Proposal Skripsi Sarah
Proposal Skripsi Sarah
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
NIM : CMR0160025
2020
BAB I
2
PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO), Indonesia berada pada urutan ketiga tertinggi
setelah Cina dan India dalam jumlah perokok usia dewasa (WHO, 2012). Rata-
rata proporsi perokok saat ini di Indonesia adalah 24,3%. Proporsi perokok setiap
hari pada laki-laki lebih banyak di bandingkan perokok perempuan, yaitu sebesar
47,3% untuk perokok laki-laki, dan 1,2% untuk perokok perempuan. Jawa Barat
memiliki jumlah perokok aktif yang merokok setiap hari sebesar 27,1 dan 4,9%
merokok kadang-kadang. Asap rokok yang dihasilkan oleh perokok aktif dapat
terhirup oleh orang lain yang disebut dengan perokok pasif. Jumlah perokok pasif
sama seperti yang dihirup langsung oleh perokok aktif, walaupun dengan
konsentrasi dan pola waktu yang berbeda. Dengan demikian dampak asap rokok
tidak hanya dirasakan perokok sendiri (perokok aktif), tetapi juga orang yang
dengan perokok pasif (Jouni et al, 2001). Apabila ibu hamil merupakan seorang
perokok pasif, hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya abortus, solusio
janin, dan bayi berat lahir rendah (Sarwono Prawirohardjo & Wiknosastro, 2009).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
3
dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir (IDAI, 2004). Prevalensi bayi dengan
BBLR di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 6,2% (Riskesdas, 2018). Adapun
presentasi Berat Badan Lahir Rendah di Provinsi Jawa Barat tahun 2017 sebesar
2,4%. Untuk Kabupaten Kota yang tertinggi Berat Badan Lahir Rendah adalah
2017).
Puskesmas Pasawahan sebesar 13,2%, dan jumlah bayi dengan kasus BBLR
terkecil berada di Puskesmas Ciwaru sebesar 1,6%. Jika dilihat dari tahun
kejadian BBLR, maka dari itu hal ini perlu diteliti apakah ada pengaruh paparan
asap rokok pada ibu hamil terhadap kejadian BBLR (Dinkes Kuningan, 2018).
dampak psikis dan fisik. Dampak psikis menyebabkan masa perkembangan dan
di banyak negara, karena dianggap menjadi salah satu faktor penyebab kematian
bayi. Dari kematian bayi sebesar 3,4 per 1.000 kelahiran hidup, terdapat angka
kematian neonatal (bayi berumur 0-28 hari) sebesa 3,1 per 1.000 kelahiran hidup
atau 84,63% kematian bayi berasal dari bayi usia 0-28 hari, dengan demikian
disarankan alam penanganan AKB lebih difokuskan pada Bayi Baru Lahir (Jabar,
sebanyak 13.07 per 1.000 KH, Kabupaten Pangandaran 7.91 per 1.000 KH,,
Kabupaten Sumedang, 7.37 per 1.00 KH dan Kabupaten Indramayu 7.36 per
1.000 KH, dan Kabupaten Kuningan 4.61 per 1.000 KH (Profil Jabar, 2017).
Sebanyak 95,3% bayi BBLR di RSD Kalisat Kabupaten Jember dilahirkan oleh
ibu hamil sebagai perokok pasif (Sutrisno & AM, 2013). Penelitian lain
mempunyai risiko melahirkan bayi BBLR sebesar 21 kali dibandingkan ibu hamil
pada ibu hamil terhadap kejadian BBLR Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Apakah Ada Pengaruh Paparan Asap Rokok Pada Ibu Hamil Terhadap
2020?.
paparan asap rokok pada ibu hamil terhadap kejadian BBLR di wilayah kerja
2020?
4. Menganalisis pengaruh durasi atau lama pajanan asap rokok pada ibu
6
hamil terhadap kejadian BBLR di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
1. Bagi Masyarakat
pemahaman terutama kepada ibu hamil dan para suami mengenai bahaya
pelayanan pada ibu hamil sebagai upaya pengendalian risiko BBLR secara
optimal.
3. Bagi STIKKU
4. Bagi Peneliti
7
Dapat diketahui dengan jelas tingkat hubungan antara pengaruh paparan
asap rokok pada ibu hamil dengan berat bayi lahir rendah dan menambah
lanjut.
Penelitian Ini
Aceh Tahun
2011.
kelompok
kontrol
9
adalah bayi
dengan berat
≥ 2500 gr.
Gunungkidul. penelitian
ini
meggunakan
accidental
sampling.
Sampel : ibu
10
yang
melahirkan
pada bulan
Mei 2016 di
RSUD
Wonosari
Kabupaten
Gunungkidul
yang
memenuhi
kriteria
inklusi dan
eksklusi
sebanyak 52
responden.
Dengan pendekatan
adalah bayi
yang dirawat
diruang
Perinatologi
di RSUD
Dr.M.Yunus
Bengkulu
Tahun 2014.
Sampel : 82
responden
yang terdiri
dari
kelompok
kasus dan
kontrol.
yang ada di
BPM
Margiati
tahun 2011-
2014 dengan
jumlah 310
bayi. Jumlah
sampel yang
digunakan
yaitu 44 bayi.
sebesar 7,479
(95%CI: 2,058-
27,175) dan OR
anggota
keluarga sebesar
9,002 (95%CI:
9,002-33,286).
Analisis paparan
keluarga lain
diperoleh OR
sebesar 9,333
(95%CI: 3,417-
26,201).
kepatuhan
merupakan faktor
risiko
untuk kejadian
hasil, rata-rata
untuk
pertengahan
23,7 cm ± 0,81,
sedangkan kadar
hemoglobin rata-
rata
16
dari 11, 7 g / dl ±
1.115. Disimpulkan
bahwa lingkar
lengan <23,5 cm
dan
anemia pada
risiko terkuat
BBLR.
bermakna antara
kadar hemoglobin
lahir rendah
kejadian di Rumah
Sakit Moewardi
Surakarta.
menunjukkan
hubungan dosis-
respons. ETS
pajanan juga
menyebabkan
peningkatan yang
tidak signifikan
disesuaikan dari
(<2,5 Kg)
dan kelahiran
sedangkan
dampak merokok
signifikan secara
statistik.
kelahiran perubahan
20
prematur langsung dalam
minggu menemukan, di
Untuk orang
menguatkan minggu
n analisis menghasilkan
faktor usia ibu hamil, kadar hemoglobin, dan status gizi ibu hamil.
b. Variabel dependen pada penelitian ini adalah kejadian Berat Bayi Lahir
kelahiran prematur.
c. Subjek pada penelitian ini adalah ibu hamil yang terpapar asap rokok,
perokok pasif bagi ibu hamil untuk mengetahui gambaran besar atau kecilnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
23
2.1 Perokok
dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. Merokok adalah suatu kata kerja yang
bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan sekitar
4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya yang paling berbahaya adalah nikotin,
dasar derajat kesehatan masyarakat, salah satu aspeknya adalah “tidak ada
anggota keluarga yang merokok”. Sedangkan PHBS harus menjadi kewajiban dan
rokok, baik sengaja mapun tidak sengaja, berarti juga menghisap lebih dari 4.000
kenyataan ini tidak dapat dipungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi
a. Zat Kimia
dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga dapat
digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan tembakau
tanpa asap (chewing tobacco atau tembakau kunyah). Komponen gas asap rokok
oksida, dan formaldehid. Fartikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol, dan
kresol. Zat-zat yang terkandung dalam rokok tersebut beracun, mengiritasi, dan
dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream
smoke).
udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif. Telah
ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya
25
bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih
banyak di dapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali
lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren
3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan- bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam
ditunjukan pada peranan nikotin dan CO. Kedua bahan ini, selain meningkatkan
b. Nikotin
Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf
nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat
per batang.
gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak
pembuluh darah.
26
c. Timah Hitam (Pb)
Timah hitam yang dihasilkan oleh batang rokok sebanyak 0,5 ug.
Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis di isap dalam satu hari akan
menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke
dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan, bila seorang perokok berat
menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini
d. Gas Karbonmonoksida
oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO
lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebutnya “di sisi” hemoglobin.
Jadilah, hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah
bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah mencapai 4-1 persen.
bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam
perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida darah perokok
e. Tar
padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk
kedalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan
sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24-45 mg. (Proverawati & Rahmawati,
2012).
dibuktikan oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun
jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut,
kanker laring, kanker esofagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta
gangguan kehamilan dan cacat pada janin. Penelitian terbaru juga menunjukkan
adanya bahaya dari secondhand-smoke, yaitu asap rokok yang menghirup oleh
orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok. Ini sering disebut
kronis, merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap, menyebabkan
stroke dan serangan jantung, tulang lebih mudah patah, dan menyebabkan kanker
kulit. Merokok sangat berbahaya bagi wanita hamil, baik perokok pasif yang
terpapar asap rokok. Ini karena ada zat kimia yang berbahaya masuk ke dalam
jaringan, dan meresap kepada janin yang sedang berkembang di dalam rahim
(Sitorus, 2010).
kehidupan janin. Terdapat hampir lima puluh juta remaja putri Amerika ada dalam
dilahirkan oleh ibu yang merokok, akan lebih rendah mengalami kekurangan berat
badan dan terserang penyakit alat pernapasan yang berbahaya, bisa berakibat
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan.
Berat lahir adalah berat bayi yang di timbang selama 1 jam setelah lahir.
3. Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram BBLR
1) Prematuritas murni
Adalah bayi lahir pada kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan
2) Small for date (SFD) atau Light for date atau Kecil untuk Masa Kehamilan
(KMK)
Adalah bayi yang berat badannya tidak sesuai dengan umur kehamilan atau
Adalah bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan
umur kehamilan.
4) Dismaturitas
pertumbuhan janin dengan lanjutan kehamilan. Atau bayi- bayi yang lahir
dengan berat badan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan. Atau bayi dengan
3) Perdarahan spontan dalam ventrikel otak lateral, akibat anoksia otak (erat
5) Hipotermia
2) Hipoglikemia
3) Hiperbilirubinemia
4) Hipotermia
(S Prawirohardjo, 2014).
perkembangan postnatal dan Fetal hypoxemia melalui reduksi darah dari plasenta
((Shiono, Klebanoff, & Rhoads, 1986) dalam (Malka, Amiruddin, & Sirajuddin,
2013)).
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan Berat
Lahir kurang dari 2500 gram yang ditimbang dalam satu jam setelah lahir tanpa
31
memandang masa gestasi. Prevalensi BBLR di dunia diperkirakan 15% dari
seluruh kelahiran. Lebih dari 97% terjadi di negara berkembang atau sosial
sebelumnya, faktor janin dan plasenta, usia BBLR sebelumnya, faktor janin dan
plasenta, usia ibu, paritas, pekerjaan ibu seperti malaria, anemia, sipilis, TORCH
BBLR terdahulu beresiko untuk kelahiran BBLR. Ibu yang mempunyai riwayat
BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak pernah melahirkan. Faktor medis dan
faktor tersebut kembali berperan dalam kehamilan selanjutnya. Faktor medis dan
perhatian khusus pada kelompok bagi ibu perokok pasif yang dapat memperbaiki
32
risiko kelahiran BBLR.
pertumbuhan janin dalam kandungan. Meningkatkan gizi ibu selama ibu hamil
kandungan. Status gizi ibu yang baik selama kehamilan akan memperlancar suplai
Namun demikian ketercukupan zat-zat gizi janin selama di dalam kandungan juga
tergantung dari banyak faktor ini seperti paparan dari asap rokok tembakau.
Paparan asap tembakau yang terus-menerus dapat menurunkan kadar asam folat
dalam tubuh ibu. Akibatnya janin juga mengalami kekurangan asam folat.
Paparan karbonmonoksida dan nikotin yang terus menerus dan penurunan asam
ibu dengan status gizi dan terpapar asap rokok selama kehamilan lebih beresiko
kehamilan, terutama ibu dengan riwayat BBLR pada persalinan sebelumnya dan
ibu hamil dengan status gizi buruk. Bila para prokok aktif yang tingga serumah
dengan ibu hamil tidak dapat menghentikan kebiasaan merokok, disarankan agar
tidak merokok selama berada di dekat ibu hamil terutama di dalam rumah
Gambar 2.1 di bawah ini adalah alur mekanisme efek paparan asap rokok
Gambar 2.1. Alur Mekanisme Efek Paparan Asap Rokok terhadap Risiko
1) Faktor Ibu
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
perkembangan janin.
c. Umur
Karena pada umur tersebut, rahim sudah siap untuk menerima kehamilan
pula dengan wanita yang berusia lebih dari 35 tahun. Organ reproduksi
d. Status Gizi
e. Paritas
janin terganggu.
g. Interval kelahiran
h. Penyakit
35
Komplikasi kehamilan seperti anemia sel berat, perdarahan antepartum,
Kejadian bayi berat lahir rendah sering terjadi pada ibu dengan tingkat
j. Sebab lain: ibu perokok, peminum alkohol, pecandu obat narkotik, atau
2) Faktor janin
Faktor janin terdiri dari kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi
kehamilan ganda.
Faktor plasenta
sindrom transfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), dan ketuban pecah dini.
4) Faktor lingkungan
dataran tinggi, paparan radiasi, dan paparan zat beracun seperti yang
tergantung pada usia kehamilan saat bayi dilahirkan. Makin prematur atau makin
36
kecil umur kehamilan saat bayi dilahirkan makin besar pula perbedaannya dengan
bayi yang lahir cukup bulan. Tanda dan gejala bayi prematur diantaranya adalah
umur kehamilan atau sama dengan atau kurang dari 37 minggu, berat badan sama
dengan atau kurang dari 2500 gram, Panjang badan sama dengan atau kurang dari
46 cm, kuku panjang belum melewati ujung jari, Batas dahi dan rambut kepala
tidak jelas, lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, Lingkar dada
sama dengan atau sama dengan atau kurang dari 30 cm, Rambut lanugo masih
banyak, Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang, Tulang rawan daun telinga
telinga, Tumit mengkilap, alat kelamin pada laki-laki pigmentasi dan rugae pada
skrotum kurang, testis belum turun kedalam skrotum, untuk bayi perempuan
klitoris menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia mayora, tonus otot
lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah, fungsi saraf yang
belum atau kurang matang mengakibatkan refleks hisap, menelan dan batuk masih
lemah, jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan
2.3.6 Penatalaksanaan
Vince tahun 2003 ada empat prinsip dalam perawatan BBLR, yaitu menjaga bayi
tetap berwarna merah muda, menjaga bayi tetap hangat, memenuhi kebutuhan
Purnamaningrum,2010).
38
1. Jaga bayi tetap berwarna muda
1. Pemberian oksigen
secara teratur. Oksigen hanya diperlukan bila bayi mengalami sianosis dan
membuat bayi tetap berwarna merah muda ( kurang lebih 0.5% liter/menit
Purnamaningrum, 2010).
Apnoe umum terjadi pada bayi dengan umur gestasi kurang dari 32
manajemen BBLR. Seorang bayi akan berkembang secara memuaskan bila suhu
39
rektal dipertahankan antara 35,5 ºC-37ºC. Semakin kecil bayi maka lebih rendah
umum maka akan ditemukan juga kestabilan yang lebih besar dari suhu tubuhnya
berat badan dan membaiknya kondisi umum maka akan ditemukan juga kestabilan
yang lebih besar bia mereka dirawat dalam atau dekat dengan lingkungan panas
netralnya. Mereka harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal
tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolik yang minimal. Tetapi juga tidak
diinginkan untuk meningkatkan suhu tubuh secara cepat karena dapat mengarah
PPOK
Dampak rokok PJK 3
Pada
Kesehatan Stroke
Bronkhitis
Mata
Sistem reproduksi
Faktor Ibu
Faktor
lingkungan
BBLR
Gambar 1. Kerangka Teori Pengaruh Paparan Asap Rokok Pada Ibu Hamil
Terhadap Kejadian BBLR
(Modifikasi dari Lestari et al., 2015; Aditama, 1997)
32
BAB III
hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau
antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin
suatu pengertian. Oleh sebab itu, konsep tidak dapat diukur dan diamati secara
langsung. Agar dapat diamati dan dapat diukur maka konsep tersebut harus
konsep dari penelitian yang berjudul “Pengaruh Paparan Asap Rokok Pada Ibu
dijelaskan secara rinci dan konkrit melalui penetapan definisi opersional dan
paling tidak mengungkapkan pengertian, cara mengukur, hasil ukur, dan skala
l
1 Bayi bayi dengan Melihat Lembar 1. Ya Nominal
(BBLR) 2.500
gram tanpa
memandang
masa
Kehamilan
2 Paparan Paparan Melihat Kuesioner 1. Terpapar Nominal
yang n terhirup
hamil r 2. Tidak
terpapar,
asap
rokok
tidak
terhirup
ibu hamil
3 Sumber Apabila Melihat Kuesioner 1. Didalam Nominal
keluarga n rumah
serumah diluar
dengan rumah
responden
merupakan
seorang
perokok dan
pernah
merokok
disekitar
35
responden
pada saat
kehamilan
terakhir
4 Durasi/lam Rata-rata jam Melihat Kuesioner 1. ≥1 Nominal
kehamilan Durasi
terakhir. sedang
3. T idak
ada:
apabila
tidak ada
anggota
keluarga
yang
merokok
dalam
rumah
selama
36
kehamila
n terakhir
dikonsumsi n sangat
per hari r 2. 11 – 20
disekitar batang:
responden perokok
saat berat
kehamilan 3. <10
terakhir. batang :
perokok
agak
berat
Ada pengaruh paparan asap rokok pada ibu hamil terhadap kejadian
1. Ada hubungan paparan asap rokok yang terhirup ibu hamil di Wilayah
3. Ada hubungan pengaruh durasi atau lama pajanan asap rokok pada ibu
BAB IV
METODE PENELITIAN
38
case control. Case control adalah penelitian yang dilakukan dengan cara
kasus dan kontrol dapat terkena paparan atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui besar risiko pengaruh paparan asap rokok pada inu hamil terhadap
2020.
variabel lain. Variabel bebas dapat juga berarti variabel yang pengaruhnya
terhadap variabel lain ingin diketahui. Variabel ini sengaja dipilih dan
dimanipulasi oleh peneliti agar efeknya terhadap variabel lain dapat diamati, dan
diukur (Badriah, 2012). Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah
mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain. Besarnya efek tersebut
tampak sebagai akibat perubahan pada variabel lain termaksud (Badriah, 2012) .
atau hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Notoatmodjo, 2012).
4.3.1 Populasi
kelompok subyek yang lain. Ciri tersebut dapat meliputi, ciri lokasi, ciri individu,
atau juga ciri karakter tertentu (Badriah, 2012). Yang akan menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di wilayah kerja UPTD
4.3.2 Sampel
(Badriah, 2012). Sampel dipilih dari kelompok populasi terjangkau, yaitu ibu yang
40
melahirkan dengan bayi berat lahir rendah di wilayah kerja UPTD Puskesmas
pengambilan sampel ini, kelompok kasus dan kelompok kontrol berasal dari satu
5. Janin tunggal
4. Preeklamsia / eklamsia
atau alat pengumpul data yang memiliki standar validitas dan reabilitas. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan lembar checklist.
Kuesioner diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik,
kuesioner yang diperoleh dari kuesioner perokok yang terdiri dari tujuh
Validitas berasal dari kata validity yang artinya sejauh mana ketepatan
atau kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur data. Untuk mengetahui
(Heriana, 2015).
N ( ∑ XY )−(∑ X ∑ Y )
r=
√ {N ∑ X ² }{ N ∑Y 2−(∑ Y )² }
Keterangan:
N : banyak subjek
∑ X : jumlah nilai X
∑ X : jumlah nilai Y
membandingkan dengan nilai r tabel. Adapun keterangan ujinya adalah r hasil >
r tabel maka H0 gagal ditolak, artinya variabel tidak valid (Heriana, 2015).
alat ukur yang digunakan dalam proses penelitian. Hal ini karena peneliti
hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama degan alat ukur yang sama . Uji reliabilitas hanya dapat
peneliti tidak melakukan uji validitas sehingga peneliti tidak dapat melakukan uji
a. Data Primer
langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari (Badriah, 2012).
Pada penelitian ini data primer adalah data yang diperoleh dari
Windusengkahan.
b. Data Sekunder
Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang didapat
melalui pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti atau subyek
antara lain data jumlah penduduk/kk yang mengalami kejadian BBLR di Wilayah
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar kuesioner dan lembar checklist.
44
Teknik Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu
a. Tahap persiapan
internet.
b. Tahap pelaksanaan
consent.
2) Pengisian Kuesioner
c. Tahap pendokumentasian
untuk diolah dan dibuat hasil penelitian dalam bentuk tabel dan
skripsi.
setelah kegiatan pengumpulan data. Untuk itu data yang masih mentah (raw data)
perlu diolah sedemikian rupa sehingga menjadi informasi yang akhirnya dapat
a. Editing
terbaca
pertanyaannya.
jawabannya konsisten.
lembar checklist. Seluruh data yang diterima diolah dengan baik, sehingga peneliti
dikumpulkan telah diolah dengan bantuan computer, setelah itu diedit sehingga
penelitian.
b. Coding
c. Processing
untuk entry data adalah program SPSS for Windows dengan melakukan
uji Chi-Square..
d. Cleaning
persentasi.
a. Analisis Univariat
deskriftif untuk pengaruh paparan asap rokok pada ibu hamil. Untuk
48
Keterangan :
N = Jumlah Responden
b. Analisis Bivariat
berhubungan satu sama lain, dapat dalam dudukan yang sejajar (pada
Tahun 2020.
1) Uji Statistik
b) Tidak boleh ada sel yang nilai expected < 5, lebih dari 20
X² = ∑ (0-E)2
Keterangan :
X² = Nilai Chi-Square
bermakna (signifikan).
Menurut (Moleong, 2007) yang dikutip oleh (Saryono & Kes, 2011) agar
studi alamiah benar – benar dapat terjadi dan peneliti tidak mendapat persoalan
masalah etika maka ada beberapa yang harus dipersiapkan oleh peneliti antara
lain:
51
tujuan penelitian.
diberikan.
laporan penelitian.
Saryono (2011).
a. Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan April - Mei tahun 2020.
b. Lokasi Penelitian
Windusengkahan.
4.10Jadwal Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Multazam.
Barat, D. J. (2017). Profil Kesehatan Ibu dan Anak. UPT Puskesmas Jatinangor.
53
Aditama.
Malka, S., Amiruddin, R., & Sirajuddin, S. (2013). Analisis Faktor Risiko
Murti, B. (2006). Desain dan ukuran sampel untuk penelitian kuantitatif dan
Edisi.
54
Proverawati, A., & Ismawati, C. (2010). BBLR (berat badan lahir rendah).
Proverawati, A., & Rahmawati, E. (2012). Perilaku hidup bersih dan sehat
EGC.
Cendikia.
Shiono, P. H., Klebanoff, M. A., & Rhoads, G. G. (1986). Smoking and drinking
Sutrisno, J., & AM, S. (2013). Hubungan ibu hamil sebagai perokok pasif dengan
berat badan bayi baru lahir di rsd. kalisat kabupaten jember tahun 2013.
Faebruari 2020].
Tersediadari:Http://Www.Who.Int/Gho/Publications/World_Health_S
tatistics/2012/En
Surakarta.