Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KEMAJUAN

PELAKOR (PELAKSANAAN KONSELING REALITAS) DALAM


MENGANGANI KRISIS IDENTITAS PADA REMAJA

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN – SOSIAL HUMANIORA

Diusulkan Oleh:
Andre Septian Purnama; 158620100011; 2015
Yessy Darmasari; 158620100171; 2015
Arika Musawan; 168620100021; 2016

UNIVERSITAS PGRI BANYUWANGI


BANYUWANGI
2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

ii
RINGKASAN

Masa remaja merupakan masa ketika seorang anak tumbuh ke tahap


menjadi seseorang yang dewasa yang tidak dapat ditetapkan secara pasti.
Seseorang yang dapat melewati masa remaja dengan bahagia akan menjadi
dewasa yang berkepribadian dan sebaliknya. Hal ini ditentukan pada saat proses
pembentukan identitas dirinya sebagai individu. Dalam psikologi perkembangan
pembentukan identitas merupakan tugas utama dalam perkembangan kepribadian
yang diharapkan tercapai pada akhir masa remaja. Kebanyakan remaja mengalami
krisis identitas karena kesulitan menyadari siapa dirinya sesungguhnya, sehingga
perlu rasanya para remaja ini dibantu dengan melaksanakan konseling realitas.
Konsep konseling realitas dipandang sesuai untuk menangani permasalahan krisis
identitas remaja.
Prosedur tahapan penelitian yang dilakukan antara lain; Identifikasi
Masalah, Mengumpulkan Data, Pelaksanaan konseling, Evaluasi dan Follow
Up. Penelitian ini menggunakan 20 orang sampel sebagai kelompok eksperimen
yang berdasarkan hasil kuesioner memiliki krisis identitas pada kategori tinggi
dan sangat tinggi. Sampel penelitian yang terdiri atas 20 remaja ini diberikan
perlakuan berupa konseling realitas baik dalam format konseling kelompok dan
konseling individu. Luaran penelitan yang sudah terpenuhi antara lain berupa
artikel pada media massa cetak (Radar Banyuwangi) dan artikel pada media massa
online (lensabanyuwangi.com). Rencana tahap berikutnya pada penelitian ini
antara lain melakukan follow up dan evaluasi, menyusun video pelaksanaan
konseling realitas, dan melakukan pendampingan terhadap guru BK dalam
mengimplementasikan konseling realitas sebagai alternatif solusi dalam mengatasi
krisis identitas pada remaja. Hasil penelitian akan diterbitkan pada jurnal nasional
ber-ISSN.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
PENGESAHAN ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penelitian ............................................................................ 2
1.3 Urgensi Penelitian ........................................................................... 2
1.4 Target Luaran ................................................................................. 2
BAB II TARGET LUARAN ................................................................ 3
BAB III METODE PENELITIAN .................................................... 4
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................... 4
3.2 Tahapan Penelitian ........................................................................ 4
BAB IV HASIL YANG DICAPAI ....................................................... 5
4.1 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 5
4.2 Hasil Pretest dan Posttest Sampel Penelitian ................................ 6
BAB V POTENSI HASIL ..................................................................... 9
BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ............................. 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 11
LAMPIRAN 1. Justifikasi Anggaran Penelitian ................................ 12
LAMPIRAN 2. Luaran yang Sudah Terpenuhi ................................. 13
LAMPIRAN 3. SUSUNAN BBukti Pendukung Penelitian ............... 15
LAMPIRAN 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti .............................. 16

iv
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa remaja merupakan masa ketika seorang anak tumbuh ke tahap
menjadi seseorang yang dewasa yang tidak dapat ditetapkan secara pasti. Pada
masa ini, remaja mulai mempunyai kapasitas untuk memperoleh dan
menggunakan pengetahuan secara efisien. Remaja yang berkembang di
lingkungan yang kurang kondusif, kematangan emosionalitasnya terhambat
sehingga akan mengakibatkan tingkah laku negatif misalnya agresif, lari dari
kenyataan (Faturochman, 2016).
Keadaan remaja yang berbahagia dan keadaan remaja yang bermasalah
adalah dua titik ekstrem yang terjadi selama proses pertumbuhan dan
perkembangan dalam masa usia remaja. Seseorang yang dapat melewati masa
remaja dengan bahagia akan menjadi dewasa yang berkepribadian dan sebaliknya
(Azizah, 2015). Hal ini ditentukan pada saat proses pembentukan identitas dirinya
sebagai individu. Proses pencarian identitas adalah proses dimana seorang remaja
mengembangan suatu identitas personal atau sense of self yang unik yang berbeda
dari orang lain (individuation).
Dalam psikologi perkembangan pembentukan identitas merupakan tugas
utama dalam perkembangan kepribadian yang diharapkan tercapai pada akhir
masa remaja. Pembentukan identitas sebenarnya sudah dimulai dari masa anak-
anak, tetapi pada masa remaja ia menerima dimensi-dimensi baru karena
berhadapan dengan perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan relasional (Santrock,
2002).
Pada masa remaja, para remaja mulai menyadari tentang kepastian
identitas dirinya sehingga pada remaja awal mereka mulai melakukan eksplorasi
terhadap kepribadian dirinya. Pencarian identitas pada masa remaja menjadi lebih
kuat sehingga ia berusaha untuk mencari identitas dan mendefinisikan kembali
siapakah ia saat ini dan akan menjadi siapakah ia di masa depan. Perkembangan
identitas selama masa remaja ini dianggap sangat penting karena identitas tersebut
dapat memberikan suatu dasar unuk perkembangan psikososial dan relasi
interpersoanal pada masa dewasa (Iskandarsyah, 2005).
Pelajar yang berada pada masa remaja (11-17 tahun) dikatakan sedang
membentuk identitas dirinya. Proses pencarian identitas diri disebut dengan krisis
identitas. Menurut Erikson, krisis identitas adalah tahap untuk membuat
keputusan terhadap permasalahan-permasalahan penting yang berkaitan dengan
pertanyaan tentang identitas dirinya. Remaja mulai memiliki sikap untuk mencari
identitas dirinya. Siapa dirinya saat sekarang dan di masa depan. (Marheni, 2004).
Krisis identitas yang dialami remaja ada yang berjalan baik, ada yang kurang baik.
Banyak remaja yang berhasil mengatasi proses pencarian identitas dengan
baik, namun tidak jarang ada sebagian remaja yang kesulitan dalam melewati
masa pencarian jati diri mereka. Remaja yang gagal menemukan jati dirinya atau
2

yang mengalami krisis identitas seringkali memiliki self esteem dan self
confidence yang rendah, motivasi belajar dan prestasi di sekolah menurun,
rendahnya empati, sikap prososial dan kemampuan interelasi yang menyebabkab
hubungan sosial memburuk serta berbagai masalah dan konflik lainnya yang
terjadi (Suarni, 2016).
Salah satu langkah preventif yang dapat dilakukan dalam membantu
remaja mengatasi permasalahan yang dialami adalah dengan memberikan bantuan
langsung pada remaja agar memahami konsep dirinya dan berada pada
realitasnya.
Berdasarkan analisis situasi, kebanyakan remaja mengalami krisis identitas
karena kesulitan menyadari siapa dirinya sesungguhnya. Sehingga perlu rasanya
para remaja ini dibantu dengan melaksanakan konseling realitas. Konseling
realitas sendiri beranggapan bahwa manusia itu hidup dalam kesadaran, sehingga
konseling ini memberi penekanan pada pilihan yang bisa dibuat seseorang dalam
mengubah hidupnya. Konseling realitas juga menekankan bahwa setiap pilihan
yang diambil haruslah dipertanggungjawabkan. Konsep konseling realitas
dipandang sesuai untuk menangani permasalahan krisis identitas remaja.

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan pada penelitian ini adalah mengadakan Pelaksanaan Konseling
Realitas (PELAKOR) sebagai solusi dalam mengatasi krisis identitas remaja.

1.3 Urgensi Penelitian


Remaja yang gagal menemukan jati dirinya atau yang mengalami krisis
identitas seringkali memiliki dampak negatif. Dampak negatif yang banyak
ditemukan ialah pada kenakalan remaja, penyalahgunaan miras dan
NARKOTIKA. Keberhasilan remaja dalam menemukan jati dirinya dapat
meminimalisir dampak negatif tersebut.

1.4 Target Luaran


Luaran yang ditargetkan pada penelitian ini adalah : Laporan Kemajuan,
Laporan Akhir dan Artikel Ilmiah.
3

BAB 2. TARGET LUARAN

Target luaran wajib pada penelitian ini adalah artikel pada jurnal nasional
ber-ISSN. Target luaran tambahan pada penelitian ini antara lain: artikel pada
media massa cetak dan online (Radar Banyuwangi), video pelaksanaan konseling
realitas (upload di youtube), dan buku panduan pelaksanaan konseling realitas.
4

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kategori sosial
humaniora untuk membantu remaja menagani krisis identitas.

3.2 Tahapan Penelitian


Prosedur tahapan penelitian yang dilakukan antara lain; 1. identifikasi
masalah, 2. mengumpulkan data, 3. Pelaksanaan konseling, 4. Evaluasi dan
Follow Up.

3.2.1 Identifikasi Masalah


Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah terkait tempat berkumpulaya
para remaja yang teridentifikasi mengalami permasalahan krisis identitas.

3.2.2 Mengumpulkan Data


Pada tahapan ini dilakukan studi literatur dan kajian referensi yang sesuai
dengan penelitian yang dilakukan. Data yang didapatkan dari hasil identifikasi
masalah digunakan untuk menunjang penelitian yang dilakukan. Data yang
terkumpul diolah dan diinterpretasikan untuk selanjutnya dilaksanakan sesuai
kebutuhan di lapangan.

3.2.3 Pelaksanaan Koseling


Pada tahapan pelaksanaan konseling realitas akan digunakan sebagai salah
satu model intervensi menangani krisis identitas pada remaja.

3.2.4 Evaluasi dan Follow Up


Pada tahapan ini, dilakukan evaluasi terhadap konseling yang
dilaksanakan. Dilanjutkan dengan follow up untuk mengetahui perubahan perilaku
yang mungkin terjadi.
5

BAB 4. HASIL YANG DICAPAI

4.1 Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi penelitian ini ialah 50 remaja pada dua pondok pesantren di
Banyuwangi yaitu Pondok Pesantren Habibbulloh dan Al-Anwari. Penelitian ini
menggunakan 20 orang sampel sebagai kelompok eksperimen yang berdasarkan
hasil kuesioner memiliki krisis identitas pada kategori tinggi dan sangat tinggi.
Sampel penelitian yang terdiri atas 20 remaja ini diberikan perlakuan berupa
konseling realitas baik dalam format konseling kelompok dan konseling individu.

Tabel 4.1 Populasi Penelitian


No. Inisial Skor Kuesioner No. Inisial Skor Kuesioner
1 HAB 1 190 26 HAB 26 117
2 HAB 2 218 27 HAB 27 132
3 HAB 3 140 28 HAB 28 130
4 HAB 4 157 29 AA 1 197
5 HAB 5 185 30 AA 2 198
6 HAB 6 205 31 AA 3 190
7 HAB 7 195 32 AA 4 220
8 HAB 8 190 33 AA 5 146
9 HAB 9 192 34 AA 6 139
10 HAB 10 196 35 AA 7 155
11 HAB 11 148 36 AA 8 147
12 HAB 12 189 37 AA 9 135
13 HAB 13 212 38 AA 10 112
14 HAB 14 217 39 AA 11 117
15 HAB 15 142 40 AA 12 196
16 HAB 16 156 41 AA 13 141
17 HAB 17 198 42 AA 14 117
18 HAB 18 191 43 AA 15 146
19 HAB 19 158 44 AA 16 150
20 HAB 20 157 45 AA 17 136
21 HAB 21 123 46 AA 18 129
22 HAB 22 147 47 AA 19 190
23 HAB 23 126 48 AA 20 191
24 HAB 24 140 49 AA 21 148
25 HAB 25 114 50 AA 22 146

Tabel 4.2 Kategori Penskoran Sampel

Kategori Penskoran Kategori


Mi + 1,5 SDi < X Sangat Tinggi
Mi + 0,5 SDi < X < Mi + 1,5 SDi Tinggi
Mi - 0,5 SDi < X < Mi + 0,5 SDi Cukup
Mi - 1,5 SDi < X < Mi - 0,5 SDi Rendah
X < Mi - 1,5 SDi Sangat Rendah
6

Tabel 4.3 Kriterian Purposive Sampling

Kategori Penskoran Kategori


213 – 225 Sangat Tinggi
169 – 212 Tinggi
121 – 168 Cukup
73 – 120 Rendah
45 – 72 Sangat Rendah

Tabel 4.4 Sampel Penelitian


Skor
No. Inisial Keterangan
Kuesioner
1 HAB 1 190 Tinggi
2 HAB 2 218 Sangat Tinggi
3 HAB 5 185 Tinggi
4 HAB 6 205 Tinggi
5 HAB 7 195 Tinggi
6 HAB 8 190 Tinggi
7 HAB 9 192 Tinggi
8 HAB 10 196 Tinggi
9 HAB 12 189 Tinggi
10 HAB 13 212 Tinggi
11 HAB 14 217 Sangat Tinggi
12 HAB 17 198 Tinggi
13 HAB 18 191 Tinggi
14 AA 1 197 Tinggi
15 AA 2 198 Tinggi
16 AA 3 190 Tinggi
17 AA 4 220 Sangat Tinggi
18 AA 12 196 Tinggi
19 AA 19 190 Tinggi
20 AA 20 191 Tinggi

4.2 Hasil Pretest dan Posttest Sampel Penelitian


Berdasarkan hasil observasi awal sangat terlihat bahwa remaja tersebut
cukup tertutup dalam mengesplorasi diri sehingga tidak bisa mengambil
keputusan sesuai dengan dirinya sediri, belum bisa mengelola diri untuk
menghindari konflik dengan orang lain, belum bisa bertoleransi terhadap
ragam ekspresi perasaan diri sendiri dan orang lain, dan juga yang lainnya.
Disisi lain ada beberapa siswa menunjukan perilaku bingung dalam memilih
studi lanjutan yang berdampak pada pemilihan karir, indikatornya adalah
belum memahami diri secara mantap, belum memiliki wawasan peluang
dan ragam pekerjaan, aktivitas yang terfokus pada pengembangan alternatif karir
yang lebih terarah.
Berdasarkan hasil observasi lanjutan dan setelah pelaksanaan konseling
tahap awal, ternyata beberapa orang dalam kelompok ini memang tidak mau
7

mengembangkan bakat yang dimiliki, tidak mau mencoba kembali saat gagal dan
kurang percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki serta terlihat kurang paham
akan dirinya sendiri (mengikuti saja kemauan teman-temannya) sehingga tidak
bisa mengeksplor dirinya dengan maksimal karena tidak pernah membuat
keputusan untuk dirinya sendiri yang pada akhirnya membuat para remaja ini
mengalami krisis identitas.
Untuk membantu remaja mengentaskan permasalahan yang dimiliki maka
dilaksanakan konseling realitas. Setelah pemberian perlakuan ini, hasil
pengamatan menunjukan bahwa terjadi beberapa perubahan pada kelompok
eksperimen, diantaranya:
a) Siswa yang pada awalnya selalu mengikuti kemauan anggota kelompoknya
sudah berani mengeluarkan pendapat dan ikut memutuskan kepentingan
kelompok.
b) Siswa yang awalnya tidak berani menyanyi di depan orang banyak karena
pernah terjatuh didepan panggun saat mengikuti lomba menyanyi sewaktu
kecil sudah mau menyanyi didepan teman-temannya dengan dukungan dan
semangat yang tepat, siswa ini mau kembali mencoba saat gagal.
c) Siswa yang selalu menyendiri karena sering diejek masalah fisiknya sudah
mulai percaya diri dan mau berteman lagi karena sudah berani mengambil
keputusan sendiri untuk tidak memperdulikan perkataan orang lain
tentangnya
d) Siswa yang selama ini sulit memutuskan akan belajar terlebih dahulu atau
bermain dahulu sudah bisa memiliki prioritas dalam mengambil keputusan.

Tabel 4.5 Hasil Pretest dan Posttest Sampel Penelitian


Sampel Hasil Kuesioner Selisih
No
Krisis Identitas PreTest (X1) PostTest (X2) (Gain Score)

1 HAB 1 190 123 67


2 HAB 2 218 128 90
3 HAB 5 185 107 78
4 HAB 6 205 140 65
5 HAB 7 195 114 81
6 HAB 8 190 94 96
7 HAB 9 192 132 60
8 HAB 10 196 86 110
9 HAB 12 189 117 72
10 HAB 13 212 112 100
11 HAB 14 217 108 109
8

12 HAB 17 198 114 84


13 HAB 18 191 103 88
14 AA 1 197 71 126
15 AA 2 198 136 62
16 AA 3 190 123 67
17 AA 4 220 117 103
18 AA 12 196 118 78
19 AA 19 190 120 70
20 AA 20 191 72 119
Total 3960 2235 1725
9

BAB 5. POTENSI HASIL

Hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi guru maupun


konselor dalam menangani krisis identitas pada remaja. Usia remaja yang rawan
terjadi krisis identitas dapat menimbulkan beberapa dampak negatif, seperti
kenakalan remaja yang berujung pada penggunaan obat-obat terlarang
(MARKOBA). Hasil penelitian yang dimuat dalam media massa cetak maupun
online diharapkan menjadi informasi penting bagi piak-pihak yang ingin
membantu remaja dalam menangani krisis identitas dengan menggunakan
konseling realitas.
10

BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Rencana tahapan berikutnya pada penelitian ini adalah melakukan Follow


Up dan evaluasi terhadap subjek penelitian (remaja) yang terindikasi mengalami
krisis identitas berdasarkan analisis yang telah dilakukan. Selain itu, tahapan
berikutnya adalah memenuhi luaran tambahan yang sudah ditetapkan. Luaran
tambahan tersebut antara lain:

1. Menyusun draft artikel untuk diterbitkan pada jurnal internasional.


2. Keikutsertaan dalam seminar nasional.
3. Membuat video pelaksanaan konseling realitas yang dikemas dalam DVD
dan akan diunggah pada akun youtube.
4. Menyusun buku pedoman pelaksanaan konseling realitas dalam mengatasi
krisis identitas pada remaja.
5. Melakukan pendampingan terhadap guru BK dalam mengimplementasikan
konseling realitas sebagai alternatif solusi dalam mengatasi krisis identitas
pada remaja.
11

DAFTAR PUSTAKA

Azizah. 2015. Kebahagiaan Dan Permasalahan Di Usia Remaja (Penggunaan


Informasi Dalam Pelayanan Bimbingan Individual). Jurnal STAIN Kudus.
Vol. 4, No. 2.
Faturochman. 2016. Keadilan Perspektif Psikologi. Yogyakarta: Unit Penerbit
Fakultas Psikologi UGM.
Glasser, William. 1965. A Little More about Reality Therapy. Journal of
Counseling & Development. 7, 5. 546-548.
Iskandaryah, Aulia.2005. Remaja dan Masalahnya, Makalah, Universitas
Pajajaran, Bandung diunduh dari http://www.digilib.unpad.ac.id diakses
pada Desember 2018.
Marhaeini, Hanna M. 2004. Model Bimbingan Motivasi Belajar dengan
Mendayagunakan Atribusi terhadap Kegagalan dan Keberhasilan Belajar:
(Studi untuk Mengembangkan Upaya Bantuan Pemeliharaan Reaksi
Emosional dan Harapan Sukses Remaja di SMA Jember). Disertasi.
Bandung. Pascasarjana IKIP Bandung.
Santrock. 2002. Life Span Development. Jakarta: Erlangga. Suarni, Ni Ketut.
2016. Konseling Realitas dan Konsep Diri Remaja Pada Panti Rehabilitasi.
Singaraja: Penerbitan Undiksha.
Suranata, Kadek. 2009. Konseling Realitas: Pengaruhnya Pada Penyalahgunaan
Miras Dan Narkotika Pada Remaja Desa Sukasada. Singaraja: Penerbitan
Undiksha.
Surbakti, E.B. 2004. Problem Kenakalan Anak-anak Remaja (Yuridis
Kriminologi). Bandung: Armico.
12

Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian

1. Jenis Perlengkapan Volume Harga Satuan (Rp.) Nilai (Rp.)

Sub Total (Rp.)

2. Bahan Habis Pakai Volume Harga Satuan (Rp.) Nilai (Rp.)


ATK 1 Paket 200.000 200.000
Kertas A4 80grm 2 Rim 50.000 100.000
Map (Hard) 6 Buah 50.000 300.000
materai 6000 20 buah 7.000 140.000
materai 3000 15 buah 4.000 60.000

Sub Total (Rp.) 800.000

3. Perjalanan Volume Harga Satuan (Rp.) Nilai (Rp.)

4. Lain-Lain Volume Harga Satuan (Rp.) Nilai (Rp.)


Sewa Lab. BK 3 Bulan 300.000 900.000
Biaya publikasi artikel 1 kali 300.000 300.000
Biaya seminar nasional 3 orang 200.000 600.000
Biaya Jasa translate bahasa
inggris (Abstrak Jurnal) 1 kali 300.000 300.000
Biaya penggandaan laporan
penelitian 6 Kali 50.000 300.000
Biaya soft jilid laporan
penelitian 6 Kali 50.000 300.000
Kontribusi monev 1 Kali 300.000 300.000
biaya internet 2 Bulan 250.000 500.000
pulsa celluler 2 kali 100.000 200.000
Sub Total (Rp.) 3.800.000
Total 1+2+3+4 (Rp.) 4.600.000
Empat Juta Enam Ratus Ribu Rupiah
13

Lampiran 2. Luaran yang sudah terpenuhi


Publikasi media massa cetak (Radar Banyuwangi)
14

Publikasi media massa online (lensabanyuwangi.com)


Link : https://lensabanyuwangi.com/2019/06/21/pelakor-pelaksanaan-konseling-
realitas/
15

Lampiran 3. Bukti Pendukung Penelitian


16
17

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

Anda mungkin juga menyukai