Anda di halaman 1dari 5

TERM OF REFERENCE (TOR)

IN HOUSE TRAINNING MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT

UPTD RSUD HASRI AINUN HABIBIE PROVINSI GORONTALO

SATKER/SKPD : DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

NAMA KPA : dr. Hj. YANA YANTI SULEMAN, SH

NAMA PPTK : ARIFANDY PELEALU, S.Kep.Ns.M.Kep

NAMA PEKERJAAN : PENINGKATAN KAPASITAS PETUGAS

TAHUN ANGGARAN 2019


A. LATAR BELAKANG
Pengelolaan obat di rumah sakit merupakan salah satu komponen penting dalam
manajemen rumah sakit. Pengelolaan obat bertujuan agar obat yang diperlukan bisa
selalu tersedia setiap saat diperlukan dalam jumlah yang cukup, tepat jenis, tepat waktu
dan mutu yang terjamin serta digunakan secara rasional. Jika pengelolaan tidak efisien
akan berdampak negatif terhadap rumah sakit secara medis maupun ekonomi. Salah
satu tanda tidak efisiennya pengelolaan adalah obat kosong, saat diperlukan. Bagi
konsumen, tidak ada kepentingan bagi mereka untuk mengetahui rumitnya
permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan obat di rumah sakit ini. Namun begitu,
yang perlu diketahui oleh masyarakat adalah bahwa pengelolaan obat di rumah sakit itu
melibatkan banyak pihak, tidak hanya instalasi farmasi saja yang memang berwenang
dalam pengelolaan obat.
Secara garis besar, tahapan pengelolaan obat meliputi: seleksi, perencanaan,
pengadaan, penyimpanan, distribusi dan penggunaan obat. Setiap tahapan tidak mudah
dan tidak sederhana. Seleksi misalnya, merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau
masalah kesehatan di rumah sakit, mengidentifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis,
menentukan kriteria pemilihan dengan memprioritaskan obat esensial serta melakukan
standarisasi, menjaga dan memperbaharui standar obat. Dasar-dasar seleksi kebutuhan
obat tidaklah sembarangan. Obat dipilih berdasarkan seleksi ilmiah, medis dan statistik
yang memberikan efek terapi jauh lebih baik. Begitu banyaknya obat yang beredar,
tidaklah mungkin bagi rumah sakit untuk menyediakan semua obat yang ada. Tim di
rumah sakit yang melibatkan berbagai macam profesi harus menyepakati dan
menyeleksi obat-obat yang akan digunakan dan beredar di rumah sakit. Hasil
kesepakatan tim ini sering disebut dengan Daftar Obat Rumah Sakit atau Formularium
Obat Rumah Sakit.
Pemerintah Republik Indonesia melalui kementerian kesehatannya juga telah
menyusun Formularium Nasional (ForNas) yang berisi daftar obat-obatan yang dapat
digunakan oleh rumah sakit pemerintah untuk mendukung program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) yang mulai berlaku per 1 Januari 2014, meskipun sebenarnya ForNas
tersebut masih perlu dilakukan evaluasi karena masih banyak kekurangannya. Apabila
Formularium Rumah Sakit telah ada, maka penulisan resep dan obat yang tersedia
harus mengikuti aturan seperti yang tercantum di dalamnya. Masalahnya adalah terkait
dengan jenis dan jumlah obat yang harus disediakan. Kondisi pasien yang datang ke
rumah sakit ada yang bisa diprediksi, namun ada juga yang tidak. Pasien dengan
penyakit kronis atau menahun, biasanya mendapat obat rutin yang sama secara terus
menerus. Jenis obat untuk pasien dengan penyakit kronis biasanya bisa diprediksi,
termasuk jumlah yang diperlukan. Namun, pasien gawat darurat dan pasien dengan
penyakit akut umumnya tidak bisa diperkirakan jenis dan jumlah obatnya. Instalasi
farmasi mengatasi kondisi ini dengan melakukan tahapan berikutnya yaitu
Perencanaan, yang tepat dan cermat. Perencanaan kebutuhan obat di rumah sakit
memerlukan komitmen dan keahlian tersendiri. Tidak sekedar karena adanya bujukan
dan rayuan dari agen perusahaan farmasi yang datang. Bukan karena adanya bonus
atau diskon besar yang begitu menggoda. Juga bukan karena kepentingan lain yang
tidak ada hubungannya dengan kebutuhan pasien. Secara teori, perencanaan dapat
menggunakan metode konsumsi, epidemiologi ataupun kombinasi keduanya yang
disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
jenis dan jumlah obat yang sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan,
menghindari terjadinya stock out dan meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
Inti dari berhasilnya pengelolaan obat di rumah sakit adalah fokus pada pelayanan
kepada pasien. Meskipun sudah dilakukan seleksi, perencanaan dan pengadaan obat
sesuai dengan teori yang ada, namun apabila dalam pelaksanaannya tidak ada
komitmen dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan obat ini. Tanggung jawab
pengelolaan obat adalah kompetensi farmasi, namun dasar seleksi dan pemilihannya
merupakan hasil kesepakatan dengan dokter penulis resep. Bayangkan saja, bila obat
yang sudah direncanakan bersama antara tenaga medis, manajemen, instalasi farmasi,
kemudian diadakan dalam jumlah besar dengan biaya yang besar, namun ternyata
dokternya tidak menuliskan obat-obatan sesuai daftar obat rumah sakit. Akibatnya obat
menumpuk tidak jelas. Definisi stok kosong adalah jumlah stok akhir obat sama
dengan nol. Stok gudang mengalami kekosongan dalam persediaannya sehingga bila
ada permintaan tidak bisa terpenuhi. Faktor-faktor penyebab terjadinya stok kosong,
menurut pengalaman, adalah tidak terdeteksinya obat yang hampir habis, hanya ada
persediaan yang kecil untuk obat-obat tertentu, barang yang dipesan belum datang,
PBF (Pedagang Besar Farmasi) mengalami kekosongan atau pemesanannya ditunda
oleh PBF. Selain itu, apabila terdapat kondisi yang luar biasa, yang menyebabkan
pasien bertambah banyak luar biasa, juga bisa menyebabkan kekosongan stok obat.
Berbagai cara perlu dicoba oleh manajemen rumah sakit agar kebutuhan obat pasien
terpenuhi secara lengkap. Lengkap tidaklah berarti semua obat ada, namun lengkap
berarti semua yang diperlukan pasien terpenuhi
Untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tenaga medis, manajemen,
instalasi farmasi dalam pengelolaan obat di RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Gorontalo
maka diperlukan In House Training Manajemen Pengelolaan Obat yang dianggap
sangat diperlukan sebagai sarana untuk memberikan pendidikan dan pelatihan tentang
pengelolaan obat di rumah sakit sesuai peraturan perundangan yang berlaku agar
pengelolaan bisa efektif dan efisien.
B. TUJUAN
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tenaga medis, manajemen, instalasi
farmasi dalam pengelolaan obat di RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Gorontalo

C. SASARAN
Dokter spesialis dan dokter umum, bagian perencanaan, bagian keuangan, apoteker
dan asisten apoteker di lingkungan Rumah Sakit dr. Hasri Ainun Habibie Provinsi
Gorontalo sebanyak 40 peserta.

D. METODE
Ceramah, Diskusi, Simulasi.

E. WAKTU PELAKSANAN
Waktu pelaksanaan In House Training Manajemen Stroke dilaksanakan di bulan Mei
2019.

F. TEMPAT PELAKSANAAN
Aula lantai 2 RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo

G. NARA SUMBER
1. Djayadi Azis, S.Si. Apt.
2. Ahmad Husain Palli, S.Si. Apt., M.Kes.
3. Eldyah W. Tanio

H. MATERI PELATIHAN
1. Manajemen Perbekalan Obat di Rumah Sakit
a. Pemilihan Obat
b. Perencanaan Obat
c. Distribusi Obat
2. Manajemen Pengadaan Obat di Rumah Sakit
a. Sistem e-catalog
b. Sistem Reguler atau Manual
3. Pengelolaan Obat dan BHP (Barang Habis Pakai) Sesuai Standar Akreditas di
Rumah Sakit
4. Manajemen Perbekalan Obat di Apotik dan Gudang Obat
I. BIAYA
Biaya kegiatan ini dibebankan pada APBD RSUD. Hasri Ainun Habibie Provinsi
Gorontalo tahun 2019, dengan rincian sebagai berikut :
NO URAIAN VOLUME JUMLAH TOTAL

1. Spanduk 1 200.000 Rp. 200.000

2. Makanan Berat 40 44.000 Rp. 1.760.000

3. Makanan Ringan 40 x 2 14.000 Rp. 560.000

4. Sertifikat 40 15.000 Rp. 600.000

5. Fotocopi 250.000 Rp. 250.000

3
6. Honor Narasumber 3 x 900.000 Rp. 8.100.000
jam

Total Anggaran Rp.11.470.000

J. KELUARAN/PRODUK YANG DIHASILKAN


Keluaran/produk yang dihasilkan dari pelaksanaan In House Training Manajemen
Stroke adalah :
1. Terlaksananya pelatihan manajemen pengelolaan obat di RSUD dr. Hasri Ainun
Habibie Gorontalo sebanyak 40 peserta
2. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tenaga medis, manajemen, instalasi
farmasi dalam pengelolaan obat
3. Meningkatkan kepuasan pasien dan masyarakat akan layanan yang bermutu di
RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Gorontalo.

Demikian Term Of Reference ini dibuat sebagai acuan dalam pelaksanaan


kegiatan yang dimaksud.

Direktur

dr. Yana Yanti Suleman, SH


NIP. 19700101 200003 2 010

Dr. ANDANG ILATO, SH.,MM

NIP. 19640430 199803 1002

Anda mungkin juga menyukai