Oleh:
Kelompok II
Yeni Widiawati
1214141079
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
B. Tujuan Praktikum
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kambing Rambon dikenal juga dengan nama kambing Jawarandu atau Bligon.
Penampilan kambing Bligon lebih mirip dengan kambing Kacang (Hardjosubroto,
1994; Devendra dan Burns; 1994; Batubara et al. 2009).
Parameter tubuh adalah nilai-nilai yang dapat diukur dari bagian tubuh ternak
termasuk ukuran-ukuran yang dapat diukur bagian tubuh tenak sapi, antara lain
ukuran kepala, tinggi, panjang, lebar, dalam dan lingkar. Indikator penilaian
produktivitas dapat dilihat berdasarkan parameter tubuh ternak tersebut. Parameter
tubuh yang sering digunakan dalam menilai produktivitas antara lain lingkar dada,
tinggi badan dan panjang badan. Berat badan juga merupakan indikator penilaian
produktivitas dan keberhasilan manajemen peternakan (Saladin, 1981).
Dalam usaha untuk mengatasi kendala yang dihadapi jika alat ukur untuk
menduga berat badan ternak yang berkapasitas besar tidak tersedia, dapat
dilakukan penaksiran berat badan ternak tersebut dengan menggunakan dimensi
tubuhnya. Misalnya melalui panjang badan dan juga lingkar dada, karena lingkar
dada seekor ternak memiliki korelasi yang sangat kuat untuk menduga berat hidup
ternak (Parakkasi, 1999).
Pendugaan umur dan berat badan seekor ternak menjadi sangat penting untuk
diketahui, khususnya bagi peternak dan pedagang ternak sehingga tidak terjadi
kecurangan-kecurangan yang dapat merugikan sebelah pihak (Sutardi, 1983).
4
Lingkar dada diperoleh dengan melingkarkan seutas tali di belakang gumba
melalui belakang belikat. Sementara panjang badan diukur dari bahu hingga
penonjolan tulang duduk (Wahyudin 2007). Menurut Gunawan (1990), bahwa
ketelitian pengukuran akan lebih baik apabila ternak dikelompokkan menurut
jenis kelamin.
Lebar kemudi adalah jarak antara tepi sendi paha kiri dan kanan. Cara pengukuran
kita lakukan dengan menarik garis horizontal dari tepi luar sendi paha kiri dan
kanan. Ukuran ini merupakan besarnya tubuh sapi yang bersangkutan untuk
diukur melalu lingkar dada. Cara pengukuran kita lakukan dengan menggunakan
pita ukur atau raffia mengikuti lingkar dada atau tubuh di belakang bahu melewati
gumba. Dan, pada sapi berpunuk, pengukurannya tepat di belakang punuk.
Panjang badan merupakan jarak antara tepi depan sendi bahu dan tepi belakang
tulang tapis. Cara pengukuran kita lakukan dengan menarik garis horizontal dari
tepi depan sendi bahu sampai ke tepi belakang tulang tapis. Panjang tungging
merupakan jarak antara muka pangkal paha sampai tepi belakang tulang tapis.
Cara pengukuran kita lakukan dengan menarik garis horizontal dari tepi luar
pangkal paha sampai tepi belakang tulang tapis.
Undang Santosa (2001) menyatakan bahwa pengukuran ukuran tubuh ternak sapi
dapat dipergunakan untuk menduga bobot badan seekor ternak sapi dan sering
kali dipakai juga sebagai parameter teknis penentuan sapi bibit berbagai rumus
penentuan bobot badan berdasarkan ukuran-ukuran tubuh telah banyak diketahui,
bahkan berbagai penelitian telah mengoreksi rumus tersebut disesuaikan dengan
keadaan lingkungan, pengaruh genetis, dan waktu.
5
III. METODE PRAKTIKUM
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ilmu tilik ternak pada ternak
ruminansia besar dan kecil adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengamatan terhadap sapi potong jantan dan juga kambing,
selanjutnya melakukan penilaian pada setiap individu ternak
ruminansia besar dan kecil tersebut.
2. Mengisi kartu-kartu penilaian dengan nilai yang merupakan hesil
pengamatan terhadap ternak ruminansia besar dan kecil yabg digunaka
praktikum.
3. Memberi peringkat pada sapi potong dan kambing berdasarkan nilai
yang diperoleh.
6
4. Menulis laporan hasil praktikum tersebut dan menentukan sapi atau
kambing mana yang terbaik.
7
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
8
Sapi A Sapi B
=(0,5 x 0)+(0,5 x 20) =(0,5 x 0)+(0,5 x 20)
=0 +10 =0 +10
Skor =10 Skor =10
9
6. Tanduk pipih, kecil, melengkung ke arah 0
belakang
7. Pada kambing jantan terdapat bulu yang 0
panjanag pada dagu (jenggot)
8. Kepala berwarna hitam atau coklat 1
9. Mulut lebar 1
II. Bagian tubuh 8
Kriteria standar
1. Bentuk tubuh panjang dan terkesan 1
ramping
2. Leher panjang 2
3. Bulu tubuh berwarna putih 0
4. Bulu pada bagian leher, pundak, 1
punggung, paha panjang
5. Surai lebat dan panjang 0
6. Tubuhnya tegap, dadanya lebar dan 1
dalam
7. Punggungnya lurus 2
III. Bagian Kaki 5
Kriteria standar
1. Kaki panjang dan lurus, tegak, dan 4
simetris
IV. Bagian Organ Reproduksi 5
Kriteria standar
1. Kambing jantan: testis sepasang, besar, 4
kompak
Jumlah maksimum sifat kualitatif 25 22
10
(jantan/cm) .
I. Berat badan (kg) 54-65 - 5 -
II. Vital statistik
1. Tinggi badan (cm) 90-110 53 cm 5 4
2. Lingkar dada (cm) 89-97 65 cm 5 4
3. Panjang badan (cm) 63-68 56 cm 5 2
4. Dalam dada (cm) 35 28 cm 5 3
5. Lebar dada (cm) 17 17 cm 5 5
6. Tinggi pinggul (cm) 95-115 58 cm 5 3
7. Lebar pinggul (cm) 15 17 cm 5 5
III. Kepala
1. Panjang kepala (cm) - 20 cm 5 5
2. Lebar kepala (cm) - 13 cm 5 5
IV. Kaki
Lingkar pergelangan
kaki
1. Depan: - kiri (cm) 10 9 cm 5 4
- Kanan 10 9 cm 5 4
(cm)
2. Belakang: - kiri (cm) 10 10 cm 5 5
-
Kanan 10 10 cm 5 5
(cm)
V. Organ Reproduksi
1. Jantan: lingkar testis 23 28 cm 5 5
(cm)
VI. telinga
1. panjang (cm) 25-41 13 cm 5 3
2. Lebar (cm) 8-14 6 cm 5 3
VII. Surai 23-28 - 5 -
Panjang (cm)
Jumlah nilai maksimum sifat 75 65
kuantitatif
11
Nilai yang diperoleh pada penilaian kambing jantan yaitu diperoleh:
Total nilai = (0.25) (jumlah nilai sifat kualitatif) + (0,75) (jumlah nilai sifat
kuantitatif)
= (0,25) (22) + (0,75) (65)
= 5,5 + 48,75
= 54,25.
B. Pembahasan
Penilaian pada sapi jantan ini hanya dilakukan penilaian terhadap sifat
kuantitatif. Paramenter yang diukur pada penilaian kuantitatif yaitu
meliputi tinggi badan, panjang badan, lingkar dada, berat sapi, dan umur
sapi. Masing-masing bagian tersebut telah dilakukan pengukuran dan hasil
yang diperoleh telah dilakukan penilaian. Skor yang diperoleh pada
12
penilaian sifat kuantitatif pada sapi jantan A dan B diperoleh skor masing-
masing 10 poin.
13
Total nilai maksimum dari sifat kuantitatif adalah 75 poin. Jadi, total nilai
dari penggabungan nilai sifat kualitatif dan nilai sifat kuantitatif adalah
100 poin.
Pada pengukuran vital statistik, ukuran telinga, dan panjang surai hasil
yang diperoleh sedikit tidak sesuai dengan ukuran normal pada kambing
jantan. Hal ini dapat terjadi karena kriteria standar yang digunakan
sebagai penilaian adalah ukuran yang digunakan pada kambing
peranakan etawah, sedangkan penilaian dan pengukuran yang dilakukan
adalah pada kambing kacang. Oleh karenanya, hasil yang diperoleh pada
saat pengukuran agak sedikit di bawah standar. Untuk hasil pengukuran
yang lain yang meliputi pengukuran pada kepala, kaki, dan organ
reproduksi telah sesuai dengan ukuran normal pada kambing jantan.
Jadi, total nilai yang diperoleh untuk penilaian prestasi kambing jantan
setelah dilakukan penghitungan dengan menggunakan rumus yaitu
sebesar 54,25 poin.
14
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pengamatan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Berdasarkan pada pengamatan dan penilaian yang telah dilakukan, maka
sapi jantan B (Phillips) dan sapi jantan A (pangeran William) yang
memperoleh skor yang sama yaitu 10 poin.
2. Nilai dari penilaian sifat kualitatif pada kambing jantan yaitu sebesar 22
poin, sedangkan nilai pada sifat kuantitatif yaitu 65 poin. Total nilai yang
diperoleh yaitu 54,25 poin.
15
DAFTAR PUSTAKA
16