(Patek, Puru)
Definisi : penyakit treponematosis menurun, hilang timbul dengan 3 stadium yaitu uus atau
granuloma pada kulit (mother yaw), lesi non destruktif yang dini dan lesi destruktif yang
lanjut pada kulit, tulang dan perostem yang disebabkan oleh → treponema pentenal
Gejala klinis
a. Stadium I → bisa menetap beberapa bulan → sembuh dengan sakatrik yang cekung
dan atropi
- Tempat predileksi : tunkai bawah ( mudah mendapat trauma )
Berupa kumpulan papula yang eritramatosa
Borok dengan dasar bergranulasi yang sering mengeluarkan serum bercampur
darah ( banyak mengandung treponema)
Krusta warna kuning hijau
c. Stadium III → pada telapak kaki dan tangan menyerag kulit, tulang, dan persendian
yang bersifat destruktif
Terdiri dari :
1. Nodus → ulkus dapat sembuh ditengah dan meluas ke perifer
2. Guma (umumnya pada tungkai). Mulai dengan nodus yang indolent, keras, mobil
terhadap dasarnya → melunak → memecah → ulcus yang curam (punched out).
Yang dapat mendalam samapai ke tulang atau sendi mengakibatkan antikilosis
dan defosmitas
3. Tulang → periostitus dan osteitos pada
a. Tibia → berbnetuk seperti pedang
b. Ulna
c. Metatersal
d. metakarpal
4. Gangosa : terbentknya sebuah lubang yang menghubungkan palatum mole dengan
fosa hasails oleh kareana mutilasi pada palatum dan fosa hasalis → suara sengau
5. Goundiou → eksostois tulang hidung dan sekitarnya pada sebelah kanan dan kiri
batang hidung yang membersar
Pengobatan
1. Procaine Penisilin G Agueous dosis : 2,4 juta unit secara IM dalam dosis tunggak dan
untuk usia < 12 tahun : 1,2 juta unit secara IM
Definisi : tumor jinak atau hematoma yag terjadi sebagai akibat gangguan pada
perkembangan dan pembentukan pembuluh darah yang dapat terjadi disegala organ seperti
hati, limfa, otak, tulang, dan kulit
Gejala klinis
1. Hemangioma Kapiler
a. Strawberry hemangioma (Hemangioma Simpleks)
- Terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir
- Tampak sebagai bentuk merah yang makin lama makin besar
- Warnanya kemudian menjadi merah menyala, tegang dan berbentuk lobular,
berbatas tegas dan keras pada perabaan
- Ukuran dan dalamnya sangat bervariasi, ada yang seperti sial berwarna
merah terang dan ada yang subkutan berwarna kebiru-biruan
- Involusi spontan ditandai oleh memucatnya warna didaerah sentral, lesi
menjadi kurang tegang dan lebih mendatar
b. Granuloma Piogenik
- Terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma
- Lesi biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur terutama ada anak dan
tersering pada bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma
- Mula – mula berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran yang cepat
- Berbentuk lesi dapat mencapai ukuran 1cm dan dapat bertangkai
- Lesi mudah berdarah dan sering disertai infeksi sekunder
2. Hemangioma Kavernosum
- Lesi tidak berbatas tegas
- Dapat berupa makula eritamatosa atau nodus yang berwarna merah sampai ungu
- Bila lesi akan mengempis dan bila dilepas maka akan cepat menggembung
kembali
3. Hemangioma Campuran
- Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior biasanya unilateral da soliter
- Dapat terjadi sejak lahir atau masa anak – anak
- Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada
perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa
Diagnosa Hemangioma
1. Gambaran klinis umum yaitu adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau
beberapa saat sesudah lahir
2. Pertumbuhan relatif cepat dalam beberapa minggu atau bulan
3. Warnanya merah terang bila jenis strawberry atau biru bila jenis kavernosa
4. Bila besar maksimum telah tercapai yaitu biasanya pada umur 9 – 12 bulan maka
warnnaya jadi merah gelap
Pengobatan Hemangioma
1. Cara konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam
bulan – bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimum dan sesudah it terjadi
2. Cara aktive
a. Pembedahan
Indikasi:
1. Terdapat tanda tanda pertumbuhan yang terlalu cepat misalnya dalam
beberapa min ggu lesi menjadi 3 -4 kali lebih besar
2. Hemangioma raksasa dengan hombositopenia oleh karena pengumpulan
trombosit yang mengalami sekuesterasi di dalam jaringan hemangioma
3. Tidak ada regresi spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan sesudah 6 – 7
tahun
b. Obat sklerotik
Yaitu dengan penyuntikan bahan sklerotik pada lesi hemangioma misalnya
dengan
1. Namarrhocate 50%
2. HCL kinin 20%
3. Na Salisilat 30%
4. Larutan NaCl hipertonik
→ nyeri dan menimbulkan cicatrics sehingga cara ini tidak disukai
c. Elektrokoagulasi
Dipakai untuk spider angioma untuk desikasi sentral arterinya juga untuk
hemangioma senilis dan granuloma progenik
d. Pembekuan → apliaksi dingin dengan memakai nitrogen cair
e. Kortikesteroid
Kriteria pengobatan dengan kortikosteroid
a. Apabila melibatkan salah satu struktur yang vital
b. Tumbuh dengan cepat dan mengadakan destruksi kosmetik
c. Secara mekanik mengadakan asbtruksi salah satu arifisium
d. Adanya banyak pendarah dengan atau tanpa trombositopenia
e. Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular
Definisi : penyakit yang disebabkan ole infeksi virus varisella zoster yang menyerang kulit
dan mucosa, infeksi ini merupakan reaktivasi cirus yang terjadi setelah infeksi primer
Gejala klinis
Disebabkan oleh infeksi pada cabang pertama nervus trigeminus sehigga menimbulkan
kelaina n pada mata, disamping itu juga mengenai cabang kedua dan ketiga menyebabkan
kelainan kulit pada daerah yang dipersarafinya.
Diakibatkan oleh gangguan pada nervus fosialis dan otikus sehingga memberikan gejala
paralisis otot muka (paralisis bell)
Rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan lebih dari sebulan setelah
penyakitnya sembuh. Nyeri ini dapat berlangsung selama berbulan – bulan bahkan
bertahun – tahun dengan gradasi nyeri yang bervariasi dalam kehidupan sehari-hari.
Kcendrungan ini dijumpau pada orang yang mendapat herpes zoster diatas usia 40 tahun
(Presnetasi 10 – 15%) makin tua penderita maka makin tinggi presentasenya
Pengobatan
1. Pengobatan sistemik
a. Obat anti virus contoh acyclovir
Indikasi :
- Heres zoster aftalmikus
- Pasien denga defisiensi imunitas mengingat komplikasinya
→ sebaiknya diberikan dalam 3 hari pertama sejak lesi muncul
Dosis asiklovir yang dianjurkan : 5x800mg sehari diberikan selama 7 sampai 10
hari (secepat mungkin).
Sedangkan untuk valasiklovir dosis : 3x1000mg sehari oleh karena konsentrasi
dalam plasma lebi tinggi contoh : valtrex → 500mg/tablet.
Jika setelah 7 – 10 hari lesi baru masih tetap timbul obat tersebut masih dapat
dietruskan dan dihentikan sesudah 2 hari sejak lesi baru tidak timbul lagi
c. Prednison (kortikosteroid)
Indikasi : sindrom ramsay hunt
→ pemberian harus sedini mungkin untk mencegah terjadinya paralisis
Cara pemberian
2. Carbamazapin (tegretal)
3. Amitriptilin (tegretal) → 1x12,5mg – 2x12,5mg pada malam hari
Dosis pada anak : 0,1mg/KGBB pada malam hari sebelum tidude dan dapat dinaikan
setiap 2 – 3 minggu sampai efek tercapai (max 2mg/KGBB pada malam hari).
Dosis pada dewasa muda : 25mg perhari dibagi dalam 2 dosis, dosis daat dinaikan
bila perlu sampai dosis maksimal sebesar 200mg/hari.
Dosis pada dewasa : dimulai 25mg pada malam hari dan dosis dapat ditingkatkan bila
perlu dengan dosis masksimum 300mg/hari
4. Obat sedativa
a. Diazepam
Dosis pada anak : P.O : 0,2 – 0,3 mg/KGBB/dosis (max. 10mg)
Dosis IV dan IM : 0,04 – 0,3mg/KGBB/dosis (max. 0,6mg/KGBB/8jam)
b. Fenobarbital
Dosis pada anak : 2mg/KGBB/hari
Sewaktu-waktu pemberian obat – obat diatas tidak monolog pada neuralgia post
herpetik sehingga perlu pula diberikan
1. Transcutaneus electrical stimulation
2. Acupuncture
3. Hipnosis
Gambaran klinik
1. Timbul kelainan dikulit frontal dan hidung idmana tampak vesikel – vesikel dikulit
muka, kadang – kadang dipalpebra bersifat unilateral
2. Bila teradapat vesikel diujung hidug berarti nervus nasisilianus terkena kama timbul
kelainan dikornea dimana sensibilitasnya menurun tetapi penderita merasa sakit →
anestesia doloroso
3. Pada kornea tampak infiltrat yang bulat, letak subepitel disertai injeksi perikornea.
Infiltrat ini dapat mengalami ulserasi yag sukar sembuh
4. Kadang tampak edema kornea disertai lipatan – lipatan dari membran descement
Pengobatan
1. Seditive, analgetik oleh karena sakit
2. Obat – obat neurotropik seperti neurobion peroral atau parenteral kareana yang
diserang saraf
3. Persyaratan lokal
4. Obat anti viral sistemik misal isoprinos 1 tablet selama 2 – 3 jam
5. Bila liveitis (+) → Corticosteroid sistemik denan pengawasan secara seksama
6. Kalau sudah sembuh mata harus dilindung terus dengan kacamata kareana masih
insensitive dimana bila tidak dilindungi, mata mudah terkena trauma tanpa disadari
penderita dna menimbulka keratitis necroparalitika