Tafsir Jalalain
Tafsir Jalalain
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pemikiran Tafsir Klasik
Dosen Pengampu : Dr. Arpandi, M.Ag
Oleh
Sigit Budiyanto
NPM : 1976131018
PROGRAM PASCASARJANA
ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI LAMPUNG
1441H/2019M
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt, Rabb semesta alam. Semoga shalawat dan salam selalu
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Beserta keluarga, sahabat dan orang-orang
yang senantiasa mengikutinya.
Alhamdulillah dengan izin dan kehendak Allah Azza wa Jalla sehingga makalah
ini dapat saya selesaikan. Malakah yang kami tulis ini merupakan serangkaian penjelasan
dan pemaparan singkat mengenai Tafsir Jalalain. Sebuah karya yang popuer sepanjang
sejarah tafsir dunia. Sebuah tafsir yang singkat, padat namun jelas ini dibahas melalui
pendekatan literatur. Yaitu menjelaskan tentang biografi penulis tafsir Jalalain yaitu
Imam Jalaluddin as-Suyuti dan Imam Jalaluddin al-Mahalliy, karakteristik tafsir
Jalalain dan kelebihan dan kekurangan dari tafsir Jalalain.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampu yang telah
memberikan gambaran tentang materi. Terakhir, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini
lebih baik pada masa yang akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB I .............................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..........................................................................................................1
A. Latar belakang...................................................................................................1
A. Rumusan Masalah .............................................................................................3
B. Tujuan ................................................................................................................4
BAB II ............................................................................................................................5
PEMBAHASAN .............................................................................................................5
A. Biografi Imam Jalaluddin as-Suyuti dan Imam Jalaluddin al-Mahalliy .........5
1. Biografi Imam Jalalauddin As-Suyuti.............................................................5
a) Nama Lengkap Dan Nasabnya .....................................................................5
b) Perjalanan Ilmiah dan Guru-gurunya ............................................................6
c) Karya-karyanya............................................................................................7
d) Murid-muridnya ...........................................................................................8
2. Biografi Imam Jalalauddin Al-Mahalliy ...........................................................8
a) Nama Lengkap Dan Nasabnya .....................................................................8
b) Perjalanan Ilmiah dan Guru-gurunya ............................................................9
c) Karya-karyanya............................................................................................9
B. Karakteristik Tafsir Jalalain .............................................................................9
1. Bentuk Penafsiran ............................................................................................9
2. Sistematika Penafsiran ................................................................................... 11
.3 Metode Penafsiran ......................................................................................... 16
4. Corak penafsiran ............................................................................................ 18
d) Kelebihan Dan Kekurangan Tafsir Jalalain ................................................... 19
a) Kelebihan ...................................................................................................... 19
b) Kekurangan ................................................................................................... 19
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 20
A. Kesimpulan.................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
Sirojuddin Abbas, Sejarah dan Keagungan Madzhab Syafi’I ,Pustaka Tarbiyah Baru, cetakan ke-
17, 2010. Hal. 229
1
seperti tafsir lainnya yang menggali bahasa atau kandungan ilmu lainnya terlebih
dahulu.
Ditinjau dari segi metode, penafsiran terhadap Al-Quran yang
berkembang hingga saat ini dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu metode
tafsir tahlili ( al-manhaj al-tahlili ), metode tafsir ijmali ( al-manhaj al-ijmali ),
metode tafsir muqarin ( al-manhaj al-muqarin ) dan metode tafsir maudhu‟i ( al-
manhaj al-maudhu‟i ).
Kata metode berasal dari bahasa Yunani, yang merupakan gabungan dua
kata yakni metha, yang berarti menuju, melalui, mengikuti, dan kata hodos yang
berarti jalan, perjalanan, cara, arah. Kata methodos sendiri berarti penelitian,
metode ilmiah, hipotesa ilmiah, uraian ilmiah. Dalam bahasa Inggris, kata tersebut
ditulis dengan method dan dalam bahasa Arab diterjemahkan dengan manhaj atau
thariqah. Dalam bahasa Indonesia kata tersebut mengandung arti cara yang teratur
terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan juga
lainnya), cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan untuk mencapai sesuatu yang ditentukan.2
Salah satu metode yang akan di perdalam oleh penulis yaitu metode tafsir
ijmali, dimana metode ijmali ialah menjelaskan ayat-ayat al-Qur‟an secara ringkas
tetapi mencakup dan enak dibaca. Susunanya teratur seperti mushaf al-Qur‟an,
jadi seperti membaca al-Qur‟an, ciri-ciri metode ini mufassir langsung
menafsirkan al-Qur‟an dari awal sampai akhir tanpa perbandingan dan penetapan
judul. Sejarah perkembangan tafsir dimulai pada masa Nabi dan para sahabat.
Penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an pada saat itu secara ijmali, artinya tidak
memberikan rincian yang memadai. Dalam tafsir mereka pada umumnya sukar
menemukan uraian yang detail, karena itu tidak keliru apabila dikatakan bahwa
metode ijmali merupakan metode tafsir al-Qur‟an yang pertama kali muncul
dalam kajian tafsir Qur‟an. Metode ini, kemudian diterapkan oleh al-Suyuthi di
dalam kitabnya al-Jalalain.3
2
M. Hasybiy as Shiddiqiy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al Qur‟an dan Tafsir, Jakarta: Bulan
Bintang Indonesia, 1992, hlm. 178
3
Hujair A. H. Sanaky, Metode Tafsir [Perkembangan Metode Tafsir Mengikuti Warna atau Corak
Mufassirin], Al-Mawarid Edisi XVIII Tahun 2008, hlm. 268.
2
Dinamakan Kitab Tafsir Jalalain karena ditulis oleh dua orang yang nama
depannya sama-sama “Jalaluddin”. Adapun faktor yang mendorong Penulisan
Tafsir Jalalain yaitu Jalaluddin Al-Mahally beliau termotivasi menulis kitab tafsir
ini karena melihat adanya kemerosotan penggunaan bahasa Arab secara kaidah,
akibat pembauran atau interaksi dengan bangsa-bangsa lain yang tidak berbahasa
Arab seperti bangsa Turki, Persia, India dan bangsa-bangsa lain yang sudah
memeluk Agama Islam. sejak saat itu Orang Arab tidak memiliki dzauq yang asli,
mereka yang masih berbahasa arab dengan benar dan fasih terbilang minoritas,
karena mayoritas bahasanya sudah tidak sesuai kaidah yang benar. Padahal
Alquran ditulis dalam bahasa Arab. Beliau mulai menulis tafsir dari surat Al-
Kahfi hingga surat An-Naas. Kemudian Beliau menafsirkan surat Al-Fatihah,
Namun Beliau dipanggil ke rahmatullah ketika Beliau masih menulis kitab
tafsirnya yang baru mencapai separuh dari Al-Qur'an.
Dan pada makalah kali ini akan mengupas tentang biografi penulis tafsir
Jalalain yaitu Imam Jalaluddin as-Suyuti dan Imam Jalaluddin al-Mahalliy,
karakteristik tafsir Jalalain dan kelebihan dan kekurangan dari tafsir Jalalain.
A. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang menjadi fokus perhatian pada pembahasan ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana biografi Imam Jalaluddin as-Suyuti dan Imam Jalaluddin
al-Mahalliy?
2. Bagaimana karakteristik tafsir Jalalain?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari tafsir Jalalain?
3
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui biografi Imam Jalaluddin as-Suyuti dan Imam Jalaluddin al-
Mahalliy
2. Mengetahui karakteristik tafsir Jalalain
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari tafsir Jalalain
4
BAB II
PEMBAHASAN
Tafsir Jallalain dikarang oleh Imam Jalaluddin as-Suyuti dan Imam Jalaluddin
Ibn al-Kamal Abi Bakr bin Muhammad bin Sabiqud-Din Ibn Fakhr „Utsman Ibn
Jalaluddin al-Mahalliy adalah Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Ibrahim al-
Mahalliy as-Syafi‟i. 6
malam ahad bulan Rajab tahun 849 H bertepatan dengan tanggal 3 bulan Oktober
tahun 1445 M. 7 As-Suyuti hidup pada masa Dinasti Mamalik pada abad ke-15. Ia
kemudian pindah ke Asyut. Bapaknya adalah seorang guru fiqh di salah satu
4
Muhammad Husain ad-Dzahabi. At-Tafsir wa al-Mufassirun. Juz. I (Maktabah Wahbah,2000)
hlm. 237.
5
Imam Suyuthi. Ad-Durul Mantsur fiy At-Tafsir al-Ma‟tsur. Juz. I (Bairut:Daar al-Kutub Al-
Ilmiyyah,1990) hlm.4.
6
Muhammad Husain ad-Dzahabi. At-Tafsir wa al-Mufassirun. Juz. I (Maktabah Wahbah,2000)
hlm. 237.
7
Ahmad As-Shawiy al-Maliki. Hasiyatus Shawiy „ala Tafsir al-Jalalayn. Juz. I (Bairut:Daar al-
Fikr,1993) hlm.4.; baca juga: Tim Penyusun. Ensiklopedi Islam. Jilid IV (Jakarta: PT. Ichtiar Baru
Van Hoeve,2003) hlm. 324; Iyad Khalid at-Thaba‟. Al-Imam al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuti:
Ma‟lamat al-Ulum al-Islamiyyah. Cet. I (Damaskus:Daar al-Qalam,2006) hlm. 29.
5
6 tahun.8 Dan meninggal pada malam jum‟at, tanggal 19 Jumadil Ula tahun 911
H.9
tahun. Kemudian beliau juga hafal kitab al-Umdah, manhaj fiy al-Fiqh wal Ushul,
al-fiyah Ibnu Malik.10 Imam Suyuti berguru fiqh kepada al-Balqaniy dan Syaikh
al-Islam Syarifuddin al-Munawi. Dia juga belajar Tafsir, Ushul Fiqh, Bahasa
Arab, Ma‟ani, dan lain sebagainya kepada Syaikh Taqiyuddin al-Hanafiy dan
Syaikh Muhyiddin al-Kafijiy. 11 Selain itu, dia juga belajar tentang fiqh dan
Nahwu kepada Jalaluddin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim al-
Mahalli. 12 Selain itu, dia juga belajar kepada Syamsuddin al-Qiyati banyak ilmu
seperti Fiqh, Ushul Fiqh, Kalam, Nahwu, I‟rab, Ma‟ani, Bayan, Manthiq, serta
belajar pula tentang ilmu ma‟ani dan bayan kepada Syaikh Bakir. 13 Dia adalah
orang yang sangat mendalam dalam tujuh bidang ilmu. Tafsir, Hadis, Fiqh,
Imam Suyuti merupakan ulama‟ yang sangat giat dalam mencari ilmu. Dia
8
Tim Penyusun. Ensiklopedi Islam. Jilid IV (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,2003) hlm. 324.
9
Mizwar Dedi. Tafsir Jalalain. Jurusan Ilmu Al-Quran Dan Tafsir Fakultas Ushuluddin
Uin Sunan Gunung Djati Bandung. (2017). Hlm. 3.
10
Imam Suyuthi. Tadrib ar-Rawi fiy Syarh Taqrib an-Nawawi. Juz. I (Bairut:Daar al-Kutub Al-
Ilmiyyah,1996) hlm.5.
11
Imam Suyuthi. Ad-Durul Mantsur fiy At-Tafsir al-Ma‟tsur. Juz. I (Bairut:Daar al-Kutub Al-
Ilmiyyah,1990) hlm.5.
12
Al-Qur‟an al-Karim bi Rasm Utsmani wa bi hamisyihi Tafsir al-Imamaini al-Jalalaini. (Daar Ibn
Katsir,tt) hlm.11.
13
Iyad Khalid at-Thaba‟. Al-Imam al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuti: Ma‟lamat al-Ulum al-
Islamiyyah. Cet. I (Damaskus:Daar al-Qalam,2006) hlm. 29.
14
Imam Suyuthi. Ad-Durul Mantsur fiy At-Tafsir al-Ma‟tsur. Juz. I (Bairut:Daar al-Kutub Al-
Ilmiyyah,1990) hlm.5.
6
Rabi‟ul akhir tahun 869 H, dia pergi ke Hijaz, yang selanjutnya sampai di Makkah
pertengahan bulan Jumadil akhir. Kemudian, pada awal tahun 870 H, dia kembali
itu.16
c) Karya-karyanya
Imam Suyuti adalah seorang Ulama‟ dan penulis yang sangat produktif.
Banyak sekali karya-karya beliau dalam berbagai disiplil Ilmu. Dalam bidang
tafsir dan Ilmu tafsir, beliau mengarang kitab Tarjuman al-Qur‟an fiy Tafsir al-
an-Nuzul; Tafsir jallalain, yang mana dia menyelesaikan tafsir yang belum selesai
Dalam bidang hadis dan ilmu hadis, dia menulis kitab: Jami‟ al-Masanid
yang dikenal dengan Jami‟ al-jawami‟ dan Jami‟ al-Kabir; al-Jami‟ as-Shaghir fiy
al-Hadis al-Basyir an-nadhir. Dalam bidang bahasa dan sastra arab, dia juga
menulis al-Mazhar fiy „Ulum al-Lughah, dan al-Iqtirah fiy „Ilm Ushul an-Nahwu
wa Jidalih. Selain itu, dia juga menulis Asybah wa an-Nadhair fiy an-nahwu, yang
15
Iskandariyah atau Alexandria adalah pelabuhan utama di Mesir, dan kota terbesar kedua di
negara tersebut, yang terletak 208 km di sebelah barat laut Kairo.
16
Iyad Khalid at-Thaba‟. Al-Imam al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuti: Ma‟lamat al-Ulum al-
Islamiyyah. Cet. I (Damaskus:Daar al-Qalam,2006) hlm. 43.
17
Tim Penyusun. Ensiklopedi Islam. Jilid IV (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,2003) hlm.
324.
7
berisi tentang ilmu nahwu dengan metode fiqh. Selain yang disebutkan tersebut,
sebenarnya masih banyak kitab-kitab beliau dalam berbagai disiplin ilmu yang
d) Murid-muridnya
Imam Suyuti memiliki banyak sekali murid, seperti Ibrahim bin
Abdurrahman bin Ali al-Alqamiy (w. 994), Ibn Muthir, Abu al-Khair bin „Amus
ar-Rasyidi al-Hashariy, Abu al-Abbas, Ahmad bin Ali bin Zakariya, dan lain
sebagainya. 19
Imam Jalaluddin As-Suyuti meninggal pada waktu sahur, pada malam jum‟at
tanggal 19 Jumadil Ula tahun 911 H, bertepatan dengan tanggal 17 bulan Oktober
18
Tim Penyusun. Ensiklopedi Islam. Jilid IV (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,2003), hlm.
325.
19
Lebih jelasnya, baca: Iyad Khalid at-Thaba‟. Al-Imam al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuti: Ma‟lamat
al-Ulum al-Islamiyyah. Cet. I (Damaskus:Daar al-Qalam,2006) hlm. 410-424.
20
Muhammad Husain ad-Dzahabi. At-Tafsir wa al-Mufassirun. Juz. I (Maktabah Wahbah,2000)
hlm. 238..; Iyad Khalid at-Thaba‟. Al-Imam al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuti: Ma‟lamat al-Ulum al-
Islamiyyah. Cet. I (Damaskus:Daar al-Qalam,2006) hlm. 436.
21
As-Suyuthi dan al-Mahally. Tafsir Jalalainbi Hamisy al-Qur’an al Karim, Muassasah Ar-
Royyan. Hal. 1
8
b) Perjalanan Ilmiah dan Guru-gurunya
Beliau ahli dalam bidang Fiqih, Kalam, Ushul, Nahwu, Mantiq dan lain-lain. 22
Jalaluddin Al-Mahalli adalah seorang mufasir (ahli tafsir) berkebangsaan Mesir.
Ia lebih dikenal dengan julukan Jalaluddin Al-Mahalli yang berarti orang yang
mempunyai keagungan dalam masalah agama. Sedangkan sebutan Al-Mahalli
dinisbahkan pada kampung kelahirannya, Mahalla al-Kubra, yang terletak di
sebelah barat Kairo, tak jauh dari Sungai Nil. Sejak kecil tanda-tanda kecerdasan
sudah menonjol pada diri Mahalli. Ia ulet menyerap berbagai ilmu, mulai dari
tafsir, ushul fikih, teologi, fikih, matematika, nahwu dan logika. Mayoritas ilmu
tersebut dipelajarinya secara otodidak, hanya sebagian kecil yang diserap dari
ulama-ulama salaf pada masanya, seperti al-Badri Muhammad bin al-Aqsari,
Burhan al-Baijuri, A‟la al-Bukhari dan Syamsuddin bin al-Bisati. Dalam
kitab Mu’jam Al-Mufassirin, As-Sakhawi menuturkan bahwa Al-Mahalli adalah
sosok imam yang sangat pandai dan berfikiran jernih. Kecerdasannya di atas rata-
rata.23
c) Karya-karyanya
Diantara karya –karya beliu seperti : Kitab Ghoyah Al-Ikhtishol, Kitab
Tahrir, Kitab Tankih, Kitab Salamatul „Ibaroh, Kitab Hasanil Mazji Wal Hal,
Syarah Jam‟ul Jawami‟ Fil Ushul , Syarah Al-Minhah Fiy Fiqh As-Syafi‟i. Sarah
1. Bentuk Penafsiran
Penafsiran al-Mahalli dan as-Suyuti dalam Jallalain-nya, tidaklah
22
Muhammad Husain ad-Dzahabi. At-Tafsir wa al-Mufassirun. Juz. I (Maktabah Wahbah,2000)
hlm. 233-234
23
Amin, Ghofur Saiful , Profil Para Mufasir al-Qur’an, Yogyakarta, Puataka Insan Madani, 2008.
24
Muhammad Husain ad-Dzahabi. At-Tafsir wa al-Mufassirun. Juz. I (Maktabah Wahbah,2000)
hlm. 233-234.
9
itulah, para ulama‟ ilmu Al-Qur‟an, seperti Manna‟ Qathan, Ali Ash-Shabuni,
Hal tersebut, nampak dengan jelas ketika kita melihat tafsir jallalain, yang mana
(hadis) dalam tafsir qur‟annya. Salah satunya, ketika as-Suyuti menafsirkan surat
al-Baqarah ayat 45
} { واستعينوا } اطلبوا ادلعونة على أموركم { بالصرب } احلبس للنفس على ما تكره { والصالة
أفردىا بالذكر تعظيما لشأهنا ويف احلديث « كان صلى اهلل عليو وسلم إذا َحَزبَوُ أمر بادر إىل
اخلطاب لليهود دلا عاقهم عن اإلميان الشََّرهُ وحب الرياسةأمروا بالصرب وىو الصوم. الصالة » وقيل
ّ
َ والصالة ألهنا تورث اخلشوع وتنفي الكرب { َوإِن، ألنو يكسر الشهوة
} ٌَّها } أي الصالة { لَ َكبِ َرية
(dengan jalan bersabar) menahan diri dari hal-hal yang tidak baik (dengan salat).
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa jika Nabi saw. hatinya risau disebabkan
sesuatu masalah, maka beliau segera melakukan salat. Ada pula yang mengatakan
bersabar yang maksudnya ialah berpuasa, karena berpuasa dapat melenyapkan itu.
25
Manna‟ al-Qaththan. Mabahis fiy Ulum al-Qur‟an. (Maktabah Wahbah,2000) hlm. 356;
Muhammad Husain ad-Dzahabi. At-Tafsir wa al-Mufassirun. Juz. I (Maktabah Wahbah,2000)
hlm. 237.
10
sesungguhnya ia) maksudnya salat (amat berat) akan terasa berat (kecuali bagi
2. Sistematika Penafsiran
Menurut adz-Dzahabi,Al-Mahalliy memulai penafsirannya dari awal surat
al-Kahfi sampai surat an-Nas, Sedangkan as-Suyuti menafsirkan dari awal surat
al-baqarah sampai dengan akhir surat al-Isra‟. 26 Tafsir surat al-Fatihah diletakkan
di belakang, yang mana hal itu untuk menunjukkan bahwa al-fatihah ditafsirkan
oleh al-Mahalli. 27
dalam memahami suatu makna kata. Misalnya, ketika menafsirkan surat Shad, al-
Mahalli menjelaskan makna (ar-Ruh) adalah adalah tubuh yang lembut dan tidak
kelihatan oleh mata, yang membuat manusia dapat hidup karena memasuki
menafsirkan kata “ruh” dalam surat al-Hijr, namun oleh as-Suyuti ketika
menafsirkan kata (ar-Ruh) dalam surat al-Isra‟ ayat 85, bahwa ruh adalah ilmu
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam tafsir jallalain berikut ini:
Surat Shad: 72
26
Muhammad Husain ad-Dzahabi. At-Tafsir wa al-Mufassirun. Juz. I (Maktabah Wahbah,2000)
hlm. 238.
27
Muhammad Husain ad-Dzahabi. At-Tafsir wa al-Mufassirun. Juz. I (Maktabah Wahbah,2000)
hlm. 238.
28
Muhammad Husain ad-Dzahabi. At-Tafsir wa al-Mufassirun. Juz. I (Maktabah Wahbah,2000),
hlm. 239.
11
ِ {فَِإذَا س َّوي تو } أمتمتو { ونَ َفخت } أجريت { فِ ِيو ِمن ُّر
وإضافة الروح إليو، ًوحى } فصار حيا ُ ْ َ ُ ُْ َ
تشريف آلدم والروح جسم لطيف حييا بو ا ِإلنسان بنفوذه فيو { فَ َق ُعواْ لَوُ ساجدين } سجود حتية
.باالحنناء
(Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya) telah sempurna kejadiannya
hidup. Dimudhafkannya lafal ruh kepada Allah dimaksud untuk memuliakan Nabi
Adam. Roh adalah tubuh yang lembut dan tidak kelihatan oleh mata, yang
membungkukkan badan.
Surat al-Hijr : 29
ِ {فَِإ َذا س َّوي تو } أمتمتو { ونَ َفخت } أجريت { فِ ِيو ِمن ُّر
وحى } فصار حيِّا وإضافة الروح إليو ُ ْ َ ُ ُْ َ
.تشريف آلدم { فَ َق ُعواْ لَوُ ساجدين } سجود حتية باالحنناء
(Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya) telah merampungkan
bentuknya (dan Aku telah meniupkan) maksudnya telah mengalirkan (ke dalam
membungkuk.
12
} ّك } أي اليهود { َع ِن الروح } الذي حييا بو البدن { قُ ْل } ذلم { الروح ِم ْن أ َْم ِر َر
َ َ{ َويَ ْسئَ لُون
.أي ِع ْلمو ال تعلمونو { َوَما أُوتِيتُم ّمن العلم إِالَّ قَلِيالً } بالنسبة إىل علمو تعاىل
(Dan mereka bertanya kepadamu) yaitu orang-orang Yahudi (tentang roh,) yang
karenanya jasad ini dapat hidup ("Katakanlah) kepada mereka! ('Roh itu termasuk
urusan Rabbku) artinya termasuk ilmu-Nya oleh karenanya kalian tidak akan
Dari situlah dapat kita lihat bagaimana al-Mahalli menafsirkan tentang ruh
dan bagaimana pula as-suyuti menafsirkan tentang ruh. Kemudian, dapat pula kita
(firqoh) dari Yahudi”, dan as-Suyuti pun menjelaskan dengan hal yang sama,
hanya menambahkan dengan “atau orang Nashrani”. 29Penafsiran itu, dapat dilihat
29
Muhammad Husain ad-Dzahabi. At-Tafsir wa al-Mufassirun. Juz. I (Maktabah Wahbah,2000)
hlm. 240.
13
(Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi) mereka adalah
pemeluk agama Yahudi (orang-orang Shabi'in) salah satu sekte dari orang-orang
Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat) yaitu dengan
nyata.30
Surat al-Baqarah: 62
segolongan dari orang-orang Yahudi atau Nasrani (siapa saja yang beriman) di
antara mereka (kepada Allah dan hari akhir) di masa nabi kita (serta mengerjakan
amal saleh) yaitu syariatnya (mereka akan memperoleh pahala) sebagai ganjaran
dari amal perbuatan mereka itu (di sisi Tuhan mereka, tak ada kekhawatiran
30
Jalaluddin al-Mahalliy dan Jalaluddin as-Suyuti. Tafsir Jallalain. Juz. II (Daar al-Ihya‟ al-Kutub
Al-Arabiyyah Indonesia,tt) hlm. 276.
14
terhadap mereka dan tidak pula mereka berduka cita). Dhamir atau kata ganti
orang pada 'aamana', 'amila' dan sesudahnya hendaklah diartikan secara umum
mufassir. Sebagai contoh, berikut kutipan tafsir jallalain surat al-baqarah: 1-2.
ب} ال
َ ْ{ ذلك } أي ىذا { الكتاب } الذي يقرؤه حممد {الَ َري. {امل } اهلل أعلم مبراده بذلك
شك { فِ ِيو } أنو من عند اهلل ومجلة النفي خرب مبتدؤه ذلك واإلشارة بو للتعظيم { ُى ًدى } خرب
ني } الصائرين إىل التقوى بامتثال األوامر واجتناب النواىي التقائهم بذلك ِ ٍ
َ ثان أي ىاد { لّْل ُمتَّق
النار
“ (Alif laam miim) Allah yang lebih mengetahui akan maksudnya. 002. (Kitab ini)
yakni yang dibaca oleh Muhammad saw. (tidak ada keraguan) atau kebimbangan
(padanya) bahwa ia benar-benar dari Allah swt. Kalimat negatif menjadi predikat
dari subyek 'Kitab ini', sedangkan kata-kata isyarat 'ini' dipakai sebagai
perintah dan menjauhi larangan demi menjaga diri dari api neraka.”.32
31
Jalaluddin al-Mahalliy dan Jalaluddin as-Suyuti. Tafsir Jallalain. Juz. I (Daar al-Ihya‟ al-Kutub
Al-Arabiyyah Indonesia,tt) hlm. 10.
32
Jalaluddin al-Mahalliy dan Jalaluddin as-Suyuti. Tafsir Jallalain. Juz. I (Daar al-Ihya‟ al-Kutub
Al-Arabiyyah Indonesia,tt) hlm. 2.
15
3. Metode Penafsiran
Selanjutnya, tentang metode penafsiran dari Imam Jalaluddin al-Mahalliy dan
Ijmali. 33 Hal itu nampak bahwa tafsirnya disusun dengan sangat ringkas dalam
surat al-baqarah: 4.
ِ ِ ِ
َ {والذين يُ ْؤمنُو َن ِمبَا أُن ِزَل إِلَْي
َ ك } أي القرآن { َوَما أُن ِزَل من قَ ْبل
ك } أي التوراة واإلجنيل وغريمها
maksudnya Alquran, (dan apa yang diturunkan sebelummu) yaitu Taurat, Injil dan
selainnya (serta mereka yakin akan hari akhirat), artinya mengetahui secara
pasti.”34
tafsir ini,dapat kita lihat bagaimana al-Mahalli dan as-Suyuti dalam melakukan
Pada awal surat, mufassir menerangkan tentang nama surat, banyaknya ayat
()سورة البقرة
33
Nashruddin Baidan.Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Cet. I (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005) hlm.
394.
34
Jalaluddin al-Mahalliy dan Jalaluddin as-Suyuti. Tafsir Jallalain. Juz. I (Daar al-Ihya‟ al-Kutub
Al-Arabiyyah Indonesia,tt) hlm. 3.
16
Dalam awal surat al-baqarah tersebut, diperoleh penjelasan bahwa ia termasuk
surat Madaniyyah, yang jumlah ayatnya ada 286 atau 287, karena ada perbedaan
سورة التوبة
{ اهلل الصمد } مبتدأ. َح ٌد } فاهلل خرب «ىو» و «أحد» بدل منو أو خرب ثان
َ {قُ ْل ُى َو اهلل أ
. أي ادلقصود يف احلوائج على الدوام: وخرب
“(Katakanlah, "Dialah Allah Yang Maha Esa") lafal Allah adalah Khabar dari
lafal Huwa, sedangkan lafal Ahadun adalah Badal dari lafal Allah, atau Khabar
(ا ّن ال ّدين ) الرضى ( عند اهلل ) ىو ( االسالم ) اي الشرع ادلبعوث بو رسول النيب على التوحد
syari‟at yang dibawa oleh Rasul berdasarkan atas ketauhidan. Dalam salah satu
qira‟ah dibaca anna sebagai badal dari inna yaitu badal isytimal. 36
35
Jalaluddin al-Mahalliy dan Jalaluddin as-Suyuti. Tafsir Jallalain. Juz. II (Daar al-Ihya‟ al-Kutub
Al-Arabiyyah Indonesia,tt) hlm. 511.
36
Jalaluddin al-Mahalliy dan Jalaluddin as-Suyuti. Tafsir Jallalain. Juz. I (Daar al-Ihya‟ al-Kutub
Al-Arabiyyah Indonesia,tt) hlm. 46.
17
تسرون وما ِ ِ ِ
ّ { َوُى َو اهلل } مستحق للعبادة { يف السموات َوِف األرض يَ ْعلَ ُم سَّرُك ْم َو َج ْهَرُك ْم } ما
.وشر ِ
ّ جتهرون بو بينكم { َويَ ْعلَ ُم َما تَكْسبُو َن } تعملون من خري
(Dan Dialah Allah) yang berhak untuk disembah dan dipuja (baik di langit
maupun di bumi, Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu
lahirkan) hal-hal yang kamu sembunyikan dan hal-hal yang kamu tampakkan di
antara kamu sekalian (dan mengetahui pula apa yang kamu usahakan) perkara
ِّ َعوذُ بَِر
.ب الفلق } الصبح ُ {قُ ْل أ
(Katakanlah, "Aku berlindung kepada Rabb Yang menguasai falaq) atau waktu
subuh. 38
4. Corak penafsiran
Mengenai corak, Nasruddin Baidan membagi corak tafsir menjadi 3 macam,
yaitu corak umum, corak khusus, dan corak kombinasi. Dalam hal ini, dia
meletakkan kunci penentunya pada dominan atau tidaknya suatu ide pemikiran.
didominasi oleh konsep-konsep fiqih, seorang teolog juga mungkin sekali apabila
Apabila dalam sebuah kitab tafsir mengandung banyak corak, dan kesemuanya
tidak ada yang mendominasi, maka tafsir semacam ini memiliki corak umum.
37
Jalaluddin al-Mahalliy dan Jalaluddin as-Suyuti. Tafsir Jallalain. Juz. I (Daar al-Ihya‟ al-Kutub
Al-Arabiyyah Indonesia,tt), hlm. 112.
38
Jalaluddin al-Mahalliy dan Jalaluddin as-Suyuti. Tafsir Jallalain. Juz. II (Daar al-Ihya‟ al-Kutub
Al-Arabiyyah Indonesia,tt) hlm. 512.
18
Akan tetapi bila yang dominan satu, maka disebut corak khusus. Dan jika yang
dominan itu ada dua corak secara bersamaan dan memiliki porsi yang sama, maka
disebut corak kombinasi. 39 Dalam hal ini, corak umum dapat ditemui pada tafsir
a) Kelebihan
Tentang kelebihan, dapat dilihat dari kelebihan yang dimiliki oleh tafsir metode
Nanang Ghozali juga menjelaskan bahwa tafsir dengan metode ini sangat
b) Kekurangan
Tentang kekurangannya, Nasruddin Baidan menjelaskan bahwa metode ijmali ini
39
Nasruddin Baidan. Wawasan Baru Ilmu Tafsir. (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2005) hlm. 388
40
Al-Fatih Surya Dilaga.Metodologi Ilmu Tafsir. Cet. III. (Yogyakarta: Teras, 2010) hlm. 46.
41
Nanang Ghozali.Tafsir & Hadis Tentang Pendidikan. Cet. I. (Bandung: Pustaka Setia, 2013)
hlm. 19.
42
Al-Fatih Surya Dilaga.Metodologi Ilmu Tafsir. Cet. III. (Yogyakarta: Teras, 2010) hlm. 46.
43
Nasruddin Baidan. Metodologi Penafsiran al-Qur‟an. Cet. I (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1998)
hlm. 24-26.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tafsir Jallalain dikarang oleh dua Imam yaitu Imam Jalaluddin as-Suyuti (849
H-911 H) seorang penulis yang sangat produktif dengan banyak karya beliau
dalam berbagai disiplin Ilmu termasuk bidang tafsir dan Imam Jalaluddin al-
Mahalliy (791H-864 H) seorang ahli tafsir, ahli dalam bidang Fiqih, Kalam,
awal surat al-Kahfi sampai surat an-Nas, Sedangkan as-Suyuti menafsirkan dari
awal surat Al-Baqarah sampai dengan akhir surat al-Isra‟, tafsir surat al-Fatihah
dengan metode Ijmali yaitu disusun dengan sangat ringkas dalam memberikan
penjelasan dalam tafsirnya. Adapun Corak penafsiran adalah umum artinya bahwa
tafsir jallain tidaklah memiliki kecenderungan khusus, seperti fiqh, tasawuf, atau
yang lainnya.
Kelebihan yang dimiliki oleh tafsir metode ijmali, yakni dengan bahasanya
yang sederhana sehingga mudah difahami dan sangat bermanfaat terutama bagi
Qur‟an bersifat parsial dan tidak ada ruang untuk mengemukakan analisis yang
20
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟anul Kariim.
Al-Fatih Surya Dilaga. Metodologi Ilmu Tafsir. Cet. III. (Yogyakarta: Teras,
2010)
Amin, Ghofur Saiful , Profil Para Mufasir al-Qur’an, Yogyakarta, Puataka Insan
Madani, 2008.
Imam Suyuthi. Ad-Durul Mantsur fiy At-Tafsir al-Ma’tsur. Juz. I (Bairut:Daar al-
Kutub Al-Ilmiyyah,1990)
Imam Suyuthi. Tadrib ar-Rawi fiy Syarh Taqrib an-Nawawi. Juz. I (Bairut:Daar
al-Kutub Al-Ilmiyyah,1996)
Jalaluddin al-Mahalliy dan Jalaluddin as-Suyuti. Tafsir Jallalain. Juz. II (Daar al-
Ihya‟ al-Kutub Al-Arabiyyah Indonesia,tt)
Jalaluddin al-Mahalliy dan Jalaluddin as-Suyuti. Tafsir Jallalain. Juz. I (Daar al-
Ihya‟ al-Kutub Al-Arabiyyah Indonesia,tt)
21
Nashruddin Baidan.Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Cet. I (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2005).
Tim Penyusun. Ensiklopedi Islam. Jilid IV (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve,2003).
22