Anda di halaman 1dari 10

IMPLEMENTASI BARCODE DALAM SISTEM INFORMASI

PEMASARAN
(Studi Pada PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Cabang Surabaya)

Fifi Fella Suffah (11510076)


Program Studi Manajemen, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
vsuffah@gmail.com

Abstrak
Sistem informasi pemasaran (MIS) merupakan salah satu faktor utama dalam
penunjang suatu kuputusan pemasaran. Sehingga informasi tersebut haruslah
akurat, efektif, dan efesien. Database adalah sumber informasi pemasaran secara
internal dalam perusahaan. Maka dari itu, dengan adanya barcode diharapkan
seluruh database baik tentang nama outlet, lokasi outlet, atau identitas outlet
lainnya dari sales representative dapat sampai ke pengguna informasi secara
akurat, efektif dan efesien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana implementasi barcode pada sistem informasi pemasaran. Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan barcode, penyampaian
database identitas outlet dapat disampaikan secara akurat, efektif, dan efesien. Hal
tersebut dapat dilihat dari keakuratan data pada sistem informasi yang diterima
oleh manajer pemasaran dari waktu ke waktu. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan
bahwa implementasi barcode dapat membantu dalam menyampaikan database
secara akurat, efektif dan efesien. Sehingga informasi pemasaran yang diterima
oleh para manajer pemasaran juga lebih aktual.

Kata Kunci : Barcode, Sistem Informasi Pemasaran, Marketing Information


Sistem (MIS)
1. PENDAHULUAN Information System / MIS) terdiri
A. Latar Belakang dari orang, peralatan, dan prosedur
Dalam era digital ini tidak lepas untuk mengumpulkan, memilah,
dengan kebutuhan informasi, yang mengevaluasi, dan mendistribusikan
dimana informasi adalah bahan dasar informasi yang dibutuhkan, secara
pengambilan keputusan dalam tepat dan akurat kepada para
kegiatan pemasaran, atau yang biasa pengambil keputusan pemasar.
di sebut dengan sistem informasi Sistem informasi pemasaran
pemasaran (Marketing Information harus merupakan titik persilangan
System / MIS). Menurut Kotler & antara apa yang dianggap perlu oleh
Amstrong dalam buku prinsip- para manajer, apa yang sesunggunya
prinsip pemasaran (2001:144), sistem diperlukan oleh para manajer
informasi pemasaran (Marketing tersebut, dan apa yang dianggap
layak secara ekonomis. Menurut dimana digunakan sebagai
Philip Kotler dalam bukunya penyimpan dan pembaca database
Manajemen Pemasaran (2005:137), retail / outlet secara cepat.
menyatakan terdapat komponen Sedangkan tujuan dari adanya
sistem informasi pemasaran yaitu barcode sendiri adalah mengurangi
sistem pencatatan internal, sistem kesalahan data atau memperkuat
intelijen pemasaran, sistem riset keakuratan data, dan memonitoring
pemasaran, dan sistem pendukung aktivitas di outlet. Tetapi dalam
keputusan pemasaran. Fadilah kenyataanya, dari pengamatan
(2008), menjelaskan bahwa terdapat peneliti (juli 2014) masih sering
tiga jenis komponen sistem informasi terjadi complain dari pemilik outlet
pemasaran, antara lain: intelijen yang mengaku belum diberi stock
pemasaran (marketing intelligence), produk selama berhari-hari. Selain
informasi pemasaran intern (internal itu juga masih ada kesalahan dalam
marketing information), dan informasi data pelanggan, seperti
komunikasi pemasaran (marketing nomor Telephone yang sudah tidak
communication). aktif atau salah sambung atau alamat
Dalam komponen sistem yang belum lengkap. Sehingga tidak
pencatatan internal, yang dimana sesui dengan tujuan dari barcode
merupakan salah satu komponen tersebut. Dari uraian diatas, maka
yang penting dalam sistem informasi peneliti berinisiatif mengambil judul
internal. Sehingga perusahaan “ Implementasi Barcode dalam
membangun database internal. Sistem Informasi Pemasaran”
Dimana Kotler dan Amstrong (2001; (Studi Pada Outlet PT. Coca-Cola
146) menyatakan bahwa database Amatil Indonesia Cabang
internal yaitu koleksi informasi- Surabaya)
informasi yang terkomputerisasi, B. Rumusan Masalah
yang diperoleh dari sumber-sumber 1) Bagaimana implementasi barcode
data yang ada dalam perusahaan. dalam sistem informasi pemasaran
Database tersebut pada umumnya pada outlet PT. Coca-Cola Amatil
berisi database pelanggan, database Indonesia cabang Surabaya?
produk, database tenaga penjual, 2) Bagaimana hasil dari implementasi
dan lain-lain dan kemudian barcode dalam sistem informasi
menggabungkan data dari database pemasaran pada outlet PT. Coca-
yang berbeda-beda. Mengingat Cola Amatil Indonesia cabang
pentingnya database ini, pasti akan Surabaya?
dibutuhkan alat yang dapat C. Tujuan Penelitian
menyimpan dan membaca database 1) Mendiskripsikan bagaimana
ini secara cepat dan efesien. Seperti implementasi barcode dalam sistem
dengan adanya alat Barcode, yang informasi pemasaran pada outlet PT.
Coca-Cola Amatil Indonesia cabang sebagai struktur serangkaian
Surabaya. prosedur dan metode untuk reguler,
2) Mendiskripsikan bagaimana hasil direncanakan pengumpulan, analisis
dari implementasi barcode dalam dan penyajian informasi untuk
sistem informasi pemasaran pada digunakan dalam pembuatan
outlet PT. Coca-Cola Amatil keputusan pemasaran.
Indonesia cabang Surabaya Menurut Mursid (2006:53)
dengan adanya perubahan-perubahan
2. KAJIAN PUSTAKA pada lingkungan pemasaran,
A. Pengertian Maketing Informasion kebutuhan akan informasi pemasaran
Sistem yang tepat waktu akan lebih besar
dari pada masa lalu. Terdapat 3
Setiap perusahaan harus kecenderungan, yaitu :
mengorganisasi dan menyebarkan 1) Perubahan pemasaran lokal menjadi
arus informasi pemasaran yang pemasaran wilayah, nasional maupun
berkesinambungan kepada para internasional
manajer pemasarannya. Perusahaan 2) Beralihnya dari kebutuhan pembelian
mempelajari kebutuhan informasi menjadi keinginan pembeli
para manajernya dan merancang 3) Peralihan dari persaingan harga
sistem informasi pemasaran kepersaingan bukan harga. Seperti
(Marketing Information System, MIS) persaingan dalam bentuk merek,
untuk memenuhi kebutuhan itu. diferensiasi, produk, iklan, dan lain
Menurut Kotler & Amstrong dalam sebaginya.
buku prinsip-prinsip pemasaran B. Sistem Pencatatan Internal
(2001:144) sistem informasi Manajer pemasaran
pemasaran (Marketing Information mengandalkan laporan internal
System / MIS) terdiri dari orang, mengenai pesanan, penjualan, harga,
peralatan, dan prosedur untuk biaya, level persediaan, piutang,
mengumpulkan, memilah, utang, dan sebagainya. Dengan
mengevaluasi, dan mendistribusikan menganalisis informasi tersebut, para
informasi yang dibutuhkan, secara manajer pemasaran dapat
tepat dan akurat kepada para menemukan peluang dan masalah
pengambil keputusan pemasar. Mc yang penting.
Leod ( 2008:242) berpendapat sistem Internal record atau pencatatan
informasi pemasaran (marketing internal, Subsistem dari fungsi
information system-MKIS) informasi yang mendapatkan data
memberikan informasi yang tentang aktivitas perusahaan,
berhubungan dengan aktivitas transformasi data ke informasi dan
pemasaran perusahaan. membuat informasi tersedia untuk
Sistem Informasi Pemasaran user. Data didapatkan dari transaksi
keseluruhan dapat didefinisikan
perusahaan yang diproses dengan dengan baik dan siap untuk diakses
cara yang sistematik yang dapat melalui perangkat yang mudah
dikaitkan dengan perubahan digunakan, sehingga para manajer
keputusan marketing mix. dengan mudah menemukan dan
C. Basis Data (Database) menggunakannya secara efektif.
Penekanan pemasaran kepada D. BARCODE
konsumen secara individu Seperti yang dikutip dalam
memerlukan informasi akurat dan Wikipedia (12 Oktober 2014).
peralatan canggih, yaitu berupa data Sebuah kode batang atau kode
komputerisasi. Menurut Mc.Leod palang (bahasa Inggris: Barcode)
(2008:158), menjelaskan pengertian adalah suatu kumpulan data optik
database, yaitu: “Database adalah yang dibaca mesin. Sebenarnya, kode
suatu koleksi data komputer yang batang ini mengumpulkan data dalam
terintegrasi, diorganisasikan dan lebar (garis) dan spasi garis paralel
disimpan dengan suatu cara yang dan dapat disebut sebagai kode
memudahkan pengambilan kembali.” batang atau simbologi linear atau 1D
Selain itu menurut Kotler & (1 dimensi).
Amstrong (2001; 146) database Barcode adalah informasi
internal yaitu koleksi informasi- terbacakan mesin ( machine readable
informasi yang terkomputerisasi, ) dalam format visual yang tercetak.
yang diperoleh dari sumber-sumber Barcode dibaca dengan
data yang ada dalam perusahaan. menggunakan sebuah alat baca
Manajer pemasaran dapat dengan barcode atau lebih dikenal dengan
segera mengakses dan bekerja Barcode Scanner.
menggunakan informasi yang ada Sedangkan menurut kutipan oleh
dalam database untuk mengetahui Rafa Solution (2015:04.34) dalam
peluang dan masalah pemasaran, Artikelnya “Barcode Information”.
program perencanaan, dan Adapun manfaat dan keuntungan
mengevaluasi kinerja. Barcode yaitu :
Database biasanya bisa diakses 1. Memudahkan pendataan dengan
lebih cepat dan lebih murah daripada System Database
sumber informasi lainnya. Karena 2. Memberikan rinci informasi yang up-
informasi internal dikumpulkan to-date (terbaru)
untuk tujuan-tujuan lain, ada 3. Mengatasi masalah Redudansi Data (
kemungkinan bahwa informasi Kerangkapan Data )
tersebut tidak sepenuhnya lengkap 4. Keamanan Data lebih terjaga
atau ada dalam bentuk yang tidak 5. Mempercepat proses pengiriman
sesuai untuk membuat suatu Data
keputusan pemasaran. Informasi 6. Proses pengambilan keputusan lebih
pada database harus diintegrasikan cepat dan akurat dengan penyajian
informasi laporan yang cepat, tepat menyimpan data tersebut dalam basis
dan akurat. data. Piranti lunak dalam sistem
7. Penerapan Barcode System sehingga manajemen basis data adalah hal
memudahkan dan mempercepat yang sangat penting dalam
proses Stock Barang. pengorganisasian data kedalam suatu
8. Program dapat dijalankan secara struktur yang dapat memfailitasi
Multi User penarikan dengan cepat. Selain itu
9. Produktivitas kerja lebih efektif dan dalam organisasi setidaknya harus
efisien teliti dalam mencatat maupun hal
10. Penyajian informasi yang Real Time lainnya, seperti yang sudah
11. Pendataan Data yang lebih dijelaskan dalam surat Al-Hujuraat
terstruktur ayat 6.
E. Kajian Keislaman Dalam ayat di atas sudah jelas bahwa
Database atau dapat dikatakan ketelitian dalam pencatatan sangat
pencataan, di atur pula dalam agam diperluhkan , apalagi dalam sistem
islam yang mana hal ini terdapat informasi. Sehingga perusahaan dapat
pada surat Al-Baqarah ayat 282 menggambil keputusan secara benar
yang menjelaskan fungsi-fungsi dan adil. Seorang manajer akan
pencatatan, dasar-dasarnya, dan menyajikan sebuah laporan yang
manfaat-manfaatnya. disusun dari bukti-bukti yang ada
Dari ayat yang diatas hikma yang dalam sebuah organisasi yang
dapat diambil yaitu bahwasanya dijalankan oleh sebuah manajemen.
pencatatan itu di antara nikmat- Manajemen dalam menyajikan laporan
nikmat Allah terhadap hamba- sesuai dengan ketentuan perusahaan,
hambaNya, di mana urusan-urusan sehingga mudah dimengeri dan tidak
agama dan urusan-urusan dunia ada kecurangan. Untuk itu diperlukan
mereka tidak akan lurus kecuali intelijen dalam pengembangan
dengannya. Dan bahwasanya barang informasi yang bertugas mencari
siapa yang diajarkan oleh Allah informasi dari lingkungan dan
penulisan, sesungguhnya Allah telah melakukan pemeriksaaan atas
mengaruniakan kepadanya informasi yang ada.
keutamaan yang besar, dan menjadi
kesempurnaan syukurnya terhadap 3. METODE PENELITIAN
nikmat Allah ta'ala itu, agar dia Jenis penelitian ini mengunakan
memenuhi kebutuhan-kebutuhan analisis kualitatif deskriptif dengan
hamba dengan penulisannya dan dia pendekatan fenomenologi. Penelitian
tidak boleh menolak untuk menulis. ini akan dilakukan PT. Coca-Cola
Dijelaskan bahwa dimana Amatil Indonesia yang berada di jalan
organisasi bisnis mengumpulkan data Rungkut Industri I/27 Sier Surabaya.
dalam jumlah yang sangat besar dan PT. Coca-Cola Amatil Indonesia ini
merupakan perusahaan yang bergerak usaha membuat rangkuman dengan
dibidang pendistribusian dan tetap menjaga yang inti, proses, dan
pemasaran produk Coca-Cola dalam pernyataan yang ada.
wilayah jawa timur. 3) Menyusun data hasil reduksi
Sedangkan subyek penelitian atau kedalam satuan-satuan
informan dalam penelitian yaitu 4) Memeriksa keabsahan data,
terdapat tiga informan, antara lain : melakukan penafsiran data dalam
Sub-Departement Customer Servise mengolah hasil sementara menjadi
Improvement (CSI), Sales teori subtantif.
Representatif (SR), dan Pemilik Pada proses analisis data yang
Outlet. keempat, yaitu memeriksa keabsahan
Sumber data dan jenis data di data. Peneliti menggunakan metode
dapatkan dari data primer, yaitu data triangulasi. Adapun teknik triangulasi
yang didapatkan secara langsung dengan menggunakan triangulasi
melalui sumbernya, seperti dengan sumber dan triangulasi metode.
wawancara, dan data sekunder, yaitu Dari penjelasan teknik diatas,
Data ini diperoleh atau dikumpulan penelitian ini akan lebih diarahkan
dari sumber-sumber yang telah ada, pada pemahan mendalam tentang
yang berupa dokumen-dokumen, topik yang dibahas yaitu implementasi
laporan-laporan, dan arsip-arsip lain serta peranan barcode pada sistem
yang relevan. informasi pemasaran PT. Coca-Cola
Teknik pengumpulan data melalui Amatil Indonesia wilayah surabaya.
wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Sedangkan analisi data 4. PEMBAHASAN
menurut Moleong (2005: 247) A. Implementasi Barcode pada
mengemukakan proses analisi data Sistem Informasi Pemasaran
kualitatif secara rinci, yaitu sebagai pada Outlet PT. Coca-Cola
berikut : Amatil Indonesia
1) Menelaah seluruh data yang Berdasarkan hasil wawancara
tersedia dari berbagai sumber, yaitu pada bulan maret 2015, bahwa PT.
dari wawancara, pengamatan yang Coca-Cola Amatil Indonesia juga
sudah dituliskan dalam pencatatan sangat memperhatikan sistem
dalam lapangan, dokumen pribadi, informasi pemasaran dalam
dokumen resmi, gambar, foto, dan perusahaan. Terbukti bahwa
sebagainya. perusahaan tersebut menerapkan
2) Mengadakan reduksi data, dimana sistem barcode yang bertujuan
memilah hal-hal pokok yang sesuai memudahkan pengumpulan data di
dengan fokus penelitian yang lapangan, selain itu juga sebagai
dilakukan dengan jalan melakukan pengawasan atau monitoring
abstraksi. Abstaksi merupakan aktivitas sales dilapangan. Hal ini
juga di ungkapkan oleh Ibu Risky 2015) yang dimana manfaat yang
(CSI) dalam wawancaranya (26 dihasilkan barcode adalah
Maret 2015) tentang tujuan adanya kemudahan dalam mengirim data,
barcode. Pada setiap barcode akan memperbesar keakuratan data,
menyimpan data tentang identitas kecepatan dalam menerima data,
outlet, serta hasil penjualan dari serta memastikan outlet dikunjungi
outlet tersebut, dari hal tersebut dapat sebagai peluang terjadinya penjualan.
dikontrol melalui sistem yang sudah Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh
tersedia. Bapak Budi (SR) dalam wawancara
Hal tersebut sesuai dengan teori (27 Maret 2013) yang dimana
yang dikatakan oleh kotler & manfaat barcode selain berdampak
amstrong (2001), bahwa Database pada Database pelanggan, barcode
pelanggan ini berisi identitas juga berpengaruh pada penjualan,
pelanggan, transaksi pelanggan, yang dimana dengan melakukan
bahkan demografis. kunjungan sales ke outlet secara rutin
Jadi, barcode merupakan alat akan menciptakan peluang penjualan
untuk menyimpan Database yang lebih besar. Karena semakin sering
berhubungan dengan data pelanggan. sales melakukan komunikasi secara
Hal ini sesuai dengan teori wahyudi langsung maka sales akan tahu apa
(2008:88) yang menyatakan bahwa yang dibutuhkan oleh konsumen.
Database adalah segala sesuatu Informasi tersebut bisa menjadi salah
catatan (data file) yang diperluhkan satu bahan untuk membuat keputusan
dari suatu lingkungan dibuat dan dalam pemasaran.
disatukan didalam satu tempat B. Hasil Implementasi Barcode
(penyimpanan data eksternal). Selain dalam Sistem Informasi
itu menurut Kotler & Amstrong Pemasaran pada Oulet PT.
(2001; 146) Database internal yaitu Coca-Cola Amatil Indonesia
koleksi informasi-informasi yang Dalam hal ini dampak positif yang
terkomputerisasi, yang diperoleh dari dihasilkan oleh barcode yaitu
sumber-sumber data yang ada dalam kecepatan dalam mengirim suatu
perusahaan. Manajer pemasaran data, ketepatan waktu dalam
dapat dengan segera mengakses dan mengirim data, informasi yang
bekerja menggunakan informasi relevan, keakuratan data, selain itu
yang ada dalam Database untuk juga memberi gambaran tenang
mengetahui peluang dan masalah kondisi lapangan, dan lebih
pemasaran, program perencanaan, mendisiplinkan SR. Hal ini di
dan mengevaluasi kinerja. ungkapkan oleh Ibu Risky (CSI)
Sedangkan manfaat dan peranan dalam wawancara (26 maret 2015).
barcode sendiri menurut Ibu Risky Pernyataan tersebut juga
(CSI) dalam wawancara (26 Maret dibenarkan oleh Bapak Budi (SR)
dalam wawancara (27 maret 2015) yang keluar sehingga akan memakan
dimana dampak dari adanya waktu untuk mempelajari SR baru
barcoding yaitu kunjungan ke outlet dan mencari barcode yang sudah
lebih tertib, dikarenakan SR dapat ditempelkan oleh SR lama. Selain itu
dideteksi dengan lokasinya dengan juga kesalahan pada identitas yang
ROAM, sehingga para SR tidak bisa dimana adakalahnya SR memasukan
membohongi perusahaan tentang nomer telephone yang salah
kunjungannya. dikarenakan konsumen yang tidak
Hal ini sesuai dengan manfaat mempunyai nomer telephone. Hal
atau fungsi sistem informasi tersebut juga akan menambah biaya
pemasaran dimana manfaat utama karena perusahaan akan
dari MIS adalah untuk mengkonfirmasi pelanggan secara
mengintegrasikan sistem pasar- langsung lewat telfon, sehingga
monitoring dengan pengembangan berdampak pada penambahan biaya
strategi dan implementasi strategi dan efesiensi waktu kerja.
kebijakan dan proses yang membantu Sedangkan pengaruh hasil
menangkap dan bertindak pada barcoding dalam sistem informasi
aplikasi manajemen pelanggan pemasaran secara tidak langsung
dengan sistem pendukung keputusan memberikan edukasi pada SR, bahwa
pemasaran. Dimana hal tersebut juga dengan kunjungan ke outlet yang
sangat membutuhkan kecepatan dan benar dan sesuai urutan, ada peluang
keakuratan data yang diterima. untuk menghasilkan peningkatan
Selain dampak yang dihasilkan, penjualan. Karena kedekatan dengan
adapun hambatan dari adanya konsumen akan memudahkan sales
barcoding yang dimana diungkapkan memberikan informasi terbaru
oleh Ibu Risky (CSI) yang dimana kepada outlet tentang produk-produk
hambatan tersebut hilang atau terbaru, promo-promo yang
rusaknya barcode dikarenakan dilakukan perusahaan. Serta sales
barcode lebih mudah rusak ketika akan mudah menggalih informasi
terkena sinar matahari atau air, yang nantinya akan berdampak pada
sedangkan hilang karena adakanya pertimbangan para manajer untuk
diambil seseorang atau dibuat membuat suatu keputusan.
mainan anak-anak. Selain itu juga
sinyal lemah termasuk hambatan. 5. KESIMPULAN
Beberapa hambatan diatas juga di Berdasarkan hasil penelitian dan
ungkapkan oleh Bapak Budi (SR) pembahasan yang telah dipaparkan
pada wawancara (27 maret 2015) dalam bab-bab sebelumnya,
dimana hambatan untuk adanya didapatkan kesimpulan sebagai
barcode tidak hanya rusak atau berikut :
hilang tapi pada SR, dimana ada SR
1. Implementasi barcode dalam mencari barcode yang
sistem informasi pemasaran, yaitu ditempelkan SR lama. Dampak
barcode digunakan sebagai alat yang lainnya terdapat berubahan
menyimpan database oulet yang informasi yang belum
bekerjasama dengan perusahaan. diperbaharui dikarenakan ada
Data yang tersimpan antara lain : kesalahan dari SR atau konsumen
kode area, kode lokasi, lokasi, itu sendiri. Sehingga perusahaan
nomer outlet, nama outlet, dan harus mengontrol ulang dengan
route. Sedangkan dalam menghubungi setiap outlet, hal ini
teknisnya, barcode di scan juga sangat memakan waktu dan
melalui sebuah aplikasi yang menambah biaya. Sedangkan
disebut New ROAM ( New Real kelamahan barcode yaiu mudah
Time Online Application For rusak, seperti ketika terkena
Mobile Users) yang mendeteksi matahari, sehingga perusahaan
barcode dan otomatis langsung akan lebih sering untuk
megirimkan database yang di memproduksi barcode tersebut.
dalam barcode ke sistem atau Hal ini juga akan meningkatkan
server perusahaan. ROAM sendiri pembiayaan.
juga dapat mendeteksi keberadaan
SR (Sales Representatif). Hal ini 6. DAFTAR PUSTAKA
mempermudah perusahaan Al-Qur’an al-Karim dan
mengotrol SR dalam kinerja Terjemahan
lapangannya. Arikunto, Suharsimi. (2007).
2. Adanya barcode tersebut mampu Manajemen Penelitian, PT.
memberikan dampak yang baik Rineka Cipta, Jakarta.
terhadap hasil informasi yang Amir, M Taufiq. (2005).
disampaikan. Dampak positif Manajemen Ritel . Penerbit PPM :
tersebut yaitu : kemudahan dalam Jakarta
mengirim dan meningkatkan As-Suyuti, Jalaluddin.(2008).
keakuratan database yang Asbabun Nuzun: Sebab Turunnya
diterima, serta mengotrol atau Al-Qur’an, Gema Insani, Jakarta
mengawasi kinerja SR dalam Fadhila, Sri. (2008). Analisis
melakukan kunjugan ke outlet. Pelaksanaan Sistem informasi
Selain itu terdapat pula dampak Pemasaran dalam Menunjang
negatif yaitu karena barcode Pengembangan Acara di TVRI
mudah rusak maka harus Stasiun Jawa Barat dan Banten.
ditempelkan di tempat yang Jurnal Telaah dan Riset
tersembunyi, seperti dengan Akuntansi. Vol. 1. No 2. Hal 171-
adanya SR baru maka perusahaan 190.
akan memakan waktu lama untuk
Fadmada, Irfan. (2010). “ Sistem Patilima, Hamid. (2007). Metode
Informasi Manajemen Pemasaran Penelitian Kualitatif, Alfabeta,
Berbasis WEB Pada CV. Bandung.
IHYAA&CO”. Skripsi, Sugiyono. (2008). Memahami
Universitas Islam Negeri (UIN) Penelitian Kualitatif. CV. Alfa
Syarif Hidayatullah, jakarta. Beta, Bandung.
Kotler, Philip and Amstrong, Wahyudi, Bambang. (2008).
Gery. (2001). Prinsip-Prinsip Konsep Sistem Informasi dari BIT
Pemasaran, edisi 10, Jilid I, Sampai ke Database, ANDI,
penterjemah, Erlangga, Jakarta. Yogyakarta.
(2005). Manajemen Widiana, Erna, Muslichah.
Pemasaran, Indeks, Jakarta. (2010). Dasar-Dasar Pemasaran,
Ladjmudin, Al-barha. (2005). Karya Putra Darwati, Bandung
Analisis dan Desain Sistem Widya Utami, Christina. (2006).
Informasi, Graha Ilmu, Manajemen Ritel : Strategi dan
Yogyakarta Implementasi Ritel Modern.
Mahali, A. Mudjab. (1989). Salemba Empat : Jakarta
Asbabul-Nuzul : Studi Pedalaman TIM FE UIN MALIKI. (2014).
Al-Qur’an, Rajawali, Jakarta. Buku Pedoman Penulisan Skripsi,
Malik, Jaja Jamaludin., dkk. ( Malang.
2010). Implementasi Teknologi http://en.wikipedia.org/ , di akses
Barcode dalam Dunia Bisnis. 12 Oktober 2014
Yogyakarta: Penerbit ANDI http://coca-colaamatil.co.id/, di
Margono. (2000). Matodolgi akses 08 Oktober 2014
Penelitian Kualitatif, Rineka http://www.alsofwah.or.id/?pilih=
Cipta, Bandung. lihatquran&id=243, di akses 12
Masyhuri, dan Zainuddin, M.( Oktober 2014
2008). Metodologi Penelitian http://www.slideshare.net, di
Pendekatan Praktis dan Aplikatif, akses 5 November 2014
Refika Adiama, Bandung. http://jualbarcode.blogspot.com/20
Mc Leod, Jr., Raymond and 08/06/penggunaan-barcode-
Schell, George,P. (2008). Sistem keuntungan-barcode.html di akses
Informasi Pemasaran, Salemba 5 November 2014
Empat, Jakarta.
Moleong., Lexy, J. (2005).
Metodologi Penelitian Kualitatif,
Remaja Rosdakarya, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai