Anda di halaman 1dari 9

19 Frambusia

(Patek, Puru)

Definisi : penyakit treponematosis menurun, hilang timbul dengan 3 stadium yaitu uus atau
granuloma pada kulit (mother yaw), lesi non destruktif yang dini dan lesi destruktif yang
lanjut pada kulit, tulang dan perostem yang disebabkan oleh → treponema pentenal

Gejala klinis
a. Stadium I → bisa menetap beberapa bulan → sembuh dengan sakatrik yang cekung
dan atropi
- Tempat predileksi : tunkai bawah ( mudah mendapat trauma )
 Berupa kumpulan papula yang eritramatosa
 Borok dengan dasar bergranulasi yang sering mengeluarkan serum bercampur
darah ( banyak mengandung treponema)
 Krusta warna kuning hijau

- Pembesaran kelenjar limfa regional


 Konsistensi keras
 Indolent (tidak nyeri)
 Tidak terjadi pelunakan

b. Stadium II → seteah stad. I sembuh atau lebih sering overlapping


- Setelah penyakit berlangsung 3 – 12 bulan
 Erupsi generalisata berupa papul milier → lentikuler dapat tersusun korimbi
formis, arsiner atau numular (arsiner : berbentuk bulan sabit)
 Membasah dan berkrusta kekuningan
- Pada telapak kaki dapat terjadi keratoderma
→ berjalan seperti kepiting o/k nyeri

c. Stadium III → pada telapak kaki dan tangan menyerag kulit, tulang, dan persendian
yang bersifat destruktif
Terdiri dari :
1. Nodus → ulkus dapat sembuh ditengah dan meluas ke perifer
2. Guma (umumnya pada tungkai). Mulai dengan nodus yang indolent, keras, mobil
terhadap dasarnya → melunak → memecah → ulcus yang curam (punched out).
Yang dapat mendalam samapai ke tulang atau sendi mengakibatkan antikilosis
dan defosmitas
3. Tulang → periostitus dan osteitos pada
a. Tibia → berbnetuk seperti pedang
b. Ulna
c. Metatersal
d. metakarpal
4. Gangosa : terbentknya sebuah lubang yang menghubungkan palatum mole dengan
fosa hasails oleh kareana mutilasi pada palatum dan fosa hasalis → suara sengau
5. Goundiou → eksostois tulang hidung dan sekitarnya pada sebelah kanan dan kiri
batang hidung yang membersar

Pengobatan

1. Procaine Penisilin G Agueous dosis : 2,4 juta unit secara IM dalam dosis tunggak dan
untuk usia < 12 tahun : 1,2 juta unit secara IM

Bila alergi terhadapa penisilin


2. Eritromisisn dosis 4x500mg sehari → 7 hari
3. Tetracyclin dosis 4x500mg sehari → 7 hari
20 Hemangioma

Definisi : tumor jinak atau hematoma yag terjadi sebagai akibat gangguan pada
perkembangan dan pembentukan pembuluh darah yang dapat terjadi disegala organ seperti
hati, limfa, otak, tulang, dan kulit

Gejala klinis

1. Hemangioma Kapiler
a. Strawberry hemangioma (Hemangioma Simpleks)
- Terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir
- Tampak sebagai bentuk merah yang makin lama makin besar
- Warnanya kemudian menjadi merah menyala, tegang dan berbentuk lobular,
berbatas tegas dan keras pada perabaan
- Ukuran dan dalamnya sangat bervariasi, ada yang seperti sial berwarna
merah terang dan ada yang subkutan berwarna kebiru-biruan
- Involusi spontan ditandai oleh memucatnya warna didaerah sentral, lesi
menjadi kurang tegang dan lebih mendatar
b. Granuloma Piogenik
- Terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma
- Lesi biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur terutama ada anak dan
tersering pada bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma
- Mula – mula berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran yang cepat
- Berbentuk lesi dapat mencapai ukuran 1cm dan dapat bertangkai
- Lesi mudah berdarah dan sering disertai infeksi sekunder

2. Hemangioma Kavernosum
- Lesi tidak berbatas tegas
- Dapat berupa makula eritamatosa atau nodus yang berwarna merah sampai ungu
- Bila lesi akan mengempis dan bila dilepas maka akan cepat menggembung
kembali

3. Hemangioma Campuran
- Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior biasanya unilateral da soliter
- Dapat terjadi sejak lahir atau masa anak – anak
- Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada
perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa

Diagnosa Hemangioma
1. Gambaran klinis umum yaitu adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau
beberapa saat sesudah lahir
2. Pertumbuhan relatif cepat dalam beberapa minggu atau bulan
3. Warnanya merah terang bila jenis strawberry atau biru bila jenis kavernosa
4. Bila besar maksimum telah tercapai yaitu biasanya pada umur 9 – 12 bulan maka
warnnaya jadi merah gelap

Pengobatan Hemangioma

1. Cara konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam
bulan – bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimum dan sesudah it terjadi
2. Cara aktive
a. Pembedahan
Indikasi:
1. Terdapat tanda tanda pertumbuhan yang terlalu cepat misalnya dalam
beberapa min ggu lesi menjadi 3 -4 kali lebih besar
2. Hemangioma raksasa dengan hombositopenia oleh karena pengumpulan
trombosit yang mengalami sekuesterasi di dalam jaringan hemangioma
3. Tidak ada regresi spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan sesudah 6 – 7
tahun
b. Obat sklerotik
Yaitu dengan penyuntikan bahan sklerotik pada lesi hemangioma misalnya
dengan
1. Namarrhocate 50%
2. HCL kinin 20%
3. Na Salisilat 30%
4. Larutan NaCl hipertonik
→ nyeri dan menimbulkan cicatrics sehingga cara ini tidak disukai
c. Elektrokoagulasi
Dipakai untuk spider angioma untuk desikasi sentral arterinya juga untuk
hemangioma senilis dan granuloma progenik
d. Pembekuan → apliaksi dingin dengan memakai nitrogen cair
e. Kortikesteroid
Kriteria pengobatan dengan kortikosteroid
a. Apabila melibatkan salah satu struktur yang vital
b. Tumbuh dengan cepat dan mengadakan destruksi kosmetik
c. Secara mekanik mengadakan asbtruksi salah satu arifisium
d. Adanya banyak pendarah dengan atau tanpa trombositopenia
e. Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular

 Prednison dosis : 2 – 3mg/KGBB/hari (20 – 30mg perhari) dibagi dalam 2


dosis
 Selama 2 – 3 minggi
 Turunkan dosis secara perlahan – lahan setia 1 – 2 minggu sebesar
1mg/KGBB/hari
 Lama pengobatan : sampai 3 bulan
21 Herpes Zoster

Definisi : penyakit yang disebabkan ole infeksi virus varisella zoster yang menyerang kulit
dan mucosa, infeksi ini merupakan reaktivasi cirus yang terjadi setelah infeksi primer

Gejala klinis

- Daerah yang serig terkena adalah daerah torakal


- Diawali dengan gejala prodromal
- Setelah itu timbul eritem yang dalam waktu singkat menjadi vesikel yang
berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema
- Vesikel yang semula berisi cairan jernih kemudian menjadi keruh (berwarna abu-
abu), daat menjadi pustul dan krusta
- Kadang – kadang vesikel mengandung darah → herpes zoster hemoragik
- Dapat timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan ulkus dengan penyembuhan
berupa sikatriks
- Dapat dijumpai pembesaran kelenjar limfa regionl (getah bening regional)
- Lokalisasi unilatral dan bersifat dermatomal sesuai dengan persyaratan
- Hiperstesia pada daerah yang terkena memberi gejala yang khas

Herpes zoster aftalmicus

Disebabkan oleh infeksi pada cabang pertama nervus trigeminus sehigga menimbulkan
kelaina n pada mata, disamping itu juga mengenai cabang kedua dan ketiga menyebabkan
kelainan kulit pada daerah yang dipersarafinya.

Sindrom Ramsay Hunt

Diakibatkan oleh gangguan pada nervus fosialis dan otikus sehingga memberikan gejala
paralisis otot muka (paralisis bell)

- Kelainan kulit yang sesuai dengan tingkat persarafan


- Tinitus
- Vertigo
- Gangguan pendengaran
- Nustagmus dan nausea
- Gangguan pengecapan
Neurelgia Paschaherpetika

Rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan lebih dari sebulan setelah
penyakitnya sembuh. Nyeri ini dapat berlangsung selama berbulan – bulan bahkan
bertahun – tahun dengan gradasi nyeri yang bervariasi dalam kehidupan sehari-hari.
Kcendrungan ini dijumpau pada orang yang mendapat herpes zoster diatas usia 40 tahun
(Presnetasi 10 – 15%) makin tua penderita maka makin tinggi presentasenya

Pengobatan

1. Pengobatan sistemik
a. Obat anti virus contoh acyclovir
Indikasi :
- Heres zoster aftalmikus
- Pasien denga defisiensi imunitas mengingat komplikasinya
→ sebaiknya diberikan dalam 3 hari pertama sejak lesi muncul
Dosis asiklovir yang dianjurkan : 5x800mg sehari diberikan selama 7 sampai 10
hari (secepat mungkin).
Sedangkan untuk valasiklovir dosis : 3x1000mg sehari oleh karena konsentrasi
dalam plasma lebi tinggi contoh : valtrex → 500mg/tablet.
Jika setelah 7 – 10 hari lesi baru masih tetap timbul obat tersebut masih dapat
dietruskan dan dihentikan sesudah 2 hari sejak lesi baru tidak timbul lagi

b. Analgetik dan antiseptik


- Parasetamol dosis usia < 12 tahun : 10 – 15mg/KGBB/hari diberikan 4 – 6x sehari
Dosis usia >12 tahun dan dewasa : 4 – 6x (325 – 650)mg atau 3 x 1000mg (max 5
dosis/hari untuk anak dan 4gr/hari untuk dewasa)
- Aspirin dosis pada anak : 4 – 6x (10-15mg/KGBB/hari)
Dosis pada dewasa : 4 – 6x (650 – 1000)mg/KGBB/hari (Max : 48gr/hari)

c. Prednison (kortikosteroid)
Indikasi : sindrom ramsay hunt
→ pemberian harus sedini mungkin untk mencegah terjadinya paralisis

Cara pemberian

 Prednison 3x20mg selama 1 – 2 minggu


 Setelah itu dosis diturunkan secara bertahap
 Pemakaian prednison dosis tinggi sebainya dikombinasi dengan obat anti
visal oleh karean prednison dosis tinggi menekan imunitas
2. Pengobatan topikal
a. Bedak salisil 2%
Diberikan pada stadium vesikel dengan tujuan protektif untuk mencegah pecanya
vesikel agar tidak terjadi infeksi sekunder → diberikan 2 – 3x perhari
b. Bila resikel pecah dan erosif → kompres terbuka
Contoh larutan kompres
- Asam salisilat 1/1000
- Kalium permanganas 7,5%
- Povidon iodine 7,5%
Untuk herpes zoster aftalmukus → diencerkan 20x
c. Salep antibiotika bila terjadi ulserasi atau bila lesi sudah mengering untuk
mencegah infeksi sekunder misal :
- Salep Basitrasin
- Salep Neomisin
- Sale Garamisin

Pengobatan neuralgia pascaherpetika

1. Anti inflamasi non steroid analgetika


Contoh:
a. Indomethasin (sediaan 25mg ; 50mg/kapsul)
Dosis pada anak : 1 – 2mg/KGBB/hari dibagi 2 – 4 dosis (max : 4mg/KGBB/hari)
Dosis pada dewasa : 2 – 3x (25 – 50)mg perhari (max. 200mg perhari)
b. Ibu profen (sediaan 200, 300, 400, 600, 800 mg/tab)
Dosis pada anak : 5 – 10mg/KGBB/dosis diberikan3 – 4x/hari
Dosis pada dewasa : 3 – 4x (400 – 800)mg (max. 3200mg perhari)
c. Na. Diklofenak
Dosis pada anak : 2 – 3mg/KGBB/dibagi 2 – 4 dosis
Dosis pada dewasa : 100 – 200mg/hari dibagi dalam 2 – 4 dosis/hari

2. Carbamazapin (tegretal)
3. Amitriptilin (tegretal) → 1x12,5mg – 2x12,5mg pada malam hari
Dosis pada anak : 0,1mg/KGBB pada malam hari sebelum tidude dan dapat dinaikan
setiap 2 – 3 minggu sampai efek tercapai (max 2mg/KGBB pada malam hari).
Dosis pada dewasa muda : 25mg perhari dibagi dalam 2 dosis, dosis daat dinaikan
bila perlu sampai dosis maksimal sebesar 200mg/hari.
Dosis pada dewasa : dimulai 25mg pada malam hari dan dosis dapat ditingkatkan bila
perlu dengan dosis masksimum 300mg/hari
4. Obat sedativa
a. Diazepam
Dosis pada anak : P.O : 0,2 – 0,3 mg/KGBB/dosis (max. 10mg)
Dosis IV dan IM : 0,04 – 0,3mg/KGBB/dosis (max. 0,6mg/KGBB/8jam)

b. Fenobarbital
Dosis pada anak : 2mg/KGBB/hari

Sewaktu-waktu pemberian obat – obat diatas tidak monolog pada neuralgia post
herpetik sehingga perlu pula diberikan
1. Transcutaneus electrical stimulation
2. Acupuncture
3. Hipnosis

Untuk menghilangkan nyeri dapat pula diberikan

5. Phenitonin dengan dosis 1 x 100mg selama 1 – 2 bulan dan maksimal 3 bulan →


mencegah dependersi
→ bila terdapat tanda – tanda deoendensi terhadap pemberian diazepan maka dapat
diberikan vitamin B1 atau B6 yang mirip diazepan
 Keratitis Herpetika

Gambaran klinik
1. Timbul kelainan dikulit frontal dan hidung idmana tampak vesikel – vesikel dikulit
muka, kadang – kadang dipalpebra bersifat unilateral
2. Bila teradapat vesikel diujung hidug berarti nervus nasisilianus terkena kama timbul
kelainan dikornea dimana sensibilitasnya menurun tetapi penderita merasa sakit →
anestesia doloroso
3. Pada kornea tampak infiltrat yang bulat, letak subepitel disertai injeksi perikornea.
Infiltrat ini dapat mengalami ulserasi yag sukar sembuh
4. Kadang tampak edema kornea disertai lipatan – lipatan dari membran descement

Pengobatan
1. Seditive, analgetik oleh karena sakit
2. Obat – obat neurotropik seperti neurobion peroral atau parenteral kareana yang
diserang saraf
3. Persyaratan lokal
4. Obat anti viral sistemik misal isoprinos 1 tablet selama 2 – 3 jam
5. Bila liveitis (+) → Corticosteroid sistemik denan pengawasan secara seksama
6. Kalau sudah sembuh mata harus dilindung terus dengan kacamata kareana masih
insensitive dimana bila tidak dilindungi, mata mudah terkena trauma tanpa disadari
penderita dna menimbulka keratitis necroparalitika

Pengobatan lesi dimulut


1. Antibiotika sistemik untuk mengurangi infeksi sekunder contoh ampisilin dosis
4x250mg – 500mg sehari ataua inetroniazal dosis 3x250 – 500mg sehari → diberikan
selama 5 hari
2. Larutan kumur tetrasiklin dan sel mukonazal. Bila membran mukosa tersebut atau
antibiotika tropikal.

Anda mungkin juga menyukai