Tekanan pada saraf tulang belakang bisa membuat kaki kram dan terasa nyeri, yang bisa memburuk
makin lama Anda berjalan. Berjalan dengan posisi sedikit membungkuk ke depan biasanya dapat
meringankan nyeri.
Penyempitan pembuluh darah yang mengalirkan darah ke kaki Anda dapat menimbulkan nyeri, misalnya
kram di kaki saat Anda sedang berolahraga. Kram ini biasanya hilang dengan cepat setelah Anda
beristirahat.
Kehamilan
Kondisi kram sudah biasa terjadi pada ibu hamil, terutama saat bulan-bulan terakhir kehamilan.
Kemungkinan hal ini terjadi oleh karena kekurangan kalium dan magnesium, atau karena aliran darah ke
kaki yang kurang lancar.
Cedera
Mengalami cedera atau menggunakan otot secara berlebihan juga bisa menyebabkan kram kaki. Terlalu
lama duduk, berdiri terlalu lama di atas permukaan yang keras, atau meletakkan kaki pada posisi yang
tidak nyaman selama tidur juga dapat membuat otot kaki menegang atau kram. Kurang pemanasan
sebelum berolahraga juga sering menyebabkan kaki kram.
Kekurangan mineral
Kekurangan mineral, seperti kalium, kalsium, dan magnesium, dapat menyebabkan kaki kram.
Dehidrasi
Dehidrasi, yaitu kondisi di mana tubuh kekurangan cairan, juga bisa memicu kram kaki. Dehidrasi berat
dapat menyebabkan gangguan elektrolit yang kemudian menyebabkan kaki kram.
Obat-obatan seperti pil kontrasepsi, obat antipsikotik, diuretik, statin, obat asma, dan kortikosteroid
juga bisa meningkatkan risiko mengalami kram.
Infeksi
Penyakit hati
Penyakit yang melibatkan organ hati bisa menyebabkan kram pada kaki. Ketika organ hati tidak bisa
bekerja dengan baik, racun di dalam darah akan meningkat dan bisa membuat otot kram.
Penyakit ginjal, penyakit tiroid, diabetes, atau masalah aliran darah (penyakit arteri perifer) juga berisiko
meningkatkan terjadinya kram.
Cara yang dapat dilakukan untuk menangani kram, antara lain adalah:
Lakukanlah peregangan ringan, misalnya dengan menggerakkan kaki atau berjalan perlahan-lahan.
Pijat
Memijat bagian otot yang menegang bisa membantu meredakan kram. Namun, jangan memijat kaki
kram terlalu kencang karena dapat memengaruhi kelancaran aliran darah.
Kompres
Kompres atau mandi dengan air panas bisa membantu mangatasi kram. Namun, cara ini tidak dianjurkan
bagi penderita diabetes atau cedera saraf tulang belakang. Selain itu, mengombinasikan kompres hangat
dengan kompres dingin juga dapat membantu meringankan kaki kram.
Minum air putih atau minuman yang mengandung elektrolit, untuk mengisi cairan tubuh. Cara ini
mungkin membutuhkan waktu yang relatif lebih lama, namun bisa mencegah terjadinya kram lebih
lanjut.
Konsumsilah makanan seperti kacang-kacangan dan biji-bijian, yang kaya akan magnesium, bila Anda
sering mengalami kram kaki yang tidak terkait dengan kondisi kesehatan lainnya. Bila perlu, Anda bisa
mengonsumsi suplemen magnesium. Namun untuk ibu hamil, sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan
dokter apabila ingin mengonsumsi suplemen ini.
Anda bisa mengonsumsi obat penghilang rasa sakit, seperti paracetamol atau gel penghilang nyeri,
sesuai petunjuk penggunaan.
Komplikasi
Kram otot umumnya hanya menimbulkan rasa tidak nyaman yang sifatnya sesaat. Tidak ada komplikasi
berbahaya yang timbul setelahnya.
Pemeriksaan diagnostik
Diagnosis kram otot didasarkan pada adanya keluhan kontraksi otot tiba-tiba, yang terjadi hanya pada
satu atau beberapa area tubuh.
Untuk mencari tahu penyebab kram otot, dapat dilakukan pemeriksaan tambahan, misalnya
pemeriksaan elektrolit darah. Pemeriksaan ini diperlukan bila terdapat kecurigaan adanya
ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh sebagai pemicu terjadinya kram otot.
Otot yang kontraksi tiba-tiba, tidak kunjung reda adalah gejala kram otot. Bila dilihat, area otot yang
terkena terlihat menegang dan teraba keras. Kram otot dapat terjadi beberapa kali sebelum keluhan
benar-benar hilang.