Tn. X, 60 tahun, di rawat di ruang interna sejak kemarin dengan keluhan muntah darah disertai
dengan BAB hitam seperti petis. Pada saat ini pasien sudah dipasang NGT , dengan abdominal
distended. Tensi 100/70 mmHg, Nadi: 96x/m, RR: 24 x/m, Suhu: 37,5 oC.
DATA TAMBAHAN
1. Data Subyektif :
a. Pasien mengeluh nyeri skala 9 pada kuadran kanan atas
b. Sesak nafas
c. Mual
d. Klien dan keluarga mengaku tidak mengetahui kondisi penyakit klien dan
menganggap klien hanya sakit diare biasa
e. Nafsu makan menurun.
f. Pasien mengaku sering minum minuman keras usai bekerja dan lembur malam
dan perokok berat sejak 20 tahun yang lalu.
2. Data Obyektif :
a. Pasien tampak ikterik
b. Pucat dan anemis
c. Asites
d. Urin pekat dan gelap
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
a) Identitas
Nama : Tn. X
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 60 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : Tamat SD
Suku : Jawa
Status : Sudah Menikah
b) Keluhan utama
Pasien mengeluh muntah darah disertai dengan BAB hitam seperti petis.
3. Vital Sign
Tensi : 100/70 mmHg
Nadi : 96x/m
RR : 24 x/m
Suhu : 37,5 oC.
B. ANALISIS DATA
DO : -
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru akibat akumulasi
cairan di rongga pleura.
2. Risiko tinggi syok Hipovolemi berhubungan dengan plasma darah menurun akibat
perdarahan di saluran cerna bagian atas
3. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intra abdomen
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang Informasi terkait prognosis penyakit
dan pengobatan serosis hepatis
D. INTERVENSI
Diagnosa 1: Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
akibat akumulasi cairan di rongga pleura.
Tujuan: Perbaikan status pernapasan terpenuhi dalam waktu 1 x 24 jam
Kriteria Hasil:
- Klien mengalami perbaikan status pernapasan
- TTV dalam batas normal
Intervensi Rasional
1. Observasi TTV secara berkala 1. Mengetahiu tanda-tanda vital pasien dan
2. Tinggalkan bagian kepala tempat tidur menunjukkan tanda – tanda infeksi.
o
(semi fowler 30 ). 2. Mengurangi tekanan abdominal pada
diafragma dan memungkinkan
pengembangan toraks dan ekspansi paru
yang maksimal
3. Anjurkan pasien untuk tirah baring 3. Mengurangi kebutuhan metabolik dan
optimal dengan membatasi aktivitas oksigen pasien.
4. Ubah posisi dengan ROM ringan dalam 4. Meningkatkan ekspansi dan oksigenasi
interval tertentu secara berkala pada semua bagian paru.
5. Auskultasi suara nafas setiap 1 x 3 jam, 5. Memantau jika ada suara nafas
catat adanya suara tambahan. tambahan dan terjadinya komplikasi.
6. Berikan alat bantu nafas bila diperlukan 6. Agar tidak terjadi hipoksia
7. Kolaborasi : Bantu pasien dalam 7. Untuk mengurangi akumulasi cairan di
menjalani parasentesis atau pleura dan memperlancar jalan nafas.
torakosentesis.
- Berikan dukungan dan pertahankan
posisi selama menjalani prosedur.
- Mencatat jumlah dan sifat cairan yang
diaspirasi.
- Melakukan observasi terhadap bukti
terjadinya batuk, peningkatan dispnu
atau frekuensi denyut nadi.
- Kolaborasi dengan tim dokter dalam
memberikan terapi obat.
Doenges, Marlyn E dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC
Juall, Linda dan Carpenito-Monet. 1999. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta:
EGC
Juall, Linda dan Carpenito-Monet. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta:
EGC
NIM : 131111010