Pengaruh Mazhab Annales Terhadap Perkemb
Pengaruh Mazhab Annales Terhadap Perkemb
HISTORIOGRAFI INDONESIASENTRIS
Disusun oleh :
1. Latar Belakang
Mazhab Annales dari Perancis memiliki peranan yang sangat besar dalam
perubahan dan perkembangan historiografi. Mazhab ini dapat dikatakan sebagai
pionir dalam penelitian sejarah yang bersifat multidimensional. Munculnya socio-
scientific approach pada awal abad ke-20 yang melibatkan ilmu-ilmu sosial ke dalam
penelitian sejarah merupakan titik balik penulisan sejarah konvensional menjadi
penulisan sejarah modern di berbagai negara di Eropa dan Amerika selama delapan
dekade.
2. Rumusan Masalah
1. Apakah Mazhab Annales itu dan apa pengaruhnya terhadap penulisan sejarah di
Eropa dan Amerika?
Dalam perkembangan penulisan sejarah di Barat sejak zaman Yunani hingga awal
abad ke-20 pada umumnya bersifat naratif. Selain itu, sebagian besar dari karya-karya
tersebut adalah berupa sejarah politik, yang di dalamnya mengisahkan sejarah
peperangan, seperti Perang Parsi karya Herodotus, Perang Peloponesia karya
Tucydides, Sejarah Romawi karya Livius, dan lain sebagainya.1
Sebagai bentuk reaksi terhadap sejarah politik, di Perancis pada periode tahun
1920-an muncul suatu ‘gerakan sejarah jenis baru’ yang dipimpin oleh dua guru besar
1
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama, 1992, hlm. 44.
2
Ibid, hlm. 45.
Universitas Strasbourg yaitu Marc Bloch dan Lucien Febvre. Mereka menerbitkan
sebuah jurnal yang berjudul Annales d’historie Economique et Sociale yang isinya
berupa kritikan terhadap sejarawan konvensional.3 Marc Bloch dan Febvre
menentang dominasi sejarah politik pada periode sebelumnya. Mereka ingin
menggantikan sejarah politik dengan konsep sejarah yang lebih luas dan manusiawi,
artinya suatu sejarah yang berbicara tentang seluruh kegiatan manusia dan bukan
semata-mata hanya menceritakan suatu kejadian, melainkan lebih berorientasi pada
analisis struktur.
3
Peter Burke, Sejarah dan Teori Sosial, Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011, hlm.
22.
4
Nina H. Lubis, Historiografi Barat, Bandung : CV. Satya Historika, 2003, hlm. 120.
5
Ibid, hlm. 122.
Mengingat banyaknya pendekatan metodologis dan konseptual dalam delapan
dekade, namun ternyata tidak ada satupun dari karya-karya sejarawan Annales yang
menguraikan tentang suatu institusi sentral yang mendominasi seperti dalam karya-
karya naratif di mana aksi perseorangan mempunyai peran yang menentukan.
Dibandingkan dengan Bloch dan Febvre, pemikiran Braudel tampak jauh lebih
luas. Dalam karya-karyanya, Braudel tidak mengabaikan pengaruh cita rasa, ide, dan
sikap. Perhatiannya pada perumahan, pakaian, dan makanan sebagai elemen tidak
hanya dari segi subsistensi material, tetapi material kebudayaan juga diwujudkan
dalam arsitektur, dekorasi interior, mode, dan seni memasak.
Penulisan sejarah sosial berkembang pada tahun 1970-an dan 1980-an di Jerman
dan juga di negara-negara Barat secara umum, dan kemudian di negara-negara Eropa
Timur. Studi sejarawan di Eropa Barat dan Amerika Utara lebih menekankan pada
peranan gerakan pekerja seperti yang muncul selama proses industrialisasi dalam
budaya politik Jerman abad ke-19 dan awal abad ke-20. Karya-karya sejarawan lain
6
Ibid, hlm. 125.
juga memiliki kerangka studi proses industrialisasi dengan formasi kelas proletar.
Konsep tersebut berpusat pada transformasi kondisi-kondisi kerja di pertambangan,
rekruitmen kelas pekerja, hubungan antara pekerja dengan majikan, konflik sosial dan
ekonomi, budaya etnis dan kehidupan agama yang memisahkan banyak pekerja, serta
aksi pemogokan.
Pada Seminar Sejarah Nasional kedua pada tahun 1970, beberapa perkembangan
baru telah tampak. Pada seminar tersebut dibentuk sebuah panitia untuk memulai
penulisan buku standar sejarah Indonesia. Hasil yang dicapai yaitu buku edisi pertama
Sejarah Nasional Indonesia yang berjumlah enam jilid, yang tidak saja menekankan
kronologi, proses, tetapi juga sejarah yang sinkronik-struktural.
7
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, Yogyakarta : PT Tiara Wacana, 2003, hlm. 1.
Kemudian pada Seminar Sejarah Nasional ketiga di Jakarta tahun 1981, dengan
jelas menunjukkan bahwa sejarawan Indonesia sudah sungguh sadar tentang perlunya
kesadaran teoretik dan metodologis dalam penulisan.8 Bukan saja banyak sejarawan
yang berani menggugat periode keramat seperti revolusi kemerdekaan, tetapi mereka
maju dengan tujuan sejarah interdisipliner. Misalnya sejarah revolusi yang bukan lagi
semata-mata sejarah kepahlawanan dan kejadian besar, tetapi juga studi tentang kelas
sosial, konflik sosial, bahkan tentang perbanditan.
Mengenai pendidikan sejarawan, ada kemajuan besar yaitu pada periode tersebut
sejarawan mulai mempelajari ilmu-ilmu sosial, studi wilayah, bahkan statistik. Tema-
tema yang dipilih untuk penulisan skripsi juga mulai menunjukkan arah baru. Mereka
yang membuat disertasi, baik di dalam maupun di luar negeri sejak 1975 sampai 1987
hampir semuanya mengambil sejarah sosial sebagai garapan. Sejarah sosial dalam arti
yang luas merupakan tema yang paling banyak ditulis sejarawan akademis. Misalnya
dalam penulisan sejarah kontemporer, penulis tidak hanya mengkaji persoalan politik,
melainkan sudah menjangkau masalah-masalah sosial, agama, dan budaya dengan
pendekatan-pendekatan baru berdasar pengetahuan mereka mengenai ilmu-ilmu
sosial. Pemikiran dalam penulisan tersebut merupakan langkah yang baik menuju
penulisan sejarah yang baru.
C. PENUTUP
Kesimpulan
Sebagai bentuk reaksi terhadap sejarah politik, di Perancis pada periode tahun
1920-an muncul suatu ‘gerakan sejarah jenis baru’ yang dipimpin oleh dua guru besar
Universitas Strasbourg yaitu Marc Bloch dan Lucien Febvre. Mereka ingin menggantikan
sejarah politik dengan konsep sejarah yang lebih luas dan manusiawi, artinya suatu
sejarah yang berbicara tentang seluruh kegiatan manusia dan bukan semata-mata hanya
menceritakan suatu kejadian, melainkan lebih berorientasi pada analisis struktur. Teori
para sejarawan Perancis tersebut selanjutnya disebut dengan Mazhab Annales walaupun
sebenarnya mereka tidak ingin disebut mewakili suatu mazhab.
13
Bambang Purwanto, Historitas Kebangsaan dan Demokrasi : Historiografi, Pendidikan
Sejarah dan Genre, Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013, hlm. 100.
14
Kuntowijoyo, Op.Cit, hlm. 224-225.
Mazhab Annales menganjurkan pendekatan dalam penulisan sejarah dangan ilmu-
ilmu sosial atau interdisipliner. Pengaruh Mazhab Annales di Perancis ini ternyata juga
mempengaruhi penulisan sejarah di Benua Eropa dan Amerika. sejarawan Perancis,
Belgia, Amerika Serikat, dan di negara lainnya mulai berpaling ke ilmu sosial untuk
memperluas pengertian mereka tentang masyarakat modern, industri, dan demokratis.
DAFTAR PUSTAKA
Burke, Peter. 2011. Sejarah dan Teori Sosial. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.