Kerusakan ini menyebabkan protein yang biasanya disimpan dalam plasma darah terlepas ke
dalam urin. Protein membantu meregulasi jumlah cairan di dalam aliran darah. Banyaknya
protein yang terbuang melalui urin menyebabkan cairan keluar dari aliran darah dan masuk ke
jaringan sehingga menyebabkan bengkak (edema).[1]
Selain mengalami proteinuria, penderita sindrom nefrotik juga mengalami hipoalbuminemia dan
hiperlipidemia, Oleh karena itu, penderita sindrom nefrotik, disarankan untuk mengikuti pola
makan rendah sodium, rendah lemak dan rendah kolesterol.
Asupan protein bagi penderita sindrom nefrotik tidak perlu dibatasi. Asupan protein yang
disarankan adalah 1,5-2 gram/kg per hari. Asupan kalori dari lemak tidak boleh melebihi 30%
dan konsumsi lemak jenuh harus dihindari.
Jenis Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari atau Dapat Dikonsumsi
Diet rendah sodium membatasi asupan sodium per hari antara 1500-2000 mg per hari[2-4]
Yogurt
Daging olahan seperti sosis, Daging segar atau beku yang
Daging
bakso, smoked beef, kornet. belum diolah
Chicken nuggetChicken wings
Daging ayam
siap saji
Ikan dalam kemasan seperti
sarden siap saji
Ikan Ikan segar
Ikan asin
Roti tawar putih atau roti tawar
gandum
Pancake
Roti Roti kering yang sudah diproses
Waffle
Biskuit
Nasi Nasi siap saji dalam kemasan Nasi putih atau nasi merah
Sereal - Sereal gandum polos
Kentang rebusKentang goreng
Kentang Keripik kentang dalam kemasan
tanpa garam
Mi Instan
Mi Homemade pasta
Mi telur atau mi pabrikan
lainnya
Buah segar
Buah beku
Sayuran segar
Asinan sayur/acar
Sayuran beku
Sayuran Sayuran yang sudah diasinkan
Sayuran dalam kaleng yang
Jus sayuran dalam kemasan
rendah sodium
Makanan ringan dalam kemasan
Coklat
Potato chips
Makanan ringan
Sup yang dimasak sendiri
Popcorn
tanpa garam
Sup dalam kaleng
Bumbu Garam Cabe bubuk
Daun kemangi
Mentega
Margarin
Lemak Lemak dari daging
Minyak sayur
Mayonnaise
Minuman ringan berkarbonasi
(soft drink)
Kontributor terbesar dari asupan sodium bukanlah garam meja atau garam dapur. Hampir
75% dari sodium yang dikonsumsi berasal dari sodium yang ditambahkan ke dalam
makanan olahan (processed food) dan makanan yang dibeli dari restoran. Hal ini
mempersulit pasien untuk membatasi asupan sodium karena sodium tersebut sudah
ditambahkan ke dalam makanan bahkan sebelum mereka membelinya.
Sodium tidak identik dengan rasa asin. Makanan dan minuman olahan yang manis juga
banyak mengandung sodium.
Minuman ringan dalam kemasan (soft drink, energy drink dan jus buah dalam kemasan)
walaupun rasanya manis juga banyak mengandung sodium.
Pasien dengan sindrom nefrotik tidak disarankan untuk berhenti mengkonsumsi garam,
melainkan mengkonsumsi garam dalam jumlah yang tepat. Sodium adalah nutrisi yang
penting untuk mengontrol tekanan darah dan memastikan saraf dan otot bekerja
sebagaimana mestinya.
Sea salt tidak mengandung sodium yang lebih rendah dari table salt.
Sodium dosis tinggi tidak hanya ditemukan dalam makanan. Beberapa obat yang dijual
bebas juga mengandung sodium dosis tinggi. Oleh karena itu disarankan untuk selalu
membaca keterangan pada kemasan obat.[3]
Batasi konsumsi telur yakni maksimal 2 telur per minggu, atau konsumsi hanya putih
telurnya saja
Konsumsi daging tanpa lemak, daging ayam saja tanpa kulitnya, perbanyak konsumsi
ikan dan kacang-kacangan.
Gunakan minyak yang lebih sehat seperti olive oil, canola oil, dan minyak kelapa (bukan
minyak kelapa sawit).
Hindari konsumsi lemak jenuh (produk yang mengandung susu dan lemak hewani) dan
hentikan konsumsi trans fat (banyak terkandung di dalam makanan olahan dan makanan
siap saji)[5]
Bergantung pada kondisi klinis, beberapa penderita sindrom nefrotik harus membatasi konsumsi
air, terutama bagi yang mengalami edema yang persisten. Semua makanan atau minuman yang
berbentuk cair dalam suhu ruangan terhitung sebagai asupan air. Asupan air dapat dibatasi sesuai
dengan Insensible Water Loss (IWL) ditambah jumlah urin hari sebelumnya. [6]
Hitung asupan air setiap hari dengan mengukur volume gelas atau botol minum favorit
pasien dan gunakan selalu gelas atau botol minum tersebut untuk minum.
Hindari mengkonsumsi makanan yang asin karena lebih cepat menyebabkan haus.
Es teh atau lemonade lebih bisa menghilangkan haus daripada minuman berkarbonasi
(soda).
Mengunyah permen karet atau permen yang keras dapat membantu menghilangkan haus.
Berkumur dengan air dingin dapat membantu mengurangi rasa haus.
Menghisap lemon dapat merangsang saliva dan melembabkan rongga mulut.
Menghindari panas matahari dapat membantu mengurangi rasa haus selama siang hari