Menentukan Laju Pernafasan
Menentukan Laju Pernafasan
OLEH :
DESI IRWATI
1704122967
ASISTEN
ZILFIRA ANNISA
HARI/SESI /KEL: KAMIS/2/2
Perairan yang sehat akan mendukung proses respirasi ikan. Tetapi perairan
yang tercemar akan mengganggu proses pernafasan ikan. Sekarang ini perairan
Riau sudah banyak yang tercemar. Adanya berbagai industri yang membuang
daratan salah satunya adalah limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga dapat
ikan karena kerusakan insang saat bernafas di dalam air. Limbah rumah tangga
yang ditemukan salah satunya adalah wipol. Maka dari itu kenapa praktikum kali
ini menggunakan wipol karena wipol dapat menyebabkan iritasi pada insang ikan
Ikan yang berada di dalam perairan tercemar oleh limbah wipol dan lain-
lain, ikan tersebut akan banyak berada dipermukaan air untuk mencari oksigen
karena perairan yang tercemar oleh limbah wipol mengandung sedikit kandungan
O2 di dalam perairan. Insang ikan sebagai organ utama respirasi akan mengalami
gangguan karena sifat dari limbah wipol dapat menyebabkan iritasi pada insang
ikan. Ikan yang sudah mengalami gangguan akan berwarna lebih pucat daripada
metabolisme ikan secara umum dan bahkan dapat menimbulkan kematian masal
pada ikan. Pada laporan kali ini akan membahas bentuk-bentuk perubahan yang
terjadi pada jantung dan insang ikan (berapa banyak jumlah bukaan mulut, bukaan
operculum, laju denyut jantung, serta melihat keadaan insang, warna insang,
warna tubuh serta warna jantung pada ikan) baik ikan yang hidup di lingkungan
pernafasan pada ikan, mengamati morfologi insang dan jantung pada ikan
beberapa menit setelah mati karena pencemaran, serta menentukan laju denyut
jantung pada ikan, baik ikan yang hidup di lingkungan terkontrol maupun yang
menentukan berapa banyak jumlah bukaan mulut, bukaan operculum, laju denyut
jantung, serta melihat keadaan insang, warna insang, warna tubuh serta warna
jantung pada ikan, baik ikan yang hidup di lingkungan terkontrol maupun yang
adalah adanya sublay oksigen yang cukup di dalam jaringan. Oksegen diperlukan
untuk melepas energi melalui oksidasi lemak dan gula. Energi yang terlepaskan
alat pernafasan utamanya adalah insang, tetapi pada beberapa jenis ikan terdapat
juga alat pernafasan tambahan yang dapat digunakan untuk mengambil oksigen
konsentrasi oksigen di udara dan air. Udara mengandung 20% oksigen, sedangkan
air mengandung oksigen dengan konsentrasi yang jauh lebih rendah. Pada ikan,
proses respirasi melibatkan kinerja operculum dan rongga mulut. Sistem “pompa”
dari kinerja rongga mulut dan operculum ini dapat mengatur cepat rambatnya laju
air ke rongga insang, sehingga oksigen yang diserap oleh insang bervariasi sesuai
respirasi, karena mempunyai permukaan yang luas dan dinding yang tipis serta
permeable. Insang terletak dibagian kepala ikan dan posisinya melebar dari
dinding dorsal pharink ke arah ventral. Insang dilindungi oleh tutup insang dan
khususnya sel darah merah. Organ pernafasan harus mempunya permukaan yang
luas dan lembab, mempunyai membran yang tipis dan bersifat permeabel sehingga
memungkinkan terjadinya proses difusi/ osmosis O 2 dan CO2 dan oksigen dari air
dapat diambil oleh sel darah merah yang mengalir di dalam lamella insang,
al., 2013).
Proses pernapasan pada ikan tidak selalu berjalan dengan sempurna. Hal
ini terjadi karena insang sebagai organ utama dalam pernafasan ikan merupakan
bagian tubuh yang rentan atau mudah rusak karena adanya berbagai gangguan
pada kualitas air dan adanya perubahan kadar O2 di dalam perairan. Salah satu
seperti limbah deterjen, pestisida, dan lain - lain (Windarti et al., 2017).
tangguk, gunting bedah, stopwatch, buku penuntun praktikum dan alat tulis.
Bahan yang digunakan yaitu air untuk tiap toples, ikan lele dumbo (Clarias
langsung yaitu dengan cara mengamati berapa banyak jumlah bukaan mulut,
bukaan operculum, laju denyut jantung, serta melihat keadaan insang, warna
insang, warna tubuh serta warna jantung pada ikan, baik ikan yang hidup di
Tiga toples yang berukuran sama besar di isi masing-masing air sebanyak 7
cm. Toples pertama diberi lebel A, toples kedua diberi lebel B dan toples ketiga
sedangkan toples C tidak diberi apa-apa. Toples C dijadikan kontrol. Pada masing-
masing toples masukkan 3 ekor ikan. Sesudah ikan dimasukkan, lihat dan catat
warna insang, warna tubuh, kecepatan jantung, dan warna jantung pada 5 menit
pertama, kedua, dan ketiga. Untuk melihat laju pernafasan ikan, tiap lima menit
ikan diangkat, kemudian gerakan mulut dan operculum permenit dihutung dengan
menggunakan stopwatch. Untuk melihat warna insang dan warna jantung, bedah
masing-masing ikan pada toples A, B dan C. Warna insang dan jantung diamati
pada 5 menit pertama, kedua dan ketiga. Untuk menentukan laju denyut jantung,
bedah ikan dari bagian perut ke operculum. Pada proses pembedahan, harus dijaga
agar alat seksio (gunting/ scalpel) tidak mengenai jantung ikan. Hitung gerakan
4.1. Hasil
4.1.1. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
Adapun klasifikasi dari ikan lele dumbo adalah sebagai berikut: Kingdom:
Clarias gariepinus.
Wak- TL K. B. B. oper- W. W. K. W.
tu /SL insang mulut culum insang tubuh jantun jantun
g g
5I 5/ 4,5 Pucat 205 Terbuka Merah Pucat 95 Merah
tertutup pucat Kecok
latan
10I 5/ 3,5 Pucat 176 Tertu- Merah Pucat 80 Merah
tup pudar gelap
15I 4,5/4 Memu- Tertut Tertu- Putih Pucat 0 Merah
dar up tup transpar gelap
an
Tabel 1. Pengamatan Ikan Menggunakan 1 ml Larutan Beclin.
Wak- TL K. B. B. oper- W. W. K. W.
tu /SL insang mulut culum insang tubuh jantun jantun
g g
5I 5/ 4,3 Pucat 170 Terbuka Merah Sdikt 115 Merah
tertutup kecokla pucat
tan
10I 5/ 4,0 Pucat 100 Terbuka
Merah Pucat 135 Merah
tertutup
pudar pekat
15I 5/4 Memu- 50 Tertu-
Merah Pucat 40 Merah
dar tuppucat, kecok-
keputi- latan
han
Tabel 2. Pengamatan Ikan Menggunakan 2 ml Larutan Wipol.
Wak- TL K. B. B. W. W. K. W.
tu /SL insang mulu oper- insang tubuh jantun jantun
t culum g g
5I 6/ 5 Utuh 4 4 Merah
Coklat 134 Merah
segar
kehita segar
man
Tabel 3. Pengamatan Ikan Tanpa Menggunakan Larutan Wipol.
4.2. Pembahasan
Pada pengamatan toples A (toples yang diberi bahan pencemar wipol 1 ml)
didapatkan hasil sebagai berikut untuk panjang total (TL) ikan 1, 2 dan 3
(yang diambil dalam waktu 5 menit, 10 menit dan 15 menit) yaitu 5 cm, 5 cm dan
4,5 cm dan panjang baku (SL) ikan 1, 2 dan 3 yaitu 4,5 cm, 3,5 cm dan 4 cm.
Bukaan mulut pada ikan 1, 2 dan 3 dalam 1 menit berjumlah 205 kali, 176 kali
dan pada ikan yang ke 3 mulut tertutup (terhenti). Warna insang pada ikan 1, 2
dan 3 berwarna merah pucat, merah pudar dan putih transparan. Warna tubuh ke 3
ikan pucat. Warna jantung pada ikan 1, 2 dan 3 adalah kecoklatan, merah gelap
dan merah gelap. Detak jantung pada ikan 1, 2 dan 3 dalam 1 menit berjumlah 95
pencemar wipol 2 ml) didapatkan hasil sebagai berikut untuk panjang total (TL)
ikan 1, 2 dan 3 (yang diambil dalam waktu 5 menit, 10 menit dan 15 menit) yaitu
5 cm, 5 cm dan 4,5 cm dan panjang baku (SL) ikan 1, 2 dan 3 yaitu 4,3 cm, 4,0
cm dan 4 cm. Bukaan mulut pada ikan 1, 2 dan 3 dalam 1 menit berjumlah 170
kali, 100 kali dan 50. Warna insang pada ikan 1, 2 dan 3 berwarna merah
kecoklatan, merah pudar dan merah pucat keputihan. Warna tubuh pada ikan
pertama sedikit pucat dan untuk ikan kedua, ketiga warna tubuhnya pucat. Warna
jantung pada ikan 1, 2 dan 3 adalah merah, merah pekat dan merah kecoklatan.
Detak jantung pada ikan 1, 2 dan 3 dalam 1 menit berjumlah 115 kali, 135 kali
dan 40 kali.
Terakhir kondisi ikan kontrol pada toples C yang tidak dimasukan bahan
pencemar wipol didapatkan panjang total (TL) ikan kontrol yaitu 5.5 cm dan
panjang baku (SL) ikan kontrol yaitu 4.2 cm. Bukaan mulut pada ikan kontrol
dalam 1 menit berjumlah 4 kali, bukaan operculum 4 kali, warna tubuh coklat
kehitaman, warna insang merah segar, dan warna jantung merah segar, dan
Semakin lama ikan berada dalam suatu perairan yang tercemar oleh wipol
maka bukaan mulut, bukaan operculum dan detak jantung semakin lambat. Hal
perairan. Insang ikan sebagai organ utama respirasi akan mengalami gangguan
karena dapat menyebabkan iritasi pada insang, warna insang dan tubuh ikan yang
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan sebelumnya dapat ditarik
kesumpulan bahwa semakin lama ikan berada di dalam suatu perairan yang
tercemar oleh wipol maka bukaan mulut, bukaan operculum dan detak jantung
bukaan mulut, bukaan operculum dan detak jantung. Semakin banyak bahan
pencemar (wipol), semakin kuat bukaan mulut, bukaan operculum dan detak
kandungan O2 di dalam perairan dan insang ikan sebagai organ utama respirasi
akan mengalami gangguan karena dapat menyebabkan iritasi pada insang ikan.
Warna insang dan tubuh ikan yang sudah terkena bahan pencemar akan terlihat
memudar/ pucat
5.2. Saran
Sebaiknya, praktikum ini dilakukan dengan penuh ketelitian sehingga data yang
diperoleh tidak terdapat kekeliruan dan datanya akan akurat. Data yang keliru/
tidak akurat akan berakibat pada penarikan kesimpulan yang salah dan tidak
Windarti et al. 2013. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air. Laboratorium Biologi
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Unri Press. Pekanbaru.
2017. Buku Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan Air. Laboratorium
Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Unri Press.
Pekan baru.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat dan Bahan yang Digunakan Selama Praktikum
gariepinus
Wipol 1 ml Wipol 2 ml
Lampiran 2. Dokumentasi Saat Praktikum “Menentukan Laju Pernafasan, Melihat
Morfologi Insang dan Jantung Ikan Beberapa Menit Setelah Mati karena
Pencemaran, serta Menentukan Laju Denyut Jantung Pada Ikan”