LIMNOTEK 2015
(2015) 22 :(2)
22 (2) 118: 118 – 128
– 128
ABSTRAK
Danau Maninjau terkenal dengan kerangnya yang disebut pensi (Corbicula
moltkiana dan Corbicula javanica) yang diolah secara tradisional sebagai makanan
selingan yang khas. Pensi sudah menjadi sumber daya perairan bernilai ekonomis yang
diperjualbelikan di pasar-pasar sekitar Danau Maninjau. Selain pensi, langkitang (Brotia
sumatrensis dan Melanoides tuberculata) juga menjadi makanan favorit bagi penduduk di
daerah tersebut. Sebaliknya, keong tutut (Filopaludina javanica) dan kijing taiwan
(Anodonta woodiana) yang banyak ditemukan di sekitar danau ini tidak dijadikan sebagai
salah satu sumber makanan bagi masyarakat setempat. Tulisan ini ditujukan untuk
mengetahui kandungan nutrisi dan nilai ekonomis keempat komoditas tersebut. Untuk itu,
dilakukan pengambilan sampel keempat komoditas tersebut dari Danau Maninjau pada
bulan Oktober 2013 dan April 2014 dan dilakukan analisis proksimat, mineral dan asam
amino. Hasilnya menunjukkan bahwa keempat komoditas tersebut memiliki kandungan
protein yang tinggi, berkisar dari 5,2% (kijing) sampai 9,5% (langkitang) dari berat
basahnya. Kandungan lemaknya cukup rendah (1,3-2,7% berat basah). Keempat
komoditas mengandung semua mineral yang diuji (Ca, Fe dan P). Kijing mengandung besi
dan fosfor tertinggi (0,148% dan 0,612%), sedangkan kandungan kalsium tertinggi ada
pada tutut (2,023%). Dengan kandungan protein yang tinggi dan kaya mineral kijing dan
tutut sangat potensial untuk dikembangkan sebagai pilihan makanan bergizi dan sumber
peningkatan ekonomi bagi penduduk di daerah Maninjau. Pensi yang sangat populer di
daerah Maninjau ternyata memiliki kandungan nutrisi yang lebih rendah daripada kijing
dan tutut.
Kata kunci: Langkitang, pensi, tutut, kijing, Danau Maninjau, kandungan nutrisi, nilai
ekonomis.
ABSTRACT
MOLLUSCS OF LAKE MANINJAU: NUTRITION CONTENT AND ECONOMIC
POTENTIAL. Lake Maninjau is popular with its shell called pensi (Corbicula moltkiana
and Corbicula javanica) which is cooked traditionally as a snack. Pensi has become an
economically valuable resource that has been traded in markets surrounding the lake.
Besides pensi, langkitang (Brotia sumatrensis and Melanoides tuberculata) is also a
favorite food for people in the area. Instead, river snails or tutut (Filopaludina javanica)
and chinese pond mussel (Anodonta woodiana) which are found abundantly around and in
the lake are not used as sources of food for local communities. This paper aimed to
determine the nutrient content and economic value of the four commodities. For that
purpose, the four commodities were sampled from Lake Maninjau in October 2013 and
April 2014 and were subjected to proximate, mineral and amino acid analyses. The results
show that all four samples have a high protein content, ranging from 5.2% (chinese
pond mussel) to 9.5% (langkitang) of wet weight. Fat content is quite low (1.3 to 2.7% of
wet weight). The four commodities contain all minerals tested (Ca, Fe, and P). Chinese
pond mussel contains the highest iron and phosphorus (0.148% and 0.612%), while the
highest calcium is contained in tutut (2.023%). With good protein content and rich in
minerals chinese pond mussel and tutut are potential to be cultivated as nutritious food
choices and sources of economic improvement for the residents in Maninjau area. The very
popular pensi proved to have a lower nutritional value than chinese pond mussel and tutut.
Keywords: Langkitang, pensi, tutut, chinese pond mussel, Lake Maninjau, nutrient
content, economic value.
118
Tanjung / LIMNOTEK 2015 22 (2) : 118 – 128
a b
b a
120
Tanjung / LIMNOTEK 2015 22 (2) : 118 – 128
(tanda panah, Gambar 2) yang tidak Nurinsiyah, 2009). Siput ini dapat hidup di
dijumpai pada M. tuberculata, outline danau, rawa, kolam, saluran irigasi dan
bagian bawah mulut cangkang yang sungai dengan cara menempel pada
menyudut pada B. sumatrensis (Gambar 2), bebatuan atau bersembunyi di dasar lumpur
tetapi melengkung pada M. Tuberculata (Djajasasmita, 1999).
(Gambar 3) dan bentuk operkulum atau Kijing yang banyak ditemukan di
tutup cangkang pada B. sumatrensis yang daerah Maninjau adalah Anodonta woodiana
memiliki inti di tengah dan bertipe (Lea, 1834) (Gambar 5). Ciri-ciri utamanya
multispiral (ciri khas famili Pachychilidae), adalah tidak terdapat gigi lateral pada bagian
sedangkan operkulum pada M. tuberculata dalam engsel, sehingga bagian dalam engsel
memiliki inti di tepi dan bertipe paucispiral tersebut terlihat mulus (tanda panah,
(ciri khas famili Thiaridae). Gambar 5b). Spesies ini diperkirakan mulai
(a) (b)
Gambar 5. (a) Kijing Anodonta woodiana dari Danau Maninjau dan (b) cangkangnya
Analisis Proksimat dan Mineral darah mengandung air 74,4%, abu 2,2%,
Hasil analisis proksimat yang protein 19,5% dan lemak 2,5%. Kerang bulu
meliputi kadar air, abu, protein, lemak dan memiliki kadar protein 6,8-11,9%, lemak
karbohidrat (serat kasar dan BETN) serta 4,2-6,2%, karbohidrat 2,3-4,4%, air 77,6-
kandungan mineral besi, kalsium dan fosfor 82,64% dan abu 1,3-2,1% (Arnanda et al.,
yang dikandung keempat jenis moluska yang 2005). Kerang jago dari perairan Semarang
diuji ditampilkan pada Tabel 1. memiliki kandungan air 78,9-80,5%,
Kandungan air langkitang, pensi dan karbohidrat 1,1-3,8% , protein 12,0-13,2%,
tutut relatif sama, yaitu sekitar 80% dari lemak 2,3-3,3% dan kadar abu 2,1-3,1%
berat tubuh (Tabel 1), sedangkan kandungan (Syahfril et al., 2004). Selain itu, dari
air kijing paling tinggi, yaitu sekitar 83%. peneitian terdahulu (Tanjung, 2013),
Kandungan abu kijing juga tertinggi, yaitu diperoleh bahwa kandungan protein pada
lebih dari 5%, sedangkan pensi hanya pensi adalah 9%, sedangkan pada tutut
mengandung abu kurang dari 3%. sebesar 12% dari berat basahya. Terdapatnya
Kandungan protein Langkitang adalah yang perbedaan kandungan proksimat, terutama
tertinggi, hampir 10%, sedangkan yang protein, dalam sampel pensi dan tutut yang
terendah yaitu kijing, hanya 5%. Kadar diambil pada waktu yang berbeda dan pada
lemak tertinggi ada pada pensi (hampir 3%), berbagai spesies Anadara tersebut diduga
sedangkan terendah pada kijing (sekitar 1%). karena faktor umur, ukuran tubuh, siklus
Langkitang mengandung sekitar 2% lemak reproduksi, habitat, jenis kelamin dan faktor
dan hampir 10% protein. lingkungan (Arnanda et al., 2005; Nurjanah
Bivalvia yang telah diketahui et al., 2005). Kerang pisau (Solen spp.)
kandungan nutrisinya adalah kerang darah mengandung 9,8% protein, 0,3% lemak dan
(Anadara granosa), kerang bulu (Anadara 4,9% karbohidrat (Nurjanah et al., 2008).
inflata), kerang jago (Anadara Dibandingkan dengan kerang pisau dan
inaequivalvis) dan kerang pisau (Solen sp.). Anadara sp. pensi dan kijing mengandung
Menurut Nurjanah et. al. (2005) kerang protein yang lebih rendah (Tabel 1).
122
Tanjung / LIMNOTEK 2015 22 (2) : 118 – 128
Langkitang 79,97 3,62 9,53 2,38 2,39 2,11 0,005 1,017 0,012
Pensi 80,70 2,83 7,71 2,73 3,26 2,77 0,006 0,219 0,023
Tutut 80,90 4,70 7,97 2,33 2,78 1,32 0,028 2,023 0,026
tergantung bagian tubuhnya, mengandung hari dari kegiatan budidaya ikan dalam
186-198 ppm kalsium, 4-7 ppm besi dan keramba jaring apung (Tanjung & Hamdani,
439-570 ppm fosfor (Nurjanah et al., 2012). 2015). Dengan demikian, kijing Taiwan dan
Apabila dibandingkan dengan biota referensi tutut sangat potensial sebagai sumber protein
(Tabel 2), kandungan besi dan fosfor kijing alternatif bagi penduduk setempat yang bisa
adalah yang tertinggi, sedangkan tutut dikembangkan menjadi sumber penghasilan
mengandung kalsium tertinggi, yaitu hampir tambahan untuk meningkatkan
sepuluh kali lipat kandungan Ca pensi dan perekonomian.
lebih dari 100 kali lipat kandungan Ca Secara ekonomis, kijing Taiwan
sotong. memiliki porsi daging yang lebih besar
124
Tanjung / LIMNOTEK 2015 22 (2) : 118 – 128
Tabel 3. Kandungan asam amino (% b/b) Kijing, Langkitang, Pensi dan Siput sawah.
Asam Amino Kijing Langkitang Pensi Siput Sawah
Asam Aspartat 2,53 2,31 1,98 2,0
Asam Glutamat 3,76 3,27 3,41 7,1
Serin 1,02 0,98 0,86 4,2
Glisin 1,32 1,14 1,13 2,0
Histidin 0,68 0,59 0,60 5,0
Arginin 1,49 0,93 0,80 31,7
Treonin 1,17 1,03 0,82 5,7
Alanin 1,22 0,91 0,74 21,2
Prolin 0,92 1,33 0,87 3,8
Tirosin 0,77 0,97 0,72 1,9
Valin 1,12 0,87 0,90 3,7
Metionin 0,69 0,55 0,62 0,6
Sistin 0,31 0,42 0,35 0,0
Isoleusin 1,02 0,88 0,73 2,0
Leusin 1,82 1,23 0,81 4,0
Fenil alanin 0,87 0,74 0,62 2,4
Lisin 2,22 1,44 0,95 2,6
Referensi: Oh et al., 2006
125
Tanjung / LIMNOTEK 2015 22 (2) : 118 – 128
(a) (b)
Gambar 7. (a) Pensi sebagai kudapan yang dijual di sekitar Danau Maninjau
(b) Kudapan langkitang yang dijual di pasar Pariaman, Sumatra Barat
Pensi yang sangat populer sebagai AOAC. 1999. Official Method of Analysis
makanan yang digemari di daerah Maninjau of AOAC International. 16th Edition,
ternyata memiliki kandungan nutrisi yang Association of Official Analytical
lebih rendah daripada kijing, langkitang dan Chemists, Maryland, USA.
tutut. Langkitang yang juga populer di AOAC. 2005. Official Methods of Analysis
daerah Maninjau mengandung protein of AOAC International. 18th Edition,
tertinggi, kijing mengandung besi dan fosfor Maryland, USA.
tertinggi, sedangkan tutut mengandung Arnanda, A.D., Ambariyanto dan Ridlo A.
kalsium tertinggi. Keempat sampel biota 2005. Fluktuasi Kandungan
mengandung asam amino esensial yang Proksimat Kerang Bulu (Anadara
lengkap dengan kandungan tertinggi ada inflata Reeve) di Perairan Pantai
pada kijing. Dengan kandungan protein yang Semarang. Ilmu Kelautan 10(2): 78-
tinggi dan kaya mineral kijing dan tutut 84 .
berpotensi untuk dikembangkan sebagai Benson, A.J., 2015. Sinanodonta woodiana.
pilihan makanan bergizi dan peningkatan USGS Nonindigenous Aquatic
ekonomi, terutama bagi penduduk di daerah Species Database, Gainesville,
Maninjau yang masih belum FL. Revision Date: 10/7/2010.
memanfaatkannya. Diakses 1 Juli 2015.
http://nas.er.usgs.gov/queries/FactSh
PERSANTUNAN eet.aspx?SpeciesID=2824
Bina Syifa. 2015. Berbagai Penyakit
Ucapan terima kasih disampaikan Dampak Kekurangan Protein.
kepada rekan-rekan di SLAT Maninjau, http://www.binasyifa.com/189/75/25/
Sutrisno, Rudi dan Agus Hamdani, yang berbagai-penyakit-dampak-
telah membantu dalam pengambilan sampel, kekurangan-protein. htm. Diakses 19
Ibu Ristiyanti Marwoto dan Isnaningsih dari Agustus 2015.
Pusat Penelitian Biologi LIPI yang telah Cappelletti C., Cianfanelli S, Beltrami ME
membantu mengidentifikasi keong dan and Ciutti F. 2009. Sinanodonta
kerang untuk penelitian ini. Kegiatan woodiana (Lea, 1834) (Bivalvia:
penelitian ini didanai dari Kegiatan Tematik Unionidae): a new non-indigenous
LIPI Program DIPA 2014 dan didukung oleh species in Lake Garda (Italy).
Insentif Riset SINas 2013. Aquatic Invasions 4(4): 685-688.
Djajasasmita M., 1999. Keong dan Kerang
Sawah. Penerbit Puslitbang Biologi
LIPI. 57 hlm.
126
Tanjung / LIMNOTEK 2015 22 (2) : 118 – 128
128