribusi utama dalam penelitian ini adalah Hemphill, Stogdil,

Coons, Fleishman, Harris dan Burtt (Warrick, 1981). Meskipun

penelitian ini bertanggung jawab terhadap berbagai temuan

penelitian kepemimpinan, kontribusi paling penting adalah isolasi

“pertimbangan” dan “struktur inisiasi” sebagai dasar dimensi

perilaku kepemimpinan dalam organisasi formal. Pertimbangan

didfinisikan sebagai perilaku dengan cara pemimpin

mendefinisikan atau memfasilitasi interaksi kelompok kearah

pencapaian tujuan. Pemimpin melakukan ini melalui perencanaan,

penjadwalan, mengkritik, memulai ide, mengorganisasi pekerjaan,

mendefinisikan peran anggota, menetapkan tugas (Warrick, 1981).

7
e. Studi kepemimpinan universitas Michigan

Universitas Michigan pada tahun 1947 menindaklanjuti

penelitian Ohio. Beberapa investigator yang terlibat misalnya

Kahn, Likert, Katz, Maccoby, dan Morse. Mereka menginvestigasi

antara perilaku supervisor dan produktivitas dan kenyamanan

karyawan. Universitas Michigan mengidentifikasi dua pemimpin,

yaitu: employee centered dan production-centered. Supervisor

employee centered lebih banyak mnghabiskan waktu dalam

pengawasan kegiatan, sedikit waktu dalam melaksanakan tugas,

hampir sama seperti yang dilakukan bawahan, melakukan kegiatan

umum daripada pengawasan yang ketat, mengambil pribadi

karyawan dan jarang melakukan pembarian hukuman ketikan

bawahan melakukan kesalahan. Karena berorientasi pada karyawan

maka atasan mereka menggambil minat personal di dalamnya,

biarkan mereka tahu bagaimana mereka melakukan pekerjaan dan

akan mendukung mereka. Selanjutnya, production centered,

supervisor menghabiskan waktu kurang dalam praktek actual

pengawasan, misalnya perencanaan tetapi lebih banyak waktu yang

dihabiskan dalam melaksanakan tugas seperti dilakukan oleh

bawahan, pengawasan ketat dan terdapat hukuman yang ketat jika

terjadi keselahan. Supervisor cenderung melakukan seolah-olah

karyawan sebagai alat produksi.

8
f. Kepemimpinan transformasional dan transaksional

Perkembangan selanjutnya mengenai teori kepmimpinan

adalah muncul kepemimpinan transaksional dan transformasional,

kepemimpinan transaksional mempunyai cirri perancangan tujuan

tugas, penyediaan sumber daya dan penghargaan terhadap kinerja.

Selanjutnya kepemimpinan transformasional merupakan

perluasaan dari kepemimpinan transaksional. Yaitu lebih dari

sekedar pertukaran dan kesepakatan. Hoy dan Miskel (2008)

berpendapat bahwa gaya kepemimpinan transformasonal itu

mempunuyai pemimpin yang proaktif, meningkatkan kesedaran

bawahan mencapai hasil kinerja yang tinggi luar biasa.

Kepemimpinan transformasi membuat perubahan besar pada misi

organisasi, cara menjalankan kegiatan, dan manajemen sumber

daya manusia untuk mencapai misi tersbut.

Cirri kepemimpinan transformasonal (dunford, 1995) adalah

sebagai berikut:

1) Menantang praktek-praktek atau cara kerja yang sedang

berjalan

2) Menginspirasi suatu visi bersama

3) Memberdayakan pegawai untuk bertindak

4) Bertindak sebagai “model berjalan”

5) Memperkuat tekat

9
g. The managerial Grid

Teori The managerial Grid adalah teori transmisi antara

teori gaya teori kepemimpinan dan teori kontigensi. Teori ini di

kembangkan oleh Blake dan Mounton. Dua dimensi dasar dalam

teori kepemimpinan ini, yaitu perhatian pada produksi dan

perhatian pada orang/pegawai. Teori gaya kepemimpinan Blake

dan Mouton dianggap transisi dengan alas an bahwa dua dimensi

kepemimpinan yang terdapat dalam managerial Grid, yaitu:

1) Country club management: perhatian penuh terhadap

kebutuhan pegawai untuk membina hubungan yang

menyenangkan, suasana organisasi yang nyaman dan

bersahabat.

2) Impoverished management: penggunaan upaya minimum agar

pekerjaan yang dibutuhkan dapat terselesaikan, cocok untuk

mempertahankan keanggotaan organisasi.

3) Team management: keberhasilan pekerjaan berasal dari

pegawai yang berkomitmen, saling ketergantungan melalui

kepentingan bersama, hubungan atas dasar saling percaya dan

saling menghormati’

4) Authority-obedience: efisoensi kerja berasal dari pengaturan

situasi kerja dengan cara tertentu sehingga meminimalkan

gangguan unsure manusia.

10
5) Organization man management: kinerja organisasi yang

memadai mungkin dicapai dengan menyeimbangkan kebutuhan

untuk menyelesaikan pekerjaan dengan memelihara semangat

pegawai pada tingkat yang memuaskan (Rowitz, 2009).

h. Kepemimpinan dengan bekerja, kelompok kerja, menginspirasi dan

memberdayakan (learning by doing, team working, inspiring and

empowering)

Gaya kepemimpinan dapat dibagi atas empat bagian, yaitu

memimpin dengan bekerja, memimpin dengan kerja tim,

memimpin dengan mnginspirasi dan memimpin dengan

memberdayakan (Casse & clauded, 2011). Gaya kepemimpinan ini

didasarkan pada imaginasi (imagination) atau kamampuan untuk

memnghasilkan ide baru dan kreatif dan pelaksanaan (execution)

atau kemampuan bagi pemimpin untuk menterjemahkan ide yang

baik kedalam hasil.

1) Kepemimpinan dengan bekerja (leading by doing)

Gaya kepemimpinan ini mempunyai eksekusi yang tinggi

demikian pula imaginasi. Artinya pemimpin dilibatkan dalam

mengarahkan tim, secara penuh bertanggung jawab dan

menyampaikan kepada orang yang akank di lakukan

2) Kepemimpinan dengan kelompok kerja (leading by team

working)

11
Gaya kepemimpinan ini mempunyai eksekusi yang tinggi

demikian pula imaginasi. Pemimpin pada tipe ini memperoleh

anggota tim secara bersama untuk melakukan brainstorming

untuk menghasilkan beberapa ide yang baik dan

mentransformasi ide yang baik tersbut kedalam rencana

tindakan dan secara bersama mengimplementasikannya.

3) Kepemimpinan dengan menginspirasi (leading by inspiring)

Gaya kepemimpinan ini mempunyai imaginasi yang tinggi

tetapi eksekusi yang rendah. Pada kasus ini pemimpin

mengstumulasi pemikiran anggota tim dan menentang tim

untuk melihat dari perspektif yang bersedia

4) Kepemimpinan dengan memberdayakan (leading by

empowering)

Gaya kepemimpinan ini dalam imaginasi dan lemah pula dalam

eksekusi. Apa yang terjadi dalam tipe ini adalah mempunyai

orang untuk mampu membuat keputusan dan

mengimplmentasikan. Pada tahap ini, pemimpin tetap harus

menetapkan visi dan strategi, sering bersama dengan anggota

tim. Pada tahap ini pula harus ada dukungan system untuk

proses pemberdayaan untuk bekerja dengan sukses, biarkan

anggota tim untuk melakukan eksekusi seperti apa yang mereka

rasakan dan yang terakhir adalah berikam pengakuan dan

penghargaan secara tepat

12
C. Kelebihan dan Kekurangan setiap Gaya Kepemimpinan

Setiap gaya kepemimpinan mempunyai kelebihan dan kekurangan

masing-masing atau keuntungan maupun kerugian. Bagian ini hanya

menjelaskan beberapa gaya kepemimpinan, yaitu:

1. Gaya kepemimpinan autokratik. Kelebihan dari gaya kepemimpinan

ini adalah pengambilan keputusan lebih cepat, memelihara

kedisiplinan, terdapat seseorang yang menjadi pusat control dan bagus

untuk kelompok-kelompok yang kecil dengan tugas yang relative

sederhana dan jelas. Meskipun demikian, gaya kepemimpinan seperti

ini juga mempunyai banyak kelemahan misalnya staf cenderung

kurang dipercaya, tergantung pada ancaman artinya bahwa jika

bawahan tidak diancam atau dimarahi atau ditegur, maka bawahan

cenderung tidak bekerja. Kelemahan lain dari gaya kepemimpinan

seperti ini adalah bahwa staf tidak punya input terhadap atasan.

2. Gaya kepemimpinan demokratis. Kelebihan gaya kepemimpinan ini

adalah hubungan manajemen dengan pekerjaan lebih baik,

mendorong karyawan untuk mempunyai komitmen yang tinggi,

meningkatkan pelayanan masyarakat, menurunnya penolakan para

pekerja (conyrs, n.d.). Sementara kelemahan gaya kepemimpinan

demokratis adalah bahwa biasanya pengambilan keputusan lebih

lambat karena selalu mempertimbangkan keterlibatan anggota tim,

biaya yang dibutuhkan bias menjadi labih mahal

13
3. Gaya kepemimpinan parmissive (laissez-faire). Kelebihan dari gaya

kepemimpinan ini adalah pemimpin memberikan kesempatan kepada

bawahannya ubtuk mengembangkan hubungan kerja dalam sebuah

setting informal dan menghasilkan kesempatan untuk menjadi orang

yang lebih sukses melalui keputusan mereka sendiri. Kelemahannya

adalah anggota tim dapat mendominasi dan mengambil control yang

memimpin tim untuk membuat keputusan yang salah dan

memungkinkan sesame anggota tim bias bekerja kurang maksimal dan

mempngaruhi proses dan motivasi mereka (conyers,n.d.).

D. Faktor yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan yang Di Gunakan

Pilihan penerapan gaya kepemimpinan dapat di pngaruhi oleh

empat factor, yaitu: factor pemimpin, pengikut, situasi dan kemungkinan

factor lain

1. Factor pemimpin

a. Pola perilaku dan kebiasaan pemimpin dan lainnya dalam bekerja

dengan orang

b. Kepercayaan pemimpin dalam pengikutnya

c. Sikap pemimpin terhadap partisipasi, sharing proses pengambilan

keputusan dan kelompok pengambil keputusan.

d. Kebutuhan pemimpin untuk kepastian dan prediksi

e. Siapa yang mempunyai informasi – pemimpin, pengikut atau

keduanya

14
2. Factor pengikut

a. Tingkat pengtahuan dan pengalaman

b. Keinginan mereka untuk melakukan pekerjaan yang indenpenden

c. Kemampuan mereka untuk menduga tanggung jawab

d. Kepntingan mereka dalam masalah atau keseluruhan program

e. Seberapa baik lainnya latihan dan sebrapa baik pemimpin

mengetahui tugasnya

3. Factor situasi

a. Seberapa banyak waktu yang tersedia

b. Nilai, tradisi, dan kebijakan organisasi

c. Tingkat pengetahuan dan pengalaman

d. Kesatuan, kepaduan, dan semangat kelompok

e. Sifat dari masalah itu sendiri

4. Factor lainnya

a. Apakah hubungan didasarkan atas dasar hormat dan kepercayaan

atau tidak

b. Konflik internal

c. Tingkat stress

d. Jenis tugas – terstruktur, tidak terstruktur, rumit atau sederhana

e. Peraturan atau prosedur yang ditetapkan atau rencana latihan

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPILAN

Kebanyakan pihak dalam kepemimpinan organisasi menyetujui

bahwa teori utama kepemimpinan adalah ciri, gaya kpeimpinan dan

kontigensi (kadang juga disebut gaya kepemimpinan situasional). Gaya

kepemimpinan diartikan sebagai cara atau pendekatan dalam menyiapkan

arah, memotivasi orang dalam mencapai tujuan. Jenis Teori Gaya

Kepemimpinan, Kepemimpinan Situasional Menganalisis Gaya/Teori

Kepemimpinan Lainnya

B. SARAN

Kami sangat mengharapkan dengan adanya makalah ini bisa

membantu mahasiswa atau pembaca agar lebih memahami gaya

kepemimpinans

16
DAFTAR PUSTAKA

Paluturi,sukri. 2013. Public Health Leadership. Puataka Pelajar:yogyakarta

17

Anda mungkin juga menyukai