Makalah Pemeriksaan Labor Dan Diagnostik
Makalah Pemeriksaan Labor Dan Diagnostik
KDM II
Tentang
“Pemeriksaan Diagnostik, Pemeriksaan Labor
dan Bodi Mekanik”
Oleh Kelompok VI :
Novri
Nita Ernawati
Fernanda Sucia Rahmi
Rini Marniati
Siska Novita Sari
Dosen Pembimbing:
Ns. Dini Qurrata Ayuni, SKM, S.Kep
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES PIALA SAKTI
PARIAMAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2
c) Waktu Pengambilan
Bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari
terutama pada pasien rawat inap.
d) Posisi Pengambilan
Posis berbaring kemudian berdiri dapat mengurangi
volume plasma 10%.
B. Interpretasi Data
Menentukan aspek positif klien
Jika klien memerlukan standar kriteria kesehatan, perawat
kemudian menyimpulkan bahwa klien memiliki aspek positif
tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan atau membantu
memecahkan masalah klien yang dihadapi.
Menentukan masalah klien
Jika klien tidak memenuhi standar kriteria maka klien
tersebut mengalami keterbatasan dalam aspek kesehatannya dan
memerlukan pertolongan.
Menentukan masalah klien yang pernah dialami
Perawat dapat menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien
tidak mampu untuk melawan infeksi tersebut.
Menentukan keputusan
Penentuan keputusan didasarkan pada jenis masalah yang
ditemukan. Tidak ditemukan masalah kesehatan tetapi perlu
peningkatan status dan fungsi kesehatan
Masalah yang akan muncul
Mengumpulkan data yang lengkap untuk lebih
mengidentifikasi masalah- masalah yang akan muncul.
Masalah kalaboratif
Berkonsuktasi dengan tenaga kesehatan lain professional
yang kompeten dan berkalaborasi untuk penyelesaian masalah
tersebut.
3
C. Validasi Data
Perawat memvalidasi data yang telah diperoleh agar akurat dan
dilakukan bersama klien, keluarga dan masyarakat. Validasi dilakukan
dengan mengerjakan pertanyaan dan pernyataan yang reflektif kepada
klien/ keluarga tentang kejelasan interpretasi data. (Iyer, taptid dan
Bernochi – Losey dalam nursalam, 2004 ; 66)
4
2.2 Persiapan Pemeriksaan Laboratorium/spesimen
1. Darah
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan yang menggunakan
bahan atau specimen darah. Antara lain :
Darah Rutin :
Hemoglobin/HB
Untuk mendeteksi adanya penyakit anemia dan ginjal
Hematokrit/HT
Mengukur konsentrasi sel darah merah dalam darah
Trombosit
Mendeteksi adanya trombositopenia dan trombositosis
Darah Kimia :
SGPT ( serum glumatik piruvik transaminase )
Pemeriksaan SGPT digunakan untuk mendeteksi adanya
kerusakan hepatoseluler.
Cara : - ambil darah + 5- 10 ml dari vena
- masukan pada tabung
- hindari hemolisis
- berikan label dan tanggal
Albumin
Pemeriksaan albumin dilakukan untuk mendeteksi
kemampuan albumin yang disintesis oleh hepar, yang bertujuan
untuk menentukan adanya gangguan hepar seperti luka bakar ,
gangguan ginjal.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan pada tabung
- berikan label dan tanggal
5
Asam Urat
Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mendeteksi penyakit
pada ginjal, luka bakar dan kehamilan.
Cara : - ambil darah + 5-7ml dari vena
- masukan pada tabung
- berikan label dan tanggal
Bilirubin
Pemeriksaan bilirubin dilakukan untuk mendeteksi kadar
bilirubin. Bilirubin direct dilakukan untuk mendeteksi adanya ikterik
obstruktif oleh batu/ neoplasma, hepatitis. Bilirubin indirect
dilakukan untuk mendeteksi adanaya anemia, malaria.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan pada tabung
- hindari hemolisis
- berikan label dan tanggal
Ekstrogen
Pemeriksaan ekstrogen dilakukan untuk mendeteksi disfungsi
ovarium, gejala menopause dan pasca menopause.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan pada tabung
Gas Darah Arteri
Pemeriksaan gas darah arteri dilakukan untuk mendeteksi
gangguan keseimbangan asam basa yang disebabkan oleh gangguan
respiratorik/ gangguan metabolic.
Cara : - ambil darah + 1-5ml dari arteri, dengan spuit dan jarum
berisikan hepain.
- berikan label dan tanggal
Gula Darah Puasa
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanaya diabetes.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan ke dalam tabung
- puaskan makan dan minum 12 jam sebelum pemeriksaan
6
Gula Darah Postprandial
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya diabetes,
pemeriksaan dilakukan setelah makan.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena 2 jam setelah makan
pagi/siang.
- masukan ke dalam tabung
Gonadotropin Korionik Manusia ( HCG )
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi kehamilan.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan ke dalam tabung
- berikan label dan tanggal
2. Urine
a. Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan
bahan atau specimen urine. Antara lain :
Asam urat
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi berbagai
kelainan pada penyakit ginjal, eklampsia, keracunan timah hitam
dan leukemia.
Cara : - tampung urine 24 jam dan masukan ke dalam botol/
tabung
- berikan label dan tanggal pengambilan
Bilirubin
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit
obstruktif saluran empedu, penyakit hepar dan kanker hepar.
Cara : - gunakan ictotet atau tablet bili-labstex untuk
pemeriksaan bilirubiuria.
- tetskan urine + 5 tetes pada tempat pemeriksaan
asbestos- cellulose.
- masukan tablet dan tambahan 2 tetes air
- hasil positif jika warna biru/ ungu
- hasil negative jika warna merah
7
Human Chorionic Gonadotropin ( HCG )
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan
Cara : - anjurkan puasa 8-12 jam cairan
- ambil urine 60ml, kemudian lakukan pengumpulan
selama 14 jam.
- berikan label dan tanggal
b. Jenis urine
1. Urine sewaktu
Urine yang dikeluarkan seawktu- waktu bila diperlukan
pemeriksaan
2. Urine pagi
Urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien bangun
tidur
3. Urine pasca prandial
Urine yang pertama kali dikeluarkan setelah pasien makan
4. Urine 24 jam : urine yang dikumpulkan selama 24 jam
3. Feses
Pemeriksaan dengan bahan feses dilakukan untuk mendeteksi
adanya kuman seperti, salmonella, shigella, escherichiacoli,
staphylococcus dll.
Persiapan dan Pelaksanaan :
1. Tampung bahan dengan menggunakan spatel steril
2. Tempatkan feses dalam wadah steril dan ditutup
3. Feses jangan dicampur dengan urine
8
4. Jangan berikan Barium atau minyak mineral yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri.
5. berikan label nama dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan
4. Sputum
Pemeriksaan dengan bahan secret atau sputum dilakukan untuk
mendeteksi adanya kuman.
Persiapan dan Pelaksanaan :
1. Siapkan wadah dalam keadaan steril
2. Dapatkan sputum pada pagi hari sebelum makan
3. Anjurkan pasien untuk batuk agar mengeluarkan sputum
4. Pertahankan wadah dalam keadaan tertutup
5. Bila kultur untuk pemeriksaan BTA ( Bakteri Tahan Asam )
ikut instruksi yang ada pada botol penampung. Biasanya
diperlukan 5-10 cc sputum yang dilakukan selama 3 hari
berturut turut.
9
5. Lakukan antara 10-30 menit
6. Premedikasi jarang dilakukan, hanya bila pasien dalam keadaan
gelisah
7. Pasien tidak boleh merokok sebelum pemeriksaan untuk mencegah
masuknya udara.
8. Pada pemeriksan obstruktif ( Trimester pertama & kedua ) pelvis dan
ginjal pasien ketiga, pemeriksaan dilakukan pada saat kandung
kemih kosong.
9. Bila pemeriksaan pada jantungn anjurkan untuk bernafas secara
perlahan- lahan
10. Bila pemeriksaan pada otak, lepaskan semua perhiasan dari leher dan
jepit rambut dari kepala.
2. Rontgen
Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan pemeriksaan
yang memanfaatkan peran sinar x untuk melakukan skrining dan
mendeteksi kelainan pada berbagai organ diantaranya jantung, abdomen,
ginjal, ureter, kandung kemih, tenggorokan dan rangka.
Persiapan dan Pelaksanaan :
1. Lakukan informed consent
2. Tidak ada pembatasan makanan / cairan
3. Pada dada pelaksanaan foto dengan posisi PA ( Posterior Anterior)
dapat dilakukan dengan posisi berdiri dan PA lateral dapat juga
dilakukan.
4. Anjurkan pasien untuk tarik nafas dan menahan nafas pada wakru
pengambilan foto sinar x.
5. Pada jantung, foto PA dan lateral kiri dapat diindikasikan untuk
mengevaluasi ukuran dan bentuk jantung.
6. Pada abdomen, baju harus dilepaskan dan gunakan baju kain, pasien
tidur terlentang dengan tangan menjauh dari tubuh serta testis harus
dilindungi.
10
7. Pada tengkorak, penjepit rambut, kacamata dan gigi palsu harus
dlepaskan sebelum pelaksanaan foto.
8. Pada rangka, bila dicurigai terdapat fraktur maka anjurkan puasa dan
immobilisasi pada daerah fraktur.
4. Mammografi
Merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar x yang dilakukan
pada bagian payudara untuk mendeteksi adanya kista / tumor dan menilai
payudara secara periodik.
Persiapan dan Pelaksanaan :
1. Lakukan informed consent
2. Tidak ada pembatasan cairan dan makanan
3. Baju dilepas sampai pinggang dan perhiasan pada leher
4. Gunakan pakaian kertas / gaun bagian depan terbuka
11
5. Anjurkan pasien untuk duduk dan letakan payudara satu per satu
diatas meja kaset sinar x.
6. Lalu lakukan pemeriksaan
5. Endoskopi
Pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk mendeteksi
adanya kelainan pada saluran cerna. Contoh : varises, esophagus,
neoplasma, peptic ulcer
6. Kolonoskopi
Pemeriksaan dilakukan pada saluran colon dan sigmoid untuk
mendeteksi adanya kelainan pada saluran colon.
Contoh : varises, hemoroid, neoplasma dll
7. CT. Scaning
Pemeriksaan spesifik/khusus untuk melihat organ yang lebih
dalam dan terlokalisir serta khusus.
Contoh : organ dalam tengkorak dan organ dalam abdomen
8. EEG
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat hantaran listrik pada otak
( melihat kelainan pada gel. Otak )
Indikasi : epilepsy, trauma capitis
Dengan memasangkan elektroda pada bagian kepal klien.
9. EKG
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat system hantaran/konduksi
dari jantung indikasi : MCI, Angna fektoris, gagal jantung
12
Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :
1. Body Aligement (Postur Tubuh)
Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya
dengan bagian tubuh yang lain.
2. Balance / Keseimbangan
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity,
line gravity dan base of support.
3. Koordinated Body Movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi
muskuloskeletal dan sistem syaraf.
13
Garis gravitasi ( Line Of gravitasi ), merupakan garis imaginer
vertikal melalui pusat gravitasi.
Dasar tumpuan ( base of suport ), merupakan dasar tempat
seseorang dalam keadaan istirahat untuk menopang atau menahan
tubuh
2. Keseimbangan
Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai
dengan cara mempertahankan posisi garis gravitasi diantara pusat
gravitasi dan dasar tumpuan.
3. Berat
Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat dipehatikan
adalah berat atau bobot benda yang akan diangkat karena berat benda
akan mempengaruhi mekanika tubuh.
14
yang tepat dalam menahan. Dalam menahan sangat diperlukan dasar
tumpuan yang tepat untuk mencegah kelainan tubuh dan memudahkan
gerakan yang akan dilakukan.
3. Menarik ( pulling ).
Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan
benda. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menarik
benda, di antaranya ketinggian, letak benda ( sebaiknya berada di
depan orang yang akan menarik ), posisi kaki dan tubuh dalam
menarik ( seperti condong kedepan dari panggul ), sodorkan telapak
tangan dan lengan atas di bawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan
siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, pinggul, lutut dan
pergelangan kaki ditekuk lalu lakukan penarikan.
4. Mengangkat ( lifting ).
Mengangkat merupakan cara pergerakan daya tarik. Gunakan
otot – otot besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut
dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian
belakang.
5. Memutar ( pivoting ).
Memutar merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh
dan bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik
memperhatikan ketiga unsur gravitasi dalam pergerakan agar tidak
memberi pengaruh buruk pada postur tubuh.
15
dapat menyebabkan kelemahan otot dan memudahkan terjadinya
penyakit. sebagai contoh tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih
mudah mengalami fraktur.
3. Emosi
Kondisi psikologis seseorang dapat menurunkan kemampuan
mekanika tubuh dan ambulansi yang baik, seseorang yang mengalami
perasaan tidak aman, tidak bersemangat, dan harga diri rendah. Akan
mudah mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan ambulasi.
4. Situasi dan Kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseoarang misalnya,
sering mengankat benda-benda berat, akan menyebabkan perubahan
mekanika tubuh dan ambulasi.
5. Gaya Hidup
Gaya hidup, perubahan pola hidup seseorang dapat
menyebabkan stress dan kemungkinan besar akan menimbulkan
kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga dapat menganggu
koordinasi antara sistem muskulusletal dan neurologi, yang akhirnya
akan mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.
6. Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh
akan mendorong seseorang untuk mempergunakannya dengan benar,
sehingga mengurangi tenaga yang dikeluarkan. Sebaliknya,
pengetahuan yang kurang memadai dalam penggunaan mekanika
tubuh akan menjadikan seseorang beresiko mengalami gangguan
koordinasi sistem neurologi dan muskulusletal.
16
Dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan mekanika tubuh
yang salah adalah sbb :
1. Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan
gangguan dalam sistem muskulusletal.
2. Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskulusletal. Seseorang
salah dalam berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan
terjadinya gangguan dalam struktur muskulusletal, misalnya kelainan
pada tulang vertebrata.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis
dapat mengambil kesimpulan bahwa pemeriksaan diagnostik adalah
masalah kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya, perawat mampu dan mempunyai kewenangan standar
praktik keperawatan dan kode etik keperawatan yang berlaku di Indonesia.
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau
specimen darah. Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang efisien,
terkoordinir dan aman untuk menghasilkan pergerakan dan mempertahankan
keseimbangan selama aktivitas. Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan
bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.
3.2 Saran
Penulis menyarankan agar petugas kesehatan dapat berkerja
profesional dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang perawat
yang idela dan bertanggung jawab. Sehingga pasien dapat merasakan
kepuasan atas asuhan keperawatan yang diberikan.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pemeriksaan Diagnostik.....................................................................................2
2.2 Persiapan Pemeriksaan Laboratorium/spesimen.................................................5
2.3 Persiapan Pemeriksaan Diagnostik.....................................................................9
2.4 Body Mekanik..................................................................................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................18
3.2 Saran................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
20
ii