Disusun Oleh :
16/393855/KH/08848
Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Atas berkat limpahan dan
rahmat-Nya Saya mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Tingkah Laku Hewan mengenai Tingkah Laku Unik Orangutan. Makalah ini
disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Tingkah laku yang unik dari
orangutan. Makalah ini di susun oleh saya dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri Saya maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah
ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada
pembaca khususnya para mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada. Saya
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kepada dosen saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa
yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perbedaan kondisi habitat akan berdampak buruk terhadap kehidupan satwa. Kurang atau
buruknya kualitas sumber makanan, fasilitas dan area yang tidak cukup luas yang diberikan
untuk para satwa mengakibatkan banyaknya kondisi satwa di kebun binatang yang
memprihatinkan termasuk kondisi orangutan. Kondisi seperti ini akan menimbulkan stres
bahkan kematian bagi orangutan, hal inilah yang menyebabkan perlu dilakukan penelitian
tentang perilaku harian orangutan dalam konservasi ex-situ karena perilaku merupakan salah
satu cara satwa untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Populasi terkini diperkirakan lebih kecil dari 30.000 individu yang tersebar di dua
daerah sebaran (Sumatera dan Kalimantan). Menurut perkiraan, jumlah orangutan liar yang
terdapat di hutan Sumatera hanya sekitar 6.500 – 7.500 individu saja. Dan orangutan liar
yang terdapat di Kalimantan sekitar 12.000 – 13.000 individu. Ini merupakan pengurangan
dari jumlah yang ada pada 10 tahun yang lalu (30% – 50% terjadi pengurangan jumlah).
Dalam dekade 20 tahun ini, menurut IUCN pada tahun 1993 sekitar 80% habitat
mereka telah hilang atau musnah. Dan IUCN memperhitungkan bila keadaan ini dibiarkan,
maka dalam 10 – 20 tahun ke depan orangutan akan punah. Sehingga IUCN mengkategorikan
orangutan sebagai critically endangered species atau sebagai satwa yang terancam punah.
Selain itu ancaman juga datang dari kegiatan perburuan hewan, baik itu untuk
diperdagangkan sebagai binatang peliharaan atau untuk dimakan dagingnya.
Untuk mendapatkan seekor bayi orangutan, maka harus membunuh induknya, dan jika bayi
tersebut masih selamat jatuh dari atas pohon, maka bayi tersebut diambil oleh pemburu gelap.
Pada penelitian ini Orangutan jantan melakukan lebih banyak perilaku pergerakan,
perilaku istirahat dan perilaku makan daripada Orangutan betina. Sedangkan Orangutan
betina lebih banyak melakukan perilaku sosial daripada Orangutan jantan. Kemungkinan hal
ini terjadi karena Orangutan jantan perilaku makannya lebih banyak, sehingga perlu perilaku
pergerakan banyak dan akibatnya perilaku sosialnya kurang.
Menurut Rijksen (1978) bahwa perilaku pergerakan pada Orangutan yang berhubungan
dengan perilaku makannya kemungkinan besar memang dipengaruhi
jenis kelamin. Sedangkan Rodman dan Mitani (1987) mengatakan bahwa ada hubungan
antara ukuran tubuh antara Orangutan jantan dengan Orangutan betina terhadap perilaku
pergerakan dan perilaku makannya.
Orangutan tergolong Omnivora. Orangutan memakan hampir sebagian besar jenis
buah-buahan yang terdapat di dalam hutan (60% makanan orangutan adalah buah-buahan,
seperti : rambutan, mangga, durian, manggis, duku, dan sebagainya). Selain buah-buahan
sebagai makanan pokok, sumber makanan lainnya adalah daun-daunan, kulit kayu, tunas
muda, bunga-bungaan, serta beberapa jenis serangga seperti rayap dan semut pohon.
Berdasarkan pengamatan orangutan juga dapat memakan daging. Biasanya mereka memakan
daging siamang atau monyet yang telah mati.
Untuk mendapatkan air, mereka melubangi bagian batang pepohonan yang berguna
untuk manampung air hujan dan meminumnya dengan cara menghirup dari pergelangan
tangannya. Orangutan juga mengambil makanan yang berupa mineral dari dalam tanah,
namun dalam jumlah yang sangat sedikit.
DAFTAR PUSTAKA
Dephut. 2007. Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia 2007-2017. Direktorat
Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan.