Makalah MSDM Mutasi Promosi Demosi Dan P
Makalah MSDM Mutasi Promosi Demosi Dan P
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui hal yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan mutasi.
2. Memahami faktor yang menjadi penyebab karyawan dipromosikan.
3. Mengerti pengaruh yang ditimbulkan karena demosi terhadap karyawan.
4. Mengetahui sistem pensiun dalam Bank OCBC NISP.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 MANAJEMEN
2.1.1 Pengertian Manajemen
Secara etimologis, kata manajemen berasal dari Bahasa Inggris, yakni
management, yang dikembangkan dari kata to manage, yang artinya mengatur atau
mengelola. Kata manage itu sendiri berasal dari Bahasa Italia, maneggio, yang diadopsi
dari Bahasa Latin managiare, yang berasal dari kata manus, yang artinya tangan
(Samsudin, 2006: 15).
Johnson, sebagaimana dikutip oleh Pidarta bahwa manajemen adalah “proses
mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi sistem total untuk
menyalesaikan suatu tujuan.” (Abdul Choliq, 2011: 2)
Manajemen menurut G.R. Terry (Hasibuan, 2001: 3) mengatakan,
“Sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya.”
Menurut Handoko, (Handoko, 1999: 8) manajemen dapat dikatakan sebagai,
“Bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan
mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau
kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan
pengawasan (controlling).”
Stoner (Abdul Choliq, 2011:3) sebagaimana dikutip oleh Handoko, mengatakan bahwa,
“Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota dan penggunaan sumber daya-sumber
daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.”
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah
serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan,
mengendalikan dan mengembangkan segala upaya dalam mengatur dan
mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
1. Perencanaan
Menurut G.R. Terry (Purwanto, 2006: 45) mengatakan,
“Planning atau perencanaan adalah tindakan memilih dan menghubungkan fakta
dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang
dalam hal menvisualisasikan serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan
yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan”
Sebelum manajer dapat mengorganisasikan, mengarahkan atau mengawasi, mereka
harus membuat rencana-rencana yeng memberikan tujuan dan arah organisasi. Dalam
perencanaan, manajer memutuskan “apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya,
bagaimana melakukannya, dan siapa yang melakukannya”. Jadi, perencanaan adalah
pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan,
kapan, bagaimana dan oleh siapa.
2. Pengorganisasian
Setelah para manajer menetapkan tujuan-tujuan dan menyusun rencana-rencana
atau program-program untuk mencapainya, maka mereka perlu merancang dan
mengembangkan suatu organisasi yang akan dapat melaksanakan berbagai program
tersebut secara sukses.
Pengorganisasian (organizing) adalah 1) penentuan sumber daya-sumber daya dan
kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, 2) perancangan
dan pengembangan suatu organisasi kelompok kerja yang akan dapat membawa hal-hal
tersebut kearah tujuan., 3) penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian, 4)
pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk
melaksanakan tugas-tugasnya. Fungsi ini menciptakan struktur formal dimana
pekerjaan ditetapkan, dibagi dan dikoordinasikan (Handoko, 1999: 24).
3. Penggerakkan
Penggerakan adalah membuat semua anggota organisasi mau bekerja sama dan
bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan
dan usaha-usaha pengorganisasian (Purwanto, 2006: 58).
Setelah rencana ditetapkan, begitu pula setelah kegiatankegiatan dalam rangka
pencapaian tujuan itu dibagi-bagikan, maka tindakan berikutnya dari pimpinan adalah
menggerakkan mereka untuk segera melaksanakan kegiatan- kegiatan itu, sehingga apa
yang menjadi tujuan benar-benar tercapai (Shaleh, 1977: 101).
4. Pengawasan
Fungsi keempat dari seorang pemimpin adalah pengawasan. Fungsi ini merupakan
fungsi pimpinan yang berhubungan dengan usaha menyelamatkan jalannya kegiatan
atau perusahaan kearah pulau cita-cita yakni kepada tujuan yang telah direncanakan
(Manullang, 1982: 171).
Menurut G.R. Terry (Purwanto, 2006: 67), pengawasan dapat dirumuskan sebagai
“Proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang
dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bila perlu melakukan
perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana atau selaras
dengan standar.”
Tujuan utama dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang direncanakan
menjadi kenyataan. Oleh karenanya agar sistem pengawasan itu benar-benar efektif
artinya dapat merealisasi tujuannya, maka suatu sistem pengawasan setidak-tidaknya
harus dapat dengan segera melaporkan adanya penyimpangan-penyimpangan dari
rencana (Manullang, 1982: 174).
Untuk menjadi efektif, sistem pengawasan harus memenuhi kriteria tertentu.
Kriteria-kriteria utama adalah bahwa sistem seharusnya 1) mengawasi kegiatan-
kegiataan yang benar, 2) tepat waktu, 3) dengan biaya yang efektif, 4) tepat akurat, dan
5) dapat diterima oleh yang bersangkutan. Semakin dipenuhinya kriteriakriteria tersebut
semakin efektif sistem pengawasan (Handoko, 1999: 373).
Dalam setiap organisasi bisnis, para manajer ini bertugas untuk memastikan
bahwa keseluruhan tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi dapat
diwujudkan melalui rangkaian kegiatan manajemen, baik yang bersifat fungsional
maupun bersifat operasional, sebagaimana telah diterangkan pada bab
sebelumnya.
Tugas manajer-atau istilah apa pun sebagai padanannya-adalah untuk
memastikan mewujudkan agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan
efisien melalui serangkaian kegiatan manajemen secara fungsional maupun
operasional.
dikaitkan dengan persaingan bisnis yang semakin ketat dan perkembangan teknologi
yang sangat cepat, keahlian tunggal saja tidak cukup untuk memenangkan persaingan.
manajer bagian operasional dari mulai pemasaran, personalia, produksi, dan keuangan.
Masing-masing manajer pada tingkat menengah inilah yang paling bertanggung jawab
atas keseluruhan kegiatan perusahaan yang terkait dengan bagian operasional
tersebut. Untuk manajer tingkat pertama atau supervisi biasanya bertugas sebagai
pembantu manajer operasional untuk mengawasi para tenaga teknis atau buruh agar
pekerjaan yang dibebankan kepadanya tidak terbengkalai, dan apa yang telah
direncanakan di setiap bagian operasional dapat dilaksanakan sebagaimana
mestinya. Adapun bagi manajemen nonsupervisi biasanya ditempati oleh para pekerja
teknis atau buruh yang bertugas menjalankan kegiatan-kegiatan implementatif
sebagaimana telah ditugaskan oleh manajer tingkat puncak melalui manajer tingkat
menengah dan supervisor.
Pada praktiknya, beberapa keahlian manajemen yang sangat beragam
berdasarkan tingkatan-tingkatan manajemennya sangat bersifat relatif, dan
tergantung kepada budaya organisasi bisnis yang dijalankan. Jika budaya perusahaan
yang dikembangkan cenderung terbuka dan demokratis, maka bisa jadi hampir
seluruh personel di perusahaan dituntut untuk menguasai keahlian-keahlian
manajemen sebagaimana diterangkan di atas. Bahkan sulit untuk dibedakan keahlian
mana yang harus dimiliki oleh setiap tingkatan manajemen. Perbedaan pada tingkat
manajemen hanya bisa dilihat pada saat masing-masing personel mengimplementasikan
pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Namun, sekiranya budaya perusahaan yang
dikembangkan cenderung tertutup dan bersifat top-down policy, maka bisa jadi jenis-
jenis keahlian tersebut akan dapat dibedakan berdasarkan tingkatan-tingkatan
manajemennya.
Era globilasasi yang dimulai pada abad ke-21 pada hakikat nya merupakan
tantangan bagi SDM karena abad ke-21 ini merupakan era persaingan SDM antara
bangsa. Karena itu kewajiban bagi manejemen SDM untuk meningkatkan kualitas
SDM secara menyeluruh. Kualitas SDM ini meliputi : kualitas moral/ spritual, kualitas
intelektual, dan kualitas pisik sehingga mampu mengahadapi tangtangan masa depan.
Berbagai istilah yang di gunakan untuk memperjelas pengertian manajemen SDM,
antara lain:
Manajemen sumber daya manusia
Manajemen sumber daya insani
Manajemen personalia
Manajemen kepegawaian
Manajemen pemburuhan
Manajemen tenaga kerja
Administrasi personalia
Administrasi kepegawaian
Hubungan industrial
Manusia sebagai SDM keberadaannya sangat penting dalam perusahaan, karena
SDM menunjang perusahaan melalui karya, bakat, kreativitas, dorongannya dan peran
nyata seperti yang dapat disaksikan dalam setiap perusahaan ataupun dalam organisasi,
antara lain yaitu:
Sebagai pengusaha
Sebagai karyawan
Sebagai manajer atau pemimpin
Sebagai komisaris
Sebagai pemilik
2. Aktivitas MSDM
Untuk mencapai tujuan dan sasarannya, departemen SDM membantu para
pimpinan memperoleh, mengembangkan, memanfaatkan, mengevaluasi, dan
mempertahankan jumlah dan jenis hak karyawan.
a. Kunci aktivitas perusahaan
Aktivitas ini tidak hanya mengevaluasi seberapa baik orang berperilaku,
tetapi juga memperlihatkan seberapa baik aktivitas SDM nya dilaksanakan.
Kinerja buruk bisa berarti bahwa penyeleksi, pelatihan dan pengembangan
harus di refisi, karena bila tidak, hal ini mungkin menimbulkan masalah
tentang hubungan karyawan.
b. Tanggung jawab atas aktivitas MSDM
Tanggung jawab atas aktivitas MSDM berada dipundak masing-masing
manajer. Bila manajer di perusahaan tidak menerima tanggung jawab ini,
maka aktivitas SDM bisa jadi dilaksanakan sebagian atau bahkan tidak sama
sekali. Berdasarkan uraian diatas maka tujuan akhir yang ingin dicapai :
Peningkatan efisiensi
Peningkatan efektivitas
Peningkatan produktivitas
Rendahnya tingkat perpindahan pegawai
Rendahnya tingkat absensi
Tingginya kepuasan kerja karyawan
Tingginya kualitas pelayanan
Rendahnya komplain pelanggan
Meningkatnya bisnis perusahaan
Untuk mencapai tujuan akhir tersebut secara bertahap perlu dicapainya
tujuan perantara yaitu diperolehnya :
a. SDM yang memenuhi syarat dan dapat menyesuaikan diri dengan
perusahaan melalui :
Perencanaan SDM
Rekruitmen
Seleksi
b. SDM yang memenuhi syarat dengan keterampilan, keahlian dan
kemampuan yang sesuai dengan perkembangan melalui :
Pelatihan dan pengembangan
Pengembangan karier
c. SDM yang memenuhi syarat bersedia bekerja sebaik mungkin melalui :
Motivasi
Penilaian karya
Pemberian hadiah dan hukuman
d. SDM yang memenuhi syarat yang berdedikasi terhadap perusahaan yang
luas terhadap pekerjaan melalui :
Kesejahteraan (kompensasi)
Lingkungan kerja yang sehat dan aman
Hubungan industrial yang baik
(2) Pengorganisasian
Pengorganisasia ialah wadah, lembaga atau kelompok fungsional ketika
proses manajemen berlangsung Pengorganisasian (Organizing) merupakan proses
penyususnanan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi,
sumberdaya-sumberdaya yang dimiliknya dan lingkungan yang melingkupinya.
Proses pengorganisasian dapat ditujukan dengan 3 langkah prosedur berikut :
1) Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan organisasi
2) Pembagian beban kerja total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara
logik dapat dilaksanakan oleh satu orang.
3) Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk koordinasi
pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan
harmonis.
Dua aspek utama penyususnan strutur organisasai :
1) Departementalisasi : merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan yang
sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama
2) Pembagian kerja : Perincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam
organisasi bertanggung jawab untuk dan melaksanakan sekumpulan
kegiatan yang terbatas.
(3) Pengawasan
Pengawasan adalah suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang
sudah di laksanakan,menilainya,dan bila perlu mengoreksi nya dengan maksud
supaya pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana semula. Tujuan
dari pengawasan itu sendiri ialah :
1) Mengusahakan agar apa yang di rencanakan menjadi kenyatan.
2) Mengetahui kesalahan-kesalahan serta kesulitan yang terjadi.
3) Mengoreksi dan memperbaiki kesalahan dan kesulitan tersebut agar
sesuai dengan rencana semula.
Dalam pengawasan terdapat prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh
diantaranya :
1) Harus mempunyai rencana2 yang bersifat sebagai standar ukur
pekerjaan.
2) Adanya pemberian wewenang serta instruksi2 kepada bawahan.
3) Dapat mereflektir sifat dan kebutuhan dari kegiatan yang harus di awasi
4) Dapat segera melaporksn penyimpangan-penyimpangan.
5) Fleksibel.
6) Dapat mereflektir pola organisasi.
7) Ekonomis.
8) Dapat di mengerti.
9) Dapat menjamin adanya tindakan korektif.
2. Fungsi operasional
Pengadaan tenaga kerja (SDM)
Pengembangan
Kompensasi
Pengintegrasian
Pemeliharaan
Pemutusan hubungan kerja
2. Program khusus
Pembinaan tenaga kekaryaan
Penyelesaian kasus perorangan dan masalah pekerjaan
Penggantian surat yang hilang
Peninjauan masa kerja
Pengurusan kartu pegawai dan kartu istri atau suami
Pengurusan asuransi kesehatan dan tabungan asuransi pensiun
ekonomi global telah menempatkan setiap perusahaan pada posisi yang sama,
karena era globalisasi ini sebagai era tanpa batas yang disertai dengan persaingan
yang serba ketat, berat, cepat, perlu perhitungan yang akurat dalam segala hal.
3. Masalah-Masalah Pemerintah
Keterlibatan pemerintah dalam hubungan ketenagakerjaan dimaksudkna
untuk mencapai sasaran masyaraka yang biasanya melalui peniadaan praktik-
praktik yang dianggap bertentangan dengan kebijakan pemerintah.
4. Masalah organisasi
Pengembangan organisasi perlu dilakukan secara komprehensif,
memperhatikan kebutuhan perusahaan, serta mampu mengantisipasi
perekonomian global. Masalah yang sangat penting yang perlu diperhatikan
adalah organisasi yang dibentuk hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan.
5. Masalah-masalah profesional
Profesionalisme merupakan masalah lain bagi manajemen SDM.
Keterampilan manajemen SDM juga penting bagi banyak organisasi dan
masyarakat yang tak boleh diabaikan. Masalah-masalah luar dan dalam
perusahaan mengharuskan para praktisi untuk setidaknya berkualifikasi standar.
a. Sertifikasi
Kriteria-kriteria pengujian yang memsatikan tingkat kompetensi
minimum antrar mereka yang menetepakan adalah profesional. Adapun
bentuk uji kemprehensif menyangkut topik-topik tertentu sebagai berikut :
1) Kompensai
2) Tunjangan
3) Pekerja dan hubungan tenaga kerja
4) Penyeleksian dan penempatan
5) Pelatihan dan pengembangan
6) Kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja
7) Praktik-praktik manajemen.
b. Kebutuhan-kebutuhan profesional lain
Manajemen SDM bukan merupakan disiplin yang jelas-jelas terpisah
seperti halnya masalah sosial, kedokteran atau ekonomi.
c. Manajemen SDM dan perspektif
Meskipun manajemen SDM menghadapi sejumlah masalah, baik luar,
dalam dan profesi. Pada dasarnya MSDM untuk mendorong agar strategi
organisasi dapat berjalan dengan efektifitas dan efisiensi secara maksimum
pada sebuah cara yang bertanggung jawab secara etis dan sosial. Bila masalah
ini tidak dipenuhi, maka MSDM tak mencapai tujuannya.
2. Tantangan Internal
Tantangan internal muncul karena adanya SDM yang mengejar pertimbangan
diantaranya adalah : finansial, penjualan, keuangan. Service, produksi dan lain-
lain. Selain itu, dihadapkan pula pada serikat pekerja, sistem informasi yang
semakin terbuka, dan budaya organisasi. Para manajer pimpinan dan SDM yang
profesional harus mampu mengonfrontasikan tantangan internal dengan menjaga
keseimbangan pemenuhan kebutuhan. Selain itu, perusahaan juga membantu
menghindari konflik antara SDM serta berusaha menghindarkan diri dari berbagai
konflik lainnya.
Setiap upaya dan kebijakan yang akan ditempuh perusahaan hendaknya selalu
mengacu untuk menignkatkan kualitas MSDM serta memperhatikan pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap perusahaan.
Pemilik, dalam mengelola sumber daya manusia diperlukan peran serta
pemilik dalam kaitannya dengan harapan yang diinginkan pemilik
terhadap SDM yang dapat memberikan kinerja bagi suatu SDM dan
perusahaan. Para pemilik menanamkan modal bagi perusahaan dengan
harapan modal yang ditanam secara kontinu akan memberi untung.
Misalnya dividen.
Karyawan, faktor karyawan dalam SDM adalah faktor utama.oleh
karenanya perekrutan karyawan, pembinaan, dan pelatihan bagi
karyawan menentukan maju mundurnya suatu perusahaan. Karyawan
harus dipenuhi kebutuhan material, mental, sosial dan intelektual secara
memuaskan. Yang pada gilirannya MSDM merupakan wahana SDM
yang amat penting dalam mempertahankan harkat dan martabatnya
sebagai manusia. Karyawan memberi keahliannya untuk kemajuan
perusahaan tentu menuntut perbaikan dan penignkatan kualitas hidup
serta diberi peluang untuk maju dan berkembang dalam karirnya.
Pemerintah, Memiliki hak, wewenang, dan langsung tanggung jawab
untuk menngkatkan mutu hidup dari seluruh warga negaranya. Karena
itu pemerintah dengan seluruh jajarannya sangat berkepentingan dengan
keberhasilan MSDM dengan penignkatan MSDM, maka pemerintah
dimungkinkan untuk memperoleh pajak dan memperluas kesempatan
kerja.
Pelanggan, Kelompok masyarakat yang jadi konsumen barang atau jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan sangat diharapkan bahwa penyediaan
barang dan jasa tersebut tidak mengalami gangguan yang bila terjadi
akan mempengaruhi kemampuannya untuk memuaskan kebutuhannya.
Manajemen, Dalam perusahaan modern biasanya kelompok profesional
bukan lagi pemilik perusahaan mempertaruhkan waktu, keahlian,
pengetahuan, keterampilan dan reputasi profesionalnya, bukan hanya
demi kepentingan perusahaan yang dipimpinnya, akan tetapi demi
kepentingan negara dalam rangka pemenuhan tanggung jawab sosial dari
perusahaan yang bersangkutan.
2.3 PENGINTEGRASIAN
Status karyawan suatu perusahaan pada umumnya tidak tetap. Status karyawan
bergerak secara konstan ke atas, secara lateral ke bawah dan keluar dari organisasi atau
perusahaan. Program hubungan internal karyawan yang tertata dengan baik sangat
bermanfaat bagi organisasi dan para karyawan itu sendiri. Hubungan internal karyawan
merupakan aktivitas manajemen sumber daya manusia yang berhubungan dengan
perpindahan atau mutasi karyawan dalam organisasi atau perusahaan. Aktivitas-aktvitas
manajemen sumber daya manusia tersebut antara lain mutasi, promosi, demosi dan
pemensiunan.
2.3.1 MUTASI
1. Pengertian Mutasi
Nasution (1994:111), mutasi adalah “kegiatan memindahkan pegawai dari
unit/ bagian yang kelebihan tenaga ke unit/ bagian yang kekurangan tenaga atau
yang memerlukan.”
Hasibuan (2000:101), menyatakan mutasi adalah “perubahan posisi/jabatan/
tempat/pekerjaan baik secara horizontal maupun vertikal (promosi/ demosi)
dalam suatu organisasi.”
Kegiatan mutasi dilakukan oleh manajemen sumber daya manusia untuk
mengembangkan kualitas kinerja karyawan yang menjadi tanggungjawabnya.
Karena tidak selamanya tenaga kerja yang ditempatkan pada bagian tertentu
merasa cocok dengan jenis pekerjaan maupun lingkungan tempat kerja mereka.
Mungkin disebabkan kemampuan dan kualifikasi yang mereka miliki tidak sesuai
dengan tuntutan tugas dan pekerjaan yang diberikam kepadanya atau karena
llingkungan pekerjaan yang kurang kondusif, dalam arti kurang memberikan
motivasi. Hal itu timbul biasanya akibat lemahnya msdm dalam menempatkan
tenaga kerja pada posisi yang tepat. Faktor lain yang memepengaruhi misalnya
disiplin, semangat, kemangkiran dan pemborosan.
Tindakan bijaksana yang harus dilakukan msdm adalah memindahkan tenaga
kerja ke posisi yang menurut analisis jabatan, telah sesuai dengan kualifikasi,
kemampuan dan keinginan tenaga kerja. Hingga menghasilkan output yang
produktif. Mutasi meliputi kegiatan memindahkan karyawan, pengoperasian
tanggunga jawab, pemmindahan status kerja dan sejenisnya. Pemindahan hanya
sebatas pada mengalihkan tenaga kerja dari suatu tempat ke tempat lain. Jadi
mutasi lebih luas ruang lingkupnya dari pemindahan. Mutasi adalah kegiatan
yang berhubungan dengan proses pemindahan fungsi tanggung jawab dan status
ketenagakerjaan pegawai ke situasi tertentu dengan tujuan agar tenaga kerja yang
memberikan prestasi dan kontribusi kerja yang maksimal pada perusahaan.
2. Jenis Mutasi
Gagasan mutasi tidak selamanya berasal dari kebijakan manajemen tenaga
kerja saja, tetapi seringkali berasal dari keinginan tenaga kerja. Oleh karena itu,
mutasi dapat dibedakan menjadi 2 sumber yaitu :
a. Mutasi Atas Keinginan Tenaga Kerja
Berbagai alasan sering dikemukakan oleh tenaga kerja saat mereka
mengajukan pemindahan tempat kerja. Misalnya tugas dan pekerjaan yang
saat ini mereka kerjakan kurang sesuai dengan keinginannya, lingkungan
kerja yang kurang menggairahkan dan lainnya. Menurut sifatnya keinginan
mutasi kerja dapat dibedakan menjadi dua :
1) Mutasi Jangka Panjang
Tenaga kerja dipindahkan ke tempat atau status ketenagakerjaan lain
dalam jangka waktu lama dan sifatnya tetap. Kegiatan ini terjadi karena
beberapa kemungkinan, misalnya tenaga kerja yang digantikan meninggal
dunia, keluar dari perusahaan atau mungkin dipromosikan.
2) Mutasi Jangka Pendek
Tenaga kerja mengajukan permohonan pada manajemen agar mereka
dipindahkan pada posisi ketenagakerjaan yang lain meski sifatnya jangka
pendek, hal ini karena misalnya tenaga kerja mengikuti program
pendidikan dan pelatihan, penataran, seminar, cuti, sakit, liburan dan
sejenisnya.
2.3.2 PROMOSI
1. Pengertian Promosi
Nitisemito (1996 : 81) Promosi adalah “proses pemindahan karyawan dari
satu jabatan ke jabatan lain yang lebih tinggi yang selalu diikuti oleh tugas,
tanggung jawab dan wewenang yang lebih tinggi pula dari jabatan yang diduduki
sebelumnya.”
Nasution (2000:140). Promosi adalah “proses bergerak maju dan meningkat
dalam suatu jabatan yang didudukinya.”
Siagian (1999:169). Promosi adalah “perpindahan pegawai dari satu
pekerjaan ke pekerjaan lain yang tanggung jawabnya lebih besar, tingkatan
hirarki jabatannya lebih tinggi dan penghasilannya pun lebih besar pula.”
Wursanto (1998:68) istilah promosi (promotion) berarti “kemajuan, maju ke
depan, pemberian status penghargaan yang lebih tinggi.“
2. Tujuan Promosi
Menurut Manullang (2001:109), perusahaan perlu melakukan promosi untuk
mempertinggi semangat kerja karyawan, kemudian dapat menjamin stabilitas
kekaryawanan. Beberapa tujuan promosi yang diungkapkan Hasibuan (2007:113)
adalah sebagai berikut :
1) Untuk memberikan pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa yang semakin
besar kepada karyawan yang berprestasi kerja tinggi.
2) Dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggaan pribadi, status sosial
yang semakin tinggi, dan penghasilan yang semakin besar.
3) Untuk merangsang agar karyawan lebih bergairah kerja, berdisiplin
tinggi, dan memperbesar produktivitas kerjanya.
4) Untuk menjamin stabilitas kekaryawanan dengan direalisasinya promosi
kepada karyawan dengan dasar dan pada waktu yang tepat serta
penilaian yang jujur.
5) Kesempatan promosi dapat menimbulkan keuntungan berantai dalam
perusahaan karena timbulnya lowongan berantai.
3. Dasar-dasar Promosi
Keobjektifan suatu promosi akan membawa dampak positif bagi tumbuhnya
perusahaan atau semangat bagi pegawainya. Umumnya ada dua dasar untuk
mendapat promosi yaitu, kecakapan kerja dan senioritas.
Suatu perusahaan mungkin ada lebih cenderung menggunakan kecakapan
kerja sebagai dasar promosi. Namun umumnya pegawai perusahaan lebih
cenderung atas dasar senioritas karena mereka berpendapat bahwa dengan
semakin lama asa kerja seseorang, kecakapan mereka akan menjadi lebih baik.
Mereka pun menganggap bahwa kecakapan kerja masih mengandung judgement
hingga belum objektif. Tapi pada kenyataannya mengukur objektivitas promosi
tidaklah semudah yang diduga.
Untuk mengurangi subjektivitas penilaian dalam melakukan promosi, kadang
digunakan kombinasi dari kedua dasar yang telah disebut diatas yaitu :
a. Apabila ada dua pejabat yang mempunyai kecakapan yang sama, pejabat
yang lebih seniorlah yang akan dipromosikan.
b. Apabila ada dua pejabat yang mempunyai senioritas yang sama, pejabat
yang lebih cakaplah yang akan dipormosikan.
Hal ini untuk menhindari adanya “like” atau “dislike” dalam penentuan
promosi. Meskipun demikian cara ini juga mengandung permasalahan misalnya,
apabila karyawan A lebih senior dari B, tetapi kalah kecakapnnya dibandingkan
B. Yang mana akan dipromosikan? Untuk mengatasi hal ini sering diambil jalan
dengan menentukan persyaratan minimal untuk kedua aspek. Contohnya, untuk
promosikan ke jabatan x, minimum kecakapan adalah p point. Dengan demikian
bila ada dua orang yang sama-sama mencapai p point tersebut, karyawan yang
lebih seniorlah yang akan dirpomosikan.
2.3.3 DEMOSI
Demosi merupakan “salah satu bagian dari pengembangan karyawan secara
formal untuk menciptakan kompetisi diantara sesama karyawan guna memacu prestasi
kerja para karyawan” (Suratman, 1998:26).
Menurut Organisasi.org (web source), Demosi adalah “pindahnya seseorang dari
pekerjaannya ke posisi yang lebih rendah dengan tingkat tanggung jawab dan tugas
yang lebih kecil dari pekerjaan semula dan begitu pula dengan kompensasi
pengganjiannya.”
Menurut Manullang (1987:110), “demosi terjadi dalam suatu perusahaan
terutama karena pengaruh negatifnya terhadap moral karyawan yang bersangkutan dan
dapat mempengaruhi prestasi dan moral karyawan lainnya di perusahaan tersebut.”
Demosi itu pemindahan seseorang ke jabatan lain yang lebih rendah dalam suatu
perusahaan.sebenarnya penurunan jabatan ini jarang terjadi mengingat dampak
negatifnya terhadap moral karyawan. Penurunan tenaga kerja mungkin terjadi bila pasar
tenaga kerja menunjukan keadaan supply tenaga kerja lebih besar dari pada demand
tenaga kerja. Atau dapat pula terjadi suatu penurunan tersebut apabila perusahaan
mengalami krisis dan sebagainya.
Penurunan jabatan kewenangan, fasilitas, status dan bahkan gaji merupakan suatu
hukuman bagi karyawan tersebut agar dapat belajar memperbaiki kualitas diri dan
kinerjanya sehingga diharapkan dapat menjadi lebih baik selama masa penjatuhan
sanksi demosi tersebut.
Tujuan dilakukannya demosi terhadap karyawan yang bersangkutan adalah untuk
pembinaan dan pembelajaran bagi karyawan tersebut. Apabila manajemen mengaggap
masih adanya harapan bagi karyawan tersebut untuk memperbaiki diri maka tindakan
demosi diberikan sebagai sanksi yang mendidik karyawan tersebut ke arah yang lebih
baik.
Disamping tujuan pembelajaran, penjatuhan sanksi demosi juga dimaksudkan
untuk menghindari kerugian perusahaan yang lebih besar karena telah salah
menempatkan karyawan di posisinya (wrong man on the wrong place).
Indikator yang digunakan oleh manajemen perusahaan kepada karyawan dalam
pelaksanaan keputusan penjatuhan sanksi demosi adalah (Carrel, 1995:459):
1) Ketidakmampuan karyawan dalam mengemban tugas dan tanggung jawab
yang diberikan perusahaan sehingga menghasilkan prestasi kerja yang rendah.
2) Rasionalisasi jumlah karyawan karena adanya program efektifitas dan efisiensi
dalam manajemen perusahaan.
Mengingat kemungkinan dapat timbul promosi, tetapi mungkin juga demosi,
maka perlu sekali menjalankan pedoman pelaksanaan promosi, untuk perlu dibuat :
a. Hubungan horizontal dan vertkal dari masing-masing jabatan.
b. Penilaian kecakapan karyawan.
c. Ramalan lowongan dan data-data karyawan.
2.3.4 PEMENSIUNAN
1. Pengertian Pensiun
Berdasarkan Undang-undang No.43 Tahun 1999 Pasal 10, Pensiun adalah
“jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap Pegawai Negeri yang telah
bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada Negara.”
Sedangkan pensiun menurut Eldon dan Michael (2002) dalam buku teori
akunting adalah “Janji untuk membayar jumlah-jumlah tertentu pada para
pensiunan.”
Berdasarkan undang-undang No. 11 Tahun 1969, Pensiun diberikan sebagai
jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri selama
bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemerintah.
Pemensiunan pegawai berarti pemberhentian pegawai dengan hak pensiun,
tetapi tidak setiap pemberhentian pegawai berarti pemensiunan pegawai. Ada
persamaan diantara keduanya, yakni adanya pemutusan hubungan kerja (PHK)
karena sesuatu hal tertentu. Ganti rugi dalam pemensiunan berbeda sifatnya
dengan pemeberhentian pegawai. Ganti rugi pada pemensiunan dilakukan
berkali-kali, sedangkan pada pemeberhentian biasa hanya satu kali ganti rugi.
Pemensiunan dapat dilaksanakan secara alamiah, artinya normal karena usia
pensiun sudah dicapai, tetapi dapat juga karena diminta dengan perhitungan-
perhitungan tertentu dan sesuai persyaratan yang berlaku, dapat juga oleh
perusahaan tempat pegawai tersebut bekerja. Juka diminta oleh perusahaan
artinya pengambil inisiatif pensiun adalah perusahaan yang bersangkutan.
Biasanya ada sebab-sebab yang mendorong perlunya dilakukan pemensiunan
pegawai, yang pada dasarnya telah memenuhi ketentuan minimal pensiun dengan
pertimbangan yang matang.
4. Sifat Pensiun
Penghargaan, diberhentikan dengan hormat
Jaminan hari tua
Jasa terhadap Negara atau pemerintah.
5. Jenis Pensiun
Non Batas Usia Pensiun (Non BUP);
Batas Usia Pensiun (BUP), PNS yang telah mencapai BUP harus
diberhentikan dengan hormat sebagai PNS;
Pensiun Janda/Duda;
Pensiun Anak.
BAB III
Lokasi yang kami gunakan untuk survey yaitu, Alamat : Jl. Kyai Haji Wasyid Ruko Pasar
Baru, Sukmajaya, Kecamatan Jombang, Sukmajaya, Kec. Jombang, Kota Cilegon, Banten
42416, Indonesia
Telp : +62254395498 dengan alamat Web : www.ocbcnisp.com
3.2.2 Misi
Bank OCBC NISP berusaha dan bekerja sebagai warga korporat yang bertumbuh-
kembang bersama masyarakat secara berkelanjutan dengan cara :
Menyediakan dan mengembangkan pelayanan keuangan yang inovatif, berkualitas
dan melebihi harapan masyarakat yang dinamik dengan hasil terbaik.
Membina jaringan kerjasama yang saling menguntungkan dan dilandasi rasa saling
percaya.
Menciptakan lingkungan kerja yang dapat meningkatkan profesionalisme dan
mendorong pembaharuan organisasional dengan semangat kekeluargaan.
Membangun kepercayaan publik melalui perilaku etikal, peduli dan hati-hati
(prudent).
3. People development
Bertanggung jawab dalam pengembangan tim, melalui aktivitas-aktivitas
sebagai berikut :
a. Melakukan identifikasi gap seller capacity dan capability.
b. Melakukan coaching dan monitoring secara rutin.
c. Bersama-sama dengan area head menyusun rencana training hardskill dan
softskill untuk tim yang dikelola.
d. Mengkomunikasikan rencana kebutuhan training pada tim yang dikelola.
e. Menjadi pendamping/pembimbing bagi semua peserta program
pengembangan.
4. People management
Bertanggung jawab dalam people management, melalui aktivitas-aktivitas
sebagai berikut :
a. Melaksanakan proses pemenuhan man power planning (MPP) sesuai
dengan matrik yang sudah ditemukan.
b. Menyetujui proses mutasi, promosi, kenaikan salary dan grade sesuai
matrik yang telah ditentukan.
c. Bersama dengan area head berkoordinasi terkait administrasi people
manajemen.
3.4.2 Kewenangan
Sesuai dengan kewenangan yang dimandatkan berdasarkan kebijakan/prosedur
bank, SK/SE direksi, surat kuasa direksi atau memo internal yang berlaku.
3.4.3 Dimensi
a. Dimensi keuangan
Sesuai dengan alokasi yang diberikan setiap tahun dalam lingkup
kewenangan dan koordinasinya, meliputi :
Volume bisnis
Profit dan loss (interest & fee based income)
Pengelolaan budget
Terjaganya kualitas kredit yang dikelola
b. Dimensi non-keuangan
Mengelola seluruh karyawan di cabang yang berada dibawah kewenangan
dan koordinasinya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Disini mutasi dilakukan karena memang sudah rule nya. Tapi ada alasan lain yaitu
untuk meminimalisir kecurangan-kecurangan dalam kerja, terutama Bank yang berhubungan
dengan uang. Jika seorang pekerja ada dalam suatu kantor terus menerus dia akan semakin
dekat dan memiliki hubungan dengan nasabah. Dengan demikian jika nasabah sudah
memiliki hubungan dengan seorang karyawan maka mungkin akan terjadi hal tak diinginkan
yaitu mereka bisa saling bekerja sama untuk tindakan yang tidak baik.
Mutasi dilakukan minimal 2 tahun sekali dan juga tergantung kebutuhan, misalnya ada
sebuah kasus dalam internal bank yaitu pegawai wanita yang lebih cenderung memiliki
masalah maka jika kasus nya ringan ia akan dimutasi.
Jabatan kosong yang ditinggalkan oleh karyawan yang promosi nantinya akan diisi
melalui promosi dari bawahnya dan juga melalui loker yang dibuka. Jika ingin melakukan
promosi loker maka akan dicari yang fresh graduated. Tapi jika posisi karyawan yang dari
bawahnya maka akan dicari yang telah siap.
Promosi dilakukan dengan melalui challenge antar pegawai yang terpilih untuk
promosi. Jika pegawai tidak lulus atau gagal dalam challenge maka promosi pun akan
ditunda.
Jika karyawan di demosi maka akan ada perhatian khusus dari atasan untuk
menghindari terulangnya kesalahan. Demosi merupakan pilihan terakhir saat karyawan
melakukan kesalahan. Karna dalam melakukan demosi ada beberapa pertimbangan yang
pertama diberi surat SP I, SP II dan SP III. Itu berjalan selama 1 tahun, tetapi tergantung dari
sisi permasalahan yang ditimbulkan. Jika masalah cukup besar misalnya menipu nasabah
maka karyawan akan langsung dipecat. Tapi jika kesalahan hanya terjadi dari sisi
administratif yaitu pemalsuan tanda tangan nasabah maka akan diberi SP terlebih dahulu.
Dan jika terulang kembali bisa jadi demosi.
Karyawan yang mendapat demosi pun akan tetap diberi motivasi oleh atasannya.
Demosi yang terjadi di Bank OCBC NISP ini sangat jarang karena selalu ada pemantauan
dari atasan untuk meminimalisir tingkat kesalahan, hingga membuktikan bahwa kinerjanya
yang sangat baik.
BAB V
PENUTUP
4.5 Kesimpulan
Dari makalah survey diatas yang kami lakukan di Bank OCBC NISP kami dapat
mengambil kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Setiap program yang dijalankan pasti selalu ada hambatan, tidak terkecuali masalah
mutasi yang dilakukan Bank OCBC NISP. Bila ada hambatan seperti karyawan yang
tidak ingin dimutasi maka pihak perusahaan akan membicarakan dengan baik
kepada karyawan tersebut agar mau dimutasi dan terhindar dari perbuatan yang
mungin merugikan perusahaan. Lagi pula telah disepakati dari awal dengan tanda
tangan karyawan yaitu perjanjian untuk dimutasi setiap 2 tahun, hingga karyawan
akan sulit untuk menolak mutasi.
2. Promosi merupakan hal yang banyak orang nantikan karena promosi menjadi target
rata-rata orang yang ingin berkarya dan kaya raya untuk menunjang kebutuhan
hidupnya. Hingga untuk mencapai promosi tersebut karyawan harus bekerja dengan
kinerja yang lebih baik lagi hingga kecakapan dalam bekerja karyawan akan dapat
dinilai oleh atasan dan menjadi pertimbangan untuk dilakukannya promosi tidak
peduli karyawan lama maupun karyawan baru.
3. Dalam pelaksanaan demosi karyawan hanya memiliki 2 pilihan yaitu bertahan atau
resign dari pekerjaan. Jika karyawan bertahan maka kinerjanya menurun, karena
rata-rata karyawan yang didemosi hanya akan mampu bertahan kurang lebih 1 tahun
lamanya dan akan melakukan resign kerja.
4.6 Saran
Dalam survey yang kami lakukan di Bank OCBC NISP Cilegon ini kami cukup sulit
mencari saran dalam masalah manajemen sumber daya manusia terutama pada bagian mutasi,
promosi, demosi dan pensiun yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Karena kami
rasa Bank OCBC NISP ini telah melakukan tugas mutasi, promosi, demosi dan pensiun
dengan sangat baik. Karena Bank OCBC NISP ini telah berpengalaman hingga mampu
mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan. Tetapi kami tetap akan memberikan beberapa
saran yaitu :
1. Kami berharap pembaca dapat mengimlementasikan hal baik yang ada dalam
makalah ini saat menjadi manajer kelak. Baik dalam hal mutasi, promosi, demosi
dan pensiun pada para karyawannya.
2. Untuk Pihak Kampus, kami meminta agar dalam pelaksanaan setiap tugas survey,
para kelompok diberi setidaknya cenderamata/kenang-kenangan dengan logo nama
kampus yang bisa diberikan pada pihak perusahaan yang telah sangat membantu
dalam penyelesaian tugas survey.
3. Kami berharap setiap mata kuliah dapat memberi tugas survey pada para
mahasiswanya, karna tugas ini sangat membantu mahasiswa dalam melaksanakan
praktek manajemen dan menyeimbangkan dengan teori yang telah dipelajarai
sebelumnya. Survey ini juga memebantu mahasiswa dalam menemukan banyak
relasi dengan perusahaan dan bukan tidak mungkin para mahasiswa yang memiliki
relasi tersebut akan dapat menjadi bagian dari perusahaan setelah lulus kuliah.
4. Bagi pihak perusahaan kami harap agar tetap semangat dalam menciptakan
manajemen yang telah sangat baik ini terutama dalam bidang kepengurusan sumber
daya manusianya.
DAFTRA PUSTAKA
Hasibuan, Malayu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
http://chandrabayuu.blogspot.co.id/2012/12/promosi-jabatan-pengertian-dan-tujuan.html
Samsudin, Sadili. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia.
Siagian, Sondang P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
www.ocbcnisp.com
Zainal, Veithzal Rivai, dkk. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: dari Teori ke